senjanjani
New member
Rahasia Kenapa Tanda Bergerak Berbeda Arah Dengan Harga
Yang namanya trading, sebelumnya Open Position, kita pastinya akan mengutak-atik berbagai macam tanda pada chart. Maksudnya sederhana saja, agar bisa mendapatkan sinyal, ada panduan ke arah mana harga seumpamanya juga akan bergerak.
Biasanya, sebagian tanda itu nyaris senantiasa bergerak sejalan dengan harga. Tujuannya bila harga alami penurunan, arah tandanya juga turut melandai, bila satu naik, yang lain juga ikut-ikutan. Tetapi, apa yang berlangsung bila tanda jadi bergerak berbeda arah dengan gerakan harga.
Tanda biasanya di desain oleh penciptanya untuk mewakili gerakan harga. Jadi sewajarnya, tanda juga akan bergerak searah dengan gerakan harga. Itu sich bila keadaan pasar dalam kondisi normal saja.
Nah, bila diperhatikan lebih tajam sekali lagi, nyatanya tanda tidak selamanya bergerak searah dengan gerakan harga. Umpamanya waktu harga meroket, tandanya jadi hanya bergerak mendatar atau bahkan juga alami penurunan perlahan-lahan.
Nah, perlu untuk diketahui kalau tanda, terlebih Leading Indicator yang sesuai RSI, MACD serta Stochastic, dapat memproyeksikan dengan kata lain “meramalkan” nasib, eh, gerakan harga.
Di uraikan lebih detil, Leading Tanda bisa memplot posisi titikjemu beli (Overbought) serta jemu jual (Oversold). Titik Overbought dapat juga jadikan jadi patokan Resistance. Sedang, Level Oversold dapat dipandang jadi level Dukungan.
Jadi saat harga naik-turun karena sentimen trader, leading Indicator dapat mem-”filter” di level mana inti harga semestinya ada. Berikut argumen tehnis mengapa tanda (Leading) dapat bergerak berbeda arah atau ter-Divergence dengan gerakan harga terbaru.
Soalnya Divergence sangat berpengaruh dengan tanda trading nyentrik. Secara singkat, Anda juga akan memperoleh tanda Buy waktu harga jatuh atau tanda Sell waktu harga membubung, tapi dapat untung. Penasaran? Baca selalu detil tehnik temukan divergence berikut ini.
Divergence, Senjata Trader Contrarian Untuk Melawan Sentimen Pasar
Seperti kita kenali, sentimen trader sebagian besar biasanya yaitu opini pasar tentang gerakan harga terbaru. Butuh dicatat, belum juga pasti sentimen Bullish atau Bearish juga akan menggerakkan harga sesuai sama harapan trader sebagian besar. Misalnya seperti pada chart XAU/USD (Gold) berikut ini :
[MG] https://i1.wp.com/idnfx.com/wp-content/uploads/2018/02/trading-strategy-1_compressed.jpg?w=1000&ssl=1[/IMG]
Dari lingkaran no. #1, waktu harga terbaru telah Breakout dari Resistance, sentimen trader sebagian besar yaitu Bullish. Jadilah, trader berlomba untuk menempatkan tempat Buy.
Di waktu trader sebagian besar bersikeras menjaga tempat Long, si trader Contrarian merasakan kalau berlangsung Divergence. Di tanda MACD, histogram memperlihatkan penurunan dari ke-2 puncak teratasnya. Begitu halnya tanda RSI. Kesimpulannya, sentimen Bullish sebagian besar telah kehabisan tenaga untuk mendorong harga lebih tinggi sekali lagi.
Demikian tanda Divergence terkonfirmasi, trader Contrarian menempatkan tempat Short (Sell) untuk melawan sentimen Bullish sebagian besar. Akhirnya, trader contrarian sukses memperoleh keuntungan besar dari tempat Short pada kisaran level 1180.
Bagaimana bila sentimen mayoritasnya yaitu Bearish? Masih tetap ada contoh ke-2. Kesempatan ini, harga selalu alami penurunan sampai menembus Dukungan. Pasar bereaksi dengan sentimen Bearish, hingga banyak trader menghimpit tombol Sell.
Berani lain, trader Contrarian malah menempatkan tempat Buy. Karena lagi, dia memperoleh tanda Divergence. Akhirnya, walau pernah Sideway hingga berhari-hari lamanya, pada akhirnya harga mendaki, berlawanan dengan sentimen Bearish trader sebagian besar.
Mantap, kan? Dengan tanda trading Divergence, trader Contrarian bisa sebagai filter noise pada sentimen trader sebagian besar. Walau harga terbaru pernah digerakkan oleh sebagian besar pasar. Tapi toh, selanjutnya harga juga akan kembali pada nilai intinya yang diperlihatkan oleh Divergence dengan sinyal.
Sumber : idnfx.com