25 November
* 1667 - Gempa bumi mematikan mengguncang Shemakha, Kaukasia, menewaskan lebih dari 80.000 orang.
* 1940 - Film animasi Woody Woodpecker muncul untuk pertama kali.
Woody Woodpecker adalah karakter fiksi animasi yang muncul dalam film pendek yang diproduksi oleh Walter Lantz dan didistribusikan oleh Universal Pictures. Woody dibuat tahun 1940 oleh artis Ben "Bugs" Hardaway, yang sebelumnya juga telah membuat 2 karakter, Bugs Bunny and Daffy Duck, di Schlesinger/Warner Bros. studio tahun 1930.
* 1950 - RRC terlibat dalam Perang Korea, mengirimkan ribuan tentara sepanjang perbatasan sungai Yalu untuk menghadapi pasukan PBB.
* 1973 - Presiden Yunani George Papadopoulos tersingkir melalui kudeta militer pimpinan Letnan Jenderal Phaidon Gizikis.
Geórgios Papadópoulos (lahir di Elaiokhori, Dymi, 5 Mei 1919 – meninggal di Athena, 27 Juni 1999 pada umur 80 tahun) adalah tokoh militer dan politikus Yunani yang memimpin kudeta pada tanggal 21 April 1967, dan merupakan ketua junta militer yang berkuasa hingga tahun 1974. Di masa-masa itu, ia menjabat sebagai PM (1967-1973), wali (1972-1973) dan setelah hapusnya monarki menjadi presiden (1973).
Semasa Perang Dunia II, Papadopoulos berkedudukan sebagai letnan kolonel. Ia bekerja di Kantor Pasokan Makanan Patras yang dipimpin oleh Kol. Kourkoulakosan, perwira yang bertanggung jawab untuk pembentukan "Batalion Keamanan" di Patras. Pada awal tahun 1944, Papadopoulos menuju Mesir, basis pemerintahan Yunani dalam pengasingan, dan turut membentuk organisasi rahasia sayap kanan IDEA tak lama setelah negerinya dibebaskan di tahun itu juga, lalu kembali ke tanah airnya.
Ia bertugas di Dinas Intelijen KYP antara tahun 1959-1964 sebagai kontak utama antara KYP dan intelijen top CIA di Yunani, John Fatseas setelah menerima didikan dari CIA pada tahun 1953.
Pada tanggal 21 April 1967 (sebulan sebelum pemilu), Papadopoulos dan perwira AD berpangkat menengah lainnya memimpin kudeta yang berhasil dengan mengambil kesempatan dalam keadaan politik yang tegang akibat konflik antara Raja Konstantinos II dan PM Georgios Papandreou. Dari tahap awal, Papadopoulos muncul sebagai tokoh kuat dari rezim baru itu, terbukti sebelum menjadi PM di tahun 1974 ia menjabat menteri pertahanan dan menteri kepresidenan dalam pemerintahan pertama. Setelah huru-hara mahasiswa pada tanggal 17 November 1973 di Universitas Teknik Nasional Athena, pemerintahan Papadopoulos dijatuhkan 8 hari kemudian oleh elemen garis keras di tubuh AD.
Setelah dipulihkannya demokrasi pada tahun 1974, semasa metapolitefsi ("perubahan rezim"), Papadopoulos dan kelompoknya diadili atas pengkhianatan, pembangkangan, penyiksaan, serta kejahatan dan pidana ringan lainnya. Pada tanggal 23 Agustus 1975, mereka dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati, yang kemudian diubah ke hukuman penjara seumur hidup. Papadopoulos tetap di penjara, menolak amnesti hingga akhir hayatnya akibat kanker.
Kini, Papadopoulos menjadi lambang otoritarianisme dan xenofobia bagi banyak masyarakat Yunani.
* 1975 - Suriname merdeka dari Belanda.
Republik Suriname (Surinam), dulu bernama Guyana Belanda atau Guiana Belanda adalah sebuah negara di Amerika Selatan dan merupakan bekas jajahan Belanda. Negara ini berbatasan dengan Guyana Perancis di timur dan Guyana di barat. Di selatan berbatasan dengan Brasil dan di utara dengan Samudra Atlantik.
Di Suriname tinggal sekitar 75.000 orang Jawa dan dibawa ke sana dari Hindia-Belanda antara tahun 1890-1939. Suriname merupakan salah satu anggota Organisasi Konferensi Islam.
Wilayah Suriname mulai dikenal luas sejak abad ke-15, yaitu ketika bangsa-bangsa imperialis Eropa berlomba menguasai Guyana, suatu dataran luas yang terletak di antara Samudera Atlantik, Sungai Amazon, Rio Negro, Sungai Cassiquiare dan Sungai Orinoco. Semula dataran ini oleh para ahli kartografi diberi nama Guyana Karibania (Guyana yang berarti dataran luas yang dialiri oleh banyak sungai dan Karibania dari kata Caribs yaitu nama penduduk asli yang pertama kali mendiami dataran tersebut).
Dalam suatu cerita fiktif “El Dorado”, Guyana digambarkan sebagai suatu wilayah yang kaya akan kandungan emas. Para ahli sejarah memperkirakan bahwa cerita fiktif tersebut merupakan salah satu faktor yang mendorong orang-orang Eropa untuk bersaing menguasai Guyana.
Pada tahun 1449 pelaut Spanyol, Alonzo de Ojeda dan Juan de la Cosa berlayar menyusuri pantai timur laut Amerika Selatan, yang saat itu mereka sebut Wild Coast, dan mendarat di wilayah Guyana. Vincent Juan Pinzon kemudian menguasai Guyana atas nama Raja Spanyol. Selama abad ke-16 dan ke-17, Guyana dikuasai silih berganti oleh Spanyol, Belanda, Inggris, Perancis dan Portugal.
Pada tahun 1530 Belanda mendirikan pusat perdagangan pertama di dataran tersebut. Pada tahun 1593 raja Spanyol mengambil alih dan menguasai Guyana hingga tahun 1595, yaitu ketika para bangsawan Inggris datang dan mulai mengusai daerah-daerah pantai. Sementara itu, Belanda mulai mengembangkan perdagangannya secara bertahap di daerah pedalaman. Daerah Guyana sepenuhnya jatuh ke tangan Inggris sejak tahun 1630 hingga tahun 1639.
Pada tahun yang sama Belanda berhasil menguasai kembali sebagian besar Guyana sedangkan Perancis menguasai daerah-daerah di samping sungai Suriname. Akibat dari persaingan tersebut, wilayah Guyana saat ini terbagi menjadi lima bagian yaitu Guyana Espanola (bagian dari Venezuela sekarang); Inglesa (Guyana sekarang); Holandesa (Suriname); Francesa (Cayenne) dan Portuguesa (bagian dari wilayah Brazil). Suriname terletak di bagian tengah dari wilayah Guyana yang telah terbagi-bagi tersebut, terbentang antara dua derajad hingga enam derajat Lintang Utara, dan antara 54 derajat hingga 58 derajat Bujur Barat dengan luas wilayah kurang lebih 163.265 kilometer persegi. Batas bagian timur wilayah Suriname adalah Sungai Marowijne yang memisahkan Suriname dengan Cayenne; di bagian selatan terdapat deretan pegunungan Acarai dan Toemoe hoemak yang memisahkan Suriname dengan wilayah Brazil. Di bagian barat berbatasan dengan wilayah Guyana yang ditandai oleh aliran Sungai Corantijne, sementara di bagian utara dibatasi oleh garis pantai Samudera Atlantik.
Pada tahun 1651 Suriname diserang oleh Inggris dan sejak saat itu, menjadi wilayah kekuasaan Inggris hingga penandatanganan perjanjian perdamaian Breda tahun 1667. Berdasarkan perjanjian itu, Suriname menjadi wilayah kekuasaan Belanda. Namun Inggris kembali memasuki Suriname pada tahun 1781 hingga 1783 dan Suriname kemudian dijadikan daerah protektorat Inggris dari tahun 1799 hingga 1802. Melalui perjanjian Amiens, 27 Maret 1802, Suriname, Barbice, Demerara dan Essquibo berada di bawah kekuasaan Belanda, namun setahun kemudian Inggris kembali merebut wilayah-wilayah itu dan sejak tahun 1804 Suriname menjadi koloni Inggris dengan sebutan the British Interregnum.
Selama Suriname berada di bawah kekuasaan Inggris, situasi ekonomi Suriname mengalami kemunduran. Penyebab utama adalah pelarangan perdagangan budak, sementara kebun - kebun masih sangat memerlukan tenaga buruh untuk dikelola. Selanjutnya melalui perjanjian London pada tanggal 13 Agustus 1814 dan diratifikasi dalam perjanjian Wina, Suriname dikembalikan lagi kepada pihak Belanda. Pemerintahan Suriname dipimpin langsung oleh seorang gubernur dengan didampingi oleh sebuah dewan kepolisian yang bertugas sebagai penasihat gubernur.
Dengan dihapusnya perbudakan pada tanggal 1 Juli 1863, kehidupan ekonomi semakin tidak menentu. Pada tahun 1870, pemerintah Belanda menandatangani sebuah perjanjian dengan Inggris untuk mendatangkan imigran asing ke Suriname. Perjanjian ini diimplementasikan secara resmi pada tahun 1873 sampai 1914, di mana rombongan imigran Hindustan pertama dari India didatangkan. Kedatangan rombongan berikutnya adalah para imigran dari Jawa pada tahun 1890.
Seiring dengan ditempatkannya para imigran di sektor perkebunan, Suriname mengalami kemajuan pula dalam beberapa bidang lainnya. [Telekomunikasi]], pembuatan jalan raya dan pembukaan jalur hubungan laut langsung antara Suriname dan Belanda merupakan contoh.
Pecahnya Perang Dunia Pertama tidak mempengaruhi situasi ekonomi - politik Suriname. Pada tanggal 15 Desember 1954, pemerintah Belanda bersama beberapa wakil dari Suriname menandatangani sebuah memorandum yang isinya rencana pengakhiran penjajahan. Dalam sebuah Konferensi Meja Bundar pada tahun 1961, para wakil Suriname yang dipimpin oleh Perdana Menteri Pengel menuntut dibentuknya sebuah pemerintahan sendiri. Tuntutan itu semakin menjadi setelah didirikannya beberapa partai politik yang dibentuk pada dasawarsa itu, semakin gencar menyampaikan tuntutan agar Suriname diberikan kebebasan penuh secepatnya.
Tuntutan ini ditanggapi secara serius dengan diadakannya sebuah konferensi di Belanda pada tahun 1970. Konferensi ini diadakan untuk membicarakan persiapan pelepasan Suriname sekaligus menyusun kabinet yang terdiri dari wakil-wakil partai. Suriname selanjutnya menjadi negara merdeka sejak tanggal 25 November 1975. Walaupun demikian, perekonomian negara yang baru merdeka ini tetap sangat tergantung pada bantuan pembangunan Belanda.
Pada tanggal 25 Februari 1980, lima tahun setelah kemerdekaannya, Suriname diguncang oleh kudeta yang dilancarkan pihak militer. Peristiwa kudeta ini telah mengakibatkan jatuhnya Pemerintah Demokrasi Parlementer pertama sejak kemerdekaan Suriname. Situasi menjadi semakin panas dengan tampilnya penduduk suku Bushnegro dan Amerindian yang tinggal di daerah-daerah pedalaman, sebagai penentang utama kekuasaan militer. Sekitar 35.000 penduduk Bushnegro dan 6500 Amerindian telah menjadi pelaku utama pemberontakan terhadap penguasa militer.
Kelompok-kelompok militan dari kedua golongan itu adalah kelompok Mandela (Bushnegro) di bawah pimpinan mantan anggota militer Ronny Bruswijk dan kelompok Tukayana Amazones (Amerindian). Sebagai reaksi terhadap pemberontakan tersebut, pada tanggal 8 Desember 1982 pihak militer melakukan penembakan terhadap 15 tokoh demonstran.
Peristiwa ini telah mengakibatkan dihentikannya bantuan pembangunan Belanda kepada Suriname, yang berdampak semakin buruknya kondisi perekonomian Suriname. Puncak dari konflik bersenjata tersebut terjadi pada tahun 1986, yaitu ketika Pihak Militer terpaksa harus berhadapan dengan pemberontak Bushnegro yang telah bersatu dan menamakan dirinya Jungle Commando. Sementara itu, dalam tahun yang sama kelompok Amerindian juga meningkatkan aksi pemberontakannya. Kemelut ini telah mengakibatkan sekitar 7000 orang Bushnegro melarikan diri ke Cayenne (Guyana Perancis) dan meminta suaka politik kepada pemerintah setempat.
Pemerintah militer diakhiri dengan penyelenggaraan Pemilihan Umum pada bulan November 1987, yang telah mengembalikan kekuasaan pemerintah kepada golongan sipil. Namun demikian, pemerintahan hasil pemilu ini tidak berjalan lama. Pada bulan Desember 1990, pihak militer kembali melancarkan kudeta tidak berdarah yang dikenal dengan sebutan Kudeta Telepon. Akibatnya pemerintah yang demokratis kembali lumpuh. Pihak militer kemudian membentuk Pemerintah Sementara yang salah satu tugasnya adalah mempersiapkan Pemilihan Umum yang demokratis.
Pada bulan Mei 1991, Pemerintah Sementara telah berhasil menyelesaikan tugasnya, yaitu dengan diselenggarakannya Pemilihan Umum, namun hasilnya tidak sesuai dengan harapan militer, karena kemenangan berada di tangan golongan sipil.
Pada bulan September tahun yang sama, telah terbentuk pemerintah yang baru, dan Drs. R.R. Venetiaan terpilih sebagai Presiden dan dengan demikian, maka berakhirlah kekuasaan militer.
Langkah terpenting yang segera diupayakan oleh Pemerintah Venetiaan adalah melanjutkan usaha-usaha ke arah perdamaian yang telah dirintis oleh pemerintah sipil sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan tugas berat bagi pemerintah yang baru terbentuk tersebut, terutama karena kondisi ekonomi dan keuangan Suriname yang sangat memprihatinkan, sebagai akibat dari kemelut politik yang berkepanjangan. Dalam melaksanakan upaya perdamaian tersebut, Presiden R.R. Venetiaan telah membentuk suatu Komisi Khusus yang bekerja sama dengan lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi terkait lainnya.
Dalam Pemilu bulan Mei 1996 koalisi penguasa New Front (NF) dan Presiden Venetiaan mengalami kekalahan dan pemerintahannya digantikan oleh calon dari oposisi Drs. Jules Wijdenbosch Nationale Demokratische Partij (NDP) dan Radakishun Vooruitstrevende Hervorming Partij (VHP), yang terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
Kemudian pada pemilu yang diselenggarakan pada tanggal 25 Mei 2000, kekuasaan berhasil diraih kembali oleh kombinasi pengusa New Front yang terdiri dari parpol Nationale Partij Suriname (NPS), VHP, Pertjajah Luhur dan Surinaamse Partij van de Arbeid (SPA). Kemenangan New Front ini mengantarkan kembali R.R. Venetiaan (NPS) ke tampuk kursi kepresidenan dan memimpin Suriname untuk masa 5 tahun (tahun 2000 - 2005). Sebagai Wakil Presiden telah terpilih Jules Rattankoemar Ajodhia dari partai VHP.
* 1992 - Majelis Federal Cekoslowakia menyetujui pembagian dua negara tersebut menjadi Republik Ceko dan Slovakia mulai 1 Januari 1993.
Republik Ceko adalah sebuah negara di Eropa Tengah yang terbentuk setelah bubarnya negara Cekoslowakia. Negara ini berbatasan dengan Jerman di sebelah barat dan utara, dengan Polandia di sebelah utara, dengan Slowakia di sebelah tenggara dan dengan Austria di sebelah selatan.
Di negara ini terletak Sudetenland di mana dahulu tinggal suku bangsa Jerman, tetapi setelah Perang Dunia II, sebagian besar mereka dideportasi meskipun masih banyak orang Ceko yang menyandang nama Jerman. Kala itu sekitar 3,5 juta jiwa bangsa Jerman diusir.
Di tanah Sudeten banyak terdapat industri, terutama industri kerajinan kristal dan bir.
Tanah Ceko muncul di akhir abad ke-9 ketika ia dipersatukan oleh Přemyslids. Kerajaan Bohemia adalah penguasanya, namun konflik keagamaan seperti Perang Hussit abad ke-15 dan Perang Tiga Puluh Tahun abad ke-17 sangat merusak. Kemudian tanah ini di bawah pengaruh Habsburg dan menjadi bagian Austria-Hongaria.
Setelah jatuhnya negara ini setelah Perang Dunia I, Ceko dan tetangganya Slowakia bergabung dan membentuk republik merdeka Cekoslowakia pada 1918. Negara baru ini mempunyai etnis Jerman minoritas yang besar, yang menuju ke pembubaran Cekoslowakia ketika Jerman dengan sukses menganeksasi minoritas tersebut melalui Persetujuan Munchen pada 1938, dan Slowakia mendapat otonomi yang lebih besar, dengan negara dinamai "Ceko-Slowakia". Slowakia lebih lanjut memecahkan diri lagi pada 1939 dan sisa negara Ceko ini diduduki oleh Jerman.
Setelah Perang Dunia II, Cekoslowakia jatuh ke dalam pengaruh Uni Soviet. Pada 1968, sebuah invasi oleh pasukan Pakta Warsawa mengakhiri usaha pemimpin negara ini untuk meliberalisasikan partai berkuasa dan menciptakan "sosialisme dengan sebuah muka manusia" pada Musim Semi Praha. Pada 1989, Cekoslowakia mendapatkan kebebasan melalui Revolusi Beludru. Pada 1 Januari 1993 negara ini secara damai pecah menjadi dua, menciptakan Republik Ceko dan Republik Slowakia yang merdeka.
Republik Ceko bergabung dengan NATO pada 1999 dan Uni Eropa pada 2004.
Republik Slowakia adalah sebuah negara sempalan Cekoslowakia di Eropa Tengah. Negara yang terkurung daratan ini berbatasan dengan Polandia di sebelah utara, Ceko di barat laut, Ukraina di timur, Hongaria di selatan, dan Austria di barat daya.
Mulai tanggal 1 Januari 2009 Slowakia mulai menggunakan mata uang Euro.
-dipi-