@ Teacher..
Demam Berdarah yang sampeyan haturkan diatas mengingatkan saya pada beberapa tahun silam; November 1992.
Ketika saya masih mengajar Taman Kanak Kanak di Kediri, di TK Kusuma Mulia desa Ketangi kecamatan Pare tepatnya. Saya benar2 merasa sangat bersalah, karena ketidaktahuan saya mengenai bintik2 yang ada di wajah adik perempuan saya.
Karena ia tiba-tiba demam tinggi, saya membawanya ke dokter, dan dokter langsung merujuknya ke sebuah tempat praktek dokter spesialis di Kandangan.
Karena pada saat itu tepat pada hari Minggu, saya harus menahan kecewa --- sebab tempat yang kami tuju sedang tutup. Akhirnya, kami bawa adik saya ke RSU Pelem Pare, dan langsung masuk ICU.
Setelah mendapatkan perawatan yang super intensif, beberapa tabung oksigen juga berderet....
Lagi-lagi saya dan keluarga yang ada harus benar-benar menerima suratan yang tidak bisa kami tolak. "Maaf, kami sudah makasimal membantu penyembuhan," ujar dokter yang menangani adik saya.
Saya langsung pingsan saat mendengar berita duka itu. Selang beberapa jam kemudian, kamipun pulang --- setelah saya disadarkan oleh beberapa suster. Saya sangat terpukul dengan musibah itu, apalagi selama ini sayalah yang bertanggungjawab penuh atas adik saya itu. Dia adalah adik saya yang ke-6 (enam), dan saya adalah anak yang pertama dari 7 bersaudara, namun sudah meninggal 2 orang; yaitu adik saya yang ke-2, sudah meninggal ketika saya masih berumur -+ 5 tahun.
Semoga kita selalu diberikan kesehatan....Aamiin..