GrandCapital
New member
Saham Merosot, Penurunan yield AS, Kekhawatiran Perdagangan Hantam Sentimen
Saham Merosot, Penurunan yield AS, Kekhawatiran Perdagangan Hantam Sentimen
Saham Asia tergelincir pada hari Rabu, terseret oleh ambruknya Wall Street karena penurunan tajam yield Treasury jangka panjang AS dan kekhawatiran perdagangan yang meningkat memicu kekhawatiran investor tentang pertumbuhan ekonomi global.
Ekuitas global telah terguncang ketika para mendatarnya kurva yield Treasury AS mengipasi kekhawatiran akan sebuah resesi, dan semakin tumbuhnya keraguan bahwa Washington dan Beijing akan dapat meraih kesepakatan perdagangan substantif selama gencatan senjata sementara yang disepakati pada akhir pekan.
Indeks saham Asia Pasifik MSCI di luar Jepang mencatat penurunan hingga 1,4 persen.
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,5 persen dan indeks Shanghai Composite turun 1,2 persen diikuti dengan indeks Nikkei Jepang yang turun 0,9 persen dan KOSPI Korea Selatan merosot 0,85 persen.
Saham Australia juga mencatat penurunan 1,3 persen, tertekan oleh penurunan di psar global. Sentimen semakin memburuk setelah data menunjukkan pertumbuhan kuartal ketiga Australia jatuh melampaui ekspektasi. Dolar Australia turun 0,4 persen pada $0,7311.
Dow Jones turun 3,1 persen dan Nasdaq tenggelam 3,8 persen pada Selasa. Saham keuangan AS, yang sangat sensitif terhadap perubahan pasar obligasi, turun 4,4 persen.
Menyusul jatuhnya Wall Street semalam, S&P e-mini futures naik tipis 0,25 persen di perdagangan Asia pada hari Rabu.
Sinyal dari Federal Reserve pekan lalu bahwa mungkin mendekati akhir siklus kenaikan suku bunga tiga tahun telah mendorong yield Treasury 10-tahun AS ke posisi terendah tiga bulan di bawah 3 persen.
Kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan AS telah mempercepat perataan kurva imbal hasil, sebuah fenomena di mana yield utang jangka panjang turun lebih cepat daripada obligasi jangka pendek.
Kurva datar dipandang sebagai indikator resesi, dengan yield obligasi jangka panjang yang lebih rendah menunjukkan bahwa pasar melihat kelemahan ekonomi kedepannya.
Saham Merosot, Penurunan yield AS, Kekhawatiran Perdagangan Hantam Sentimen
Saham Asia tergelincir pada hari Rabu, terseret oleh ambruknya Wall Street karena penurunan tajam yield Treasury jangka panjang AS dan kekhawatiran perdagangan yang meningkat memicu kekhawatiran investor tentang pertumbuhan ekonomi global.
Ekuitas global telah terguncang ketika para mendatarnya kurva yield Treasury AS mengipasi kekhawatiran akan sebuah resesi, dan semakin tumbuhnya keraguan bahwa Washington dan Beijing akan dapat meraih kesepakatan perdagangan substantif selama gencatan senjata sementara yang disepakati pada akhir pekan.
Indeks saham Asia Pasifik MSCI di luar Jepang mencatat penurunan hingga 1,4 persen.
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,5 persen dan indeks Shanghai Composite turun 1,2 persen diikuti dengan indeks Nikkei Jepang yang turun 0,9 persen dan KOSPI Korea Selatan merosot 0,85 persen.
Saham Australia juga mencatat penurunan 1,3 persen, tertekan oleh penurunan di psar global. Sentimen semakin memburuk setelah data menunjukkan pertumbuhan kuartal ketiga Australia jatuh melampaui ekspektasi. Dolar Australia turun 0,4 persen pada $0,7311.
Dow Jones turun 3,1 persen dan Nasdaq tenggelam 3,8 persen pada Selasa. Saham keuangan AS, yang sangat sensitif terhadap perubahan pasar obligasi, turun 4,4 persen.
Menyusul jatuhnya Wall Street semalam, S&P e-mini futures naik tipis 0,25 persen di perdagangan Asia pada hari Rabu.
Sinyal dari Federal Reserve pekan lalu bahwa mungkin mendekati akhir siklus kenaikan suku bunga tiga tahun telah mendorong yield Treasury 10-tahun AS ke posisi terendah tiga bulan di bawah 3 persen.
Kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan AS telah mempercepat perataan kurva imbal hasil, sebuah fenomena di mana yield utang jangka panjang turun lebih cepat daripada obligasi jangka pendek.
Kurva datar dipandang sebagai indikator resesi, dengan yield obligasi jangka panjang yang lebih rendah menunjukkan bahwa pasar melihat kelemahan ekonomi kedepannya.