rahmatrabani
New member
Alternatif Forex? Yuk, Kenalan Sama Perdagangan Minyak Mentah
Perdagangan berjangka komoditi memiliki banyak produk, meliputi hasil bumi baik pertambangan maupun pertanian. Salah satu komoditi yang banyak diperdagangkan dan volumenya besar di bursa komoditi adalah Minyak Mentah atau Crude Oil.
Tahukah kamu: ternyata perdagangan minyak mentah berjangka atau crude oil trading sudah lama menjadi favorit para trader (setelah forex), lho! Hal ini disebabkan karena minyak mentah merupakan komoditi dengan volatilitas paling tinggi dibandingkan komoditi lainnya. Atas alasan inilah, para investor yang sangat meminati komponen investasi yang juga lazim dijuluki emas hitam ini.
Tapi berbeda dengan trading forex atau emas dimana kamu bisa dibilang memang benar-benar membeli produknya, yang diperdagangkan di perdagangan minyak mentah berjangka bukanlah minyaknya, melainkan kontrak berjangka pengiriman ke negara impor (Crude Oil Futures) dengan salah satu kode perdagangannya yaitu CLc1. Perdagangan Kontrak Minyak Mentah ini sering disebut Trading Crude Oil Futures.
Di Amerika Serikat (AS), minyak mentah dikenal dengan sebutan light sweet oil dan diperdagangkan di New York Mercantile Exchange (NYMEX). Nilai kontrak mengacu kepada jumlah pengiriman minyak setiap bulan dengan harga yang dinamis mengikuti pergerakan pasar. AS merupakan negara pengimpor terbesar minyak mentah dunia karena industri manufaktur yang berskala raksasa di negeri Paman Sam ini memerlukan pasokan minyak dalam jumlah besar.
Seperti barang dagangan pada umumnya, harga minyak mentah pun ditentukan oleh hukum pasar: yaitu supply-demand. Semakin sedikit persediaan minyak mentah dunia, maka harga akan naik. Sebaliknya, harga akan turun jika suplai melebihi permintaan.
Supply dan demand minyak mentah dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang terjadi di negara penghasil minyak, negara pengimpor, faktor cuaca, data cadangan dan juga nilai tukar dollar AS. Berikut ini adalah beberapa faktor utama yang mempengaruhi grafik harga minyak dunia.
Faktor Geopolitik
Kawasan penghasil utama minyak mentah dunia adalah jazirah Arab atau kawasan Timur Tengah. Karena itu investor yang trading minyak mentah sangat mencermati perkembangan geopolitik kawasan ini. Peristiwa yang menyangkut stabilitas sosial dan politik di Timur Tengah sangat rentan memicu gejolak harga.
Konflik di Timur Tengah akan membuat harga minyak meroket karena dikhawatirkan bisa mengganggu proses produksi minyak mentah. Semakin buruk situasi politik dan ekonomi di wilayah produksi, harga minyak mentah akan semakin tinggi karena pasokan global terganggu (vice versa). Demikian pula peristiwa geopolitik di kawasan lain, jika dikhawatirkan akan mengganggu proses transportasi minyak ke negara tujuan maka harga minyak mentah pun akan naik.
Pergerakan Nilai Tukar Dollar AS (USD)
Kurs Dollar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama lainnya merupakan salah satu faktor penentu pergerakan harga minyak dunia. Hal ini karena USD merupakan satuan harga minyak yang diakui dunia internasional. Semakin lemah nilai tukar Dollar AS, semakin tinggi pula harga minyak mentah dunia, dengan asumsi negara importir akan menaikkan permintaan karena minyak menjadi lebih murah setelah harga dikonversi ke mata uang mereka. Sebaliknya, jika Dollar menguat akan mengurangi permintaan dari negara importir karena minyak lebih mahal.
Faktor Cuaca
Faktor cuaca di negara pengimpor terbesar minyak mentah juga menentukan pergerakan harga. Saat AS dan Eropa memasuki musim dingin biasanya permintaan minyak mentah akan meningkat. Temperatur dingin membuat volume pemakaian pemanas ruangan oleh warga negara di benua tersebut akan naik drastis. Dengan demikian, harga bahan bakar pemanas (minyak) juga turut melambung seiring tingginya permintaan.
Data Persediaan Minyak dan Jumlah Produksi dari Beberapa Lembaga
Selain faktor-faktor tersebut di atas, ada dua lembaga besar yang menjadi penentu pergerakan harga minyak mentah dunia, yaitu Energy Information Administration (EIA) dan Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC). Laporan EIA mengenai cadangan minyak terkini AS selalu dijadikan acuan dalam penentuan harga minyak mentah. Jika cadangan EIA melimpah maka harga akan turun, dan begitu sebaliknya. Sementara OPEC mejadi penentu karena sesama negara anggotanya akan menentukan arah kebijakan ekspor minyak mentah mereka; misalnya seperti kesepakatan jumlah produksi. Laporan yang dikeluarkan oleh OPEC pastinya akan menjadi rujukan kuat bagi pergerakan harga minyak dunia.