Re: Amerika dan Sekutu Serang Libya
Buat TS (dan moderator), sekiranya post saya ini melenceng keluar alur thread ini mohon ijinkan saya memenuhi hasrat saudari kita yang satu ini.
Halo Non.. ramai sekali, saya sampai ketinggalan 5 page. Saya membaca ulang dari page awal, dan rasanya baru kali ini saya melakukannya, untuk anda, tentu saja. Biasanya cukup sekali. Dan ternyata ada yang saya lewatkan. Maaf, jangan GR dulu karena point saya tetap sama. Yang saya lewatkan adalah bahwa ternyata post saya belum mampu membuat anda memahami maksud saya. Hanya itu!
Saya meng-quote wikipedia karena komentar-2 para poster (sebelum saya) terhadap news dari TS adalah "menentang" masuknya sekutu ke Libya, atau tujuannya
semata-mata ini urusan minyak, tanpa ada komentar memadai ataupun landasan berpikir yang masuk logika saya. Saya masuk thread ini dengan PBB dan HAM. Komentar saya selanjutnya adalah ini urusan “Moral”. Dan ternyata anda adalah orang pertama yang “tersengat”
(maaf sekiranya pilihan kata ini tidak cocok buat anda). Saya pun tau anda tidak mendebatkan solusi. Kalimat Obama
“tell us how this ends” saya bold and double-quote besar-besar untuk mengomentari poster-2 yang “menolak”, cuma komen seadanya, agar diskusinya lebih “bergairah”, mungkin. Berdiskusi di forum begini tidak melulu apa yang tertulis ditujukan buat anda, karena semua orang bisa baca, bisa quote dan komen obrolan orang lain. Okeh saya kira anda paham maksud saya.
Lain kali coba dipahami postingan orang dengan baik sehingga bisa membantah dengan baik dan elegan. Bukan malah terbantahkan dengan jawaban sendiri begini.
Sebenarnya sudah saya jawab dengan yg dibawah, tapi ternyata belum cukup.
"Kepentingan", iya donk, termasuk yang saya sebut dan yang non juga sebut. Semua itu penting. Tapi ketika ditanya mana yang lebih penting. KEPENTINGAN NASIONAL lebih penting. Setiap negara (termasuk kelima pemegang hak veto) punya kepentingan masing-masing, dan itu lebih penting diatas kepentingan mereka yang lain.
Supaya cukup saya tambahkan. Simak baik-baik..
Memperjuangkan Kepentingan Nasional dengan “memboncengi” Kepentingan Bersama tanpa melanggar konsensus-2 negara-negara di dunia yang tergabung dalam PBB paska Perang Dunia II adalah pilihan CERDAS sekaligus SAH.
Kepentingan bersama mereka adalah MORAL. Kewajiban Moral (tidak perlu saya beri double-quote lagi, dan jangan bilang saya tidak konsisten. Setiap diskusi saya punya landasan berpikir, landasan bicara. Juga tindak. Kelamin saya jelas, perilaku saya jelas, Laki-laki Tulen, bukan Banci. Pilihan untuk “banci” kasar kah untuk ukuranmu? Maaf kalau kasar. Melanggar rule di forum kita kah?).
MORAL. Apa sih Moral, Moral yang BAIK itu bagaimana sih?
Setiap bangsa, setiap pribadi, punya standar moral berbeda-beda. Tidak percaya? Atau begini saja. Standar moral di dunia ini ada 2, dan inilah yang menjadi konflik sejak dunia ini ada sampai sekarang, dan entah sampai kapan. Kalau anda “pakai kerudung” di tanah Arab, katakanlah di Amman sana, maka anda adalah wanita yang BAIK. Sebaliknya, tidak jauh dari situ di Baliem valley sampai rela anda bertelanjang dada di bawah terik matahari dan hujan untuk memberi makan babi peliharaan anda, maka anda juga wanita yang BAIK. Pertanyaan saya, yang mana menurut anda baik? Atau coba tebak, saya di posisi mana, pertama atau kedua? Jangan salah, saya pilih yang ketiga. Ketiga inilah standar moral saya: Anda mau berkerudung atau bertelanjang dada sepanjang pilihan itu baik bagi anda yang dipilih secara bebas menurut hakekatmu sebagai seorang wanita maka itu BAIK. Saya menyebutnya Demokrasi.
Itulah “kewajiban moral” BERSAMA yang menjadi “semangat” bangsa-bangsa di dunia (paling tidak 3 negara pemegang hak veto) setelah PD-II. Selain memanusiakan manusia, untuk menghindari perang-perang selanjutnya maka Standar Moral itu harus tunggal..! Dialah DEMOKRASI. Kebijakan luar negeri negara-2 pemenang perang (PD-2) bersama konco-konconya untuk mengamankan KEPENTINGAN NASIONAL negara masing-2 akan selalu diikuti dengan KEPENTINGAN BERSAMA yang saya sebut “kewajiban moral”. Jadi kalau semata-mata urusan minyak, itu NAIF..! (Tau kan maksudnya NAIF, atau anda marah juga saya sebut NAIF). Itu point saya! Sudah mulai ngeh?
DOUBLE STANDAR. Istilah apa itu? Itu istilah politis. Istilah yang digunakan pertama kali oleh kalangan politik, hanya untuk kepentingan pragmatis, lalu sering dipakai kalangan wartawan barat untuk mendramatisir kebijakan-2 AS dan NATO-nya (lagi-2 untuk kepentingan pragmatis semata, naik ratingnya, lalu “diadopsi” wartawan naif, berikutnya manusia-manusia naïf..!
"Kewajiban" mereka itu double standart. Mengawal konsensus PBB?? itu mungkin ada diurutan ke sejuta sekian dari kepentingan Amerika dan Inggris.
Libya itu duri yang cukup mengganggu di kawasan middle east dan North africa untuk kepentingan amerika, dan ini merupakan kesempatan yang bisa menghancurkan duri itu.
Mengawal setiap konsensus PBB adalah bukti konsistensi mereka menghindari perang (dengan segala konsekuensinya termasuk harus ditempuh dengan jalan perang), menyebarkan kewajiban moral sebagai kepentingan bersama, berikut mengambil keuntungan bagi kepentingan nasional masing-masing. Pertanyaan saya berulang-ulang, salahkah?
Setiap negara anggota PBB punya kewajiban mengawal konsensus, kewajiban sekaligus hak mementingkan kepentingan nasionalnya masing-masing. Setiap negara pula punya peran, fungsi, dan hak untuk terlibat. Yang terlibat lebih “besar” akan mendapat “penghargaan” yang sepantasnya.
Mengenai inisiasi, boleh datang darimana saja. Mau tau inisiasi agar Libya diberi sanksi datang darimana? LIGA ARAB. AS dan sekutunya NATO menghormati LIGA ARAB walaupun mereka tau korban akan terus bertambah, tetapi masih “santun” harus menunggu Liga Arab. Toh itu bisa diselesaikan secara internal Liga Arab. Korban yang jatuh sebelum hari Sabtu lalu sudah 4 digit, mesjid-2 sebagai basis oposisi Libya dibom habis oleh Kadafi. Sudah begitu anda mau “berunding” sambil menghitung jumlah korban? Baikkah “moral” begitu? Tuh “moral” lagi. Kita berdua saja bisa berbeda dalam hal ini, dan itu sah-sah saja. Abu-abu. Anda atau siapapun boleh-boleh saja mendukung Kadafi, tapi realitanya Liga Arab “minta tolong”. Resolusi 1973 adalah solusinya. Belakangan Liga Arab “protes” penerapan R-1973. Memangnya mereka tidak tau isinya, konsekuensi pelanggarannya apa? Selain larangan terbang, embargo militer, pemblokiran asset juga diterapkan bukan? Pilihan R-1973 adalah untuk melindungi warga sipil. Itu jelas, silahkan kalau Rusia-Cina berpendapat lain. Ada yang tau solusi untuk Libya dari Rusia-Cina? Tolong beritau saya. Jujur saya tidak tau.
Sementara ini dulu. Mudah-mudahan anda memahami “point” saya. Rasanya aneh dengan capability anda yang seolah-olah sudah mampu memahami realita dunia ini tidak mampu memahami eksposisi saya di post ini. Eksposisi dari seseorang yang levelnya "jauh" dibawah anda.
Saya hampir tidak pernah berkata kasar terhadap seorang wanita. Bukan “moral” baik menurut ukuran saya. Mohon maaf kalau salah kata.
Salam,
Sammy