Perang Rusia VS Ukraina & NATO

w1200

Rusia pada Februari memberikan pengakuan bagi Luhansk dan Donetsk sebagai negara merdeka. Serupa dengan Luhansk, Donetsk menyatakan diri sebagai republik.​

Wilayah Timur Ukraina akan Gelar Referendum untuk Bergabung dengan Rusia

Wilayah yang memisahkan dan menyatakan diri sebagai Republik Rakyat Luhansk di Ukraina timur kemungkinan akan segera menggelar referendum soal pilihan untuk bergabung dengan Rusia.

Rencana pemungutan suara itu diungkapkan oleh pemimpin Luhansk, Leonid Pasechnik, pada Minggu seperti dikutip media berita wilayah pemberontak tersebut.

"Saya kira dalam waktu dekat ini akan diadakan referendum di wilayah republik," kata Pasechnik, seperti dilansir Antara mengutip Reuters, Minggu (27/3).

"Rakyat akan menggunakan hak konstitusional utama mereka dan menyatakan pendapat mereka apakah akan bergabung dengan Federasi Rusia."

Rusia pada Februari memberikan pengakuan bagi Luhansk dan Donetsk sebagai negara merdeka. Serupa dengan Luhansk, Donetsk menyatakan diri sebagai republik.

Tidak lama setelah memberi pengakuan pada kedua wilayah tersebut, Rusia memerintahkan pengerahan pasukan, yang disebutnya sebagai operasi penjagaan perdamaian di kawasan itu.

Pada 24 Februari, Rusia mengirimkan puluhan ribu tentara ke Ukraina untuk melaksanakan gerakan, yang disebutnya operasi khusus untuk melemahkan kemampuan militer negara tetangganya itu serta mengenyahkan orang-orang yang menurutnya merupakan nasionalis berbahaya.

Tentara Ukraina melakukan perlawanan keras terhadap pasukan Rusia.

Negara-negara Barat, sementara itu, telah menjatuhkan sanksi besar-besaran terhadap Rusia dalam upaya memaksa negara itu menarik pasukannya dari Ukraina.


 
w1200

Presiden Tusia Vladimir Putin tetap mengharuskan Uni Eropa membayar gas yang dibelinya dari Rusia dengan rubel. Foto Presiden Vladimir Putin di jaringan pipa gas Rusia di Vladivostok, 2011.​

BREAKING NEWS: Eropa Dilanda Inflasi Tinggi 7,5%, Harga Barang Meroket Dipicu Sanksi Energi Rusia

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Eropa dilanda inflasi yang sangat tinggi.

Hari ini, inflasi di benua negara-negara maju itu melonjak ke rekor baru.

Demikian menurut angka baru Uni Eropa yang dirilis pada Jumat (1/4/2022).

Ini merupakan tanda baru bahwa kenaikan harga energi yang dipicu oleh perang Rusia di Ukraina menekan konsumen dan menambah tekanan pada bank sentral untuk menaikkan suku bunga,

Melansir Associated Press, harga barang-barang konsumen di 19 negara yang menggunakan mata uang euro naik dengan tingkat tahunan 7,5 persen di bulan Maret, menurut badan statistik Uni Eropa, Eurostat.

xxx

Angka inflasi terbaru ini meruntuhkan rekor tertinggi bulan lalu ketika mencapai 5,9 persen.

Bulan kelima berturut-turut inflasi di zona euro mencatat rekor tingkat inflasi.

Rekor baru ini membawa inflasi ke level tertinggi sejak pencatatan untuk euro dimulai pada tahun 1997.

Naiknya harga barang-barang konsumen adalah masalah yang berkembang di seluruh dunia.

Ini membuat semua warga kian sulit membeli segala sesuatu.

Mulai dari bahan makanan hingga membayar tagihan listrik mereka.

Melonjaknya biaya energi adalah faktor utama yang mendorong inflasi di Eropa.

Harga energi melonjak 44,7 presen bulan lalu, kata Eurostat, naik dari 32 persen di Februari.

Harga minyak dan gas melonjak karena meningkatnya permintaan dari ekonomi yang baru pulih dari kedalaman jurang pandemi Covid-19.

Inflasi melonjak lebih tinggi setelah Rusia, produsen minyak dan gas utama, menginvasi Ukraina.

Peristiwa tersebut memunculkan kekhawatiran bahwa sanksi atas Rusia dan pembatasan ekspor dapat menghambat pasokan.

Di sebuah pasar rakyat di Cologne, Jerman, seorang konsumen, Andreas Langheim mengeluhkan bagaimana hidup menjadi lebih mahal.

"Saya bisa melihat efek kenaikan harga, terutama di pasar ini," kata Langheim, 62 tahun, sambil mengambil roti dari toko roti.

"Semuanya lebih mahal sekarang."

Angka-angka terbaru itu, kata para analisis, kian mendesak Bank Sentral Eropa untuk mengambil tindakan.

Bank berusaha menyeimbangkan rekor inflasi dengan ancaman bahwa perang bisa merugikan ekonomi yang sebelumnya sudah berada di bawah tekanan.

Bulan lalu, Bank Sentral Eropa mempercepat upaya keluar dari stimulus ekonomi untuk memerangi inflasi. Namun, Bank Sentral Eropa belum mengambil tindakan lebih drastis.

"Kami berpikir bahwa ECB (European Central Bank) akan segera menyimpulkan mereka tidak bisa menunggu lebih lama lagi sebelum mulai menaikkan suku bunga," Jack Allen-Reynolds, ekonom senior Eropa di Capital Economics, dalam sebuah laporan.

Bank sentral lain mulai menaikkan suku bunga. Ini termasuk Amerika Serikat, yang inflasinya melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun terakhir, sebesar 7,9 persen.

Negara-negara Eropa yang tidak menggunakan euro, termasuk Inggris, Norwegia, dan Republik Ceko juga melakukan hal yang sama, yaitu menaikkan suku bunga.

Di zona euro, ada kenaikan harga untuk kategori pengeluaran lain selain energi.

Biaya makanan, alkohol, dan tembakau naik 5 persen, dibandingkan dengan 4,2 persen di bulan sebelumnya.

Sementara, harga barang-barang seperti pakaian, peralatan, mobil, komputer, dan buku naik 3,4 persen, naik dari 3,1 persen. Ongkos layanan naik 2,7 persen, dibandingkan 2,5 persen sebelumnya.

Perdana Menteri Italia Mario Draghi, mantan presiden Bank Sentral Eropa, menguraikan bagaimana masalah tersebut menimpa kalangan rumah tangga.

“Inflasi naik karena harga bahan baku naik, khususnya untuk bahan makanan. Merekalah (inflasi) yang paling memukul daya beli keluarga,'' kata Draghi kepada wartawan asing, Kamis (31/3).

“Kekurangan beberapa bahan baku menciptakan hambatan dalam produksi dan memaksa kenaikan harga lebih lanjut,” tambah Draghi.

Draghi mengatakan, selama inflasi tetap bersifat sementara, pemerintah dapat merespons dengan langkah-langkah anggaran.

Misalnya, membantu keluarga berpenghasilan rendah dengan biaya pemanas dan listrik yang lebih tinggi.

Tetapi jika itu menjadi masalah jangka panjang, responsnya harus struktural, katanya.

Putin Terus Mengancam

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan menutup pasokan gas jika negara-negara asing tak bersahabat karena tak mau membayar dengan rubel.

Putin sebelumnya telah menandatangani dekrit yang menegaskan negara pembeli gas harus membuka rekening rubel di bank Rusia sejak Jumat (1/4/2022).

Permintaan Putin ini dinilai sebagai aksi untuk meningkatkan nilai rubel, yang sempat terpukul oleh sanksi Barat.

Dengan dekrit yang dikeluarkan itu maka negara asing yang membeli gas Rusia harus membuka rekening di bank Rusia, Gazprombank dan mentransfer euro atas dolar AS ke bank tersebut.

Setelahnya, Gazprombank akan menukarkannya ke rubel yang kemudian digunakan sebagai pembayaran untuk gas.

“Tak ada yang menjual apa pun kepada kami dengan gratis, dan kami juga tidak akan bersedekah. Itu saja, kontrak yang berjalan akan dihentikan,” ancam Putin dikutip dari BBC.

Menurut pengamat dan peneliti dari Institut Studi Energi Oxford, Jack Sharples, meski pembayaran gas dengan rubel efektif pada Jumat, pembeli Eropa tak akan membayarnya hingga pertengahan Mei.

Menurutnya, hal itu tak akan menjadi ancaman segera bagi suplai gas.

Putin mengatakan peralihan pembelian ke mata uang rubel dimaksudkan untuk memperkuat kedaulatan Rusia.

Sumber: BBC/Associated Press/Kompas.TV
 
[ame="https://www.youtube.com/watch?v=LVQ351sD4wk"]Detik-detik 267 Marinir Ukraina Menyerah ke Rusia, Diperlakukan Baik oleh Tentara Chechnya - YouTube[/ame]
 
[ame="https://www.youtube.com/watch?v=-Vb6ueh5cOQ"]Mantan Perwira Marinir AS Bongkar Insiden Bucha, Sebut Ada Kejanggalan yang Sudutkan Rusia - YouTube[/ame]
 
w1200

Zelensky Siap Dialog Lagi dengan Rusia

Presiden Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa Ukraina masih siap berdialog dengan Rusia demi menghentikan perang, meski sebelumnya ia sempat mengaku ogah bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.

"Ukraina selalu siap untuk negosiasi dan mencari berbagai cara demi menghentikan perang ini," ujar Zelensky pada Sabtu (9/4), seperti dilansir AFP.

Zelensky mengatakan, ia memang sudah mendengar laporan mengenai kemungkinan Rusia tengah bersiap melancarkan gempuran besar di timur Ukraina.

Namun, Zelensky juga menegaskan bahwa Ukraina siap melawan sekaligus mengupayakan perundingan damai demi mencapai gencatan senjata penuh.

"Kami siap melawan dan secara bersamaan mengupayakan penghentian perang ini melalui diplomasi," ucap Zelensky.

Untuk mempersiapkan perlawanan, Zelensky mengaku sudah menyiagakan pasukannya. Berdasarkan keterangan awal yang dihimpun Zelensky, Rusia tengah mempersiapkan alutsista di utara dan timur Ukraina.

Zelensky menyatakan, keberhasilan gempuran Rusia ini sangat bergantung pada sejumlah faktor, yaitu "kekuatan Ukraina, seberapa cepat rekan kami memasok senjata kami, dan seberapa jauh keinginan pemimpin Rusia."

Di jalur diplomasi, Rusia dan Ukraina terakhir kali menggelar dialog pada 29 Maret lalu. Di pertemuan itu, Ukraina menyatakan siap menerima status netral dengan timbal balik jaminan keamanan dari pihak ketiga.

Status netral ini memastikan Ukraina tak bergabung dengan aliansi pertahanan mana pun. Namun, Ukraina ingin ada negara ketiga yang menjamin keamanan jika sewaktu-waktu negara mereka diserang lagi.

Kelanjutan dialog ini sempat dipertanyakan pada awal bulan ini, ketika Ukraina melaporkan ratusan jasad bergelimpangan di kota-kota di dekat Kyiv yang baru saja ditinggal pasukan Rusia.

Ukraina menduga para warga sipil itu dibunuh secara sadis oleh pasukan Rusia. Saat itu, Zelensky sempat menyatakan ragu bakal mau bertemu dengan Putin.


 
[ame="https://www.youtube.com/watch?v=EF6AYBlkgVY"]Tegas! Rusia Tidak akan Pernah Tunduk dan Jadi Bawahan AS dan Barat - YouTube[/ame]
 
[ame="https://www.youtube.com/watch?v=CKR3DeY7lwo"]Pasukan Tempur Ukraina di Mariupol Diklaim Sudah Habis, Chechnya Minta Sisa Tentara Menyerah - YouTube[/ame]
 
w1200

Seorang anggota pasukan pro Rusia berjalan di dekat sebuah bangunan apartemen yang hancur dalam konflik Ukraina-Rusia di selatan kota pelabuhan yang terkepung Mariupol, Ukraina, Senin (28/3/2022). (ANTARA FOTO/REUTERS/Alexander Ermochenko/aww/cfo)​


Bertahan di Mariupol, Tentara Ukraina Tak Gubris Ultimatum Rusia

SuaraJogja.id -
Tampaknya pengabaian menjadi bentuk respons dari tentara Ukraina yang masih bertahan di kota pelabuhan Mariupol terhadap ultimatum untuk menyerah yang dikeluarkan pada Minggu (17/4/2022) oleh Rusia.

Beberapa jam setelah tenggat pukul 03.00 GMT (10.00 WIB), tidak ada tanda-tanda menyerah dari tentara Ukraina yang berada di pabrik baja Azovstal yang menghadap ke Laut Azov.

Mengutip penyadapan radio, kementerian pertahanan Rusia mengatakan tentara Ukraina yang terkepung, termasuk 400 "tentara bayaran asing", diperintahkan untuk menembak siapa pun yang ingin menyerah. Belum ada komentar dari pemerintah Ukraina tentang hal itu dan Moskow sebelumnya mengatakan pasukan mereka hampir sepenuhnya telah merebut Kota Mariupol.

Setelah gagal mengatasi perlawanan Ukraina di utara, militer Rusia mengalihkan serangannya ke wilayah Donbas di timur sembari terus meluncurkan rudal dari jarak jauh ke wilayah lain, termasuk ibu kota Kiev.

Sekitar empat juta warga Ukraina meninggalkan negara itu, kota-kota porak-poranda dan ribuan orang tewas.

Merebut Mariupol, pelabuhan utama di Donbas, akan menjadi capaian strategis bagi Rusia karena kota itu menghubungkan kelompok separatis pro-Rusia di timur dengan wilayah Krimea yang dicaplok oleh Moskow pada 2014.

"Penjajah akan dimintai tanggung jawab atas apa pun yang mereka lakukan di Ukraina," kata Presiden Volodymyr Zelenskyy di akun Telegram pribadinya.

Dia juga mengunggah gambar-gambar tentang kerusakan yang katanya mirip dengan "masa mengerikan" Perang Dunia Kedua.

Zelenskyy pada Sabtu menuduh Rusia "dengan sengaja berusaha menghancurkan siapa pun" di Mariupol.

Dia mengatakan pemerintahnya terus melakukan kontak dengan tentara yang bertahan, tapi tidak mengomentari klaim Rusia bahwa pasukan Ukraina sudah tak lagi berada di distrik-distrik kota itu.

Sementara itu, Paus Fransiskus pada Minggu mengkritik Rusia secara implisit saat menyampaikan khotbah Paskah di Lapangan Santo Petrus setelah Misa.

"Semoga tercipta perdamaian di Ukraina yang dilanda perang, yang begitu tersiksa oleh kekerasan dan terseret oleh penghancuran kejam dan tidak berperikemanusiaan," kata dia. [ANTARA]

.
 
AMERIKA HANCUR LEBUR, RUDAL RUSIA BERHASIL HANCURKAN SENJATA AMERIKA DI UKRAINA

[ame="https://www.youtube.com/watch?v=Kg_dQBd9PVE"]AMERIKA HANCUR LEBUR, RUDAL RUSIA BERHASIL HANCURKAN SENJATA AMERIKA DI UKRAINA Kpk. - YouTube[/ame]
 
Pasukan Chechnya Ampuni Tentara Ukraina yang Terluka Pertempuran di Mariupol Untuk Pulang ke Rumah!


[ame="https://www.youtube.com/watch?v=72AdPRFt4G0"]Pasukan Chechnya Ampuni Tentara Ukraina yang Terluka Pertempuran di Mariupol Untuk Pulang ke Rumah! - YouTube[/ame]


Pasukan khusus Chechnya mengampuni 5 prajurit Ukraina yang terluka dan telah menyerah di kawasan Industri Kota Mariupol.

.
 
[ame="https://www.youtube.com/watch?v=5WrKQRsP9HM"]GILAA..!!! INILAH YANG TERJADI JIKA BOM NUKLIR DILEDAKKAN - YouTube[/ame]


Konflik antara Rusia dengan Ukraina kian menarik perhatian dunia karena diketahui dapat memicu Perang Dunia jilid III. Dan hal yang paling ditakuti tentu saja potensi meledaknya perang nuklir. Ledakan nuklir yang dahsyat ini bukanlah sebuah hal yang dapat diremehkan, karna efek yang ditimbulkan sangat besar bagi seluruh penduduk planet ini.

.
 
w1200

Wakil Presiden AS Kamala Harris. (Wikimedia Commons/Gage Skidmore)​


Balas Tunai Sanksi AS, Rusia Masukkan Wapres Kamala Harris hingga CEO Meta Mark Zuckerberg ke Daftar Hitam

JAKARTA - Hanya berselang sehari setelah Washington menjatuhkan sanksi terbaru terhadap Rusia terkait invasi di Ukraina, Moskow langsung membalasnya dengan memasukkan pejabat tinggi hingga wartawan Amerika Serikat dalam daftar hitam.

Kamis kemarin, Kementerian Luar Negeri Rusia mengumumkan 29 warga AS meliputi pejabat tinggi, pengusaha, pakar dan wartawan, serta pasangan pejabat tinggi AS ke dalam daftar hitam.

"Menanggapi sanksi AS yang dikeluarkan Pemrintahan Joe Biden dan terus menerus menargetkan orang Rusia, pejabat, anggota keluarga mereka, serta pengusaha, ilmuwan dan seniman, total 29 orang Amerika termasuk pejabat tinggi, pengusaha, pakar dan wartawan yang membentuk Agenda Russophobia, serta pasangan dari sejumlah pejabat tinggi, masuk daftar hitam," kata Kementerian dalam pernyataannya, melansir TASS 22 April.

Orang-orang yang masuk daftar hitam termasuk Wakil Presiden AS Kamala Harris dan CEO Meta Mark Zuckerberg.

"Pengumuman lain tentang perluasan baru daftar hitam Rusia akan segera menyusul, sebagai bagian dari tindakan balasan terhadap tindakan permusuhan AS," tegas pihak kementerian.

Sebelumnya, Amerika Serikat memberlakukan sanksi baru terhadap lusinan individu dan entitas Rusia, termasuk bank komersial Rusia dan perusahaan pertambangan mata uang virtual pada Hari Rabu.

Departemen Keuangan AS mengatakan, pihaknya menunjuk perusahaan penambangan mata uang virtual untuk pertama kalinya, bersama lebih dari 40 orang, dan entitas yang dipimpin oleh oligarki Rusia yang ditunjuk AS, Konstantin Malofeyev.

"Kementerian Keuangan dapat dan akan menargetkan mereka yang menghindari, berusaha untuk menghindari, atau membantu penghindaran sanksi AS terhadap Rusia, karena mereka membantu mendukung perang pilihan brutal (Presiden) Putin," kata Wakil Menteri Keuangan untuk terorisme dan intelijen keuangan Brian Nelson sebuah pernyataan, seperti melansir i

Selain itu, Departemen Luar Negeri AS juga memberlakukan pembatasan visa pada lebih dari 600 orang dalam upaya untuk mempromosikan akuntabilitas atas pelanggaran dan pelanggaran hak asasi manusia, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dalam sebuah pernyataan, melarang mereka bepergian ke Amerika Serikat.

Tiga pejabat Rusia juga terkena pembatasan visa atas pelanggaran berat hak asasi manusia bersama 17 lainnya, dipukul dengan pembatasan atas tuduhan merusak demokrasi di Belarus.

"Kami akan menggunakan setiap alat untuk mempromosikan pertanggungjawaban atas pelanggaran hak asasi manusia dan pelanggaran hukum humaniter internasional di Ukraina," kata Blinken, seperti mengutip CNN.


 
MELIHAT GUDANG Senjata Terbesar Milik Ukraina, Berhasil Dikuasai Rusia


[ame="https://www.youtube.com/watch?v=J2WaXdg0bAk"]MELIHAT GUDANG Senjata Terbesar Milik Ukraina, Berhasil Dikuasai Rusia - YouTube[/ame]

Militer Rusia berhasil menguasai gudang persenjataan milik Ukraina di wilayah Kharkov pada Jumat, (22/4/2022).

Gudang senjata ini memiliki luas sekitar 100 hektar, berisi amunisi, meriam, mortir dan sistem peluncur roket ganda.

Selain itu ada juga senjata pertahanan udara dengan hulu ledak cluster.

Militer Rusia mengklaim, gudang senjata ini digunakan Ukraina untuk bertempur ditengah pemukiman warga sipil.

Bahkan gudang ini juga digunakan untuk menyimpan produksi peratalan militer dari Barat dan Uni Soviet.

.
 
w1200

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres - Sekretaris Jenderal PBB António Guterres akan bertemu secara terpisah dengan presiden Rusia dan Ukraina minggu depan.​


Sekjen PBB akan Temui Putin dan Zelensky Minggu Depan untuk Desak Perdamaian Rusia-Ukraina


TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal PBB António Guterres akan bertemu secara terpisah dengan presiden Rusia dan Ukraina minggu depan, kata organisasi dunia itu pada Jumat (22/4/2022).

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan Guterres akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov pada hari Selasa.

PBB kemudian mengatakan Guterres akan berangkat pada hari Kamis ke Ukraina untuk menemui Presiden Volodymyr Zelenskyy dan Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba.

Dalam kedua kunjungan tersebut, Guterres ingin membahas langkah-langkah yang dapat diambil untuk menghentikan pertempuran dan membantu warga sipil tetap aman, kata juru bicara PBB Eri Kaneko.

"Dia (Guterres) berharap untuk segera membicarakan apa yang bisa dilakukan untuk membawa perdamaian ke Ukraina," kata Kaneko seperti dikutip AP News.

[xxx

Sebelumnya, pada hari Selasa, Guterres meminta untuk bertemu dengan presiden kedua negara di ibu kota masing-masing.

Guterres telah mendesak Rusia untuk menghentikan serangannya sejak invasi itu dimulai hampir dua bulan lalu.

Guterres menyebut pertempuran antara Rusia dan Ukraina sebagai momen paling menyedihkan dalam lima tahun masa jabatannya di PBB.

Dia memohon untuk dilakukan jeda selama empat hari dalam pertempuran menjelan liburan Paskah Ortodoks hari Minggu.

"Hentikan pertumpahan darah dan kehancuran. Bukalah jendela untuk dialog dan perdamaian," harapnya.

Guterres mengirim pejabat tinggi kemanusiaan PBB ke Moskow dan Kyiv awal bulan ini untuk menjajaki kemungkinan gencatan senjata.

Tetapi sekretaris jenderal telah menghadapi pertanyaan tentang apakah dia sendiri harus melakukan perjalanan untuk mendesak perdamaian.

Dalam sebuah surat baru-baru ini, mantan pejabat PBB memintanya untuk meningkatkan keterlibatan pribadi dan publiknya.

Apapun tawaran yang mungkin telah dilakukan secara pribadi, perjalanan yang sekarang direncanakan adalah simbol yang terlihat dari apa yang seharusnya diperjuangkan oleh PBB, yaitu perdamaian dan keamanan, kata mantan kepala urusan politik PBB Jeffrey Feltman.

"Saya tidak berpikir salah satu dari kita seharusnya memiliki harapan yang berlebihan tentang apa yang akan dapat dicapai oleh sekretaris jenderal, tetapi dia memiliki kekuatan moral yang signifikan," katanya melalui telepon.

"Sangat penting bahwa sekretaris jenderal melakukan percakapan ini."

.
 
Gudang Senjata Ukraina Diambil Alih Rusia, Ratusan Hektar Berisi Amunisi


[ame="https://www.youtube.com/watch?v=hYOEkB2Zm2M"]Gudang Senjata Ukraina Diambil Alih Rusia, Ratusan Hektar Berisi Amunisi - YouTube[/ame]


Selama operasi khusus militer, Rusia terus menggencarkan serangan.

Tak jarang menguasai segala aset militer Ukraina.

Terbaru dirilis Kementerian Pertahahan Rusia melalui berbagai media sosialnya, Sabtu (23/4/2022) pasukan teknik Angkatan Bersenjata Federasi Rusia selama operasi militer khusus, mengambil alih gudang senjata Angkatan Bersenjata Ukraina di wilayah Kharkov.

Dalam video yang beredar gudang dengan luas ratusan hektar itu berisikan banyak amunisi.

Mulai dari artileri meriam, mortir, sistem peluncuran roket ganda, dan senjata pertahanan udara.

Gudang menyimpan amunisi untuk beberapa sistem peluncuran roket dengan hulu ledak cluster.

Diyakini Rusia alat-alat ini digunakan personel militer Angkatan Bersenjata Ukraina menembaki daerah pemukiman pemukiman, yang terus-menerus membahayakan warga sipil.

Amunisi, ranjau, dan peluru produksi Soviet dan Barat disimpan di hanggar.

Editor video: Iwan
Narator video: Ilul

.
 
[ame="https://www.youtube.com/watch?v=Q4dn5OD9UGk"]Rusia Sebut Bantuan AS Ternyata Bukan Cuma-cuma, Ukraina Terancam Punya Utang Besar Lintas Generasi - YouTube[/ame]

TRIBUN-VIDEO.COM - Amerika Serikat (AS) melakukan berbagai upaya untuk membantu Ukraina dalam melawan invasi Rusia.
Terbaru, DPR AS mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) yang bisa menghapus semua kendala pengiriman senjata ke Ukraina.

Namun, RUU itu diklaim Rusia justru akan menjebak Ukraina ke dalam lubang utang yang besar.

RUU itu disahkan untuk mempermudah AS mengirimkan senjata ke Ukraina.

Namun bantuan senjata tersebut ternyata tidaklah diberikan secara cuma-cuma.

Dikutip dari Russian Today, RUU tersebut diketahui bernama Undang-Undang Pinjam-Sewa Pertahanan Demokrasi Ukraina.

Kini RUU itu hanya tinggal menunggu tanda tangan Presiden AS Joe Biden sebelum berlaku.

Anggota parlemen Rusia, Vyacheslav Volodin membongkar motif DPR AS menyetujui RUU itu.

Melihat RUU itu, menurutnya ternyata pernah diadopsi oleh pemerintah AS pada era perang dunia ke-2 dulu.

Volodin pun mengaku teringat Uni Soviet pernah menerima senjata dari Amerika Serikat di bawah pinjaman-sewa.

Pada RUU ini, negara yang mendapat pinjaman atau sewaan bantuan militer diwajibkan untuk mengembalikannya atau membayarnya.

"Motif Washington jelas terlihat," tulis Volodin di akun sosmednya.

Dengan adanya aturan baru ini, AS sesungguhnya berusaha mencari untung besar-besaran untuk perusahaan senjatanya.

Volodin memperingatkan, bukan mendapat bantuan cuma-cuma. Namun, Ukraina terancam berutang ke AS hingga generasi-generasi selanjutnya.

"Zelensky memimpin negara ke dalam lubang utang," kata Volodin.

Padahal, saat ini Ukraina sendiri saat ini tengah memohon kepada negara-negara Uni Eropa dan AS agar dikirimkan bantuan.

Zelensky meminta bantuan sebesar 7 miliar USD per bulan atau setara dengan Rp 101 triliun hanya untuk membayar gaji dan pensiun.(Tribun-video.com)

.
 
w1200

Stepan Tarabalka, pilot jet tempur Ukraina berjuluk Hantu Kiev, tewas ditembak jatuh pasukan Rusia (Foto: Angkatan Bersenjata Ukraina)​


Pilot Jet Tempur Andal Ukraina Berjuluk Hantu Kiev Tewas Ditembak Jatuh Rusia

KIEV, iNews.id - Pilot jet tempur MiG-29 Angkatan Udara Ukraina yang dijuluki Hantu Kiev tewas dalam pertempuran dengan pasukan Rusia. Sosok legenda bernama Stepan Tarabalka (29) itu mengklaim telah menembak jatuh 40 jet tempur Rusia sebelum dinyatakan tewas menjalankan misi pada 13 Maret.

Surat kabar Inggris Times, mengutip sumber Ukraina, mengonfirmasi kematian ayah satu anak itu. Rencananya barang peninggalan Stepan seperti helm dan kacamata akan dilelang di London.

Stepan, berasal dari Korolivka, Ukraina, meninggalkan seorang istri, Olenia, dan satu anak, Yarik, berusia 8 tahun. Dia dianugerahi medali tertinggi militer Ukraina, Ordo Bintang Emas, atas keberanian dalam bertempur serta mendapat gelar pahlawan nasional.

Nahtalia, ibu Stepan, dalam wawancara dengan NPR, mengungkap putranya sudah punya cita-cita bergabung dengan militer sejak kecil. Dia selalu menonton atraksi jet tempur MiG.

“Dia selalu menonton pasukan terjun payung saat latihan udara. Dia akan mengejar untuk melihat di mana mereka mendarat. Sejak kecil, dia selalu memimpikan langit, tentang terbang lebih tinggi dari awan," ujar Nathalia.

Setelah menjadi pilot jet tempur, lanjut Nathalia, Stepan juga beberapa kali unjuk kebolehan kepada keluarga dan tetangga.

“Pada setiap kesempatan, dia terbang rendah dekat rumah kami, melakukan sedikit atraksi aerobatik. Semua orang di desa tahu bahwa Stepan sedang terbang," ujarnya.

Ayah Stepan, Evon, mengatakan militer Ukraina tidak menjelaskan bagaimana jet tempur yang dipiloti putranya ditembak jatuh.

“Kami tahu dia terbang dalam sebuah misi dan dia menyelesaikan misi, tugasnya. Lalu dia tidak kembali. Hanya itu informasi yang kami punya, sungguh," kata Evon.

Para Maret lalu, militer Ukraina membagikan foto yang menunjukkan seseorang mengenakan masker oksigen di kokpit jet tempur MiG-29 dengan judul “Halo Penjajah, Saya Datang untuk Merenggut Nyawamu."

Sang Hantu Kiev menjadi simbol perlawanan Ukraina menghadapi invasi pasukan Vladimir Putin sejak awal invasi pada 24 Februari.

.
 
w1200

Rudal Onyx Rusia hancurkan pangkalan udara di Ukraina tempat menyimpan bantuan senjata dari AS dan Eropa (Foto: Kemhan Rusia via Reuters)​

Gudang Senjata Ukraina Tampung Senjata Bantuan AS dan Eropa Hancur Dihantam Rudal Onyx Rusia

MOSKOW, iNews.id - Rusia kembali menyerang gudang senjata Ukraina. Kali rudal Onyx menghantam pangkalan udara tempat menyimpan senjata dan amunisi bantuan dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia Igor Konashenkov mengatakan rudal Onyx menghancurkan pangkalan udara di dekat Kota Odessa.

"Rudal Onyx berpresisi tinggi menghancurkan sebuah gudang senjata dan amunisi di dekat Odessa, memuat bantuan dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa dan juga menghancurkan landasan pacu," kata Konashenkov, dikutip dari Sputnik, Minggu (1/5/2022).

Sejak Rusia meluncurkan operasi militer khusus ke Ukraina pada 24 Februari, Amerika Serikat dan sekutunya di NATO serta mitra lainnya mengirim berbagai persenjataan ke Ukraina.

Presiden AS Joe Biden pada Kamis lalu mendesak Kongres untuk menyetujui bantuan tambahan darurat senilai 33 miliar dolar untuk Ukraina, termasuk 20 miliar dolar dalam bentuk senjata.

Jerman juga menyetujui pengiriman senjata ke Ukraina sejak akhir Februari. Sejauh ini Jerman telah mengirim 2.500 rudal anti-pesawat, 900 peluncur rudal anti-tank dan 3.000 roket, 100 senapan mesin, 15 peluncur roket anti-struktur dan 50 roket, sekitar 100.000 granat tangan, 2.000 ranjau, 5.300 unit bahan peledak, dan 16 juta peluru berbagai kaliber.

Namun Jerman belum memasok persenjataan berat ke Ukraina seperti tank, artileri, dan kendaraan lapis baja lainnya, meski memberi izin pengiriman kendaraan usang.

Sebelumnya, pejabat kekanseliran Polandia Michal Dworczyk mengatakan negaranya menempati urutan kedua setelah AS sebagai negara yang memasok persenjataan ke Ukraina. Sebelumnya, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki membeberkan persenjataan yang sudah dipasok ke Ukraina, seperti sistem anti-pesawat dan anti-kendaraan lapis baja, serta senjata berat lainnya dan amunisi.

Dia menyebut nilai bantuan militer Polandia ke Ukraina telah melampaui 1,6 miliar dolar.

.
 
Back
Top