Bls: Khusus Untuk Komunikasi Lesbi, Gay & Biseks
Saya sependapat dengan Den Red, bahwa hidup adalah sebuah pilihan. Kita sudah diberikan pilihan oleh Tuhan; Ya atau Tidak ---- persis seperti judul lagunya Bang Iwan Fals..he, he, he..
Kita memang dharuskan untuk memilih, silakan memilih kehidupan yang telah diberikan oleh-NYA. Kalau pilihan tersebut tidak selaras dengan norma2 yang ada bagaimana? Nah, tentunya kita yang lebih bijakasana dalam menentukan pilihan tersebut. Pepatah mengatakan; "Ambillah sesuatu yang baik --- menurut pemikiran kalian -- meskipun itu datangnya dari seorang yang munafik sekalipun! Dan buanglah sesuatu yang jelek, menurut pemikiran kalian -- walaupun itu datangnya dari orang terdekat kalian..."
Kalau dalam hemat saya begini -- maaf kalau ada yang kurang berkenan..;
Misalkan...
Si Cindy tidak bisa mencintai seorang pria --- walaupun ia sudah mencobanya, dan ia lebih cenderung mempunyai perasaan terhadap sesamanya. Ia menyadari akan hal tersebut, bahwa pilihan hidup yang ia jalani adalah kurang tepat dan ia mencoba untuk memperbaikinya, agar supaya bisa lebih normal dalam tanda kutip.
Berkali-kali ia coba, namun belum menuai hasil yang menggembirakan. Dengan masih berusaha dan berharap sesuatu dari "Langit", ia masih menjalani hidupnya dan tidak berputus asa untuk mencoba dan mencoba, agar bisa lebih baik dari sebelumnya.
Kalau masih juga belum berhasil juga, yaaa...itu namanya....kayak iklan televisi beberapa waktu yang lalu...; "Mengapa Panglima Sudirman mati??" tanya seorang guru. Lantas dengan santainya si murid menjawab; "TAKDIR PAK!!"
)