Wah, panjang juga uraiannya.
Secara garis besar sy setuju dgn Pak Ahmady... bahwa aspek batiniah lebih penting daripada aspek lahiriah.
Yang sy tangkap, tulisan Pak Ahmady menjabarkan tentang spiritualisme dalam Islam (tasawuf), bahwa kedudukan hati lebih tinggi dari akal, bahwa hakikat ibadah itu ada di hati alias bukan semata-mata gerakan fisik, dst dst... Kalau boleh nebak dari tulisannya, sepertinya Bapak adalah pelaku atau praktisi tarekat tertentu? CMIIW.
Soalnya kalau tulisan orang-orang yg cuma sekedar pengamat tasawuf (tahu dari membaca, tapi bukan praktisi), isinya gak akan seperti itu. Salut, Pak! [<
Akur bahwa untuk menempuh jalan itu memang harus ada guru pembimbingnya.
Kulonuwun lho, Pak Ahmady... bukankah sebetulnya Ruh dan Hati itu adalah 2 hal yg berbeda? Atau mungkin Bapak menyederhanakan definisinya seolah-olah sama dgn maksud agar pembaca tidak terjebak pada kebingunan istilah/definisi, dan terfokus pada upaya peningkatan kualitas keimanan batiniah?