François Mauld d'Aymée berpose di depan kendaraan tempur lapis baja di sebuah wilayah Donbass Ukraina Timur yang selama 8 tahun diserang pasukan Ukraina dan militan Azov.
Amerika Terus Pasok Alutsista ke Ukraina, Terbaru AS akan Kirim Rudal Anti-Kapal Canggih untuk Kiev
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) akan mempersenjatai pejuang Ukraina dengan rudal anti-kapal yang canggih untuk membantu mengalahkan blokade angkatan laut Rusia, CNA melaporkan.
Ukraina tidak merahasiakan bahwa mereka menginginkan kemampuan AS yang lebih maju di luar persediaan artileri, rudal Javelin dan Stinger, dan senjata lainnya saat ini.
Ukraina juga ingin rudal yang dapat mendorong angkatan laut Rusia menjauh dari pelabuhan Laut Hitamnya, sehingga memungkinkan dimulainya kembali pengiriman biji-bijian dan produk pertanian lainnya ke seluruh dunia.
Di sisi lain, AS mengalami sejumlah hambatan untuk mengirim senjata jarak jauh yang lebih kuat ke Ukraina.
Hambatan itu mencakup persyaratan pelatihan yang panjang, kesulitan pemeliharaan peralatan, atau kekhawatiran persenjataan AS dapat ditangkap oleh pasukan Rusia, di samping ketakutan akan eskalasi.
Tetapi tiga pejabat AS dan dua sumber kongres mengatakan, dua jenis rudal anti-kapal yang kuat, Harpoon yang dibuat oleh Boeing dan Naval Strike Missile yang dibuat oleh Kongsberg dan Raytheon Technologies sedang dalam pertimbangan aktif untuk pengiriman langsung ke Ukraina, atau melalui transfer dari sekutu Eropa yang memiliki rudal.
Pada bulan April, Presiden Volodymyr Zelenskyy mengimbau Portugal untuk menyediakan Harpoon kepada militer Ukraina, yang memiliki jangkauan hingga hampir 300 kilometer.
Tetapi ada beberapa masalah yang membuat Ukraina tidak dapat menerima rudal tersebut.
Pertama, ketersediaan platform yang terbatas untuk meluncurkan Harpoon dari pantai karena sebagian besar merupakan rudal berbasis laut.
Dua pejabat AS mengatakan pihaknya sedang mengerjakan solusi potensial termasuk menarik peluncur dari kapal Amerika.
Kedua rudal itu menelan biaya sekitar US$1,5 juta (sekitar Rp 22 miliar) per putaran, menurut para ahli dan eksekutif industri.
Sekitar 20 kapal Angkatan Laut Rusia, termasuk kapal selam, berada di zona operasional Laut Hitam, kata Kementerian Pertahanan Inggris.
Bryan Clark, seorang ahli angkatan laut di Institut Hudson, mengatakan 12 hingga 24 rudal anti-kapal seperti Harpoon dengan jangkauan lebih dari 100 kilometer akan cukup untuk mengancam kapal-kapal Rusia.
"Jika Putin tetap bertahan, Ukraina bisa mengambil kapal terbesar Rusia, karena mereka tidak punya tempat untuk bersembunyi di Laut Hitam," kata Clark.
Seperti diketahui, Rusia telah menderita kerugian di laut, terutama tenggelamnya kapal penjelajah Moskva, kapal utama armada Laut Hitamnya.
Cuplikan video handout yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia pada 20 April 2022 menunjukkan peluncuran rudal balistik antarbenua Sarmat di lapangan pengujian Plesetsk, Rusia. (Selebaran / Kementerian Pertahanan Rusia / AFP)
Negara-negara Takut Kirim Harpoon ke Ukraina
Sejumlah negara bersedia mengirim Harpoon ke Ukraina, kata pejabat AS dan sumber kongres.
Tetapi tidak ada yang ingin menjadi negara pertama atau satu-satunya yang melakukannya, karena takut akan pembalasan dari Rusia jika sebuah kapal ditenggelamkan dengan Harpoon, kata pejabat AS.
Pejabat itu mengatakan satu negara sedang mempertimbangkan untuk menjadi yang pertama memasok rudal ke Ukraina.
Begitu negara yang berperlengkapan lengkap itu berkomitmen untuk mengirim Harpoon, negara lain mungkin akan mengikuti, kataNYA.
Naval Strike Missile (NSM) dapat diluncurkan dari pantai Ukraina dan memiliki jangkauan 250 kilometer.
Ini juga membutuhkan waktu kurang dari 14 hari pelatihan untuk beroperasi.
Sumber tersebut mengatakan NSM dipandang kurang sulit secara logistik daripada Harpoon, karena sekutu NATO dapat meminjamkan peluncur darat bergerak yang tersedia, dan hulu ledak dari Norwegia.
Sementara itu, pejabat lainnya mengatakan AS sedang berusaha mencari cara bagi Ukraina untuk mendapatkan NSM dan peluncur dari sekutu Eropa.
Sumber-sumber kongres mengatakan opsi lain adalah Norwegia menyumbangkan NSM ke Ukraina, sebuah gagasan yang didukung oleh anggota parlemen Norwegia.
Kementerian Pertahanan Norwegia menolak memberikan tanggapan tentang kontribusi tambahan senjata dan peralatan pertahanan apa yang mungkin dipertimbangkan untuk ditawarkan ke Ukraina.
Semua permintaan senjata seperti Harpoon dan NSM harus disetujui oleh Departemen Luar Negeri AS, yang mengambil panduan dari Gedung Putih.
Senjata lain yang tinggi di daftar belanja Ukraina adalah Multiple Rocket Launch Systems (MLRS) seperti M270 yang dibuat oleh Lockheed Martin yang dapat menyerang target sejauh 70 kilometer atau lebih, peningkatan tiga kali lipat dari banyak peluru howitzer mereka saat ini.
Dalam beberapa pekan terakhir, pemerintahan Biden malah memutuskan untuk mengirim howitzer derek M777 yang dapat digunakan lebih cepat dan dikirim dalam jumlah yang lebih besar, kata pejabat itu.
Pejabat AS itu mengatakan M270 atau sistem serupa seperti M142 HIMARS akan dipertimbangkan untuk dikirim ke Ukraina setelah Kongres meloloskan RUU pendanaan tambahan senilai US$40 miliar (sekitar Rp 586,8 triliun) yang akan mengesahkan Otoritas Penarikan Presiden senilai US$11 miliar (sekitar Rp 161,3 triliun).
Itu memungkinkan presiden mengizinkan transfer kelebihan senjata dari stok AS tanpa persetujuan kongres sebagai tanggapan atas keadaan darurat.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)
.