The Rose

Bls: <CERBUNG> The Rose

Lalu dipungut oleh Damian.
Damian: "Data perawat istana yang baru..?"


Lucifer ikut terkejut, saat Dr. Isaac menceritakan tentang Rose.
Lucifer: "Gawat! Kalau Damian tau bagaimana?"
Dr. Isaac: "Lebih gawat lagi, kalau Rose tau siapa sebenarnya Damian. Habislah.."


Rose mulai menjalani aktifitasnya sebagai perawat dengan tenang. Ia mendapat tugas untuk merawat Selir Ramona.
Rose senang dengan tugasnya ini. Ia sama sekali tidak menyangka, bisa bertemu lagi dengan wanita anggun yang pernah ia kagumi di London dulu.
Ramona: "Kalian perawat baru yang bertugas untukku, ya?"
Rose dan rekannya, Maria, mengiyakan, apa yang ditanyakan oleh Ramona.
Ramona: "Siapa nama kalian?"
Rose: "Saya Rose."
Maria: "Saya Maria."
Ramona: "Baiklah. Kalau begitu, bekerjalah dengan baik. Dan, jangan terlalu sungkan padaku."
Rose tersenyum.

Rah Digga: "Yang Mulia.. hamba menangkap pertanda tak baik di dalam istana. Ia mulai mendekati kita."
Dominique: "Apa itu?"
Rah Digga: "Belum jelas.. Namun Yang Mulia harus selalu waspada."

yg ditebelin memang gak ada lanjutannya y??
 
Bls: <CERBUNG> The Rose

Damian merasa tak tenang di sekolah. Ia kepikiran Rose terus.
Kemudia Jean menghampirinya.
Jean: "Kau kenapa, Damian?"
Damian: "Jean, boleh minta pendapatmu?"
Jean: "Tentu.."
Damian: "Apakah kau pernah dibohongi oleh seorang pria?"
Jean: "Sering.."
Damian: "Maksudku, kebohongan yang sulit kau maafkan."
Jean tertawa.
Jean: "Tidak ada bangsawan pria yang berani bohong padaku."
Damian: "Kalau seandainya kau dibohongi?"
Jean: "Tergantung. Kalau hanya bercanda aku tidak apa-apa. Tapi kalau sudah serius, aku akan sangat sedih.."
Damian langsung membayangkan, bagaimana perasaan Rose nanti. Bila tau yang sebenarnya. Apalagi kini ia tau, kalau Rose ada di Istana. Bukan di luar kota Dublin, seperti yang dikatakan gadis itu sebelumnya. Tapi, kenapa Rose juga tidak berterus terang tentang ini?

Sudah malam..
Rose baru pulang dari kediaman Ramona. Ia melihat Nicole baru selesai ganti pakaian.
Nicole: "Rose.. bagaimana pekerjaanmu?"
Rose: "Menyenangkan. Selir Ramona begitu mengagumkan."
 
Bls: <CERBUNG> The Rose

Nicole: "Ya. Dia memang wanita yang sangat cantik. Juga baik. Meski bukan permaisuri, Yang Mulia Raja sangat menyayanginya."
Rose: "Apakah.. dia sudah punya anak? Karena ku lihat, tubuhnya masih sangat bagus."
Nicole: "Dia kan baru menikah dengan Yang Mulia Raja. Dia belum punya anak.."

Dr. Isaac, pagi-pagi sudah ke Istana Damian.
Dr. Isaac: "Hari ini.. kau tidak keluar istana?"
Damian: "Untuk apa? Rose kan tidak ada."
Dr. Isaac: "Oh iya. Aku lupa. Lalu.. apa kegiatanmu hari ini?"
Damian: "Tidak ada."
Dr. Isaac merasa ada yang tidak beres dengan Damian. Biasanya, kalau sudah ada kesempatan keluar Istana. Dia akan dengan sangat bersemangat. Tapi kali ini tidak.
Dr. Isaac: "Kau sakit?"
Damian: "Tidak."
Dr. Isaac: "Coba ku lihat,."
Damian: "Aku baik-baik saja, Dokter.."
Dr. Isaac: "Baiklah. Jika kau merasa kurang enak badan, panggil aku."
Damian tidak menjawab.

Suatu hari, Ramona merasa kurang enak badan. Rose dan Maria baru datang. Ramona terus mual.
Maria: "Rose.. bagaimana ini?"
 
Bls: <CERBUNG> The Rose

Masih terinspirasi sama cerita luar ya? alur dan penokohannya masih pakai gaya luar :D tapi setelah dibaca lumayan bagus
 
semalam mau nulis.. ehh II mobile nya disable.. hahahahhaa
karena nulis ini lebih asyik pake hp, dan pewe di kasur :D
 
Re: Bls: <CERBUNG> The Rose

Masih terinspirasi sama cerita luar ya? alur dan penokohannya masih pakai gaya luar :D tapi setelah dibaca lumayan bagus

hahahahhaa
aku bs nulis pakai gaya luar dalam :)
dulu waktu SMP pernah nulis pake latar belakang zaman belanda di Inonesia.. tp sayang.. ilang :(
 
Rose: "Kau tidak perlu panik, Maria. Aku akan coba memeriksanya."
Rose merasakan denyut nadi itu. Rasa khawatir berubah menjadi rasa senang.
Rose: "Yang Mulia.. anda.. hamil.."
Ramona tersenyum. Kedua matanya berkaca-kaca.
Ramona: "Benarkah?"
Maria memanggil Dr. Isaac dan para perawat. Mereka pun mencoba memastikan. Apakah analisa Rose benar.
Ada seorang perawat senior yang sangat dibanggakan oleh para dokter. Namanya Rachel. Ia memeriksa denyut nadi Selir Ramona.
Ramona: "Bagaimana, Rachel?"
Rachel: "Saya tidak merasakan denyut nadi kehamilan. Saya hanya merasa, bahwa Yang Mulia hanya masuk angin."
Tentu saja, diagnosa Rachel membuat semua orang terperanjat. Termasuk Rose.
Rose: "Tidak mungkin. Saya yakin, bahwa Yang Mulia hanya hamil."
Lucia, perawat senior, yang juga sahabat Rachel segera mendiamkan Rose.
Lucia: "Kau masih baru. Bila dibandingkan dengan Rachel, kau tidak ada apa-apanya."
Ramona: "Jangan bicara begitu, Lucia.. Aku rasa Rose benar. Aku hamil. Aku sudah terlambat tiga minggu."
 
Untuk memastikan lagi, Dr. Isaac segera memeriksa selir itu.
Dan hasil analisa membuktikan, bahwa Rose benar. Ramona hamil.
Dr. Isaac: "Ini pelajaran bagi kita semua. Bahwa kita hanya manusia biasa. Tidak boleh merasa lebih pintar."
Begitu Dr. Isaac bilang, saat semua perawat berkumpul di beranda istana Selir Ramona.
Lalu, ia keluar diikuti para perawat. Sampai tinggal Rose dan Rachel di beranda itu.
Rachel: "Kau menghancurkan aku dengan sekali pukul, Rose.."
Rose terkejut mendengarnya. Ia jadi tak enak hati pada Rachel.
Rose: "Maafkan aku, Rachel."
Rachel meninggalkan rasa bencinya untuk Rose.

Nicole menyampaikan rasa kagumnya pada Rose.
Nicole: "Belum ada satu pun perawat yang berani pada Rachel. Termasuk aku. Awalnya Dr. Isaac mengagumi dia. Tapi, setelah kejadian ini, pamor Rachel jadi sama seperti kita."
Rose: "Tapi, Nicole.. Rachel jadi membenciku."
Nicole: "Sudahlah.. tidak perlu kau pikirkan. Masih ada aku dan perawat lainnya yang mau berteman denganmu."
Rose pun kembali tenang.
 
Rachel membanting buku-bukunya ke meja. Nafasnya naik turun. Ia kesal.
Kemudian Lucia datang.
Lucia: "Aku tau kau sangat kesal pada perawat baru itu. Aku juga tidak menyukainya. Gayanya sok pintar. Dr. Isaac juga! Kenapa ia begitu peduli pada Rose?"
Rachel: "Aku akan membuatnya sengsara, karena telah mempermalukan aku."
Lucia: "Dan aku selalu siap membantumu."

Damian semakin tak punya semangat. Kerjanya hanya melamun saja. Prestasinya di sekolah juga menurun.
 
9

Rapat para perawat, dipimpin oleh Dr. Isaac.
Dr. Isaac: "Berita bahagia, karena Yang Mulia Selir Ramona hamil anak pertama. Jadi, aku ingin dia dirawat dengan baik. Selain Rose dan maria, aku ingin Rachel dan Lucia ikut memantau kesehatan ibu dan bayinya.
Rachel melirik Rose. Sementara Rose sendiri menundukkan kepalanya dalam-dalam.
Dr. Isaac: "Sedangkan yang lain bertugas seperti biasa."
Ia membetulkan letak kacamatanya, lalu bicara lagi.
Dr. Isaac: "Oh ya, bagi perawat baru yang belum tau, setiap satu bulan sekali, ada perubahan tugas. Perawat terbaik bisa mendapatkan posisi menjadi perawat Yang Mulia Raja Lincoln atau Yang Mulia Ratu Dominique."
Wow! Prestasi gemilang, yang ingin Rose capai.. artinya, Rose harus lebih kerja keras lagi.

Setelah rapat, Rose dan Maria kembali bertugas di kediaman Selir Ramona.
Maria: "Rose, sepertinya.. Rachel tidak suka padamu. Aku jadi takut."
Rose: "Untuk apa takut? Dia hanya perawat di sini. Bukan putri raja! Selama kita tidak salah, jangan merasa takut.."
 
Back
Top