Sehat Sejak janin Makanan yang dikonsumsi ibu pada masa kehamilan dapat mengubah fungsi DNA

Dewa

New member
Status kesehatan seorang ternyata sudah terbentuk jafth hart sebelum kelahirannya. Proses itu bermula dan seberapa baik kualitas sperma dan sel telur ayah bundanya saat terjadinya
pembuahan. “Selanjutnya, makanan yang dikonsumsi ibu ketika mengandung menjadi peletak dasar kesehatan keturunan- nya,” ungkap Prof Sir Peter Gluckman.
Fakta penting itu merupakan temuan yang disebut-sebut sebagai kunci jawaban atas fenomena penyakit kronis di usia muda. Kode DNA memang tidak bisa berubah. Naniun, dalam sebuah proses epigenetik disinyalir bisa mencetuskan terjadinya perubahan fungsi DNA pada janin. “Temuan ml memperlihatkan efek nutrisi ibu hamil terhadap janin,” kate foun3irig director Liggins Institute. University of Auckland, Selandia J3aru dalam konferensi pers Early Life Nutrition Forum, pekan lalu (15/5), di Jakarta.
Untuk sampai pada kesimpulan tersebut, para peneliti dan Inggris, Selandia Baru, dan Singapura itu melakukan riset menggunakan jaringan tali pusat. Mereka men gukur tin gkat perubahan epigenetik pada 30D bayi. “Lantas, melacak kaitannyn dengan berat badan anak ketika mereka memasuki usia enam sampai sembilan tahun,” ucap Gluckman,
Janin dengan tingkat perubahan epigenetik tinggi cenderung mengalami kelainan meabo1isme. Begitu lahir mereka tak inampu mencerna lemak dengan sempuma. “Akhimnya terjadi penumpukan lemak di usus balita,” urai Gluckman yang juga menjadi anggota tim peneliti.
Belum jelas penyebab tingginya perubahan epigenetik. Namun, Gluckman menduga akar masalahnya ada pada diet rendah karbohidrat yang bunda alami di trimester pertama kehamilan. “Logikanya, janin yang tumbuh tanpa pasokan karbohidrat yang rnemadai akan mencari care lain untuk mendapatkan cadangan energi dengan menyimpan lemak di tubuhnya.”
Kelainan metabolisme dapat mengakibatkan anak mengalami kelebihan berat badan. Riset ml menunjukkan anak dengan tingkat peruhahan epigenetik tinggi

memiliki bobot ekstra tiga kilogram dibandingkan dengan sebayanya ketika mereka mengi nj ak usia enam sampai scmbilan tahun. “Bayi berberat lahir ringan juga bisa mengalami fenomena mi,” paper Gluckman.
Kecenderungan kegemukan dapat berlanjut hingga dewasa. Obesitas membuat mereka lebih rentan terkena sejumlah
penyakit kronis. Di antaranya, tekanan 4arah$inggi,. obesi.tas,diabetes, kankecstroke, penuaan dim, dan penyakit jantung koroner. “Dan 35 juta angka kematian per tahun di seluruh durtia, sekitar 50 persen di antaranya terjadi akibat penyakit kronis noninfeksi,” imbuh Gluckman.
Tiap orang berisiko terkena penyakit kronis noninfeksi. Gen yang amalirkan orang tua menjadi penentu utama. “Sedangkan, gaya hidup di usia dewasa tidak besar perannya dalam menyebabkan seseorang terkena noncommunicable disease itu,” ucap pimpinan Development Origins of Health and Disease mi.
Di Indonesia, kasus gizi kunang masih mendominasi. Riskesdas 2010 menunjukkan jumlah balita bergizi buruk mencapai 17 persen. “Sedangkan, jumlahbalita obesitas bersaing di angka 14 persea ungkap Dr dr Saptawati Bardosono MSc
Kasus bayi kurus dengan tumpukan lemak di perutnya juga banyak Bayi seperti ml disebut dengan istilah thin-fat. “Sayangnya, kite belum membiasakan mengukur lingkar perut dan pinggul bayi untuk mendeteksi fenomena bayi kurus dengnn penumpukan lemak dl pent ini,’ komentar Saptawati.
Sementara itu, berdasarkan Riskesclas 1995, 2001. dan 2007, gambaran kehatan masyarakat terlihat mengkhawatrkan satu sisi. program kesehatan maict dan angka penyakit infeksi mentrz “Namun, penyakit kronis pada segaia is:a justru meningkat,” imbuh Saptawarti
 
Back
Top