Kenapa aburizal bakri tidak dijadikan mentri lagi oleh SBY ya?

Kalo alasannya karena takut bersaing, pertanyaannya adalah kenapa Golkar diikutkan koalisi? Dan kenapa menteri yang diajukan Golkar untuk menggantikan Ical (Agung Laksono) tetap diterima?...

Faktanya adalah para menteri yang dari parpol itu khan yang mengajukan parpolnya sendiri. Lalu kenapa Golkar nggak mengajukan Ical dan lebih memilih Agung Laksono? Apa karena supaya Ical punya keleluasaan dalam mempersiapkan pencalonan dirinya sebagai capres 2014? Supaya nggak terulang lagi bawahan presiden yang bersaing dengan bosnya seperti waktu SBY sebagai menteri bersaing dengan Mega??...

Sudut pandang seperti itu nggak jadi pertimbangan ya? :))

Mungkin alasannya yang paling tepat adalah karena SBY itu bodoh....



-dipi-
 
Kalo alasannya karena takut bersaing, pertanyaannya adalah kenapa Golkar diikutkan koalisi? Dan kenapa menteri yang diajukan Golkar untuk menggantikan Ical (Agung Laksono) tetap diterima?...

Faktanya adalah para menteri yang dari parpol itu khan yang mengajukan parpolnya sendiri. Lalu kenapa Golkar nggak mengajukan Ical dan lebih memilih Agung Laksono? Apa karena supaya Ical punya keleluasaan dalam mempersiapkan pencalonan dirinya sebagai capres 2014? Supaya nggak terulang lagi bawahan presiden yang bersaing dengan bosnya seperti waktu SBY sebagai menteri bersaing dengan Mega??...

Sudut pandang seperti itu nggak jadi pertimbangan ya? :))

Mungkin alasannya yang paling tepat adalah karena SBY itu bodoh....



-dipi-
Lets go

Kalau pertanyaan anda, kenapa golkar diikutkan dalam koalisi pemilu putaran 2 tahun 2009 oleh demokrat, logikanya karena saat itu ada pesaing lain yang juga kuat yaitu bu mega dengan PDI, gerindra, dll. Daripada memikirkan pemilu tahun 2014, pemilu didepan mata lebih penting, sehingga berkoalisi dengan golkar justru membantu demokrat saat itu, yang penting pak SBY jadi presiden dulu untuk kedua kalinya, berapa pun harganya, meskipun juga mengangkat pesaing sedikit, yaitu golkar, toh siapapun mentri yang diberikannya nanti, bisa dihalangi kinerjanya atau diberhentikan kapan saja oleh presiden, jika menjadi ancaman besar di pemilu selanjutnya. Golkar tentu sudah memikirkan ini, sehingga daripada memilih Ical, lebih baik calon lain, yang aku tanyakan diawal, itu pendapatku, aku menanyakan pendapat lain, bagaimana dengan anda? :)



mengutip dari http://www.rakyatmerdekaonline.com/read/2011/10/12/42190/Ical-Buka-Nama-Calon-Menteri-Golkar-
"Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, mengaku selalu diajak berdiskusi oleh Presiden SBY terkait rencana perombakan Kabinet Indonesia Bersatu Kedua"

aneh kan, SBY sangat menghargai dan menghormati pendapat Aburizal, tapi tidak mengangkatnya jadi mentri, apalagi wakil presiden? kok malah boediono?



didunia ini ada yang namanya karma, jika anda mendurhakai orang tua anda, maka andapun sepertinya akan didurhakai anak anda sendiri nantinya. Pak SBY adalah orang yang paling aware akan hal ini, karena dia yang "mendurhakai" bu mega sebelumnya, apalagi setelah tahun 2009 dirinya hampir "didurhakai" orang yang "pernah diangkatnya", yaitu pak JK, mungkin itu alasan beliau memilih pak Boediono yang teman dekatnya dan sepertinya ga terlalu ambisius, sebagai wakilnya sekarang
 
Dan sekali lagi, seperti yang udah aku sebutin... yang mengajukan seseorang untuk dijadikan mentri mewakili parpol peserta koalisi itu adalah partai itu sendiri... lalu kenapa Golkar nggak menyodorkan nama ketua umumnya untuk dijadikan posisi Menteri?

Terus soal pertanyaan kenapa yang jadi cawapres adalah Boediono dan bukan Aburizal?? ... Ini pertanyaan serius?? Nggak terdengar aneh kah??...




-dipi-
 
Dan sekali lagi, seperti yang udah aku sebutin... yang mengajukan seseorang untuk dijadikan mentri mewakili parpol peserta koalisi itu adalah partai itu sendiri... lalu kenapa Golkar nggak menyodorkan nama ketua umumnya untuk dijadikan posisi Menteri?

Terus soal pertanyaan kenapa yang jadi cawapres adalah Boediono dan bukan Aburizal?? ... Ini pertanyaan serius?? Nggak terdengar aneh kah??...




-dipi-
Dan sekali lagi juga
Golkar tentu sudah memikirkan ini (yang penting pak SBY jadi presiden dulu untuk kedua kalinya, berapa pun harganya, meskipun juga mengangkat pesaing sedikit, yaitu golkar, toh siapapun mentri yang diberikannya nanti, bisa dihalangi kinerjanya atau diberhentikan kapan saja oleh presiden, jika menjadi ancaman besar di pemilu selanjutnya), sehingga daripada memilih Ical, lebih baik calon lain


itu pendapatku, aku menanyakan pendapat lain, bagaimana dengan anda?


piss :)
 
Dan sekali lagi juga
Golkar tentu sudah memikirkan ini (yang penting pak SBY jadi presiden dulu untuk kedua kalinya, berapa pun harganya, meskipun juga mengangkat pesaing sedikit, yaitu golkar, toh siapapun mentri yang diberikannya nanti, bisa dihalangi kinerjanya atau diberhentikan kapan saja oleh presiden, jika menjadi ancaman besar di pemilu selanjutnya), sehingga daripada memilih Ical, lebih baik calon lain


itu pendapatku, aku menanyakan pendapat lain, bagaimana dengan anda?


piss :)
Dengan kata lain aden mengiyakan bahwa nama yang diajukan Golkar untuk jadi menteri adalah bukan Ical, apapun bentuk pertimbangannya??....
Lantas yang bikin aku sedikit blank adalah kenapa harus dikatakan SBY takut bersaing dengan Ical kalo dia jadi menteri? Padahal partainya sendiri nggak mengajukan nama dia??... Apakah 'hal2 jelek' itu harus lantas ditimpakan ke SBY secara membabi buta??... :D

Baiklah sedari awal aku cuma menyanggah, tapi ini aku ajukan pendapat kenapa Ical nggak jadi menteri lagi... Oh iya, kita bicara soal menteri aja, nggak usah bicara soal Wapres, karena kalo bicara soal kenapa Ical nggak jadi cawapresnya SBY, itu bukan lagi jawaban abu2 yang kita dapatkan, tapi jawaban yang sangat terang benderang... makanya dipostingan sebelumnya aku tanya ke aden, apakah pertanyaan itu serius dan nggak terkesan aneh?... dan tidak dijawab itu...

Soal Ical nggak jadi menteri... Pertama karena emang seharusnya jabatan menteri itu 'nggak pantas' untuk ketua umum sebuah partai sebesar golkar, aku yakin kalo Ical ditawari posisi menteri, dia akan memberikannya kepada kader golkar yang lain... Itu bakalan sama aja ketika misalnya Megawati ditawari jadi Menteri, jelas dia nggak bakalan mau karena memang posisi untuk mereka itu harus lebih dari itu...
Kedua, kalo toh Ical mau jadi menteri lagi, yang pasti golkar sebagai mitra koalisi terbesar dari Demokrat akan dengan mudah mendapatkannya, tapi jelas secara politis langkah ini akan sangat nggak populer baik itu untuk koalisi, untuk Golkar sendiri, dan untuk SBY juga... Kenapa begitu? Untuk orang sekelas ketum Golkar, apa iya dia mau jadi menteri yang bukan menteri koordinator??? Nah Menkopolkam dan Menko Perekonomian yang strategis jelas nggak akan dilepas oleh Demokrat, tinggal satu lagi yang tersisa yaitu Menko Kesra... Apa iya Ical yang saat itu sedang hot2nya disoroti soal Lapindo 'pantas' menyandang jabatan dengan nama 'Kesejahteraan Rakyat'...?

Apa Ical dan Golkar mau ketua umumnya dijadikan menteri negara atau menteri dibawah Menko seperti halnya partai dibawah 3 besar semacam PKS, PKB dan PPP...? I dont think so....





-dipi-
 
Dengan kata lain aden mengiyakan bahwa nama yang diajukan Golkar untuk jadi menteri adalah bukan Ical, apapun bentuk pertimbangannya??....
Lantas yang bikin aku sedikit blank adalah kenapa harus dikatakan SBY takut bersaing dengan Ical kalo dia jadi menteri? Padahal partainya sendiri nggak mengajukan nama dia??... Apakah 'hal2 jelek' itu harus lantas ditimpakan ke SBY secara membabi buta??... :D

Baiklah sedari awal aku cuma menyanggah, tapi ini aku ajukan pendapat kenapa Ical nggak jadi menteri lagi... Oh iya, kita bicara soal menteri aja, nggak usah bicara soal Wapres, karena kalo bicara soal kenapa Ical nggak jadi cawapresnya SBY, itu bukan lagi jawaban abu2 yang kita dapatkan, tapi jawaban yang sangat terang benderang... makanya dipostingan sebelumnya aku tanya ke aden, apakah pertanyaan itu serius dan nggak terkesan aneh?... dan tidak dijawab itu...

Soal Ical nggak jadi menteri... Pertama karena emang seharusnya jabatan menteri itu 'nggak pantas' untuk ketua umum sebuah partai sebesar golkar, aku yakin kalo Ical ditawari posisi menteri, dia akan memberikannya kepada kader golkar yang lain... Itu bakalan sama aja ketika misalnya Megawati ditawari jadi Menteri, jelas dia nggak bakalan mau karena memang posisi untuk mereka itu harus lebih dari itu...
Kedua, kalo toh Ical mau jadi menteri lagi, yang pasti golkar sebagai mitra koalisi terbesar dari Demokrat akan dengan mudah mendapatkannya, tapi jelas secara politis langkah ini akan sangat nggak populer baik itu untuk koalisi, untuk Golkar sendiri, dan untuk SBY juga... Kenapa begitu? Untuk orang sekelas ketum Golkar, apa iya dia mau jadi menteri yang bukan menteri koordinator??? Nah Menkopolkam dan Menko Perekonomian yang strategis jelas nggak akan dilepas oleh Demokrat, tinggal satu lagi yang tersisa yaitu Menko Kesra... Apa iya Ical yang saat itu sedang hot2nya disoroti soal Lapindo 'pantas' menyandang jabatan dengan nama 'Kesejahteraan Rakyat'...?

Apa Ical dan Golkar mau ketua umumnya dijadikan menteri negara atau menteri dibawah Menko seperti halnya partai dibawah 3 besar semacam PKS, PKB dan PPP...? I dont think so....





-dipi-
makasih pendapatnya untuk pertanyaan thread ini, kenapa Ical tidak dijadikan menteri lagi oleh SBY, akhinya dijawab juga, tetapi membandingkan megawati dan ical yang meski sama2 ketum partai besar, ini sangat berbeda, megawati pernah menjadi presiden sehingga ga mungkin mau jadi menteri, berbeda dengan ical yang belum pernah menjadi presiden, ia mungkin saja mau menjadi menteri lagi jika bisa memperbesar peluang menjadi presiden pada pemilu selanjutnya


Tentang kenapa akhirnya Agung laksono yang diajukan, bukan Ical, oleh partainya, tahun 2009, ini bukan berarti Ical bukan salah satu bakal calon menteri, atau posisi lain yang ditawarkan saat itu. Yang diajukan akhirnya adalah Agung laksono, bukan Ical, karena pertimbangan partainya mungkin di detik terakhir agar Ical lebih besar peluangnya menjadi presiden tahun 2014, dengan tidak mengajukan Ical menjadi menteri saat itu, karena akhirnya dapat dijatuhkan atau dihalangi oleh SBY jika menjadi menteri saat itu, itu pendapatku


maaf mengenai wakil presiden diatas coba di cek lagi, itu perombakan kabinet bersatu jilid 2, sekitar oktober 2011 loh, mungkin anda mengira tahun 2009 ya, yang sudah terang benderang capres/wapres dari golkar adalah JK saat itu, tetapi diatas adalah setelahnya, oktober 2011. Seharusnya SBY menggantikan wapres Boediono atau salah satu menteri tertinggi, dengan Ical dan kepintaran Ical dan memperbesar peluang Ical menjadi presiden 2014, jika perlu tambah 1 wapres lagi karena saat itu pun ditambahkan posisi wakil menteri, tetapi SBY tetap malah dengan boediono saja, yang tidak mungkin "mendurhakainya" nantinya, itu pendapatku :)
 
makasih pendapatnya untuk pertanyaan thread ini, kenapa Ical tidak dijadikan menteri lagi oleh SBY, akhinya dijawab juga, tetapi membandingkan megawati dan ical yang meski sama2 ketum partai besar, ini sangat berbeda, megawati pernah menjadi presiden sehingga ga mungkin mau jadi menteri, berbeda dengan ical yang belum pernah menjadi presiden, ia mungkin saja mau menjadi menteri lagi jika bisa memperbesar peluang menjadi presiden pada pemilu selanjutnya
Masih dalam taraf 'mungkin mau' ya? Dengan kata lain hanya sekedar hipotesa...
Dalam hal ini aku bukan membandingkannya soal pernah jadi presiden atau enggak, tapi dilihat dari kedudukannya sebagai ketua umum partai... Dan golkar sebagai 3 besar, hitungan politiknya adalah Ketumnya sudah nggak pantas lagi hanya sekedar untuk jadi menteri...
Tentang kenapa akhirnya Agung laksono yang diajukan, bukan Ical, oleh partainya, tahun 2009, ini bukan berarti Ical bukan salah satu bakal calon menteri, atau posisi lain yang ditawarkan saat itu. Yang diajukan akhirnya adalah Agung laksono, bukan Ical, karena pertimbangan partainya mungkin di detik terakhir agar Ical lebih besar peluangnya menjadi presiden tahun 2014, dengan tidak mengajukan Ical menjadi menteri saat itu, karena akhirnya dapat dijatuhkan atau dihalangi oleh SBY jika menjadi menteri saat itu, itu pendapatku
Entah benar atau tidak soal siapa yang diajukan.... Sekali lagi ini jadi bukti kalo yang berinisiatif untuk tidak menyodorkan nama Ical ke SBY adalah berasal dari Golkar sendiri toh??...
Kecuali kalo nama Ical sudah diajukan tapi nggak dipilih oleh SBY, baru kita bisa mengira2 apakah hal ini karena ketakutan SBY...
maaf mengenai wakil presiden diatas coba di cek lagi, itu perombakan kabinet bersatu jilid 2, sekitar oktober 2011 loh, mungkin anda mengira tahun 2009 ya, yang sudah terang benderang capres/wapres dari golkar adalah JK saat itu, tetapi diatas adalah setelahnya, oktober 2011. Seharusnya SBY menggantikan wapres Boediono atau salah satu menteri tertinggi, dengan Ical dan kepintaran Ical dan memperbesar peluang Ical menjadi presiden 2014, jika perlu tambah 1 wapres lagi karena saat itu pun ditambahkan posisi wakil menteri, tetapi SBY tetap malah dengan boediono saja, yang tidak mungkin "mendurhakainya" nantinya, itu pendapatku
Jadi ini dihubungkan dengan re-shuffle kabinet???...
Waduuuh... politik itu emang nggak bisa dilihat hitam putihnya mas... Tapi di sana tetap ada yang namanya etika politik yang salah satu landasannya adalah konstitusi...
Kalo SBY menambah 1 wapres lagi atau menggantikan Boediono dengan Ical atau siapapun lah... pertanyaanku adalah apakah hal itu bisa dilakukan begitu saja, seperti presiden mengganti Menteri pada re-shuffle itu?... Coba sebelum menjawab ini dipikir masak2 dulu, kalo perlu bongkar UUD 45...

Sekalian aku sambil belajar dari jawaban aden nanti soal itu...
Aku buta hukum tata negara soale....




-dipi-
 
Masih dalam taraf 'mungkin mau' ya? Dengan kata lain hanya sekedar hipotesa...
Dalam hal ini aku bukan membandingkannya soal pernah jadi presiden atau enggak, tapi dilihat dari kedudukannya sebagai ketua umum partai... Dan golkar sebagai 3 besar, hitungan politiknya adalah Ketumnya sudah nggak pantas lagi hanya sekedar untuk jadi menteri...

Entah benar atau tidak soal siapa yang diajukan.... Sekali lagi ini jadi bukti kalo yang berinisiatif untuk tidak menyodorkan nama Ical ke SBY adalah berasal dari Golkar sendiri toh??...
Kecuali kalo nama Ical sudah diajukan tapi nggak dipilih oleh SBY, baru kita bisa mengira2 apakah hal ini karena ketakutan SBY...

Jadi ini dihubungkan dengan re-shuffle kabinet???...
Waduuuh... politik itu emang nggak bisa dilihat hitam putihnya mas... Tapi di sana tetap ada yang namanya etika politik yang salah satu landasannya adalah konstitusi...
Kalo SBY menambah 1 wapres lagi atau menggantikan Boediono dengan Ical atau siapapun lah... pertanyaanku adalah apakah hal itu bisa dilakukan begitu saja, seperti presiden mengganti Menteri pada re-shuffle itu?... Coba sebelum menjawab ini dipikir masak2 dulu, kalo perlu bongkar UUD 45...

Sekalian aku sambil belajar dari jawaban aden nanti soal itu...
Aku buta hukum tata negara soale....




-dipi-
peringkat 4 PKS dan peringkat 5 PAN, tidak jauh beda dari 3 besar ya, masih mau ketumnya jadi menteri


Pertimbangan Ical dan golkar yang mengajukan agung laksono tahun 2009 itu bukan buktinya, tahun 2009 atau 2011 juga tidak masalah, bisa kapan saja. Kutipan dari berita yang aku berikan diatas, SBY selalu berdiskusi dengan Ical, berarti SBY mengakui kepintaran dan prestasi Ical, terutama sejak jadi ketua KADIN dua periode, (1994-2004), 10 tahun loh, tetapi tidak diberikan/dipilih posisi apapun dari 2009 hingga sekarang? Membuat terobosan dengan menambahkan jabatan wakil menteri saja bisa, masa memasukan Ical saja tidak bisa?

Apakah mungkin jika anda seorang presiden, dan meminta saran dari seseorang yang sangat pintar, sudah terbukti sangat pintar, tapi tidak memasukan orang pintar itu kedalam daftar pembantu anda, berarti ada sesuatu yang menghalangi anda untuk melakukannya, inilah buktinya


Waduuuh juga, saya menulis permisalan mengganti/menambah wapres atau salah satu menteri tertinggi, kok yang dijawab yang bukan dibold aja mbak? Mengenai yang wapres tentu tidak begitu saja, sesuai aturan yang berlaku, yaitu mungkin melalui sidang MPR/DPR
 
peringkat 4 PKS dan peringkat 5 PAN, tidak jauh beda dari 3 besar ya, masih mau ketumnya jadi menteri
3 besar bukan hanya soal hasil pemilu, tapi juga 3 besar dalam kuantitas partai...
kelakuankucinggarong said:
Pertimbangan Ical dan golkar yang mengajukan agung laksono tahun 2009 itu bukan buktinya, tahun 2009 atau 2011 juga tidak masalah, bisa kapan saja. Kutipan dari berita yang aku berikan diatas, SBY selalu berdiskusi dengan Ical, berarti SBY mengakui kepintaran dan prestasi Ical, terutama sejak jadi ketua KADIN dua periode, (1994-2004), 10 tahun loh, tetapi tidak diberikan/dipilih posisi apapun dari 2009 hingga sekarang? Membuat terobosan dengan menambahkan jabatan wakil menteri saja bisa, masa memasukan Ical saja tidak bisa?

Apakah mungkin jika anda seorang presiden, dan meminta saran dari seseorang yang sangat pintar, sudah terbukti sangat pintar, tapi tidak memasukan orang pintar itu kedalam daftar pembantu anda, berarti ada sesuatu yang menghalangi anda untuk melakukannya, inilah buktinya
Terus terang aku nggak ngerti cara berpikir seperti ini... ini bagiku seperti sebuah prejudice tak beralasan... Tapi baiklah akan aku tanggapi soal ini, walaupun sebenarnya kalo ada postingan seperti ini akan aku biarkan dengan jalan 'mengalah' seperti di thread satu lagi soal SBY itu....

Baiklah aku ikuti aja... Sekarang kita lihat dari link berita yang udah dicantumkan... di situ bahkan disebutkan bahwa Golkar udah menyiapkan calon menteri saat re-shuffle yaitu Pak Cicip... Kutipannya seperti ini
Untuk menunjukkan kesiapannya menghadapi reshuffle, Golkar sudah lebih dulu menyiapkan calon menteri baru. Golkar, kata Ical, mengajukan nama sosok profesional yang bisa diandalkan di sisa waktu pemerintahan. Dia adalah Wakil Ketua Umum Golkar, Sharif Cicip Sutardjo.

"Benar, saudara Cicip salah satu calon yang akan diajukan bilamana ada pergantian dari Partai Golkar. Tapi, apakah menteri dari Golkar yang akan direshuflle itu diisi lagi oleh kader Golkar juga, itu adalah hak prerogatif presiden," tegasnya.
Dengan kata lain Golkar/Ical yang mengajukan nama itu... Artinya adalah Ical diajak bicara atau berdiskusi sesuai kapasitasnya sebagai mitra koalisi yang mana setiap mitra punya 'jatah' untuk jadi menteri...

Lha apa iya wajar kalo SBY 'digugat' kenapa nggak menjadikan Ical sebagai menteri?? Lha wong yang usul dan mengajukan nama itu adalah golkar sendiri kok...

Tujuan Ical itu pilpres 2012, yang jalannya nggak hanya ditempuh lewat jalur menteri... Jadi ketum sebuah partai sebesar golkar itu sudah lebih dari cukup sebagai modal awal....
Waduuuh juga, saya menulis permisalan mengganti/menambah wapres atau salah satu menteri tertinggi, kok yang dijawab yang bukan dibold aja mbak? Mengenai yang wapres tentu tidak begitu saja, sesuai aturan yang berlaku, yaitu mungkin melalui sidang MPR/DPR
Siapa bilang yang dibold itu belum saya singgung?? Bukannya justru hal itu yang saya utarakan lebih awal?...

Nah itu tau nggak bisa begitu saja... lantas kenapa sampai ada pendapat soal penempatan Ical sebagai wapres menggantikan Boediono? Atau bahkan ide gila soal wapres lebih dari 1 hanya gara2 presiden bisa mengangkat wakil menteri??

Jangan ngeles dengan kata pemisalan, karena sedari awal yang kita bahas soal menteri ini juga adalah pemisalan sebelum aden bawa2 soal wapres...




-dipi-
 
Diskusi yang aneh. ~LoL~
Yang satu super subyektif, yang satu berusaha untuk seobyektif mungkin, dan yang dibahas adalah pepesan kosong.

Menjawab pertanyaan Thread ini, Mengapa Aburizal nggak dijadikan menteri oleh SBY? Ada banyak sebab, pertama karena Golkar melalui Ketumnya which is Aburizal sendiri, nggak mengajukan nama Ketumnya dalam calon menteri yang disodorkan ke SBY. Jadi sebenarnya opsi awal itu ada di tangan golkar sebagai mitra koalisi terbesar. Kalau saja Aburizal mau jadi menteri, itu dengan mudah akan diraih kok. Bargaining power Golkar dalam koalisi ini cukup besar.
Kedua, karena Golkar itu dipenuhi dengan politikus-politikus cerdas dan pintar, sehingga mampu bikin hitung-hitungan politik bahwa kedudukan menteri itu nggak sesuai dengan posisi yang seharusnya ditempati oleh Ketua umum mereka. Dari jamannya Pak Akbar Tanjung sampai Pak JK, pada masa pemerintahan di luar Golkar, adakah ketua umum mereka yang sekedar jadi menteri? Nope.

Jadi jangan timpakan hal ini kepada SBY. Dia itu cuma terima nama-nama yang disodorkan Partai Golkar untuk kemudian menggunakan hak prerogratifnya.

Lalu soal pertanyaan apakah SBY takut akan kemampuan Ical di 2014 nanti?? Jawaban daku adalah kalau SBY takut, maka dia perlu sekolah lagi mulai dari SD dan belajar ilmu politik sejak dini. ~LoL~
SBY nggak sebodoh itu untuk merasa takut. Ini dunia politik, yang keadaannya bisa sangat cepat berubah menuruti apa yang jadi kepentingan saat itu. Kalaupun harus takut, yang perlu ditakuti itu bukan Aburizal, tapi Pak JK. Kenapa begitu? Karena tingkat elektabilitas Aburizal itu rendah, kalah jauh dengan Pak JK. Itu dibuktikan bukan hanya lewat survey tapi bahkan oleh kalangan internal Golkar, sampai-sampai saat ini mulai banyak suara di internal golkar untuk kembali mengusung Pak JK daripada Aburizal di 2014.

Mengingat tidak adanya figur di dalam demokrat yang begitu kuat, bukan tidak mungkin nanti di 2014 demokrat akan mengusung capres dari partai lain, dan itu tidak menutup kemungkinan berasal dari partai golkar. Jadi kenapa mesti takut?
 
Menurut anda kenapa? apa karena takut jadi saingan keluarganya/partainya SBY jadi saingan capres 2014? :D

..
karena kepiawaianya+hak milih yg dia punya.. ini loh PEMBANTUKU.. o-on-nya Abu Rizal ja napa mau! kalo aku jadi Abu Rizal mikir 100X kalo cuma jd PEMBANTU. kalo 'penasihat' baru tak pikir bener2. (Som-Som eh!)

(cxixixi.. berapa kali pemilihan/pemilu sudah.. aku ga pernah milih.. sekalipun..!! kalo dipilih sih ga nulak.. dan ga pernahj protes pa ndukung.(!))
 
3 besar bukan hanya soal hasil pemilu, tapi juga 3 besar dalam kuantitas partai...

Terus terang aku nggak ngerti cara berpikir seperti ini... ini bagiku seperti sebuah prejudice tak beralasan... Tapi baiklah akan aku tanggapi soal ini, walaupun sebenarnya kalo ada postingan seperti ini akan aku biarkan dengan jalan 'mengalah' seperti di thread satu lagi soal SBY itu....

Baiklah aku ikuti aja... Sekarang kita lihat dari link berita yang udah dicantumkan... di situ bahkan disebutkan bahwa Golkar udah menyiapkan calon menteri saat re-shuffle yaitu Pak Cicip... Kutipannya seperti ini

Dengan kata lain Golkar/Ical yang mengajukan nama itu... Artinya adalah Ical diajak bicara atau berdiskusi sesuai kapasitasnya sebagai mitra koalisi yang mana setiap mitra punya 'jatah' untuk jadi menteri...

Lha apa iya wajar kalo SBY 'digugat' kenapa nggak menjadikan Ical sebagai menteri?? Lha wong yang usul dan mengajukan nama itu adalah golkar sendiri kok...

Tujuan Ical itu pilpres 2012, yang jalannya nggak hanya ditempuh lewat jalur menteri... Jadi ketum sebuah partai sebesar golkar itu sudah lebih dari cukup sebagai modal awal....

Siapa bilang yang dibold itu belum saya singgung?? Bukannya justru hal itu yang saya utarakan lebih awal?...

Nah itu tau nggak bisa begitu saja... lantas kenapa sampai ada pendapat soal penempatan Ical sebagai wapres menggantikan Boediono? Atau bahkan ide gila soal wapres lebih dari 1 hanya gara2 presiden bisa mengangkat wakil menteri??

Jangan ngeles dengan kata pemisalan, karena sedari awal yang kita bahas soal menteri ini juga adalah pemisalan sebelum aden bawa2 soal wapres...




-dipi-
Hm sekarang jadi kuantitas partai juga ya, baiklah :)



selalu diajak berdiskusi oleh Presiden SBY, menurutku ini lebih dari sekedar kapasitas koalisi partai, tapi SBY menghormati dan mengakui Ical, dan seharusnya memasukannya kedalam jajarannya, sebagai menteri atau posisi apapun yang bisa, meskipun tidak diminta sebagai sekedar koalisi partai. Tetapi SBY takut, kalau melakukan itu, orang2 akan beranggapan ternyata Ical lebih pintar dari SBY, lebih baik memilih Ical untuk presiden selanjutnya, ini mungkin strategi Ical juga, sehingga tidak meminta dengan menjadi menteri karena koalisi



maaf yang anda bilang sebelumnya adalah hanya sekedar menteri, sedangkan saya bilang salah satu menteri tertinggi, ini beda, anda sendiri yang bilang

"Untuk orang sekelas ketum Golkar, apa iya dia mau jadi menteri yang bukan menteri koordinator???"
 
Last edited:
Diskusi yang aneh. ~LoL~
Yang satu super subyektif, yang satu berusaha untuk seobyektif mungkin, dan yang dibahas adalah pepesan kosong.

Menjawab pertanyaan Thread ini, Mengapa Aburizal nggak dijadikan menteri oleh SBY? Ada banyak sebab, pertama karena Golkar melalui Ketumnya which is Aburizal sendiri, nggak mengajukan nama Ketumnya dalam calon menteri yang disodorkan ke SBY. Jadi sebenarnya opsi awal itu ada di tangan golkar sebagai mitra koalisi terbesar. Kalau saja Aburizal mau jadi menteri, itu dengan mudah akan diraih kok. Bargaining power Golkar dalam koalisi ini cukup besar.
Kedua, karena Golkar itu dipenuhi dengan politikus-politikus cerdas dan pintar, sehingga mampu bikin hitung-hitungan politik bahwa kedudukan menteri itu nggak sesuai dengan posisi yang seharusnya ditempati oleh Ketua umum mereka. Dari jamannya Pak Akbar Tanjung sampai Pak JK, pada masa pemerintahan di luar Golkar, adakah ketua umum mereka yang sekedar jadi menteri? Nope.

Jadi jangan timpakan hal ini kepada SBY. Dia itu cuma terima nama-nama yang disodorkan Partai Golkar untuk kemudian menggunakan hak prerogratifnya.

Lalu soal pertanyaan apakah SBY takut akan kemampuan Ical di 2014 nanti?? Jawaban daku adalah kalau SBY takut, maka dia perlu sekolah lagi mulai dari SD dan belajar ilmu politik sejak dini. ~LoL~
SBY nggak sebodoh itu untuk merasa takut. Ini dunia politik, yang keadaannya bisa sangat cepat berubah menuruti apa yang jadi kepentingan saat itu. Kalaupun harus takut, yang perlu ditakuti itu bukan Aburizal, tapi Pak JK. Kenapa begitu? Karena tingkat elektabilitas Aburizal itu rendah, kalah jauh dengan Pak JK. Itu dibuktikan bukan hanya lewat survey tapi bahkan oleh kalangan internal Golkar, sampai-sampai saat ini mulai banyak suara di internal golkar untuk kembali mengusung Pak JK daripada Aburizal di 2014.

Mengingat tidak adanya figur di dalam demokrat yang begitu kuat, bukan tidak mungkin nanti di 2014 demokrat akan mengusung capres dari partai lain, dan itu tidak menutup kemungkinan berasal dari partai golkar. Jadi kenapa mesti takut?
seperti di post2 ku sebelumnya, bukan dijadikan menteri atau posisi lain, karena permintaan partainya, tapi karena permintaan SBY sendiri, ini pun SBY dapat melakukannya dengan mudah, seperti tahun 2004, SBY meminta Ical untuk jadi menteri, sebelum diangkat menjadi menteri itu Ical bukan anggota partai politik, termasuk golkar, hanya ketua umum Kadin (1994-2004) dan pengusaha saja

ya katanya jusuf kalla masih mau maju lagi pada pilpress 2014 ya, tapi umurnya sudah 71 tahun saat itu, entah apa beliau sendiri, pengurus golkar, dan pemilih masih mau memilihnya saat itu, peluang Ical semakin besar

mengenai sosok figur yang kuat di demokrat masih ada kok, yaitu Ibu Ani yudhoyono, Edhie baskoro, dan ketua umumnya Hatta rejasa. Aku lihat banyak juga yang memprediksi ini, seperti ini http://politik.kompasiana.com/2011/01/21/bang-ical-dan-bu-ani-yudhoyono-calon-terkuat-2014-prediksi/ meskipun di link itu memprediksi pasangannya Ical juga, kalau loh
 
Hm sekarang jadi kuantitas partai juga ya, baiklah :)
Sedari awal apa aku pernah hanya mengklaim 3 besar itu hanya dari hasil pemilu??

Jangan terlalu banyak main pelintir dong mas, diskusinya jadi nggak sehat lho...
selalu diajak berdiskusi oleh Presiden SBY, menurutku ini lebih dari sekedar kapasitas koalisi partai, tapi SBY menghormati dan mengakui Ical, dan seharusnya memasukannya kedalam jajarannya, sebagai menteri atau posisi apapun yang bisa, meskipun tidak diminta sebagai sekedar koalisi partai. Tetapi SBY takut, kalau melakukan itu, orang2 akan beranggapan ternyata Ical lebih pintar dari SBY, lebih baik memilih Ical untuk presiden selanjutnya, ini mungkin strategi Ical juga, sehingga tidak meminta dengan menjadi menteri karena koalisi
Baiklah aku ikut aja... karena aku semakin bingung dengan cara berpikir seperti ini.... Khas anak2 kantor ii ya den? :D
It's ok....semoga pendapat di atas itu memang begitu yang terjadi...

maaf yang anda bilang sebelumnya adalah hanya sekedar menteri, sedangkan saya bilang salah satu menteri tertinggi, ini beda, anda sendiri yang bilang

"Untuk orang sekelas ketum Golkar, apa iya dia mau jadi menteri yang bukan menteri koordinator???"
Menteri koordinator itu bukannya menteri tertinggi ya??
Tapi sudahlah, nggak perlu dijawab Pak... Makin banyak pelintiran nanti.... dan diskusinya makin nggak terarah...

After I known who is this...I've done...:)(



-dipi-
 
Sedari awal apa aku pernah hanya mengklaim 3 besar itu hanya dari hasil pemilu??

Jangan terlalu banyak main pelintir dong mas, diskusinya jadi nggak sehat lho...

Baiklah aku ikut aja... karena aku semakin bingung dengan cara berpikir seperti ini.... Khas anak2 kantor ii ya den? :D
It's ok....semoga pendapat di atas itu memang begitu yang terjadi...

Menteri koordinator itu bukannya menteri tertinggi ya??
Tapi sudahlah, nggak perlu dijawab Pak... Makin banyak pelintiran nanti.... dan diskusinya makin nggak terarah...

After I known who is this...I've done...:)(



-dipi-
maaf aku keterlaluan ya, cuma ikut2an dan cuma pendapatku kok, ya ayo diskusi yang sehat
 
seperti di post2 ku sebelumnya, bukan dijadikan menteri atau posisi lain, karena permintaan partainya, tapi karena permintaan SBY sendiri, ini pun SBY dapat melakukannya dengan mudah, seperti tahun 2004, SBY meminta Ical untuk jadi menteri, sebelum diangkat menjadi menteri itu Ical bukan anggota partai politik, termasuk golkar, hanya ketua umum Kadin (1994-2004) dan pengusaha saja

ya katanya jusuf kalla masih mau maju lagi pada pilpress 2014 ya, tapi umurnya sudah 71 tahun saat itu, entah apa beliau sendiri, pengurus golkar, dan pemilih masih mau memilihnya saat itu, peluang Ical semakin besar

mengenai sosok figur yang kuat di demokrat masih ada kok, yaitu Ibu Ani yudhoyono, Edhie baskoro, dan ketua umumnya Hatta rejasa. Aku lihat banyak juga yang memprediksi ini, seperti ini http://politik.kompasiana.com/2011/01/21/bang-ical-dan-bu-ani-yudhoyono-calon-terkuat-2014-prediksi/ meskipun di link itu memprediksi pasangannya Ical juga, kalau loh
ralat dan tambahin sedikit

yang orang kuat atau populer di demokrat, ketua umumnya Anas urbaningrum, dan mungkin angelina sondakh. Kalau ada salah satu dari mereka saja yang akhirnya ternyata tidak bersalah di kasus Nazarudin, bisa jadi lebih kuat popularitasnya. Kalau Hatta rejasa, ketua umum PAN, besannya. Bukan besannya yang satu lagi yang terkait korupsi 1 lagi sebelumnya beberapa tahun lalu

lalu JK, tahun 2014, umurnya sekitar 71 tahun, jika terpilih sebagai presiden masa jabatan 2014-2019, maka pada tahun 2019 umurnya sudah 76 tahun. Sepertinya sulit lolos uji kesehatan dan kelayakan capres KPU, seperti gus dur yang tidak lolos uji kesehatan dan kelayakan capres tahun 2004 pada umur 64 tahun, akhirnya diganti adiknya Solahudin wahid
 
Back
Top