Kalina
Moderator
Anda Perokok? Rontgen Paru-paru Anda Sekarang!
KOMPAS.com - Kondisi paru-paru seseorang yang merokok dan tidak merokok tentunya berbeda. Banyak bahaya kesehatan yang mengintai para perokok, utamanya kanker paru-paru.
Kanker paru sering kali tidak terdeteksi sejak dini sehingga sering disebut "silent killer". Pada stadium awal, kanker paru kerap tidak menimbulkan gejala apapun. Cara deteksi dini yang dianjurkan adalah melakukan rontgen paru.
"Kanker paru paling banyak menyerang laki-laki karena ini berhubungan erat dengan kebiasaan merokok," ujar dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Persahabatan, Agus Dwi Susanto di Jakarta, Rabu (29/4/2015).
Agus mengatakan, 90 persen kasus kanker paru di RS Persahabatan terjadi pada perokok. RS Persahabatan sendiri memang merupakan rumah sakit rujukan untuk penyakit paru sehingga pasiennya cukup banyak.
Ironisnya, mereka yang tidak merokok tetapi sering terpapar asap rokok juga bisa terkena kanker paru. Kanker paru baru menunjukkan gejala saat sudah stadium lanjut sehingga peluang kesembuhan pun lebih kecil.
Gejala kanker paru antara lain batuk terus menerus hingga batuk darah, sesak napas, sering merasa lelah, hingga penurunan berat badan.
"Jangan tunggu sampai gejalanya muncul karena itu artinya kondisi kanker sudah parah atau stadium lanjut," terang Agus.
Bagi Anda yang perokok, Agus pun menyarankan agar melakukan pemeriksaan dengan rontgen. Jika Anda tetap merokok, rontgen harus dilakukan rutin setiap satu tahun sekali. Pencegahan merupakan langkah yang paling baik, yaitu berhenti merokok. Bagi mereka yang tidak merokok, hindarilah paparan asap rokok.
KOMPAS.com - Kondisi paru-paru seseorang yang merokok dan tidak merokok tentunya berbeda. Banyak bahaya kesehatan yang mengintai para perokok, utamanya kanker paru-paru.
Kanker paru sering kali tidak terdeteksi sejak dini sehingga sering disebut "silent killer". Pada stadium awal, kanker paru kerap tidak menimbulkan gejala apapun. Cara deteksi dini yang dianjurkan adalah melakukan rontgen paru.
"Kanker paru paling banyak menyerang laki-laki karena ini berhubungan erat dengan kebiasaan merokok," ujar dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Persahabatan, Agus Dwi Susanto di Jakarta, Rabu (29/4/2015).
Agus mengatakan, 90 persen kasus kanker paru di RS Persahabatan terjadi pada perokok. RS Persahabatan sendiri memang merupakan rumah sakit rujukan untuk penyakit paru sehingga pasiennya cukup banyak.
Ironisnya, mereka yang tidak merokok tetapi sering terpapar asap rokok juga bisa terkena kanker paru. Kanker paru baru menunjukkan gejala saat sudah stadium lanjut sehingga peluang kesembuhan pun lebih kecil.
Gejala kanker paru antara lain batuk terus menerus hingga batuk darah, sesak napas, sering merasa lelah, hingga penurunan berat badan.
"Jangan tunggu sampai gejalanya muncul karena itu artinya kondisi kanker sudah parah atau stadium lanjut," terang Agus.
Bagi Anda yang perokok, Agus pun menyarankan agar melakukan pemeriksaan dengan rontgen. Jika Anda tetap merokok, rontgen harus dilakukan rutin setiap satu tahun sekali. Pencegahan merupakan langkah yang paling baik, yaitu berhenti merokok. Bagi mereka yang tidak merokok, hindarilah paparan asap rokok.