fitratulloh
New member
Re: Kanjeng Ratu Kidul
Semakin seru... tambah semakin menyenangkan..he..he...:wink:. Sebenarnya sah2 saja apapun persepsi kita terhadap Nyai Ratu (Kanjeng Ratu Kidul), mau dia ditempatkan sebagai"Nabi" kaum Ghaib silahkan, Ratu kaum Ghaib silahkan.........semua kembali kepada sudut pandang masing2. Kalaupun itu dipandang sebagai "Nabi" di dunianya "Kaum Ghaib" ya itu kan anggapan saja, cuman yg jadi pertanyaan saya Siapa yg menganggap "Nabi" kaum Ghaib ? Manusia, Jin, Setan atau Nyai Ratu Sendiri ?, trus yg dimaksud Kaum Ghaib itu siapa ? karena Malaikat dan manusia itu juga sebenarnya kaum ghaib ?, selain Allah yg Maha Ghaib. Yah monggo saja itu hanyalah sebuah anggapan.Tetapi bagi saya semua Makhluk Halus baik dari jenis Setan, Jin atau Manusia yg telah mati dan masuk di alam setan, atau bahkan Malaikat sekalipun bagi saya Stratanya tetep di bawah kita (Manusia), dengan catatan kalo kita benar2 mau dan mampu menempatkan posisi kita sebagai "Aku Sejati" yaitu hidup bukan atas dasar "Raga" saja tetapi hidup atas dasar ROH, ROH adalah POWER HIDUP yang wujud dan keberadaannya hanya ALLAH/Tuhan yg tahu. Tidak ada satupun makhluk ciptaanNYA yg mampu menjangkau keberadaan ROH. Inilah letak kesempurnaan manusia, benar2 dlm proteksi Tuhan, sekalipun dia kena Santet, tenung, sampai Gila itu hanya alat2nya saja yang dirusak oleh Setan ataupun Jin tetapi ROHnya masih terjaga di sisiNYA. Maka dari itu dlm Agama sering diajarkan utk mengendalikan alat2 kita diantaranya Jangan Dendam, Iri Hati, Gampang Marah, dsb....sebenarnya ini hanya awalan saja utk kita lbh bisa dan biasa memberadabkan alat2 kita agar tidak terkontaminasi oleh Nafsu Angkara yg sangat potensial sekali ditumpangi ajaran2 setan.
Oke kita kembali ke topik awal, kalo dikatakan MOKSA berarti anda telah mengakui bahwa Nyai Ratu adalah dulunya Manusia kan ? karena kalau sepengetahuan saya tentang MOKSA adalah Subyek HILANG beserta raganya, nah saya kok bukan hanya kurang setuju tetapi Sangat TIDAK SETUJU, saya teringat ketika saya "Bertemu" dengan Sri Prabu Aji Jayabaya (saya panggil Sri Prabu) di desa Pamenang Kediri. Ketika itu saya sempat berbincang dengannya (keberadaan dia malah sudah dilangit sap 5 diatas Nyai Ratu yg baru di sap 3), saya tanya tentang MOKSA yg masyarakat menganggapnya demikian. Dia malah menceritakan yg sesungguhnya, (karena pada tingkat level semakin tinggi di Alam Keghaiban yg berbicara adalah ILMU dan hukum disana adalah Kesaksian pada Alam, sekali berbohong maka BISU selamanya, tetapi itu juga tergantung kualitas Manusia yg dihadapinya) dia mengatakan kalo MOKSA itu sebenarnya ada sedikit muatan POLITIS nya, dulu Prabu Jayabaya adalah seorang Raja Pertama di Kediri, yg dikenal dengan Ilmunya "Panyondro" / Jongko Jaman yaitu bisa meramal/memprediksi kejadian yang akan datang.
Tetapi kembali lagi, bahwa Sri Prabu juga Manusia maka dia tdk luput dari yg namanya MAUT. Nah di ambang kematiannya dia berpesan agar nanti jasadnya dibakar layaknya faham Hindu saat itu (Mohon maaf utk sodara2ku masyarakat Hindu saya bicara atas dasar saya berbagi pengalaman saja tanpa ada tendensi mendiskriditkan pihak2 tertentu), tetapi dia juga berpesan kematiannya jangan diekspose keluar, dengan kata lain hanya keluarga kerajaan yang benar2 mengetahuinya/Top Secret. Nah dari hasil rapat keluarga kerajaan pada masa itu sepakat menamakan kematian Sri Prabu Jayabaya dengan MOKSA yaitu hilang tanpa bekas beserta raganya dikarenakan kesaktiannya.
Monggo silahkan mensikapi sendiri cerita saya. Arti kata Menguasai Jagad, kenapa saya katakan demikian karena itu memang tugas kita sebagai manusia, kalo kita Menguasai Jagad sudah barang tentu akan menyatu dengan Jagad, tetapi kalo kita Menyatu dengan Jagad belum tentu kita akan Menguasai Jagad. Ambil contoh kalo saya Menguasai Api sudah barang tentu saya akan bisa "Menyatu" dengan api yaitu lebih mengerti karakter api, bagaimana memberdayakan dan sekaligus menggunakan api dengan sewajarnya sesuai FITRAHnya sebagai api, sehingga saya bisa menggunakan api sesuai kebutuhan saya yaitu memasak, membakar sampah, membuat arang, dsb, yg jelas digunakan sesuai dengan manfaat yg sebenarnya dari api. Tetapi kalau saya "Menyatu" dengan api maka saya blm tentu bisa menguasai ataupun mengendalikan api, malah bisa2 saya yg akan kebakar. Contoh lagi kalo saya Menguasai Setan maka saya akan "menyatu" dengan setan tetapi Kendali tetap ada pada saya, kalo Menyatu dengan Setan belum tentu saya bisa menguasai Setan, bisa2 malah saya yg dikuasai dan dikendalikannya.
Sebuah contoh lagi ketika saya berdialog dengan Jin, Setan, Malaikat melalui salah satu alat manusia yaitu raga ini, saya mempersilahkan pakai raga saya utk bicara, tetapi itu kan atas seijin saya sebagai Manager Raga ini karena Allah telah menyerahkan Raga ini utk "diGulo Wenthah" ato dijaga dan dipelihara. Jadi saya tetap dengan kesadaran penuh dan sesuka saya, mau saya suruh dia meneruskan dialog atau saya suruh dia pergi itu hak priogratif saya, saya tetap dalam kesadaran dan tidak mengalami Trans/seperti kesurupan, karena Raga saya adalah ibarat Masjid, Pure, Vihara, atau Gereja Pribadi saya, siapapun tidak boleh masuk, mengotori bahkan sampai merusaknya, semua harus melalui tahap filterisasi dari saya, itulah wujud "Menguasai Jagad-nya", kalau saya Menyatu kemungkinan saya yg akan dikuasai sehingga ragapun tidak bisa saya kendalikan dan akhirnya terjadilah yg namanya Trans/Kesurupan (seperti yg terjadi pd ilmu perewangan, jaran dor/kuda lumping).
Saat ini saya sedang menulis buku dengan judul "Menjeput Opini Tuhan". Yg sedikit banyak isinya tentang memposisikan manusia sesuai fitrahnya sehingga Manusia bisa dianggap LAYAK Menguasai Jagad., Ya semoga saja cepet selesai........, oya terima kasih atas sharingnya, saya malah suka kalo ada org yg bisa sharing spt ini jadi kita bisa berbagi, sebagai ilustrasi saja saya adalah seorang yg terlahir dari perkawinan 2 kerajaan di Surakarta, hidup saya sejak kecil tidak jauh dari faham Animisme dan Dinamisme, oleh karena itu saya sangat faham benar dunia seperti ini..., dan sampai tibalah saatnya Allah SWT memberikan saya kepercayaan untuk membongkar makna dan misteri yg sekian lamanya terpendam, yaitu tentang dunia keghaiban itu sendiri......salam damai...@-->
wah wah...seru² neh
setau saya malah Beliau skrg adalah ibaratnya "Nabi" nya kaum gaib...
Dan juga beliau tidak mati tetapi moksa
ga tau deh kalo saya salah
konteks menguasai jagad mungkin agak lebih halus dan pas kalo menyatu dengan jagad @-->
lebih gimana gituh
salam......@-->
Semakin seru... tambah semakin menyenangkan..he..he...:wink:. Sebenarnya sah2 saja apapun persepsi kita terhadap Nyai Ratu (Kanjeng Ratu Kidul), mau dia ditempatkan sebagai"Nabi" kaum Ghaib silahkan, Ratu kaum Ghaib silahkan.........semua kembali kepada sudut pandang masing2. Kalaupun itu dipandang sebagai "Nabi" di dunianya "Kaum Ghaib" ya itu kan anggapan saja, cuman yg jadi pertanyaan saya Siapa yg menganggap "Nabi" kaum Ghaib ? Manusia, Jin, Setan atau Nyai Ratu Sendiri ?, trus yg dimaksud Kaum Ghaib itu siapa ? karena Malaikat dan manusia itu juga sebenarnya kaum ghaib ?, selain Allah yg Maha Ghaib. Yah monggo saja itu hanyalah sebuah anggapan.Tetapi bagi saya semua Makhluk Halus baik dari jenis Setan, Jin atau Manusia yg telah mati dan masuk di alam setan, atau bahkan Malaikat sekalipun bagi saya Stratanya tetep di bawah kita (Manusia), dengan catatan kalo kita benar2 mau dan mampu menempatkan posisi kita sebagai "Aku Sejati" yaitu hidup bukan atas dasar "Raga" saja tetapi hidup atas dasar ROH, ROH adalah POWER HIDUP yang wujud dan keberadaannya hanya ALLAH/Tuhan yg tahu. Tidak ada satupun makhluk ciptaanNYA yg mampu menjangkau keberadaan ROH. Inilah letak kesempurnaan manusia, benar2 dlm proteksi Tuhan, sekalipun dia kena Santet, tenung, sampai Gila itu hanya alat2nya saja yang dirusak oleh Setan ataupun Jin tetapi ROHnya masih terjaga di sisiNYA. Maka dari itu dlm Agama sering diajarkan utk mengendalikan alat2 kita diantaranya Jangan Dendam, Iri Hati, Gampang Marah, dsb....sebenarnya ini hanya awalan saja utk kita lbh bisa dan biasa memberadabkan alat2 kita agar tidak terkontaminasi oleh Nafsu Angkara yg sangat potensial sekali ditumpangi ajaran2 setan.
Oke kita kembali ke topik awal, kalo dikatakan MOKSA berarti anda telah mengakui bahwa Nyai Ratu adalah dulunya Manusia kan ? karena kalau sepengetahuan saya tentang MOKSA adalah Subyek HILANG beserta raganya, nah saya kok bukan hanya kurang setuju tetapi Sangat TIDAK SETUJU, saya teringat ketika saya "Bertemu" dengan Sri Prabu Aji Jayabaya (saya panggil Sri Prabu) di desa Pamenang Kediri. Ketika itu saya sempat berbincang dengannya (keberadaan dia malah sudah dilangit sap 5 diatas Nyai Ratu yg baru di sap 3), saya tanya tentang MOKSA yg masyarakat menganggapnya demikian. Dia malah menceritakan yg sesungguhnya, (karena pada tingkat level semakin tinggi di Alam Keghaiban yg berbicara adalah ILMU dan hukum disana adalah Kesaksian pada Alam, sekali berbohong maka BISU selamanya, tetapi itu juga tergantung kualitas Manusia yg dihadapinya) dia mengatakan kalo MOKSA itu sebenarnya ada sedikit muatan POLITIS nya, dulu Prabu Jayabaya adalah seorang Raja Pertama di Kediri, yg dikenal dengan Ilmunya "Panyondro" / Jongko Jaman yaitu bisa meramal/memprediksi kejadian yang akan datang.
Tetapi kembali lagi, bahwa Sri Prabu juga Manusia maka dia tdk luput dari yg namanya MAUT. Nah di ambang kematiannya dia berpesan agar nanti jasadnya dibakar layaknya faham Hindu saat itu (Mohon maaf utk sodara2ku masyarakat Hindu saya bicara atas dasar saya berbagi pengalaman saja tanpa ada tendensi mendiskriditkan pihak2 tertentu), tetapi dia juga berpesan kematiannya jangan diekspose keluar, dengan kata lain hanya keluarga kerajaan yang benar2 mengetahuinya/Top Secret. Nah dari hasil rapat keluarga kerajaan pada masa itu sepakat menamakan kematian Sri Prabu Jayabaya dengan MOKSA yaitu hilang tanpa bekas beserta raganya dikarenakan kesaktiannya.
Monggo silahkan mensikapi sendiri cerita saya. Arti kata Menguasai Jagad, kenapa saya katakan demikian karena itu memang tugas kita sebagai manusia, kalo kita Menguasai Jagad sudah barang tentu akan menyatu dengan Jagad, tetapi kalo kita Menyatu dengan Jagad belum tentu kita akan Menguasai Jagad. Ambil contoh kalo saya Menguasai Api sudah barang tentu saya akan bisa "Menyatu" dengan api yaitu lebih mengerti karakter api, bagaimana memberdayakan dan sekaligus menggunakan api dengan sewajarnya sesuai FITRAHnya sebagai api, sehingga saya bisa menggunakan api sesuai kebutuhan saya yaitu memasak, membakar sampah, membuat arang, dsb, yg jelas digunakan sesuai dengan manfaat yg sebenarnya dari api. Tetapi kalau saya "Menyatu" dengan api maka saya blm tentu bisa menguasai ataupun mengendalikan api, malah bisa2 saya yg akan kebakar. Contoh lagi kalo saya Menguasai Setan maka saya akan "menyatu" dengan setan tetapi Kendali tetap ada pada saya, kalo Menyatu dengan Setan belum tentu saya bisa menguasai Setan, bisa2 malah saya yg dikuasai dan dikendalikannya.
Sebuah contoh lagi ketika saya berdialog dengan Jin, Setan, Malaikat melalui salah satu alat manusia yaitu raga ini, saya mempersilahkan pakai raga saya utk bicara, tetapi itu kan atas seijin saya sebagai Manager Raga ini karena Allah telah menyerahkan Raga ini utk "diGulo Wenthah" ato dijaga dan dipelihara. Jadi saya tetap dengan kesadaran penuh dan sesuka saya, mau saya suruh dia meneruskan dialog atau saya suruh dia pergi itu hak priogratif saya, saya tetap dalam kesadaran dan tidak mengalami Trans/seperti kesurupan, karena Raga saya adalah ibarat Masjid, Pure, Vihara, atau Gereja Pribadi saya, siapapun tidak boleh masuk, mengotori bahkan sampai merusaknya, semua harus melalui tahap filterisasi dari saya, itulah wujud "Menguasai Jagad-nya", kalau saya Menyatu kemungkinan saya yg akan dikuasai sehingga ragapun tidak bisa saya kendalikan dan akhirnya terjadilah yg namanya Trans/Kesurupan (seperti yg terjadi pd ilmu perewangan, jaran dor/kuda lumping).
Saat ini saya sedang menulis buku dengan judul "Menjeput Opini Tuhan". Yg sedikit banyak isinya tentang memposisikan manusia sesuai fitrahnya sehingga Manusia bisa dianggap LAYAK Menguasai Jagad., Ya semoga saja cepet selesai........, oya terima kasih atas sharingnya, saya malah suka kalo ada org yg bisa sharing spt ini jadi kita bisa berbagi, sebagai ilustrasi saja saya adalah seorang yg terlahir dari perkawinan 2 kerajaan di Surakarta, hidup saya sejak kecil tidak jauh dari faham Animisme dan Dinamisme, oleh karena itu saya sangat faham benar dunia seperti ini..., dan sampai tibalah saatnya Allah SWT memberikan saya kepercayaan untuk membongkar makna dan misteri yg sekian lamanya terpendam, yaitu tentang dunia keghaiban itu sendiri......salam damai...@-->
Last edited: