Berikut beberapa tips untuk Anda yang memilih untuk menjadi day trader dengan strategi pivot point.
1. Tentukan waktu masuk posisi dengan bijak
Pivot point digunakan dengan tujuan agar Anda bisa entry dan exit posisi dalam hari yang sama selama pasar forex yang Anda pilih sedang berjalan. Salah satunya saat sesi Eropa dianggap memberikan peluang trading terbesar. Terlebih saat overlap sesi Eropa dan Amerika akan banyak sekali pelaku pasar. Ini bisa Anda pilih.
2. Pivot point dianggap menjadi kunci utama perhatian trader
Tren pasar adalah satu hal penting yang harus diperhatikan trader sebelum menentukan posisi. Menggunakan pivot point bisa membantu Anda untuk melihat level kunci dari sebuah tren pasar karena Anda akan ditunjukan level potensial untuk masuk posisi dari rata-rata perdagangan hari kemarin dengan ditunjukannya level support 1 (S1), resisten 1 (R1) , support 2 (S2), resisten 2 (R2), support 3 (S3), dan resisten 3 (R3).
3. Masuk posisi ketika harga menyentuh R1 dan S1
Level R1 dan S1 adalah level paling potensial untuk masuk posisi dari level pivot point. Perhatikan jika harga bergerak sering menyentuh level tersebut dan tertahan di area tersebut, maka itu adalah tanda area potensial untuk masuk posisi.
4. Ketika harga mencapai R2,R3 atau S2, S3 saatnya keluar trading
Saat harga sudah mencapai level ini maka saatnya Anda untuk keluar trading. Ini karena besar kemungkinannya kondisi sudah overbought atau oversold. Tapi Anda bisa mengambil posisi sebaliknya saat harga berbalik arah. Misalnya saat tren pasar bullish, Anda masuk posisi buy dan keluar posisi saat harga mencapai level R3. Kondisi berbalik atau bearish ini menjadi peluang trading yang bisa Anda manfaatkan untuk masuk posisi sell.
5. Tak lupa pasang stoploss
Sudah menjadi hal penting untuk menentukan stoploss di setiap transaksi. Ini dilakukan untuk mengantisipasi kerugian yang besar dalam aktivitas trading Anda. Ketika masuk posisi sell, pasang di atas level resisten. Ketika masuk posisi buy, pasang di bawah level support.
Sumber : mifx.com