Kalina
Moderator
Bls: CerBung: The Rose
Tibalah hari berburu Damian dan Leigh. Seperti biasa, mereka berburu di lereng Pegunungan Kerry.
Damian: "Awas! Jangan salah tembak lagi!"
Leigh: "Iya, iya.."
Mereka mengincar salah satu rusa yang berkerumun dengan beberapa ekor rusa lainnya. Damian membidiknya. Kena! Rusa itu terkapar di tanah. Mereka langsung mengikatnya dan hendak membawanya pulang.
Damian: "Ng.. Leigh, kau pulang dulu ya. Bawa rusa itu. Aku sedang ada urusan mendadak."
Leigh: "Tapi, Damian.."
Damian tak lagi menghiraukannya. Ia memacu kuda menuju rumah Rose.
Mungkin dr. Isaac benar, dirinya sedang jatuh Cinta pada Rose. Pasalnya, setiap kali tak bertemu dengan gadis itu, Damian merasakan rindu. Kalau sudah bertemu, malah tak tau mau bicara apa.
"Kenapa melamun di luar?" suara Rose terdengar di belakang Damian. Pria itu menoleh.
Damian: "Rose.."
Rose: "Masuklah.."
Damian: "Terimakasih. Di luar saja.."
Rose: "Baik."
Lima menit kemudian, mereka sudah berjalan di tepi danau. Damian mengikat kudanya pada sebatang pohon.
Tibalah hari berburu Damian dan Leigh. Seperti biasa, mereka berburu di lereng Pegunungan Kerry.
Damian: "Awas! Jangan salah tembak lagi!"
Leigh: "Iya, iya.."
Mereka mengincar salah satu rusa yang berkerumun dengan beberapa ekor rusa lainnya. Damian membidiknya. Kena! Rusa itu terkapar di tanah. Mereka langsung mengikatnya dan hendak membawanya pulang.
Damian: "Ng.. Leigh, kau pulang dulu ya. Bawa rusa itu. Aku sedang ada urusan mendadak."
Leigh: "Tapi, Damian.."
Damian tak lagi menghiraukannya. Ia memacu kuda menuju rumah Rose.
Mungkin dr. Isaac benar, dirinya sedang jatuh Cinta pada Rose. Pasalnya, setiap kali tak bertemu dengan gadis itu, Damian merasakan rindu. Kalau sudah bertemu, malah tak tau mau bicara apa.
"Kenapa melamun di luar?" suara Rose terdengar di belakang Damian. Pria itu menoleh.
Damian: "Rose.."
Rose: "Masuklah.."
Damian: "Terimakasih. Di luar saja.."
Rose: "Baik."
Lima menit kemudian, mereka sudah berjalan di tepi danau. Damian mengikat kudanya pada sebatang pohon.