zoeratmand
New member
Hanya saat itu Idan tidak bisa mengontrol emosinya. Setelah itu ia
kembali menjadi Idan yang rasional dan berkepala dingin, yang mengurus
pemakaman, menerima para tamu dan menghibur keempat kakak perempuannyadengan ketenangan yang nyaris mengerikan.
Sore harinya, saat aku tengah membantu merapikan kembali ruang tamu,
kakak tertua Idan, Kak Ira, menghampiriku.
“Pit, bawa Idan pulang.”
“Apa tidak sebaiknya dia di sini dulu, Kak?”
Kak Ira menggeleng. “Coba lihat sendiri,” katanya sambil menunjuk ke
halaman belakang
kembali menjadi Idan yang rasional dan berkepala dingin, yang mengurus
pemakaman, menerima para tamu dan menghibur keempat kakak perempuannyadengan ketenangan yang nyaris mengerikan.
Sore harinya, saat aku tengah membantu merapikan kembali ruang tamu,
kakak tertua Idan, Kak Ira, menghampiriku.
“Pit, bawa Idan pulang.”
“Apa tidak sebaiknya dia di sini dulu, Kak?”
Kak Ira menggeleng. “Coba lihat sendiri,” katanya sambil menunjuk ke
halaman belakang