Waria juga Manusia

Status
Not open for further replies.
Bls: Waria juga Manusia

ya itu jelas... baca yang bener donk bos...:))

Kelamin ganda disebut khuntsa
.... dan transeksualis alias bencong disebut mukhannats...

nah yang diceritakan disitu mengenai mukhannats, bukan khuntsa...

seorang nabi aja ga menghinakan... kenapa kita yang umatnya bertindak yang tidak semestinya...

tapi kan, yang gw quote yang dibawah ini. . .Dan hadits yang disertakan disana tentang khuntsa. Tidak ada kaitannya sama sekali. Tidak ada kesinkronisan alasan tidak menghinakan sama dalil yang di sangkutkan perhatikan baik-baik:

nyuplik dari
http://korananakindonesia.wordpress.com/2010/04/10/waria-dalam-tinjauan-medis-agama-dan-sosial/

Dua jenis waria itu sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Kelamin ganda disebut khuntsa dan transeksualis/ bencong disebut mukhannats. Jika bercermin pada sunnah Rasul, jelas sekali bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menghinakan harkat derajat kaum waria, baik yang khuntsa maupun yang mukhannats. Selain itu banyak literatur hadis menyiratkan berbagai metode upaya normalisasi kaum waria. Dari hadist-hadist itu tersirat pula sebuah makna, bahwa kasus ke-waria-an–yang tidak lain adalah ambiguitas identitas gender -merupakan masalah bersama yang harus dipecahkan bersama pula. Ada dua solusi mendasar dari penanganan kasus waria; pertama, untuk kasus hermaproditif, penentuan status gender adalah berdasarkan kecenderungan paling dominan (baik fisik maupun psikis) dari waria bersangkutan. Berdasarkan hadits Nabi;

Dikabarkan oleh ‘Ubaidillah bin Musa dari Israil dai ‘Abd Al-A’la bahwa dia mendengar Muhammad bin Ali bercerita kepada ‘Ali bahwa tentang seorang laki-laki yang mempunyai kelamin perempuan tentang bagaimana ia mendapat warisan, maka ia berkata “Melihat dari mana ia kencing” (H.R. Al-Darimy).

makanya yang diatas sana, saya potong biar jelas. Kalau quote diatas buat yang hemaprodit.

========================================================

disini lu mengatakan "Dia berhak hidup, dia berhak makan, dia berhak dapat tempat berlindung."

tapi kemudian lu bilang "tulah mengapa nantinya, gw khawatirkan hal tersebut justru membuat para waria menjadi lebih hidup. Kalau kita terus-terusan memfasilitasi mereka, selanjutnya akan ada job yang hanya dimiliki para waria dengan syarat harus menjadi waria. Kedepannya lagi, waria akan menjadi golongan masyarakat yang mempunyai cita-cita!"

dia makan dengan cara apa..?? mengais sampah..?? ga kan..? harus kerja, yang halal.. itu yang mesti dipikirkan... jangan takut tersaingi sama waria, selama tetap mengutamakan batas norma2 yang berlaku..

nah itu dia, susah kan jadi waria? kenapa harus jadi waria?

quote gw kan yang ini ya?

Ditulis oleh bjhe
yaitu, seperti kata gw. Solusi satu-satunya untuk para waria adalah tidak memberikan solusi. agar mereka bisa berpikir pilihan seperti itu patutkah menjadi hal yang indah diantara 2 jenis manusia?
gw stop ampe diatas itu. Kalau dicerna baik-baik, sikap yang seharusnya kita pertimbangkan adalah sikap menerima. Sikap menghargai sesama manusia adalah hukum wajib bagi siapapun. Dia berhak hidup, dia berhak makan, dia berhak dapat tempat berlindung.

Lalu, bagaimana dengan sikap menerima? Contoh sikap menerima adalah memfasilitasi. Hampir rata-rata masyarakat sekarang, melihat bahwa standar dari sikap menghargai sesama manusia merupakan memberikan fasilitas! (tentu saja berbeda halnya kalau ia niat kembali ke kodratnya, maka itu harus segera dibantu)

Nah, kenapa FPI bereaksi? karena pemerintah daerah telah memfasilitasi para waria untuk berkegiatan. Itulah mengapa nantinya, gw khawatirkan hal tersebut justru membuat para waria menjadi lebih hidup. Kalau kita terus-terusan memfasilitasi mereka, selanjutnya akan ada job yang hanya dimiliki para waria dengan syarat harus menjadi waria. Kedepannya lagi, waria akan menjadi golongan masyarakat yang mempunyai cita-cita!

dia makan bisa dengan berkebun, berternak, kenapa tidak bisa? Kenapa harus mendapat standar hidup yang layak itu harus termasuk golongan masyarakat? Kalau mereka tidak mau mencari makanan dengan cara seperti itu, dan mereka dikucilkan kenapa menjadi waria?

iya gak? Alasan orang menjadi waria, adalah karena ia sendiri merasa cocok dengan karakter perempuan. Lantas kenapa diberikan penyuluhan dengan pekerjaan yang identik perempuan? bukankah itu nantinya malah menguatkan dari diri mereka sendiri kalau mereka adalah perempuan walau jadi-jadian?

Dimana sisi terapinya? Apakah Indonesia menerima saja jika ada orang dari golongan laki-laki dan menjadi perempuan?

bukan masalah tersaingi atau menyaingi, coba pikirkan baik-baik. Hidup kita ini berada pada ikatan pekerjaan berdasarkan gender. Walau banyak yang tidak, tapi ada yang begitu. Misalnya, pekerjaan maintenance tidak cocok untuk perempuan. Pekerjaan yang butuh ketelatenan seperti sekretaris didominasi oleh perempuan. DIKENYATAANNYA HAL ITU HANYA BERSIFAT STREOTIP BELAKA, tapi masih banyak orang Indonesia yang mempunyai pola pikir seperti itu. Coba bayangkan jika waria adalah golongan masyarakat kita. Walau dikenyataannya tidak ada yang namanya pekerjaan khusus waria, tapi nantinya bakal banyak orang yang terjebak streotip belaka akibat dominasi dan mayoritas orang yang berada disana. Maka nanti akan menjadikan mindset seperti: hanya dengan menjadi waria kita bisa seperti itu dan ini.

Kalau sampai seperti itu, sudah berarti menjerumuskan. . .makanya saya lanjut dengan kutipan dari pataya. Banyak loh orang yang tidak mempunyai pekerjaan jaman sekarang. Banyak orang yang bersedia mendapat pekerjaan apa aja. Jika nantinya, ada sebuah pekerjaan yang buat waria seperti di pataya (meski itu pekerjaan ke arah asusila ataupun tidak) , seseorang yang rela bekerja apa aja nantinya akan rela menjadi waria demi mendapatkan pekerjaan.

========================================================

terserah, yang jelas gw ga setuju dengan kekerasan... :)

untuk masalah diatas ini, itu merupakan tanggung jawab personal. Kenapa gw bilang personal, karena reaksi orang berbeda-beda untuk menyatakan kelebih ketidak kecewaannya.

Karena jauh sebelum acara berlangsung saat itu, FPI sudah melarang untuk diadakannya. Tapi pihak panitia sono bersikeras dan mendapatkan ijin dari pemda. FPI melaporkan ke pemkot, pemkot berjanji membubarkan. berarti kasus sudah selesai bukan?

Selanjutnya yang terjadi adalah reaksi personal atas kekecawaan yang dilakukan oleh pihak panitia sehingga menimbulkan reaksi keras. Dan reaksi keras seperti ini sering menular apalagi kalau diantara semua orang yang sependapat merasakan hal yang sama.

Jadi, itu bukan cara organisasinya :)

========================================================

gw gak mau kalau nanti gw gede, berpesan ke anak gw kayak gini >:'( :

"Nak, kamu sudah besar. Kamu sebaiknya mencari nafkah. Nafkah apa aja yang penting halal. Bahkan jika kalau kamu ingin menjadi waria untuk mendapatkan pekerjaan A, tidak apa-apa. yang penting halal"
 
Bls: Waria juga Manusia

"Nak, kamu sudah besar. Kamu sebaiknya mencari nafkah. Nafkah apa aja yang penting halal. Bahkan jika kalau kamu ingin menjadi waria untuk mendapatkan pekerjaan A, tidak apa-apa. yang penting halal"
:D
 
Bls: Waria juga Manusia


apapun bentuk manusia itu, ia tetaplah manusia, yang memiliki perasaan, dan gak boleh dihina!!
bahkan seorang pelacur pun gak boleh dilarang memperjuangkan haknya untuk cari makan di muka bumi ini!

wow om ratu, statement-nya keras. . .
 
Bls: Waria juga Manusia

ok, yang tadi gw salah tanggep...

nah itu dia, susah kan jadi waria? kenapa harus jadi waria?

dia makan bisa dengan berkebun, berternak, kenapa tidak bisa? Kenapa harus mendapat standar hidup yang layak itu harus termasuk golongan masyarakat? Kalau mereka tidak mau mencari makanan dengan cara seperti itu, dan mereka dikucilkan kenapa menjadi waria?

iya gak? Alasan orang menjadi waria, adalah karena ia sendiri merasa cocok dengan karakter perempuan. Lantas kenapa diberikan penyuluhan dengan pekerjaan yang identik perempuan? bukankah itu nantinya malah menguatkan dari diri mereka sendiri kalau mereka adalah perempuan walau jadi-jadian?

Dimana sisi terapinya? Apakah Indonesia menerima saja jika ada orang dari golongan laki-laki dan menjadi perempuan?

bukan masalah tersaingi atau menyaingi, coba pikirkan baik-baik. Hidup kita ini berada pada ikatan pekerjaan berdasarkan gender. Walau banyak yang tidak, tapi ada yang begitu. Misalnya, pekerjaan maintenance tidak cocok untuk perempuan. Pekerjaan yang butuh ketelatenan seperti sekretaris didominasi oleh perempuan. DIKENYATAANNYA HAL ITU HANYA BERSIFAT STREOTIP BELAKA, tapi masih banyak orang Indonesia yang mempunyai pola pikir seperti itu. Coba bayangkan jika waria adalah golongan masyarakat kita. Walau dikenyataannya tidak ada yang namanya pekerjaan khusus waria, tapi nantinya bakal banyak orang yang terjebak streotip belaka akibat dominasi dan mayoritas orang yang berada disana. Maka nanti akan menjadikan mindset seperti: hanya dengan menjadi waria kita bisa seperti itu dan ini.



nah itu yang gw bilang PR buat pemerintah... bisa kan memberi kesempatan dia untuk bekerja..?? nah, jadi pegawai misalnya :
dibutuhkan operator alat berat..
laki2.. umur max (sekian).

jika di kasih kesempatan, & dengan dukungan dari orang terdekat, & bantuan dari pemerintah (misal kursus2, sehingga dia mempunyai kualifikasi tersebut)... dia akan mencoba melamar pekerjaan itu sebagai laki2.. dan dia harus menjadi laki2, mungkin karena dia terbiasa akhirnya dia bisa menjadi laki2.. atau masih banyak cara lainnya, jangan hanya berhenti di satu titik..

Kalau sampai seperti itu, sudah berarti menjerumuskan. . .makanya saya lanjut dengan kutipan dari pataya. Banyak loh orang yang tidak mempunyai pekerjaan jaman sekarang. Banyak orang yang bersedia mendapat pekerjaan apa aja. Jika nantinya, ada sebuah pekerjaan yang buat waria seperti di pataya (meski itu pekerjaan ke arah asusila ataupun tidak) , seseorang yang rela bekerja apa aja nantinya akan rela menjadi waria demi mendapatkan pekerjaan.

termasuk menjadi tukang pukul & menghakimi orang...?? seperti satpol pp & preman & masih banyak..

jangan menjadikan waria identik dengan prostitusi...



untuk masalah diatas ini, itu merupakan tanggung jawab personal. Kenapa gw bilang personal, karena reaksi orang berbeda-beda untuk menyatakan kelebih ketidak kecewaannya.

Karena jauh sebelum acara berlangsung saat itu, FPI sudah melarang untuk diadakannya. Tapi pihak panitia sono bersikeras dan mendapatkan ijin dari pemda. FPI melaporkan ke pemkot, pemkot berjanji membubarkan. berarti kasus sudah selesai bukan?

Selanjutnya yang terjadi adalah reaksi personal atas kekecawaan yang dilakukan oleh pihak panitia sehingga menimbulkan reaksi keras. Dan reaksi keras seperti ini sering menular apalagi kalau diantara semua orang yang sependapat merasakan hal yang sama.

Jadi, itu bukan cara organisasinya :)

========================================================

gw gak mau kalau nanti gw gede, berpesan ke anak gw kayak gini >:'( :

"Nak, kamu sudah besar. Kamu sebaiknya mencari nafkah. Nafkah apa aja yang penting halal. Bahkan jika kalau kamu ingin menjadi waria untuk mendapatkan pekerjaan A, tidak apa-apa. yang penting halal"

yah smoga lu ga ditakdirkan punya anak yang berkelamin ganda... tapi klo emang ditakdirkan lu punya anak yang berkelamin ganda, ato anak yang mempunyai sifat seperti waria, smoga lu ditunjukkan jalan yang lurus...
 
Last edited:
Bls: Waria juga Manusia

cos we are.. in under the same sun...
we are.. walk under the same moon..
then why?? why?? cant we live as one? in peace....

bukan berarti kudu ngumpul keboin si waria loh ya..!!

bener-bener Miris.. liat tingkah FPI, yang katanya membela agama Islam.. kelakuannya mirip ama binatang yang gak beragama!!
 
Bls: Waria juga Manusia

nah itu yang gw bilang PR buat pemerintah... bisa kan memberi kesempatan dia untuk bekerja..?? nah, jadi pegawai misalnya :
dibutuhkan operator alat berat..
laki2.. umur max (sekian).

jika di kasih kesempatan, & dengan dukungan dari orang terdekat, & bantuan dari pemerintah (misal kursus2, sehingga dia mempunyai kualifikasi tersebut)... dia akan mencoba melamar pekerjaan itu sebagai laki2.. dan dia harus menjadi laki2, mungkin karena dia terbiasa akhirnya dia bisa menjadi laki2.. atau masih banyak cara lainnya, jangan hanya berhenti di satu titik..

lantas bagaimana caranya agar si waria tertarik menangani pekerjaan laki-laki? soalnya dia sendiri aja berkepribadian "inginnya" perempuan. Kursus-kursus seperti halnya kegiatan yang dilakukan disana dengar-dengar justru penyuluhan keterampilan yang diminati perempuan.

bisa aja dia tertarik dalam pekerjaan laki-laki jika:
- gaji untuk suatu pekerjaan tertentu adalah tinggi dan hanya laki-laki serta kesempatan ada banyak
- pekerjaan didunia hanya ada 1

berhenti di satu titik bagaimana kang mas bayu? memberikan semua keputusan dan pilihan yang tepat berada sepenuhnya miliknya.

Jika ia masih ingin menjadi waria, silahkan tapi harus menerima konsekuensinya sebagai sesuatu kerusakan moral.

Jika ia ingin berubah dari waria, sudah tentu harus kita tolong.

Sehingga akhirnya timbul yang dalam mendidik anak disebut:
Punish and gift.


termasuk menjadi tukang pukul & menghakimi orang...?? seperti satpol pp & preman & masih banyak..

jangan menjadikan waria identik dengan prostitusi...

maksudnya bagaimana sih bang bayu? gini nih tak jelasin:

Di pataya sah-sah aja yang namanya mendapatkan pekerjaan seperti "broadway" itu. Setau saya, di pataya tidak hanya prostitusi, disana ada panggung megah yang besar yang isinya waria semua. Disana mereka dijadikan penari, layaknya broadway tempat artis hollywood pertama kali dikenal. Secara garis besar kesimpulannya itu, orang selalu mencari pekerjaan yang tidak menanggung banyak resiko namun menghasilkan banyak uang. Jika ada orang putus asa dan rela kerja apa aja, lalu melihat pekerjaan disana dan syaratnya adalah waria, tentu saja dia akan menjadi waria.

Dimana saya menaruh tulisan sarat porstitusi? Kira-kira kalau orang diberikan pilihan menjadi preman atau menjadi waria lalu dianggap "tidak mengapa" bekerja di pekerjaan A karena sah-sah saja, kira-kira orang itu bakal pilih apa? atau gak tukang pukul deh buat gantinya preman. Atau gak satpol pp deh yang membela negara (wong satpol pp aja jarang diminati apalagi sama yang sudah menjadi waria?)

Contoh paling dekatnya artis-artis deh. pengakuan seperti:
"tuntutan pekerjaan", "ya karena saya harus seperti itu,"

sering terlontar karena memang dituntut seperti itu. Kalau misalnya waria dimasyarakatkan, wah. . .bakal banyak waria yang berkata seperti itu juga kalau misalnya ada pekerjaan khusus para waria.

=======================================================

yah smoga lu ga ditakdirkan punya anak yang berkelamin ganda... tapi klo emang ditakdirkan lu punya anak yang berkelamin ganda, ato anak yang mempunyai sifat seperti waria, smoga lu ditunjukkan jalan yang lurus...

kok kata-katanya gak enak mas? gw berusaha tetap edukatif loh. Kalimat gw bukan sekedar sanggahan
 
Bls: Waria juga Manusia

hihihi namanya juga forum debat pastinya debat terus sampai capai
lucu aja kalau baru debat kecil kayak gini maen tutup

gimanapun menurut saia fpi tidak punya kewenangan apapun untuk membubarkan acara yg diSelengg@araKan oleh waria waria

fpi hny ormas bukan alat penegak hukum
bukan begitu mas mas yang ganteng ?
 
Bls: Waria juga Manusia

lantas bagaimana caranya agar si waria tertarik menangani pekerjaan laki-laki? soalnya dia sendiri aja berkepribadian "inginnya" perempuan. Kursus-kursus seperti halnya kegiatan yang dilakukan disana dengar-dengar justru penyuluhan keterampilan yang diminati perempuan.

bisa aja dia tertarik dalam pekerjaan laki-laki jika:
- gaji untuk suatu pekerjaan tertentu adalah tinggi dan hanya laki-laki serta kesempatan ada banyak
- pekerjaan didunia hanya ada 1

berhenti di satu titik bagaimana kang mas bayu? memberikan semua keputusan dan pilihan yang tepat berada sepenuhnya miliknya.

Jika ia masih ingin menjadi waria, silahkan tapi harus menerima konsekuensinya sebagai sesuatu kerusakan moral.

Jika ia ingin berubah dari waria, sudah tentu harus kita tolong.

Sehingga akhirnya timbul yang dalam mendidik anak disebut:
Punish and gift.




maksudnya bagaimana sih bang bayu? gini nih tak jelasin:

Di pataya sah-sah aja yang namanya mendapatkan pekerjaan seperti "broadway" itu. Setau saya, di pataya tidak hanya prostitusi, disana ada panggung megah yang besar yang isinya waria semua. Disana mereka dijadikan penari, layaknya broadway tempat artis hollywood pertama kali dikenal. Secara garis besar kesimpulannya itu, orang selalu mencari pekerjaan yang tidak menanggung banyak resiko namun menghasilkan banyak uang. Jika ada orang putus asa dan rela kerja apa aja, lalu melihat pekerjaan disana dan syaratnya adalah waria, tentu saja dia akan menjadi waria.

Dimana saya menaruh tulisan sarat porstitusi? Kira-kira kalau orang diberikan pilihan menjadi preman atau menjadi waria lalu dianggap "tidak mengapa" bekerja di pekerjaan A karena sah-sah saja, kira-kira orang itu bakal pilih apa? atau gak tukang pukul deh buat gantinya preman. Atau gak satpol pp deh yang membela negara (wong satpol pp aja jarang diminati apalagi sama yang sudah menjadi waria?)

Contoh paling dekatnya artis-artis deh. pengakuan seperti:
"tuntutan pekerjaan", "ya karena saya harus seperti itu,"

sering terlontar karena memang dituntut seperti itu. Kalau misalnya waria dimasyarakatkan, wah. . .bakal banyak waria yang berkata seperti itu juga kalau misalnya ada pekerjaan khusus para waria.

=======================================================



kok kata-katanya gak enak mas? gw berusaha tetap edukatif loh. Kalimat gw bukan sekedar sanggahan


Jawabannya bermaksud menggoda Den...:) Calm down please...
 
Bls: Waria juga Manusia

fpi dan waria itu sama2 berani.. Fpi berani obok2 waria sedangkan waria berani di obok2
 
Bls: Waria juga Manusia

ini pada ngefans sama fpi dan banci ya ??
jadi gimana klo dibikin logika fpi=banci
kayak ariel=luna maya
atau ariel=cut tari
 
Bls: Waria juga Manusia

Ya, apapun alasannya yg normal pasti cenderung mencari jawaban yg normal2 aja. Begitu juga sebaliknya yg ga normal juga mencari membela sesuatu yg kurang normal... hehe... bukan begitu akang2...?
 
Bls: Waria juga Manusia

Ya, apapun alasannya yg normal pasti cenderung mencari jawaban yg normal2 aja. Begitu juga sebaliknya yg ga normal juga mencari membela sesuatu yg kurang normal... hehe... bukan begitu akang2...?

yang normal tuh yang kayak mana? :p
yang waria atw yang maen gebuk?
xixixixi...
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top