angkringfx
New member
https://www.ifxdeal.com/forex_humor
Ekonomi Inggris akan menyusut sebanyak 30% karena Covid-19
Ekonomi Inggris kini berada di bawah tekanan besar karena peningkatan jumlah kasus COVID-19 dan kematian akibat infeksi tersebut. Harapan bahwa situasi akan segera membaik dan meredanya pembatasan penutupan wilayah semakin berkurang setiap hari. Menurut analis, PDB Inggris diperkirakan akan menyusut sebanyak 30% pada kuartal pertama. Penurunan tajam pertumbuhan ekonomi diakibatkan oleh banyaknya korban jiwa yang disebabkan oleh wabah koronavirus. Pada 15 April, jumlah kematian telah lebih dari 10.000. Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, juga menderita infeksi virus. Inggris kini berisiko menjadi pusat penyakit baru dengan jumlah kasus terkonfirmasi terbesar. Pada awal April, Boris Johnson dirawat di Rumah Sakit St Thomas, di mana ia menghabiskan satu pekan, termasuk tiga hari di unit perawatan intensif. Tak lama setelah itu, pihak berwenang Inggris menghadapi kritik keras atas pengujian virus korona yang lamban dan tidak mencukupi, kurangnya peralatan pelindung bagi pekerja medis, dan lambannya respon terhadap epidemi. Boris Johnson telah dipulangkan dari rumah sakit. Ia masih menjalani rehabilitasi dan belum segera kembali bekerja. Saat ini, Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, mewakili Boris Johnson. Pertentangan dalam kebijakan ekonomi negara saat ini memperburuk keadaan. Pemerintah Inggris menghadapi dilema tentang cara mengatasi krisis virus korona. Pihak berwenang harus membuat pilihan yang sulit untuk memprioritaskan antara perawatan kesehatan dan kebutuhan ekonomi Inggris. Keputusan tersebut mungkin menjadi sangat penting bqgi pembangunan masa depan negara ini, para ahli menekankan. Sebelumnya, Rishi Sunak, menteri keuangan Inggris, memperingatkan bahwa PDB dapat turun sebesar 20-30% antara April hingga Juni 2020. Secara khusus, Rishi Sunak menganjurkan pencabutan pembatasan penutupan wilayah dan membuka kembali perekonomian sesegera mungkin. Namun, yang lain menolak langkah ini karena khawatir terhadap peningkatan wabah virus korona selanjutnya. HM Treasury mengalokasikan dana darurat sebesar 14 miliar pound ($ 17 miliar) bagi layanan publik untuk mendukung ekonomi yang terdampak virus korona. Departemen Keuangan diperkirakan mengalokasikan dana tambahan untuk Layanan Kesehatan Nasional dan pemerintah daerah yang menyediakan perawatan sosial untuk lansia. Kondisi usaha kecil dan menengah sangat kurang optimis. Sebanyak 300.000 perusahaan telah mengajukan permohonan bantuan keuangan tetapi hanya 4.200 perusahaan yang telah menerima pinjaman penyelamatan di bawah skema dukungan bisnis pemerintah.
Diumumkan 27 April 2020
© InstaForex Group
Ekonomi Inggris akan menyusut sebanyak 30% karena Covid-19
Ekonomi Inggris kini berada di bawah tekanan besar karena peningkatan jumlah kasus COVID-19 dan kematian akibat infeksi tersebut. Harapan bahwa situasi akan segera membaik dan meredanya pembatasan penutupan wilayah semakin berkurang setiap hari. Menurut analis, PDB Inggris diperkirakan akan menyusut sebanyak 30% pada kuartal pertama. Penurunan tajam pertumbuhan ekonomi diakibatkan oleh banyaknya korban jiwa yang disebabkan oleh wabah koronavirus. Pada 15 April, jumlah kematian telah lebih dari 10.000. Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, juga menderita infeksi virus. Inggris kini berisiko menjadi pusat penyakit baru dengan jumlah kasus terkonfirmasi terbesar. Pada awal April, Boris Johnson dirawat di Rumah Sakit St Thomas, di mana ia menghabiskan satu pekan, termasuk tiga hari di unit perawatan intensif. Tak lama setelah itu, pihak berwenang Inggris menghadapi kritik keras atas pengujian virus korona yang lamban dan tidak mencukupi, kurangnya peralatan pelindung bagi pekerja medis, dan lambannya respon terhadap epidemi. Boris Johnson telah dipulangkan dari rumah sakit. Ia masih menjalani rehabilitasi dan belum segera kembali bekerja. Saat ini, Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, mewakili Boris Johnson. Pertentangan dalam kebijakan ekonomi negara saat ini memperburuk keadaan. Pemerintah Inggris menghadapi dilema tentang cara mengatasi krisis virus korona. Pihak berwenang harus membuat pilihan yang sulit untuk memprioritaskan antara perawatan kesehatan dan kebutuhan ekonomi Inggris. Keputusan tersebut mungkin menjadi sangat penting bqgi pembangunan masa depan negara ini, para ahli menekankan. Sebelumnya, Rishi Sunak, menteri keuangan Inggris, memperingatkan bahwa PDB dapat turun sebesar 20-30% antara April hingga Juni 2020. Secara khusus, Rishi Sunak menganjurkan pencabutan pembatasan penutupan wilayah dan membuka kembali perekonomian sesegera mungkin. Namun, yang lain menolak langkah ini karena khawatir terhadap peningkatan wabah virus korona selanjutnya. HM Treasury mengalokasikan dana darurat sebesar 14 miliar pound ($ 17 miliar) bagi layanan publik untuk mendukung ekonomi yang terdampak virus korona. Departemen Keuangan diperkirakan mengalokasikan dana tambahan untuk Layanan Kesehatan Nasional dan pemerintah daerah yang menyediakan perawatan sosial untuk lansia. Kondisi usaha kecil dan menengah sangat kurang optimis. Sebanyak 300.000 perusahaan telah mengajukan permohonan bantuan keuangan tetapi hanya 4.200 perusahaan yang telah menerima pinjaman penyelamatan di bawah skema dukungan bisnis pemerintah.
Diumumkan 27 April 2020
© InstaForex Group