Bls: Kondomisasi Menurut Pandangan Anda.
pelajari dulu permasalahannya apa.. baru kita kasih perkiraan solusi.. xixi.. jangan permasalahannya adalah prostitusi.. solusinya kondomisasi... salah banget.. kalo permasalahannya prostitusi.. ya cari apakah diizinkan prostitusi di indonesia..?? kalo nggak. ya berarti itu pelanggaran hukum.. kalo dijawab ada kok lokalisasi.. ya tutup lokalisasinya.. setelah lokalisasi nggak ada.. gak ada alasan lagi utk bilang porstitusi tidak ilegal.. pasti ilegal.. maka.. obatnya adalah penindakan secara hukum.. sama sekali bukan kondomisasi kan..??
xixi
kalo kondomisasi itu ibaratnya orang demam tinggi akibat demam berdarah.. kita kompres jidatnya.. bisa mati tu orang.. karena kita hanya berusaha menurunkan suhunya dari luar... sama sekali tidak menjawab persoalan mendasarnya..
gitu saya rasa..
dan tempat prostutitusi juga bukan masalah yang diangkat disini. . .makanya itu, tempat prostitusi memang bukan dijawab dengan kondomisasi (seperti anggapan saya sebelumnya), berikut juga dengan sex bebas.
Jadi, tidak ada alasan untuk mempersatukan masalah antara kondomisasi dengan sex bebas bukan? Saya juga tidak menyinggung solusi tempat prostitusi adalah kondomisasi. Jadi, kesimpulannya tidak ada yang namanya tempat Prostitusi ditutup menjadikan sex bebas 0(nol). Pasti masih ada lah yang namanya menjajakan diri dijalan-jalan baik juga dengan para pasangan yang belum menikah.
Nah, tempat prostitusi ini adalah suatu wadah yang bisa didata, Itu saja masih ada jaminan bakal tertular penyakit kelamin. Apalagi yang bebas dipinggiran jalan jualan dirinya?
untuk itulah, program kondomisasi masuk juga. sebagai pencegahan tertular lebih jauh. Ada juga loh, para PSK yang di tempat prostitusi, dia juga seorang istri dan punya suami dan anak. Banyak PSK yang mempunyai kehidupan juga selain ditempat prostitusi itu.
Disini, ibarat sebuah kalimat:
- kondomisasi adalah imbuhan dari kata sex.
- dan tempat prostitusi sebagai keterang tempat.
- pelaku seks bebas sebagai subjek
kalaupun tidak ada keterangan tempat, dan tidak berimbuhan, tetap menjadi sebuah kalimat bukan?
meski lokalisasi ditutup, dan punya kekuatan hukum bahwa pelaku seks bebas akan masuk penjara (misalnya), tetap bakalan ada. Karena kondom hanyalah pelengkap. Dia tidak bersifat "keinginan" (melakukan seks hanya kalau ada kondom).
Lalu bagaimana bisa mengentaskan seks bebas dan memperdagangkan kondom, benar-benar tidak klop.
==============================================================================
gak ada alasan lagi utk bilang porstitusi tidak ilegal.. pasti ilegal.. maka.. obatnya adalah penindakan secara hukum.. sama sekali bukan kondomisasi kan..??
perasaan, diberita banyak banget diberitakan:
"telah ditangkap pasangan yang bukan suami istri, dihotel bla-bla-bla..."
"saat satpol pp me razia tempat itu, terjaring beberapa PSK bla-bla-bla..."
Perasaan dari dulu memang tidak pernah ada hak untuk berdirinya sebuah tempat prostitusi. Untuk alasan yang saya tidak ketahui, kenapa yang sebesar dolly bisa ada. (tapi itu sudah bukan masuk kondomisasi lagi
)
==============================================================================
and kalo bjhe mau mengangkat sex sebagai kebutuhan.. itu udah topik lain lagi.. xixixi.. diatas kan udah dijelaskan sama om pop bahwa.. di thread ini sudah muncul beberapa jenis topik.. dari sisi demografi.. dari sisi kesehatan masyarakat.. dan dari sisi apa lagi tu.. lupa.. xixi..
sabar bos.. saya belum bahas sex sebagai kebutuhan natural manusia...
ya, soalnya yang jadi masalah itu. Itulah mengapa kondom tercipta dan mengapa ada upaya pengenalan kondom. Topiknya masih nyangkut kok karena tujuan kondom adalah ingin memuaskan kebutuhan manusia ini. Itulah mengapa saya katakan,
meski lokalisasi ditutup, dan punya kekuatan hukum bahwa pelaku seks bebas akan masuk penjara (misalnya), tetap bakalan ada. Karena kondom hanyalah pelengkap. Dia tidak bersifat "keinginan" (melakukan seks hanya kalau ada kondom).
Karena memang tidak akan terbendung lagi yang namanya seks. Itulah kebutuhan manusia. Meski itu lewat tempat prostitusi, meski itu sama saudara sendiri, meski itu sama orang tua sendiri, meski itu legal perkawinan pasutri, semua pasti butuh seks. Nah, untuk yang berlaku menyimpang, sudah pasti itu hatinya dan moralnya yang rusak. Tentu saja upaya yang terbaik adalah pendekatan secara penjiwaan dan penanaman nilai-nilai moral dan norma. Itupun masih banyak yang namanya tidak mendengarkan. Tidak akan ada obatnya, selain dari niat si pelakunya sendiri. Dan itu tidak dapat digapai dengan upaya hukum.