Membubarkan sih gampang, tapi yang jadi pertanyaan apakah itu menyelesaikan masalah? IMHO Big NO.
Ormas itu kan intinya ada di orang-orangnya, hari ini dibubarin besok udah muncul nama lain dengan orang-orang yang sama. Menyelesaikan masalahkah?
Gw bicara FPI aja ya...Gw mau jawab pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul, seperti kenapa FPI sering berbuat hal2 yang berbau radikal? (gw nggak akan mengatakan apa yang dilakukan oleh FPI adalah anarkisme, karena itu bukanlah bentuk anarkisme). FPI sering berbuat radikal karena pemerintahannya yang kucluk, law enforcement yang dilakukan pemerintah nggak pada segala lini. Coba itu kalau warung remang-remang ditindak, tempat hiburan yang melanggar perda ditindak, perjudian ditindak, pelacuran ditindak, hal-hal yang berbau asusila diberantas, itu FPI bakal nggak ada "kerjaan". Lha ini penegak hukumnya malah terkesan melindungi hal2 yang dianggap nggak sesuai dengan norma dan agama, ya gw akan berusaha memaklumi kalau ada yang bertindak diluar jalur hukum.
Lalu soal kenapa FPI terkesan hanya pilih-pilih? lha emangnya FPI punya kewajiban secara menyeluruh dalam soal ini? FPI itu cuma ormas yang punya kemampuan terbatas begitu juga dengan resources-nya. Apakah mampu level ormas mengobrak abrik pelacuran kelas atas, apakah sanggup level ormas membubarkan perjudian skala besar?
Yang bijak adalah menindak yang berbuat kriminal termasuk jika melakukan perusakan2, tapi yang perlu diingat pemerintah perlu juga meningkatkan penegakan hukum sambil berusaha melakukan pembinaan dan bukan pakai shorcut bubarkan ormas.
Gw ada di Aceh waktu pasca bencana tsunami dan gw ada di Magelang dan Klaten pasca bencana Merapi. Di Aceh itu hanya 2 tim yang bekerjanya tanpa kenal takut dan lelah, yang pertama laskar jihad dan yang kedua FPI, tim yang lain itu kerjanya cuma menangis doang, kerjanya dikit2. Begitu juga saat bencana merapi kemaren, FPI itu yang banyak bekerja. Di aceh itu kalau nggak ada laskar jihad dan FPI, aceh itu bakalan penuh dengan misionaris yang bawa bantuan dengan maksud tertentu. Gw tahu hal ini karena pada saat itu gw masih kuliah di London dan langsung ke Aceh itu bareng beberapa relawan yang diantaranya adalah para misionaris, dan yang perlu diketahui saat itu gw belum jadi muslim.
Lepas dari itu, maksud gw adalah kenapa kalau ada berita yang positif nggak pernah dimunculkan ke permukaan? yang dimunculkan adalah hal2 yang dianggap nggak baik itupun masih dengan embel2 ketidaknetralan.
Kalau ada yang pengen tahu gimana FPI, dateng dong langsung ke Petamburan, ajak tuh diskusi Habieb Rizieq, beliau sangat terbuka kok dan nggak segahar yang sering disorot di tipi.