Berita Seputar Khadafie [update]

Re: Amerika dan Sekutu Serang Libya

Koalisi Barat Serang Khoms
Penulis: Tjatur Wiharyo | Editor: Benny N Joewono
Minggu, 3 April 2011 | 15:06 WIB

TUNIS, KOMPAS.com - Pasukan Koalisi Barat mengebomi wilayah sipil dan militer di Khoms dan Arrujban.

Mengutip pejabat miler Libya, Stasiun Televisi Libya memberitakan, "Lokasi sipil dan militer di Khoms dan Arrujban dibombardir oleh pasukan kolonial."

Khoms berada seratus kilometer di sebelah timur Tripoli. Adapun Arrujban terletak 190 kilomter di sebelah barat daya Tripoli.


Sumber: Kompas



-dipi-
 
Re: Amerika dan Sekutu Serang Libya

frustasi tuh koalisi liat kekuatan pasukan pro Khadafie melawan pemberontak
 
Re: Amerika dan Sekutu Serang Libya

Moammar Khadafy dan Para Gadisnya

Pascal S Bin Saju

Sejak pecah aksi protes massa pada 15 Februari 2011 di Libya, Moammar Khadafy menjadi pergunjingan publik internasional setiap hari hingga kini. Nama Khadafy menjadi ”kata kunci” aksi unjuk rasa, konflik politik, kekerasan, perang saudara, dan intervensi militer koalisi Barat yang terjadi di Libya.

Tulisan ini tidak memotret persoalan-persoalan serius itu, tetapi tentang sisi lain Khadafy: keseharian atau kebiasaan dalam bertutur dan bertindak. Gaya bicaranya tegas dan tidak mau tahu. Penampilan flamboyan eksentrik adalah bagian unik karakter pria bernama lengkap Moammar Abu Minyar al-Khadafy ini.

Khadafy adalah orang yang berani, nekat, dan konsisten. Pria yang lahir pada Minggu, 7 Juni 1942 ini masih berusia 27 tahun ketika memimpin kudeta berdarah terhadap Raja Idris, 1 September 1969. Hari itu menjadi awal kekuasaannya dengan sebutan pemimpin revolusi.

Selama bertahun-tahun sejak berkuasa, Khadafy dilukiskan sebagai ikon revolusi Libya. Dia juga dijuluki sebagai penjaga negara kaya minyak. Sejak berkuasa, Khadafy tetap konsisten berpangkat kolonel. Dia tidak pernah menyebut dirinya kepala negara atau presiden, kecuali pemimpin revolusi.
Gaya bicara dan pernyataan pedas, kasar, dan menantang biasanya Khadafy tujukan kepada lawan-lawan politik. Ketika aksi protes massa menuntutnya lengser, ia mengecap mereka ”tikus” dan ”kecoa”.
Terhadap kelompok oposisi itu, Khadafy tampak kejam. Ia memerintahkan para loyalisnya membasmi mereka hingga ke sarangnya, membersihkan ”dari rumah ke rumah” dan ”sedikit demi sedikit”.

Pria berzodiak gemini dan ber-shio kuda ini akan terus ”berlari kencang” jika sudah memutuskan untuk ”berlaga”. Khadafy menantang para pemimpin peserta konferensi internasional di London, 29 Maret, yang mendesaknya turun dan keluar dari Libya. Dia bahkan siap mengusir NATO.

Menurut Khadafy, bukan dia yang harus turun, tetapi para pemimpin asing itu yang harus mundur. Dia menuding penyerangan militer ke Libya diotaki pemimpin asing yang ”dipengaruhi kegilaan akan kekuasaan”.

Khadafy sudah berkuasa selama 41 tahun lebih 6 bulan. Oposisi Libya yang kini berbasis di Benghazi, kota terbesar kedua setelah Tripoli, menyebutnya diktator dan tiran yang tidak tahu diri. Mereka ingin Khadafy segera turun atau diturunkan secara paksa.

Dari penampilan fisiknya, Khadafy macho, juga flamboyan dan eksentrik. Kalau bepergian atau tampil di depan publik, ia lebih sering mengenakan kaca mata hitam dan jubah. Warna penutup kepala padu dengan jubahnya. Satu jubah bisa menghabiskan 3-4 meter kain.

Ke mana saja Khadafy pergi, dia jarang menginap di hotel. Dia lebih banyak memilih membangun tenda ala suku Bedouin, salah satu suku di Libya. Begitulah misalnya yang terjadi di kota Bedford, 48 kilometer di luar New York, ketika Khadafy akan mengikuti Sidang Umum PBB pada September 2009.

Jaksa wilayah Kota Bedford Joel Sachs akhirnya melarang pembangunan tenda. Ketika Khadafy akan mendirikan tenda di tanah milik seorang Libya di Englewood, New Jersey, masyarakat setempat menolaknya.

Gadis-gadis Khadafy


Salah satu penampilan Khadafy yang mencolok, heboh, menarik, membuat orang terpana, juga menakutkan, adalah puluhan gadis cantik yang mengawalnya. Begitu keluar dari Bab al- Aziziya, basis militer dan kediaman pribadi Khadafy, gerombolan gadis itu selalu mengikutinya.

Jika Khadafy mengadakan lawatan ke negara lain, dia selalu dikawal paling sedikit oleh 40 gadis dengan lipstik dan maskara tebal. Di dalam negeri, dia dikawal paling sedikit lima gadis cantik terpilih. Mereka akan berjaga-jaga di sekeliling Khadafy, termasuk di saat ia tidur.

Gadis-gadis itu selalu mengenakan kaca mata hitam produk desainer terkemuka dari Gucci, berkalung berlian dan memakai sepatu bot, hak tinggi, bermerek pula. Salah satu merek sepatu favorit gadis-gadis itu adalah produk Nancy Sinatra. Khadafy memanjakan mereka.

Tubuh gadis-gadis itu dibalut seragam tentara. Kadang menggunakan kerudung, tetapi kadang pula mereka membiarkan rambutnya jatuh tergerai bebas. Mereka tampil seksi, mirip fashionista atau model, tetapi mereka sesungguhnya adalah tentara terlatih. Foto-foto mereka bertebaran di media Barat.

Pada November 2006, di Abuja, Nigeria, sempat terjadi insiden diplomatik. Khadafy datang dikawal 200 tentara bersenjata lengkap. Dia menolak jika senjata itu dilucuti, sebagaimana dilaporkan BBC News.

Kehadiran puluhan gadis pengawalnya di Kiev, Ukraina, pada November 2008 memukau dan mengejutkan pejabat setempat. Begitu pula ketika menghadiri festival budaya Afrika di Dakar, Senegal, pada Desember 2010.

Setiap saat jika sedang mengawal Khadafy, gadis-gadis itu memikul senapan Kalashnikov dan mereka bisa membunuh. Kalashnikov adalah senapan serbu bikinan perancang senapan ternama Rusia, Mikhail Kalashnikov. Senapan ini diadopsi dan dijadikan senapan standar Uni Soviet pada 1947 sehingga disebut AK-47.

Khadafy menyebut para gadisnya itu al-rahibat al-thawriyyat atau para rabib revolusioner (revolutionary nuns). Media Barat kadang menyebutnya amazonian guard, jebolan dari Akademi Militer Perempuan Tripoli yang didirikan Khadafy di tahun 1979, 10 tahun setelah dia mengudeta Raja Idris.
Banyak pengunjung asing ke Libya melukiskan, akademi itu berada dalam kompleks besar dengan pagar tembok yang kokoh. Jane Kokan, wartawan The Vancover Sun, Kanada, yang pernah mengunjungi akademi itu dan mewawancarai Khadafy mengatakan, akademi itu dibangun Khadafy sebagai simbol emansipasi perempuan Libya.
”Saya berjanji kepada ibuku untuk memperbaiki keadaan kaum perempuan Libya,” katanya seperti dilaporkan Kokan. Ibunya, seorang wanita dari Badouin, lahir ketika Libya masih dalam koloni Italia. Meski seorang wanita buta huruf, tetapi ibunya itu pandai memanah.

Gadis-gadis yang dilatih unumnya terpilih. Program pelatihan selama tiga tahun melibatkan semua aspek keprajuritan dari tembakan artileri, peluncur roket, pertarungan fisik, dan komunikasi. Aktivitas selama pelatihan dimulai sejak subuh, pukul 04.30.

Doug Sanders, wartawan harian The Globe and Mail, Toronto, Kanada, yang pernah bertandang ke Tripoli pada 2004 memberikan keterangan yang sama. Dia menulis diblognya, ”Ini potret pikirannya yang idiosyncratic dan teka-teki revolusi di negara di mana perempuan dalam kehidupan sehari-hari masih jauh dari persamaan hak dan kewajiban.”

Setidaknya, sudah 30 tahun Khadafy menjadi ”pengantin” rupa-rupa gadis dari setiap angkatan. Mereka disumpah sejak masuk akademi untuk membelanya dan tetap perawan selama pelatihan. Pada 1998 salah satu pengawalnya itu mati demi melindungi Khadafy dari serangan militan.

Khadafy adalah pelopor emansipasi wanita Libya. Bouseyfi Kultsum, pilot wanita pertama Libya, kepada BBC News bertutur, Khadafy meretas tabu sosial yang menutup ruang gerak wanita, seperti dicontohkan Aisha, putrinya, yang turun ke jalan membela ayahnya.

Sumber: Kompas, 03 April 2011
 
Re: Amerika dan Sekutu Serang Libya

wah khadafi emang presiden yang bisa membaca hati para wanita

hebat ente khadafi bagi bagi ilmu nya dalam seni menaklukan hati wanita
 
Re: Amerika dan Sekutu Serang Libya

Perang di Kota Minyak
Egidius Patnistik | Rabu, 6 April 2011 | 07:51 WIB

BREAGA, KOMPAS.com — Pertempuran sengit pasukan pemimpin Libya, Moammar Khadafy, melawan oposisi dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berlangsung di kota minyak Brega, Selasa (5/4/2011). Loyalis Khadafy masih kuat dan oposisi terdesak ke luar kota. Itu pertempuran pada hari keenam.Kota pelabuhan dan produsen minyak Libya ini dikuasai loyalis Khadafy setelah dapat mereka rebut dari pasukan oposisi, Kamis lalu. Sejak itu, dengan memanfaatkan bantuan serangan udara dari NATO, oposisi terus berjuang merebut kembali Brega, tetapi selalu gagal.

Selasa pagi, roket kubu loyalis menyasar basis oposisi di gerbang timur kota. Tank dan pikap yang dipasangi senjata mesin atau roket peluncur milik oposisi terbakar. Asap mengepul. Pasukan oposisi dibuat kocar-kacir.

Mereka lari berhamburan ke luar kota di bawah guyuran tembakan roket, granat, dan senjata artileri berat dari loyalis. Oposisi dipukul mundur sejauh 5 kilometer ke timur Brega, ke arah Ajdabiya. Insiden ini merupakan kekalahan pertama oposisi dalam pertempuran mereka selama enam hari ini di Brega.

Para anggota pasukan oposisi, menurut AFP, tampak menarik kembali ratusan kendaraan mereka ke arah Ajdabiya, 80 kilometer dari Benghazi, basis utama pertahanan oposisi di Libya timur. Kejadian ini sekaligus merupakan langkah maju loyalis sekalipun terus ditekan gempuran udara oleh pasukan NATO.

Kubu oposisi sangat miskin dalam hal persenjataan. Belum tersiar tentang adanya korban jiwa dalam pertempuran terbaru itu. Banyak keluarga di kota Brega berlarian dan melajukan kendaraan mereka untuk menyelamatkan diri, juga ke arah timur.

”Brega hampir kosong. Hanya ada sejumlah kecil pria dan anak laki-laki mereka untuk menjaga rumah,” kata Sami Ali, penduduk Brega. ”Orang-orang kami (oposisi) ada di timur kota, tetapi kekuatan Khadafy menembaki mereka dari barat,” katanya.

Pasukan loyalis Khadafy tidak berani ke luar kota, misalnya ke tengah gurun, untuk bertempur karena khawatir menjadi sasaran serangan aliansi NATO. Khadafy mengubah strategi dan taktik serangan terhadap oposisi yang memang sangat terbatas dalam sumber daya. Pasukan oposisi terdiri dari sukarelawan yang baru dilatih memegang senjata dan sedikit sekali yang terlatih.

Selain di Misrata, loyalis Khadafy juga menggempur dengan senjata berat ladang minyak Misla dan Sarir, 400 km selatan kota Ajdabiya. Ladang minyak Misla dan Sarir menyuplai minyak mentah ke Tobruk, kota penyulingan minyak yang berjarak 150 km barat perbatasan Libya-Mesir. Tobruk, yang mengekspor 700.000 dari 1,6 juta barrel produksi minyak Libya per hari sebelum krisis, dikuasai oposisi.

Aksi militer Khadafy menggempur ladang-ladang minyak itu dalam upaya mencegah kubu oposisi bisa menjual minyak ke pasar internasional. Setelah Dewan Nasional Transisi (TNC) menjadi wadah politik kubu oposisi, perhatian internasional terhadap oposisi semakin intens.

Di Libya barat, loyalis Khadafy terus menggempur kota Misrata, 200 km timur kota Tripoli. Kota ini dikepung dari tiga arah, yakni arah timur, selatan, dan barat. Dengan demikian, pasukan Khadafy masih tetap bertaring sekalipun 30 persen kekuatannya telah dihancurkan NATO. Sejumlah penembak jitu Khadafy terus menduduki atap beberapa gedung di Tripoli.


Sumber: Kompas



-dipi-
 
Re: Amerika dan Sekutu Serang Libya

Dan sesama saudara pun harus saling menghantamkan pedang...
Mereka yang menonton tertawa terpingkal2... menunggu semua luluh lantak dan datang sebagai pahlawan...
 
Re: Amerika dan Sekutu Serang Libya

Seharisnya Liga Arab sadar jika masalah Libya hanya rakyat Libya-lah yang patut mengaturnya bukan Nato
 
Re: Amerika dan Sekutu Serang Libya

Inggris Ledakkan Ladang Minyak Libya
Egidius Patnistik | Kamis, 7 April 2011 | 08:32 WIB


TRIPOLI, KOMPAS.com — Wakil Menteri Luar Negeri Libya, Khaled Kaim, menuduh Inggris telah mengebom sebuah ladang minyak di Al-Sarir di tenggara negara itu, Rabu (6/4/2011).

"Pesawat-pesawat pengebom Inggris menyerang ladang minyak Al-Sarir, membunuh tiga tentara di tempat itu dan melukai orang lainnya yang sedang bekerja di ladang minyak tersebut," kata Kaim dalam konferensi pers.

Serangan udara itu, kata dia, merusak lokasi itu, terutama pipa penyalur yang menghubungkan Al-Sarir dan pelabuhan Tobruk, yang telah berada di bawah kendali pemberontak.

Sementara itu, sebuah kapal tanker bertolak dari Tobruk, Rabu. Kapal tersebut membawa pengiriman pertama minyak Libya sejak pemerintah oposisi mendapat pengakuan dari sejumlah negara. Kapal tanker itu merapat sehari sebelumnya untuk memuat kiriman minyak mentah Libya senilai 100 juta dollar AS, yang merupakan pengiriman pertama sejak serangan udara koalisi internasional dimulai pada 19 Maret. Pengiriman tersebut untuk membiayai perjuangan oposisi melawan kekuatan Moammar Khadafy.

Dua kiriman sudah meninggalkan pelabuhan itu antara akhir Februari dan pertengahan Maret lalu, menurut Fethi Faraj, seorang pejabat lokal pemerintahan oposisi. Namun, ini merupakan yang pertama yang ditangani penuh oleh pihak oposisi, dari ekstraksi sampai ke pengiriman dan itu bukan hanya soal memenuhi pesanan-pesanan sebelumnya.


Sumber: Kompas



-dipi-
 
Re: Amerika dan Sekutu Serang Libya

Pesawat Tempur NATO Bombardir Lokasi Dekat Khadafi Pidato
Sabtu, 30/04/2011 12:26 WIB Rita Uli Hutapea - detikNews

khadaf10.jpg

Tripoli - Serangan udara terus dilancarkan NATO atas Libya. Bahkan pesawat-pesawat tempur NATO hari ini membombardir sebuah lokasi di Tripoli yang berdekatan dengan gedung stasiun televisi Libya.

Padahal saat itu, pemimpin Libya Muammar Khadafi sedang menyampaikan pidatonya. Atas serangan itu, NATO dituding sengaja menargetkan Khadafi.

"Sebuah bangunan dekat gedung Jamahiriya dibombardir saat siaran pidato Muammar Khadafi dan itu berarti targetnya adalah pemimpin revolusi sendiri," demikian pernyataan stasiun TV Libya usai pidato Khadafi seperti diberitakan Reuters, Sabtu (30/4/2011).

Sebelumnya, Khadafi menegaskan bahwa dirinya tak akan meninggalkan negerinya. Dalam pidatonya, Khadafi mengatakan, tak ada yang bisa memaksa dirinya untuk pergi dari Libya.

Namun dalam pidatonya itu, Khadafi juga mengajak NATO untuk bernegosiasi guna menghentikan serangan-serangan udara atas Libya. Khadafi bahkan mencetuskan, jika memang minyak yang dikejar negara-negara koalisi maka tak ada masalah dalam menegosiasikan kontrak. [detiknews]
 
Re: Amerika dan Sekutu Serang Libya

FOTO: Serangan Rudal Tewaskan Putra Khadafi
MINGGU, 1 MEI 2011, 18:32 WIB Pipiet Tri Noorastuti

11003810.jpg

VIVAnews - Salah satu putra pemimpin Libya, Moammar Khadafi, Saif al-Arab, tewas dalam serangan udara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Minggu dini hari, 1 Mei 2011. Tiga cucu Khadafi juga turut tewas.

Mereka ditemukan tak bernyawa di kediaman Saif al-Arab yang hancur akibat serangan. Rumah yang berlokasi di Tripoli itu diduga menjadi tempat persembunyian Khadafi.

Meski demikian, Khadafi yang menjadi target serangan justru selamat. Bersama istrinya, Khadafi berhasil lolos dan dalam keadaan sehat.

Kematian mereka menuai kritik sejumlah kalangan. Meski darah daging Khadafi, mereka termasuk warga sipil yang harus dilindungi. NATO seharusnya tunduk pada Resolusi Dewan Keamanan PBB, terutama terkait perlindungan warga sipil di Libya.
 
Re: Amerika dan Sekutu Serang Libya

NATO Terus Bombardir Libya, 3 Orang Tewas & 150 Terluka
Selasa, 24/05/2011 11:48 WIB Rita Uli Hutapea

khadafiiidlm.jpg

Tripoli - Pesawat-pesawat tempur NATO terus melancarkan serangan udara atas Libya. Korban jiwa pun terus berjatuhan. Setidaknya tiga orang tewas saat pesawat-pesawat tempur NATO membombardir Tripoli, ibukota Libya pada Selasa dini hari waktu setempat.

Serangan udara itu juga melukai sekitar 150 orang lainnya. Demikian disampaikan juru bicara pemerintah Libya Mussa Ibrahim kepada para wartawan di Tripoli.

"Menurut informasi yang kami punya, ada tiga orang tewas dan 150 luka-luka," ujar Ibrahim seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (24/5/2011).

Dikatakan Ibrahim, NATO telah melancarkan antara 12 dan 18 gempuran ke sebuah barak pengawal rakyat, unit-unit relawan yang mendukung militer. "Barak itu kosong. Kebanyakan korban adalah warga sipil yang tinggal dekat situ," kata Ibrahim.

Menurut seorang jurnalis AFP yang berada di lokasi, gempuran NATO di daerah dekat kediaman pemimpin Libya Muammar Khadafi di Bab al-Aziziya itu berlangsung lebih dari setengah jam. Serangan itu dimulai sekitar pukul 1 dini hari waktu setempat.


sumber: detiknews
 
Re: Amerika dan Sekutu Serang Libya

NATO Setuju Perpanjang Operasi Militer di Libya
Rabu, 01 Juni 2011 Lisa Bryant

afp_li10.jpg


Anggota-anggota NATO dan lima negara mitra setuju untuk memperpanjang operasi militer mereka di Libya selama 90 hari dalam upaya melindungi warga sipil dari pasukan pro-pemerintah

Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan keputusan yang diambil oleh aliansi militer yang bermarkas di Brussels itu dan mitra-mitranya, yaitu empat negara Arab dan Swedia, untuk memperpanjang operasi militer di Libya mengirim pesan jelas kepada rejim Khadafi.

“Kami akan melanjutkan operasi untuk melindungi rakyat Libya. Kami akan mendukung upaya untuk memenuhi mandat PBB. Kami akan terus meningkatkan tekanan sampai tugas selesai,” ujar Rasmussen.

Tekanan terhadap Moammar Khadafi juga terdengar pada KTT G-8 minggu lalu di Prancis, di mana Rusia bergabung dengan negara-negara lain dalam menyerukan perginya pemimpin Libya itu. Presiden Amerika Barack Obama mengatakan operasi NATO punya tujuan jelas.

“Kita telah membuat kemajuan dalam operasi militer di Libya, tetapi upaya untuk memenuhi mandat PBB melindungi warga sipil tidak dapat dicapai selama Khadafi masih di Libya, memerintahkan pasukannya menyerang rakyat Libya. Kita bersatu untuk mencapai tujuan itu,” ujar Obama.

Libya nampaknya mulai merasakan tekanan itu. Jumlah pembelot Libya bertambah, setelah kantor berita TAP di Tunisia melaporkan lima lagi perwira militer Libya menyeberangi perbatasan pada akhir minggu. Dari Roma, beberapa tokoh militer senior Libya mengumumkan pembelotan mereka hari Senin dan menghimbau lainnya agar mengikuti tindakan itu.

Namun, Khadafi tetap tidak bergeming. Setelah pertemuan antara pemimpin Libya itu dengan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, Afrika Selatan mengatakan hari Selasa pemimpin Libya itu tidak akan meninggalkan negerinya. Zuma juga mengecam meningkatnya serangan-serangan pemboman NATO di Libya karena mengecilkan upaya mediasi Afrika.


sumber: voanews.com
 
Last edited:
Re: Amerika dan Sekutu Serang Libya

wah Amerika kagak pernah berubah dari jaman dulu suka banget perang,aturan lawan yang sepadan adalah Cina & Russia untuk Amerika
 
Re: Amerika dan Sekutu Serang Libya

amerika ingin mendirikan New World Order di bawah pemerintahan as

semua negara negara di dunia harus tunduk sama amerika serikat
 
Re: Amerika dan Sekutu Serang Libya

Minggu, 21/08/2011 14:22 WIB Fitraya Ramadhanny - detikNews

Pemberontak Gempur Tripoli, Khadafi Coba Bertahan

khadafi2dlm.jpg

Ledakan dan suara tembakan mengguncang Tripoli sepanjang malam. Pemberontak anti pimpinan Libya Muammar Khadafi telah mencapai pinggiran ibukota untuk menggulingkan sang tiran.

Sementara Khadafi dengan percaya diri mengatakan serangan pemberontak telah dipukul balik. "Tikus-tikus itu sudah diserang dan kami menghancurkan mereka," kata Khadafi dalam pesan suara yang disiarkan televisi pemerintah seperti dilansir Reuters, Minggu (21/8/2011).

Baku tembak di Tripoli mulai terjadi sejak Sabtu malam. Baku tembak berlangsung beberapa jam. Namun suara senapan mesin dan ledakan masih terdengar menjelang subuh yang menandai ada pertempuran di sejumlah tempat.

Wakil ketua pemberontak dari Dewan Transisi Nasional (NTC) Abdel Hafiz Ghoga menyebutkan batas waktu untuk Khadafi sudah habis. "Jam nol sudah dimulai. Pemberontak di Tripoli sudah bangkit," kata Ghoga dari Benghazi.

Mantan PM Libya, Abdel Salam Jalloud yang sehari sebelumnya membelot kepada pemberontak muncul di televisi Al Jazeera via video internet. Dia menyerukan semua rakyat Libya melawan sang tiran.

"Malam ini kita menang melawan ketakutan," kata dia. Petinggi NTC, Mohammed al Allaqi mengatakan Jalloud sudah berada di Roma, Italia.

Pertempuran yang akhirnya mencapai Tripoli, disambut gembira di Benghazi dan berbagai kota. Pergerakan pemberontak ke Tripoli telah mengubah peta kekuatan sejak mereka berhasil menguasai kota Zawiyah minggu lalu. Hal itu menyebabkan Tripoli terisolasi.

Sementara pada Minggu dini hari tadi, putra Khadafi Saif al Islam berpidato di televisi dalam sebuah acara yang disebut sebagai pertemuan pemuda. Dia menyatakan keyakinannya kalau pemberontak akan kalah dan disambut tepuk tangan orang-orang di ruangan tersebut.

"Pemberontakan di Libya tidak akan sukses. Kalian tidak akan melihat kita menyerah dan mengibarkan bendera putih, itu tidak mungkin. Ini negara kita dan kita tak akan pernah meninggalkannya," kata Saif.


sumber: detik.com
 
Pentagon & Gedung Putih Tegaskan Khadafi Masih Ada di Libya

Washington - Pasca rezimnya dinyatakan berakhir, keberadaan Muammar Khadafi masih menjadi tanda tanya. Namun, pihak Pentagon meyakini bahwa Khadafi masih berada di Libya.

Juru bicara militer Pentagon, Kolonel Dave Lapan menyatakan, pemimpin Libya selama 42 tahun tersebut dipercaya belum melarikan diri ke luar Libya.

"Kemungkinan besar, dan kami percaya dia masih berada di negara ini (Libya)," ujar Kolonel Lapan kepada wartawan seperti dilansir AFP, Senin (22/8/2011).

"Kami tidak memiliki informasi bahwa dia meninggalkan negara ini," imbuhnya.

Hal ini dipertegas oleh Gedung Putih AS, yang menyatakan tidak ada bukti kuat bahwa Khadafi telah meninggalkan Tripoli setelah pemberontak berkuasa.

"Ini adalah informasi terbaik yang kami dapatkan. Tidak ada bukti yang mengindikasikan bahwa Khadafi telah melarikan diri," tegas juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest kepada wartawan.

Pasukan militer AS terus memberi sokongan bagi tentara gabungan NATO yang melakukan operasi di Libya. Terutama pasca kondisi kota Tripoli 'mencair' setelah para pemberontak berhasil mengambil alih kendali dari pasukan pro-Khadafi.

Namun, Kolonel Lapan menegaskan bahwa keberadaan Khadafi memang belum diketahui pasti. Khadafi sendiri sudah berminggu-minggu tak menampakkan dirinya di depan umum. Diduga, ia bersembunyi dalam bunkernya di Tripoli.

Dengan adanya misi pasukan perdamaian PBB pasca lengsernya Khadafi, Lapan memastikan bahwa pasukan AS tidak akan ikut campur dalam misi PBB ataupun NATO selanjutnya.

"Tidak akan ada sepatu boot AS yang menginjakkan kaki di tanah Libya. Jika pun ada, itu hanya semacam misi transisi, yang masih harus dilihat apakah itu menjadi bagian dari NATO atau PBB. Kami masih belum merencanakan apapun terhadap Libya," tuturnya.


sumber: detik.com
 
Last edited:
Back
Top