menurut ane sih alien tuw ya,, makhluk2 jin ato makhluk yang bisa melata tapi tinggal di planet berbeda,, dalam alqur'an juga ada penjelasannya kok,,
"bahwa di antara bumi dan langit tersebar makhluk yang hidup melata,,"
hanya kemungkinan saja, karena tidak ada pilihan lain selain jin dan manusia.
dalil:
51:56. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.
hanya dua makhluk berakal yang disebutkan didalam alquran, manusia dan jin, tidak ada makhluk lain yang terlewatkan, walaupun itu berada di dimensi atau alam lain karena alquran diturunkan sebagai peringatan bagi seluruh semesta alam (dalil 25:1 dan 38:87)
aku juga pernah membaca buku karangan muhammad isa dawud, dia juga berpendapat kalau alien itu dari golongan jin (download disini).
pada asy-syuura:29, disebutkan makhluk yang melata (dabbah), sedangkan makhluk yang melata adalah binatang, dalil:
24:45. Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
hewan yang bercetak biru menggunakan kata "dabbah" dan pada ayat tersebut dabbah diartikan dengan hewan.
tapi secara umum, dabbah juga berarti semua makhluk hidup dibumi yaitu manusia dan jin, dalil :
8:22. Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apa pun.
pada ayat diatas juga menggunakan kata dabbah, yang diartikan manusia dan jin yang tidak beriman.
wallahu a'lam, CMIIW
hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya
hewan apa ini den masykur
klo alien itu golongan manusia, mereka pake sistem pernafasan apa?
VIVAnews -- Kemunculan crop circle di Sleman Yogyakarta membuat heboh masyarakat. Bahkan, tak sedikit yang menghubung-hubungkannya dengan kedatangan UFO (unidentified flying object) yang berkaitan dengan mahluk angkasa luar atau alien.
Sementara di belahan bumi lain, tepatnya di Amerika Serikat, seorang ilmuwan terkemuka telah menyimpulkan bahwa kemungkinan besar tidak ada alien di luar sana. Itu artinya, manusia sendirian dan tak perlu buang waktu untuk berusaha menjalin kontak dengan mahluk hijau berkepala besar, misalnya.
Adalah ilmuwan senior dalam bidang astrofisika dari Universitas Harvard, AS, Dr Howard Smith yang meyakini sangat kecil kemungkinan bagi kita, manusia, untuk menemukan alien. Kalaupun iya, hampir tak masuk akal untuk membuat kontak dengan mereka.
Penemuan 500 planet di luar tata surya atau sistem ekstrasolar yang mirip Bumi, tak lantas membuat kemungkinan bertemu alien makin besar.
Menurut Smith, planet-planet tersebut terlalu dekat dengan matahari mereka atau sebaliknya, terlalu jauh. Itu artinya, kalau tidak panas ekstrim, planet-planet itu terlalu dingin untuk mendukung adanya kehidupan. Selain itu, orbit yang tidak beraturan akan membuat temperatur tidak menentu. Itu artinya, air tak mungkin ada.
"Kita telah menemukan sebagian besar planet lain sangat jauh berbeda dengan Bumi. Juga tata surya kita. Lingkungan mereka sangat kejam untuk sebuah kehidupan," kata Smith seperti dimuat Daily Mail, Senin 24 Januari 2011.
"Informasi yang kita dapatkan mendukung fakta bahwa kita secara efektif sendirian di alam semesta."
Apa yang disampaikan Smith bertolak belakang dengan astrofisikawan, Stephen Hawking.
Menurut Hawking, ada ada miliaran galaksi di luar sana. Itu membuat keberadaan bentuk kehidupan lain selain manusia, menjadi rasional.
Demikian juga peneliti dari University of London. Baru-baru ini mereka mengeluarkan analisa bahwa ada 40.000 planet yang mingkin jadi dunia para alien.
Namun, untuk Smith, estimasi Hawking maupun penelitian University of London terlalu optimistis. "Harapan untuk melakukan kontak dengan mahluk asing dibatasi gelembung kecil angkasa di sekitar Bumi. Mungkin mencapai 1.250 tahun cahaya dari planet. Alien tak akan mungkin menerima sinyal dari Bumi dan membalas sinyal itu."
"Jeda komunikasi akan makan waktu puluhan tahun atau bahkan abad."
VIVAnews - Pertanyaan seputar apakah ada kehidupan lain di luar planet Bumi merupakan salah satu dari 3 pertanyaan yang paling sering diutarakan pada para ilmuwan dan astronom. Dua pertanyaan lain adalah apakah Tuhan benar-benar ada dan apa yang terjadi jika kita terhisap ke black hole.
Menurut Charles Liu, profesor astrofisika dari City University of New York Staten Island dan peneliti dari Hayden Planetarium at the American Museum of Natural History, ia selalu mendapatkan setidaknya salah satu dari tiga pertanyaan di atas saat berada di ruang publik.
Selama bertahun-tahun, ia mencari jawaban terbaik untuk ketiga pertanyaan itu berdasarkan bukti-bukti ilmiah yang ia temukan serta pendapat pribadinya. Adapun untuk menjawab apakah ada alien, berikut ini jawabannya:
"Ya. Alam semesta ini sangat sangat luas dan hukum alam berlaku sangat konsisten di seluruh ruang yang sangat luas tersebut," kata Liu, seperti dikutip dari Space, 28 Juni 2011. "Kemungkinan bahwa hanya ada satu kehidupan yang tumbuh berkembang di seluruh alam semesta tersebut hampir mencapai nol," ucapnya.
Liu menyebutkan, jika ada kehidupan yang bisa tumbuh di satu tempat, pastinya ada pula kehidupan serupa itu di tempat lain. Pertanyaan berikutnya, apakah makhluk luar angkasa ada?
"Ya. Tetapi apakah makhluk tersebut mendarat di Bumi? Jawabannya, tidak," ucap Liu. "Tidak ada satupun dari yang disebut-sebut sebagai bukti kemunculan makhluk luar angkasa (extraterrestrial) di Bumi mengandung air setelah diuji coba secara ilmiah," ucapnya.
Pertanyaan berikutnya, kata Liu, adalah apakah kita akan berkomunikasi dengan mereka?
Sejak pengiriman gelombang radio dilakukan dari planet Bumi, sinyal tersebut telah berjalan sekitar 50 juta tahun cahaya dari sini atau sekitar 300 triliun mil.
"Namun, galaksi Bima Sakti kita sendiri ukuran lebarnya mencapai 600 ribu triliun mil. Artinya, sinyal radio itu membutuhkan waktu berabad-abad sebelum bisa berhasil keluar dari galaksi ini," ucapnya. "Peradaban lain di galaksi ini, kalaupun ada, tidak memiliki peluang untuk menerima sinyal radio yang kita kirimkan, kecuali jika mereka benar-benar ada di dekat sini," ucapnya.
Begitu pula dengan kita, Liu menyebutkan. "Meski dengan berbagai upaya, kita nyaris tidak mungkin mendeteksi sinyal radio dari bintang terdekat. Apalagi dari bintang yang jauh jaraknya," ucap Liu.
Jika demikian, sebut Liu, apakah ada peluang bahwa kita akan mampu melakukan kontak dengan kehidupan extraterrestrial? "Kemungkinan selalu ada. Namun peluangnya sangat-sangat kecil," ucap Liu.sumber