Welcome Bonus $100 dari ForexChief


Tugas Trader Forex Sesungguhnya
Mm… Bagaimana kalau saya jawab dengan jawaban yang lebih simple: tugas trader forex adalah mengikuti trading plan yang telah kita buat? Eh, aduh, jangan ngambek dulu yah. Ini sih kata para master ya. Begini, dengan bertujuan mengikuti trading plan ini, berarti ada beberapa poin yang mesti kita lakukan. Pertama-tama, yang jelas sih… anda harus punya trading plan untuk diikuti.

Lah, anda belum punya trading plan? Ya bikin dulu lah. Nah, begitu anda punya trading plan, itu berarti anda sudah punya patokan tentang apa saja yang harus anda kerjakan dan keputusan apa yang harus anda ambil sehubungan dengan trading anda. Apa saja tuh?

Ok, mari kita lihat! Dalam trading plan anda, tentunya anda sudah menetapkan tentang hal-hal berikut:

  1. Di pasangan mata uang apa anda akan ber-trading?
  2. Kapan anda akan masuk market (open position)?
  3. Apa patokan indikator atau sistem trading yang anda anut?
  4. Kapan anda keluar dari market (close position)?
  5. Apa patokan anda untuk menutup posisi?
  6. Bagaimana anda menangani resiko?
  7. Bagaimana anda menetapkan stop loss untuk setiap posisi?
  8. Berapa persen margin yang anda gunakan?
  9. Apakah anda akan bertrading saat news release?
  10. Apakah anda akan membiarkan posisi terbuka di akhir pekan?

Iya sih, pergerakan yang cepat saat news release memang cukup menggiurkan untuk dilewatkan begitu saja. Tapi, bersama dengan potensi mendapatkan profit tinggi, ada pula risiko terlindas pergerakan harga yang cepat tadi. Jadi? Apakah anda akan ikut meramaikan market saat news release, atau malah akan buru-buru tutup toko selama market bergejolak saat news releasetersebut? Itu pilihan anda.

Boleh jadi juga, Anda memilih menutup semua posisi di akhir pekan untuk menghindari gap yang sering terjadi di awal pekan. Tapi anda mungkin juga malah memanfaatkan gap tersebut untuk mengambil keuntungan. Nah kaan!

Sumber : seputarforex.com

 

Tiga Tipe Trader Forex

Pada dasarnya, ada tiga tipe trader forex, yaitu tipe Trader Harian (Day Trader), Swing Trader, dan tipe Trader Jangka Panjang (Long-Term Position Trader). Masing-masing tipe trader forex mengundang pro dan kontra. Namun, bisa saja seorang trader mengkombinasikan cara-cara tersebut atau merubah cara tradingnya dari waktu ke waktu. Ini merupakan pandangan Sam Seiden, seorang trader dan fund manager terkemuka, berdasarkan pengalamannya.

Selama bertahun-tahun dalam karirnya sebagai seorang trader, Sam Seiden pernah menjadi Trader Harian, Swing Trader, dan Trader Jangka Panjang. Walaupun strategi tradingnya tidak berubah, tetapi cara menentukan momen yang tepat untuk masuk pasar dan lamanya menahan posisi berubah seiring dengan waktu dan pengalaman tradingnya. Ia juga mengamati para trader sukses, baik mereka yang termasuk tipe Trader Harian, Swing Trader, maupun Trader Jangka Panjang. Berikut dijelaskan perbedaan ketiga tipe trader forex tersebut serta pendapat dari pro dan kontra mengenai masing-masing tipe.

Trader Harian (Day Trader)
Seorang Day Trader biasanya masuk pasar (entry) dengan tujuan untuk keluar atau menutup posisi trading (exit) sebelum sesi waktu trading hari itu berakhir. Tipe trader forex ini membutuhkan koneksi internet yang cepat dan stabil, komputer yang powerfuldengan beberapa layar monitor serta sistem backup yang cukup, kuotasi harga real-time dan eksekusi order yang bagus (tidak sering re-quote).

Pendapat Pro
Bagi trader dengan energi tinggi, disiplin dan mengutamakan action; menjadi Day Trader adalah pilihan tepat. Mereka yang sangat piawai mengambil keputusan krusial dengan cepat, maka akan mencapai kesuksesan. Tipe trader forex ini mengambil keuntungan dari ketidakseimbangan permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang jelas nampak pada timeframe rendah dan selalu terjadi setiap hari.

Pada umumnya, trader harian yang bisa profit dengan konsisten bukanlah mereka yang membuka posisi 10 kali sehari atau bahkan lebih (Scalper), melainkan hanya 1 sampai 3 posisi trading yang berkualitas. Selain itu, biasanya mereka masuk pasar menjelang waktu buka sesi perdagangan tertentu.

Pendapat Kontra
Trader Harian melakukan aktivitas trading dengan cara pikir ingin kaya dengan cepat. Memang beberapa bisa sukses dengan profit yang konsisten, tetapi banyak yang babak belur dengan kerugian yang sangat besar. Emosi cenderung berperan saat trading, sehingga tipe trader forex ini acapkali mengabaikan rencana bahkan strategi trading yang telah ditetapkan karena mesti mengambil keputusan dalam waktu singkat. Apalagi jika brokernya nakal atau tergolong Market Maker alias ******, maka bisa ludes dana kita.

Pada prinsipnya, mereka yang tidak mampu membuat keputusan penting dengan cepat, maka tidak akan sukses sebagai Trader Harian.



Swing Trader
Trading dengan cara swing pada dasarnya adalah menahan posisi trading dalam tempo antara sehari sampai seminggu, atau kadang-kadang lebih dari itu. Seorang Swing Trader tidak memerlukan data real time ataupun eksekusi order berkualitas super.

Pendapat Pro
Sebagian besar trader yang diamati Sam Seiden bertipe Swing Trader. Mereka adalah para trader dengan keinginan kuat untuk sukses. Swing Trader bisa menganalisa pasar dengan leluasa dan tidak terburu-buru. Setiap keputusan trading yang diambil telah direncanakan sebelumnya. Tipe trader forex ini tidak harus piawai dalam mengambil sebuah keputusan dalam waktu singkat.

Timeframe yang digunakan oleh Swing Trader lebih tinggi dibanding Day Trader, tetapi lebih rendah dibanding trader jangka panjang. Jika tidak trading dalam beberapa pasangan mata uang, maka seorang Swing Trader cukup melakukan analisa pasar dua atau tiga kali dalam seminggu, karena tidak harus setiap hari masuk pasar.

Swing Trader memanfaatkan keuntungan teknologi dengan cara "set and forget" (buka posisi trading, lalu tinggalkan), sehingga tidak harus selalu berada di depan layar monitor; hal mana cepat atau lambat akan memancing keterlibatan emosi dalam trading. Dari pengamatan, para Swing Trader masuk pasar menjelang waktu penutupan sesi perdagangan.

Pendapat Kontra
Bagi seorang trader aktif, Swing Trading boleh jadi membosankan, karena peluang masuk pasar tidak selalu ada setiap hari. Tidak seperti Trader Harian, Swing Trader memperhitungkan resiko dengan cermat dan menunggu momen yang tepat untuk entry. Ini bukanlah aktivitas membuang waktu atau pekerjaan yang sia-sia, tetapi pekerjaan menunggu itu sendiri kadang membosankan dan tidak menarik bagi kebanyakan trader.



Trader Jangka Panjang (Long-Term Position Trader)
Setelah membuka posisi trading, seorang trader jangka panjang akan menahan posisinya hingga beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan. Dengan demikian, tipe trader forex ini tidak begitu membutuhkan koneksi internet super cepat ataupun data real time.

Pendapat Pro
Pada umumnya, persepsi kebanyakan orang trading jangka panjang adalah "buy and hold" (beli dan tahan). Mungkin ini cara terbaik dalam trading, asalkan dilakukan pada waktu yang tepat. Para trader jangka panjang telah merencanakan dan mempertimbangkan semua aspek trading yang dilakukannya jauh hari sebelumnya.

Rata-rata mereka telah banyak makan asam garam dalam trading dan tahu apa yang harus dilakukan pada keadaan pasar tertentu. Mereka adalah tipe trader forex yang paling jarang berinteraksi dengan pasar, walau selalu mengikuti perkembangan berita perekonomian global.

Pendapat Kontra
Trader jangka panjang menggunakan analisa fundamental dan berita perekonomian global serta opini para profesional yang sering terlalu rumit dan membosankan untuk diikuti. Gaya trading mereka pada umumnya menunggu momen breakout dan menahan posisi trading dalam tempo cukup lama untuk memperoleh hasilnya; kadang berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Kembali lagi, pekerjaan menunggu adalah membosankan dan tidak menarik bagi kebanyakan trader. Di samping itu, sifat kebanyakan orang menginginkan hasil dan kepuasan secara instan.



Nah, setelah membaca uraian di atas, sudahkah mengetahui Anda termasuk tipe trader forex mana? Setiap tipe memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri, sehingga tipe yang tepat bagi seseorang boleh jadi tidak cocok bagi orang lain. Putuskan sesuai dengan metode dan strategi trading Anda saja.

Anda dapat mencoba gaya tipe trader lainnya jika merasa kurang nyaman pada status quo. Namun, apapun tipe Anda, hendaknya tetap menerapkan metode dan strategi trading yang telah diuji coba. Bagi Sam Seiden pribadi, tipe yang paling cocok dan profitable adalah Swing Trading, walaupun ia pernah mencoba gaya trader harian dan jangka panjang.

Sumber : seputarforex.com

 

Bagaimana Merubah Diri Menjadi Trader Sukses

Banyak trader yang mengalami kegagalan sebelum berhasil merubah dirinya menjadi trader sukses. Perubahan tersebut tentu saja tidak bisa terjadi dalam waktu singkat, tetapi lebih merupakan evaluasi dan perbaikan dari waktu ke waktu. Secara sederhana, sukses dalam trading bisa diartikan sebagai perolehan keuntungan secara kontinyu dalam periode waktu tertentu. Jika Anda belum bisa mencapainya, mungkin ada beberapa hal yang perlu diperhatikan atau diperbaiki. Berikut ini cara-cara sederhana yang bisa Anda terapkan jika mungkin sering mengalami kegagalan dalam trading forex.

Mengetahui Sebab-sebab Anda Selalu Mengalami Kerugian
Langkah sederhana ini wajar dan sangat penting untuk Anda ketahui. Pada umumnya, trader forex cenderung memalingkan muka jika mereka gagal dalam trading; lazimnya menganggap kondisi pasar sedang tidak menguntungkan. Banyak trader yang enggan mengakui bahwa sesungguhnya kesalahan ada di dalam diri mereka sendiri. Padahal, tindakan ini takkan membantu Anda untuk merubah diri menjadi trader sukses.

Cobalah Anda mengevaluasi diri dengan mengetahui sebab-sebab kegagalan Anda:

Apakah Anda mempunyai sebuah strategi trading yang efektif dan Anda yakini? Apakah Anda tahu apa yang dicari ketika menganalisa chart trading, atau hanya ingin "menembak dalam gelap"?
Anda telah memiliki strategi trading yang bisa dianggap efektif dan Anda yakini, tetapi apakah Anda telah benar-benar menerapkannya dengan disiplin, ataukah masih cenderung mengabaikannya karena Anda ingin selalu trading saja di pasar?
Apakah Anda telah menggunakan Manajemen Resiko dengan benar sesuai dengan modal trading Anda?
Dalam trading, apakah Anda menggunakan dana untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga merasa sangat terbebani jika mengalami kerugian?
Keempat hal di atas sangat penting diketahui, guna mendiagnosa kegagalan-kegagalan di masa lalu, sebelum Anda melangkah lebih jauh.

Membuat Rencana Untuk Perbaikan
Setelah melakukan diagnosa dan mengetahui sebab kegagalan Anda, mulailah membuat sebuah rencana guna memperbaiki kekurangan tersebut. Sebagai contoh, jika memang merasa kurang disiplin dalam menerapkan strategi trading yang telah teruji dan diyakini (poin 2 di atas), maka cobalah untuk bertanya pada diri sendiri, apakah Anda memang ingin merugi?

Anda bisa mulai mengambil langkah perbaikan dengan merencanakan untuk membatasi jumlah trade per hari atau per minggu. Katakanlah Anda bisa entry maksimal tiga atau empat kali seminggu, dan tetap disiplin mengikuti strategi trading.

Demikian juga jika Anda belum menerapkan Manajemen Resiko dengan benar, misalnya cenderung untuk mengambil resiko terlalu tinggi dengan ukuran lot trading yang besar, maka Anda bisa rencanakan untuk memulai trading dengan resiko per trade tidak lebih dari dua atau tiga persen dari total balance Anda.

Dan jika Anda menggunakan dana untuk keperluan sehari-hari dalam trading, rencanakan untuk berhenti trading sementara mengusahakan dana yang sedang tidak terpakai (disposable money). Meski mungkin jumlahnya kecil, disposable money tidak akan membuat Anda trading dengan emosional karena terbebani oleh kerugian yang sangat mungkin bisa terjadi.

Mulailah Bekerja Sesuai Dengan Rencana Anda
Setelah membuat rencana untuk perbaikan, mulailah bekerja sesuai dengan rencana tersebut dengan disiplin. Cobalah beberapa bulan, dan Anda akan bisa mulai melihat adanya perubahan pada hasil trading. Hendaknya selalu melakukan evaluasi dan perbaikan guna merubah diri Anda menjadi seorang trader sukses.

Sumber : seputarforex.com

 

Sejarah Forex Di Indonesia

Sepintas, trading forex di Indonesia baru mulai marak sekitar tahun 2000an. Namun, cikal bakal sesungguhnya sudah ada sejak bertahun-tahun sebelumnya. Trader forex barangkali sudah kerap mendengar sejarah trading forex dunia, tetapi tahukah Anda mengenai sejarah forex di Indonesia? Dalam artikel ini, Seputarforex akan mengupas semuanya.

Berdirinya Bursa Berjangka Jakarta (BBJ)
Aset investasi keuangan yang pertama kali masuk ke Indonesia adalah saham. Pada sekitar tahun 1990an, masyarakat Indonesia umumnya belum mendengar mengenai perdagangan pasar berjangka (futures), tetapi investasi sahamsudah dipahami oleh cukup banyak orang, khususnya kalangan ekonomi menengah-atas.

Seiring dengan makin dikenalnya investasi saham, masyarakat pun mulai mengetahui adanya investasi berjangka. Titik tolak dalam sejarah forex di Indonesia ini ditandai dengan didirikannya Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) secara resmi pada tanggal 19 Agustus 1999 di Jakarta, tepatnya di Gedung AEKI. Izin operasi diperoleh BBJ tanggal 21 November 2000, kemudian transaksi pertama dilakukan sejak tanggal 15 Desember 2000.

BBJ merupakan gabungan dari 29 perusahaan, yang mana 19 diantaranya bergerak di bidang komoditas dan 10 sisanya dari kalangan pasar modal, commission house dan umum. Setelah berdirinya BBJ, transaksi jual beli komoditi seperti CPO (minyak sawit), Olein (minyak goreng sawit), kopi, dan lain-lain, dapat dilakukan secara berjangka. Transaksi komoditi berjangka ini berada di bawah pemantauan dan manajemen Bappebti, sesuai dengan UU No.32 Tahun 1997.

Namun, transaksi BBJ kala itu belum se-modern masa kini. Transaksi BBJ masih menggunakan sistem Open Outcry, dimana Bid dan Offer dilakukan secara langsung di bursa. Berbeda dengan saat ini, sistem Outcry sudah bisa dilakukan secara tidak langsung melalui sistem perdagangan elektronik (electronic trading) yang disetujui bursa.


Bermula Dari Trading Indeks, Lalu Yen
Setelah perdagangan komoditas berjangka masuk ke Indonesia, giliran indeks saham diperkenalkan. Tepatnya Hangseng, Nikkei, dan Kospi. Namun, negara-negara terkait tak mengizinkan Indonesia untuk men-trading-kan produk mereka, sehingga indeks-indeks saham tersebut hanya bisa ditransaksikan dalam sistem bilateral (bagian dari Sistem Perdagangan Alternatif/SPA).

Nah, masuknya trading indeks Hangseng, Nikkei, dan Kospi inilah yang mengawali masuknya trading forex di Indonesia secara institusional. Aset pertama dari golongan Forex yang diboyong masuk ke Indonesia adalah Dex (Dollar Yen), dengan asumsi pergerakannya tak se-volatileaset lainnya.

Pada saat itu, di kalangan masyarakat sudah ada yang mengenal trading forex, tetapi tidak melalui pialang dalam negeri. Masuknya Dex pun disambut hangat. Bahkan, masyarakat Indonesia nampaknya lebih menyukai trading forex daripada komoditi.


Berkembangnya broker Lokal Indonesia
Seiring dengan kian meningkatnya minat masyarakat, perusahaan-perusahaan yang bergerak sebagai pialang perdagangan berjangka pun bermunculan. Salah satu diantaranya adalah PT Monex Investindo Futures, yang dikenal sebagai broker forex terkemuka di Indonesia.

Dalam perkembangan selanjutnya, pemerintah merilis UU No.10 Tahun 2011 Tentang Perdagangan Komoditi sebagai amandemen dari UU No.32 Tahun 1997. Dalam Undang-Undang tersebut, dipaparkan valas dan indeks sebagai bagian dari komoditas yang diperdagangkan di pasar berjangka. Disebutkan juga bahwa transaksi diawasi pemerintah melalui Bappepti yang berada di bawah naungan Kementrian Perdagangan. Undang-Undang ini memperkuat dasar hukum perdagangan berjangka, meliputi trading forex, indeks, dan komoditi.

Pada akhirnya, meskipun awal mula sejarah forex di Indonesia kalah start dari negara lain, tetapi para broker dapat mulai meningkatkan daya saingnya. Sebagai contoh, Broker Monex bukan hanya menghadirkan trading forex online dengan platform populer MT4, melainkan juga beragam fitur canggih seperti sinyal trading Autochartist dan platform auto-trading Tradeworks. Dengan bantuan perangkat-perangkat tersebut, orang perorangan biasa pun bisa ikut berpartisipasi dalam aktivitas trading forex serta memperoleh keuntungan dari forex.

Sumber : seputarforex.com

 

Alasan Kenapa Trader Profesional Bisa Profit

Banyak trader forex mengira bahwa untuk memperoleh profit yang konsisten dalam trading adalah hal yang sulit untuk dicapai hanya dengan bersusah payah dan lebih merupakan suatu kebetulan.

Berjuang dengan susah payah bisa berarti berusaha terus menerus menemukan metode dan strategi yang pas dengan trial and error, atau mencoba beberapa paket software trading dan robot. Walau begitu, banyak diantara mereka yang gagal menghasilkan profit yang konsisten. Sebaliknya para trader profesional yang seakan trading dengan santai dan tanpa beban justru menghasilkan profit dengan konsisten. Apakah ada yang salah?

Sebenarnya banyak trader yang telah mengetahui bagaimana menghasilkan profit yang konsisten, tetapi mereka tidak menerapkan pengetahuan tersebut dengan proporsional dan tepat. Misalnya soal fokus target. Motivasi trader profesional terfokus pada perolehan hasil dalam jangka panjang, sementara trader pada umumnya termotivasi untuk memperoleh hasil secepat-cepatnya dalam jangka pendek. Mungkin karena alasan ini, para trader profesional seolah tampak santai dan tanpa beban.

Selain fokus pada hasil jangka panjang sebagai alasan utama, ada baiknya kita mengetahui beberapa alasan yang membuat trader profesional bisa memperoleh profit dengan konsisten.

1. Trader profesional tidak menghabiskan banyak waktu untuk analisa pasar.
Mungkin Anda mengira diri sendiri kurang banyak meluangkan waktu guna mendalami berita-berita ekonomi yang mempengaruhi pasar hingga selalu lambat mengantisipasi arah pergerakan harga? Karenanya, disadari atau tidak, banyak diantara kita yang telah meluangkan waktu lebih banyak dari para trader profesional untuk menghimpun data dari berbagai sumber berita.

Trader profesional juga melakukan itu, tetapi hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Yang penting bagi mereka adalah menemukan sinyal untuk trading. Menemukan sinyal itu mencakup layak atau tidaknya untuk membuka sebuah posisi, menutup posisi, atau menambah posisi baru pada kondisi pasar pada saat itu.


2. Trader profesional selalu trading berdasarkan apa yang mereka lihat, bukan pada apa yang mereka kira akan terjadi.
Dengan kata lain, trader profesional bertransaksi dengan obyektif, bukan berbasis rumor.

Banyak trader yang tergoda untuk memperkirakan apa yang bakal terjadi di pasar setelah membaca dan menganalisa perkembangan sebuah berita ekonomi. Hal ini sering membuat trader merasa sangat optimis dan melakukan pelanggaran pada strategi manajemen resiko dengan misalnya melipatgandakan ukuran lot trading, atau menambah posisi baru hingga over-trading.

Sebaliknya, trader profesional mengetahui bahwa mereka tidak akan pernah tahu dengan pasti kemana arah gerak pasar, sejelas apapun petunjuk dari berita ekonomi. Dalam hal ini tentu mereka belajar dari pengalaman. Oleh sebab itu, mereka sangat patuh pada manajemen resiko yang telah ditentukannya sendiri. Semua berita selalu dikombinasikan dengan sinyal trading yang layak. Mereka tidak memaksakan diri atau memasang target untuk "harus masuk pasar". Trader profesional tahu dengan pasti apa yang mereka inginkan dari pasar, dan hanya akan trading jika pasar telah memberinya peluang.


3. Trader profesional tidak terlalu bergantung pada indikator teknikal.
Banyak trader forex yang sebenarnya menyadari bahwa dengan banyaknya indikator pada chart trading akan membuat bingung dan cenderung over analyzing, tetapi tetap saja mereka melakukannya.

Menurut penuturan seorang trader profesional, pertama kali yang mereka lihat dalam chart trading adalah membaca pergerakan harga seperti apa adanya, dengan hanya menandai level-level support dan resistance. Kebanyakan dari mereka mampu membaca pergerakan harga secara "telanjang" (naked price), atau trading tanpa indikator. Ini tak berarti bahwa mereka mengabaikan indikator teknikal sama sekali, melainkan hanya menggunakannya sesuai dengan kebutuhan dengan proporsional.

Biasanya, indikator yang sering digunakan adalah moving average sebagai level support dinamis atau resistance dinamis. Mereka tidak terlalu bergantung pada indikator teknikal untuk mendapatkan "holy grail" yang selalu benar dalam sistem tradingnya. Mereka tahu bahwa sebagian besar indikator teknikal terbentuk setelah terjadinya pergerakan harga (bersifat lagging). Holy grail mereka adalah pada risk/reward ratio.


4. Trader profesional tidak bergantung pada software trading dan robot.
Walaupun di pasaran banyak penawaran software trading dan robot forex yang namanya kadang cukup bombastis, sangat jarang trader profesional yang menggunakannya. Mereka lebih percaya pada pikiran dan analisanya sendiri.

Software trading, seperti halnya juga software lainnya, berisi dengan program-program yang mengerjakan perintah yang sama secara berulang-ulang. Padahal, pergerakan pasar sangat dinamis dan kecil kemungkinannya keadaan yang sama terulang berkali-kali. Pada suatu keadaan tertentu bisa saja program tersebut bekerja sesuai harapan, tetapi tidak menjamin akan selalu bekerja dengan baik pada pergerakan pasar yang cenderung acak (random) dan sarat dengan pengaruh emosional para pelakunya.

Bagi trader profesional, untuk memprediksi pergerakan harga pasar yang dinamis dan cenderung acak, maka nalar yang obyektif adalah sarana trading terbaik.


5. Trader profesional tidak terlalu fokus pada faktor fundamental.
Faktor fundamental sudah barang tentu tidak bisa diabaikan, bahkan bisa dikatakan sebagai penggerak utama pasar. Trader profesional menggunakan analisa fundamental sebagai konfirmasi dari apa yang dilihatnya dalam chart saat trading. Namun, mereka tahu bahwa pengaruh faktor fundamental pada pergerakan harga tidak selalu pasti.

Banyak faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi pasar. Rilis data GDP yang meningkat misalnya, tidak begitu saja membuat mata uang suatu negara langsung menguat. Masih banyak faktor lain yang mempengaruhi, termasuk emosi para pelaku pasar.


6. Trader profesional lebih percaya pada dirinya sendiri, bukan pada para pakar.
Ada trader yang membuka posisi trading karena mendengar atau membaca komentar seorang pakar dari media mengenai sesuatu yang dianggap penting. Selang beberapa waktu kemudian, pakar yang lain memberi opini yang berlawanan dengan berbagai alasan. Trader tersebut menjadi khawatir dengan posisinya, cabut atau terus?

Trader profesional selalu membuat keputusan tradingnya sendiri dan hampir tidak terpengaruh oleh komentar para analis atau pakar. Mereka percaya pada cara analisanya sendiri, sesuai dengan strategi trading yang telah dibuat, karena hanya mereka sendirilah yang tahu persis keadaan account dan sistem portofolio dalam tradingnya.


7. Trader profesional selalu realistis.
Anda tidak akan pernah menjadi trader profesional jika tidak realistis dalam trading. Realistis dalam trading maksudnya menerapkan manajemen resiko yang proporsional pada balance account Anda. Jika modal Anda $10,000, apakah Anda akan mempertaruhkan seluruhnya (100%) hanya dalam sekali trade? atau mengambil resiko 30% per trade? atau 5%? Tentu yang tahu Anda sendiri. Jika dana tersebut bukan dana yang menganggur (disposable income), maka Anda tentu akan sangat berhati-hati dalam menentukan resiko.

Trader profesional biasanya juga menggunakan sistem portofolio berdasarkan diversifikasi instrumen trading pada jenis pasar yang berbeda. Khusus di pasar forex, diversifikasi bisa dilakukan dengan tidak hanya trading pada satu pasangan mata uang saja untuk mengurangi kemungkinan resiko. Diversifikasi adalah salah satu cara yang realistis dalam trading.


8. Trader profesional bekerja menurut rencana trading dan disiplin.
Anda mesti mempunyai rencana trading yang jelas dan dilakukan dengan disiplin agar mencapai hasil yang maksimum dalam trading. Rencana trading juga akan mengurangi pengaruh emosi ketika trading.

Selain itu, Anda juga mesti membuat jurnal trading sebagai umpan balik (feedback) guna mengevaluasi semua hasil trading. Tanpa evaluasi, Anda tidak tahu tingkat kemajuan yang telah dicapai. Trader profesional telah lama melakukan langkah-langkah tersebut, sehingga mereka bisa bekerja dengan target jelas dan perencanaan matang.

Sumber : seputarforex.com

 
Self Reflection


Para hedge-fund manager besar seperti George Soros yang mengendalikan dana dari beberapa investor dan institusi keuangan dituntut untuk mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap apa yang beliau tradingkan. Alasannya adalah simpel, investor dan institusi keuangan menyediakan dana yang tidak main-main untuk trading, konsekuensinya dia harus mempunyai tanggung jawab terhadap apa yang dia tradingkan, terutama apabila transaksi ini melibatkan jutaan dollar. Dari setiap trading yang telah dilakukan, para hedge-fund manager ini harus mempunyai pertimbangan rasional yang solid terhadap pilihan masuk ke market ataupun keluar market. Secara simpelnya, mereka harus mengerti dimana menaruh “jalan keluar” sebelum keadaan menjadi bertambah buruk.

Dengan adanya pertanggung jawaban seperti gambaran diatas, maka dunia trading secara tidak langsung menghasilkan beberapa trader yang sukses dan profesional. Untuk individual trader seperti kita, hal semacam ini menjadi sangat penting dalam mengembangkan trading system yang kita jalani.

Lalu apa yang perlu kita lakukan agar kita bisa dipertanggung jawabkan untuk setiap trading yang kita lakukan?

Berdasarkan pengalaman dari beberapa trader yang sukses, mereka mengembangkan kedisiplinan trading mereka dengan membuat suatu trading journal untuk setiap trading yang pernah mereka lakukan. Karena pada dasarnya tidak ada suatu trading system apapun yang benar-benar cocok untuk segala kondisi market dan mempunyai tingkat akurasi 100%. Inilah mengapa kita harus meluangkan waktu dalam seminggu atau sebulan untuk melakukan review ulang (self-reflection) terhadap akumulasi trading yang sebelumnya.

Tentunya kita akan bertanya kepada diri kita sendiri, kenapa beberapa trading yang kita pilih menjadi suatu transaksi yang sukses dan kenapa ada yang tidak sukses. Lalu apa yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan keberhasilan trading tersebut? Kita akan mencari “ruang” dimana kita bisa melakukan improvement terhadap setiap trading yang pernah kita lakukan secara satu-persatu.

Lebih dalamnya, kita akan bertanya kepada diri kita sendiri, apakah kita telah trading sesuai dengan apa yang kita rencanakan dan sesuai dengan trade parameter dari trading system yang telah kita tentukan? Jika tidak, maka kita harus me-review ulang kesalahan kita agar kita tidak mengulangi kesalahan ini di masa yang akan datang. Faktanya, yang sering berperan untuk mengacaukan rencana trading yang kita adalah faktor psikologis seperti emosi yang lagi-lagi mengalahkan rasionalitas analisa kita.

Pada akhirnya dari self reflection yang kita lakukan, kita akan mendapatkan manfaat yang besar seperti misalnya bahwa kita mungkin terlalu cepat untuk keluar dari pasar, melakukan trading pada saat keluarnya news yang seharusnya tidak kita lakukan (kecuali kalau anda memang seorang news-trader) ataupun faktor – faktor emosi yang membuat kita loss.

Hal – hal kecil dan simpel seperti melakukan review ulang ini bagi sebagian orang mungkin dianggap tidak penting, namun hal-hal simpel ini terkadang bisa memberikan manfaat yang sangat besar bagi perkembangan ilmu trading kita di masa depan.
 
Self Reflection


Para hedge-fund manager besar seperti George Soros yang mengendalikan dana dari beberapa investor dan institusi keuangan dituntut untuk mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap apa yang beliau tradingkan. Alasannya adalah simpel, investor dan institusi keuangan menyediakan dana yang tidak main-main untuk trading, konsekuensinya dia harus mempunyai tanggung jawab terhadap apa yang dia tradingkan, terutama apabila transaksi ini melibatkan jutaan dollar. Dari setiap trading yang telah dilakukan, para hedge-fund manager ini harus mempunyai pertimbangan rasional yang solid terhadap pilihan masuk ke market ataupun keluar market. Secara simpelnya, mereka harus mengerti dimana menaruh “jalan keluar” sebelum keadaan menjadi bertambah buruk.

Dengan adanya pertanggung jawaban seperti gambaran diatas, maka dunia trading secara tidak langsung menghasilkan beberapa trader yang sukses dan profesional. Untuk individual trader seperti kita, hal semacam ini menjadi sangat penting dalam mengembangkan trading system yang kita jalani.

Lalu apa yang perlu kita lakukan agar kita bisa dipertanggung jawabkan untuk setiap trading yang kita lakukan?

Berdasarkan pengalaman dari beberapa trader yang sukses, mereka mengembangkan kedisiplinan trading mereka dengan membuat suatu trading journal untuk setiap trading yang pernah mereka lakukan. Karena pada dasarnya tidak ada suatu trading system apapun yang benar-benar cocok untuk segala kondisi market dan mempunyai tingkat akurasi 100%. Inilah mengapa kita harus meluangkan waktu dalam seminggu atau sebulan untuk melakukan review ulang (self-reflection) terhadap akumulasi trading yang sebelumnya.

Tentunya kita akan bertanya kepada diri kita sendiri, kenapa beberapa trading yang kita pilih menjadi suatu transaksi yang sukses dan kenapa ada yang tidak sukses. Lalu apa yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan keberhasilan trading tersebut? Kita akan mencari “ruang” dimana kita bisa melakukan improvement terhadap setiap trading yang pernah kita lakukan secara satu-persatu.

Lebih dalamnya, kita akan bertanya kepada diri kita sendiri, apakah kita telah trading sesuai dengan apa yang kita rencanakan dan sesuai dengan trade parameter dari trading system yang telah kita tentukan? Jika tidak, maka kita harus me-review ulang kesalahan kita agar kita tidak mengulangi kesalahan ini di masa yang akan datang. Faktanya, yang sering berperan untuk mengacaukan rencana trading yang kita adalah faktor psikologis seperti emosi yang lagi-lagi mengalahkan rasionalitas analisa kita.

Pada akhirnya dari self reflection yang kita lakukan, kita akan mendapatkan manfaat yang besar seperti misalnya bahwa kita mungkin terlalu cepat untuk keluar dari pasar, melakukan trading pada saat keluarnya news yang seharusnya tidak kita lakukan (kecuali kalau anda memang seorang news-trader) ataupun faktor – faktor emosi yang membuat kita loss.

Hal – hal kecil dan simpel seperti melakukan review ulang ini bagi sebagian orang mungkin dianggap tidak penting, namun hal-hal simpel ini terkadang bisa memberikan manfaat yang sangat besar bagi perkembangan ilmu trading kita di masa depan.

Terimakasih informasinya gan, sebagaintrader kita bisa belajar dari trader2 profesional yang sudah berpengalaman dan mempunyao trade record yang bagus, sehingga kita bisa mencintih strategi-strategi yang mereka gunakan.

 

Target Trader Pemula Yang Realistis

Target adalah bagian terpenting untuk mencapai sukses dalam bidang pekerjaan apapun termasuk trading forex. Namun demikian sering kali target sulit tercapai karena melebihi apa yang seharusnya bisa dicapai. Sebagai contoh seorang trader pemula mentargetkan untuk bisa selalu profit jika ia bisa trading dengan full time, tetapi ternyata tidak demikian karena trader tersebut belum tahu bagaimana seharusnya trading dengan benar.

Membuat target jangka panjang memang perlu, tetapi akan sulit dicapai tanpa terlebih dahulu mengejar target dalam waktu dekat yang lebih realistis. Trader seharusnya fokus pada target jangka pendek yang lebih realistis terlebih dahulu sebelum melihat sasaran dalam jangka panjang. Berikut ini target jangka pendek yang realistis dan bisa membuat trader termotivasi untuk mengejar target jangka panjang:

Bisa trading dengan benar
Terutama bagi trader pemula yang merasa baru atau sedang belajar, target jangka pendek adalah bisa trading dengan benar dengan tidak terlalu fokus pada profit yang dihasilkan. Buatlah target untuk setiap sekian kali trade Anda tidak mengalami kerugian, atau bisa breakeven (balik modal). Jika target ini bisa dicapai, coba Anda membuat target berikutnya untuk bisa profit setiap sekian kali trade.

Untuk bisa mencapai target jangka pendek tersebut Anda harus mempunyai strategi dan metode trading yang efektif serta money management yang memadai. Buatlah rencana trading sesuai dengan strategi tersebut dan jalankan dengan disiplin. Anda harus menerapkan langkah-langkah sesuai urutan dalam rencana trading, dan hendaknya selalu konsisten dalam menjalankan proses tersebut. Proses trading yang konsisten berakibat pada hasil trading yang konsisten pula, oleh karena itu Anda harus fokus pada proses dalam trading, bukan pada hasil akhir yang Anda harapkan.

Tidak terburu-buru membuat target ‘trading for a living’
Trader sering membuat target setelah sekian lama trading di account riil ia akan menjadikan trading sebagai sumber penghasilan utamanya atau ‘trading for a living’, tanpa mempertimbangkan konsistensi hasil trading dan pengalaman yang memadai. Dengan menjadikan trading sebagai sumber penghasilan artinya Anda dituntut untuk lebih sering menghasilkan profit sehingga bisa menyebabkan tekanan mental yang membuat Anda sulit mengendalikan emosi. Hal ini bisa membuat Anda over trading, atau mengambil resiko yang tinggi guna mencapainya yang pada akhirnya bisa menghancurkan account Anda.

Dari hasil survey, kebanyakan trader pemula memulai trading di account riil dengan dana dibawah USD 5,000. Untuk trading for a living tentunya belum cukup jika hanya bisa profit 50% atau 100% setahun, mungkin 500% per tahun atau lebih baru bisa mencukupi. Target profit sebesar itu tentunya tidak realistis bagi trader yang belum lama bermain di account riil. Trading for a living memerlukan profit yang konsisten sehingga account Anda bisa berkembang dengan wajar. Dengan demikian target Anda setelah trading di account riil seharusnya menghasilkan profit yang konsisten selama periode waktu tertentu, bukan trading for a living.

Benar-benar mencintai pekerjaan trading
Biasanya para trader yang telah sukses mencintai pekerjaan trading, selalu ingin tahu perkembangan pasar dan ingin menjadi trader yang terbaik. Target Anda seharusnya tidak hanya sekedar menjadi trader tetapi benar-benar mencintai pekerjaan trading sehingga bisa memotivasi Anda untuk bisa trading dengan lebih baik.

Sumber : seputarforex.com


 

Mengelola Account Trading

Kebanyakan dari trader forex retail membuka account tradingnya dengan balance yang relatif kecil. Mereka tentunya ingin balance accountnya tumbuh berkembang. Walaupun tidak mudah melakukannya, hal itu bisa dicapai dengan merubah persepsi dan cara trading. Besar kecilnya sebuah account balance bukan ukuran sukses seorang trader, dan seorang trader yang berhasil mengelola account tradingnya dengan baik tidaklah harus seorang trader profesional yang full time. Sukses dalam trading forex diukur dari persentasi yang telah dihasilkan oleh account balance kita dalam waktu tertentu. Misalnya jika account balance kita $2,000 dan kita bisa menghasilkan profit $200 per bulan, maka bisa saja kita dianggap telah sukses dalam mengelola account trading. Seorang trader seharusnya tahu apa yang perlu dilakukan untuk mencapai sukses dalam mengelola account tradingnya.


Fokus pada cara trading kita, bukan pada besarnya profit
Kesalahan persepsi seorang trader dengan account balance yang relatif kecil adalah bahwa mereka harus mencetak profit sesering mungkin karena merasa telah menginvestasikan seluruh dananya dalam account trading dan berharap bisa dengan cepat meraih sukses dalam trading forex. Hal ini mengakibatkan kurangnya perhatian pada managemen resiko dan cara trading yang efektif , dua poin yang sangat penting dan dominan dalam trading forex.

Seorang trader seharusnya berhasil mengelola balance dengan nilai kecil terlebih dahulu sebelum mencoba mengelola balance dengan dana yang relatif besar. Bahkan jika kita memiliki dana yang relatif besar, tidak seharusnya kita investasikan seluruhnya pada account trading sebelum kita berhasil dengan baik mengelola account dengan dana yang relatif kecil. Seharusnya seorang trader tidak fokus pada strategi memperbesar ukuran lot setiap kali entry guna menggandakan profit, tetapi harus mengutamakan managemen resiko yang proporsional dan realistis untuk memperoleh profit yang konsisten dalam jangka panjang.

Dengan cara ini account trading kita akan berkembang dengan lambat, tetapi konsisten dari waktu ke waktu. Salah satu strategi trading yang cocok diterapkan adalah metode price action yang dikombinasikan dengan trading plan yang sesuai dengan risk manangement kita.


Perlakukan account balance kecil seperti Anda mengelola dana besar
Anggaplah Anda mengelola dana yang cukup besar jika account trading Anda relatif kecil, karena pada prinsipnya cara memperoleh hasil yang konsisten dalam trading adalah sama, yaitu managemen resiko yang benar, tidak over-trade dan tidak over-leverage. Jika Anda katakan punya account trading $1 juta, profit sekali atau dua kali dengan konsisten dalam sebulan mungkin nilainya sudah cukup berarti.

Sebaliknya jika balance Anda kecil, secara emosi Anda ingin dan merasa perlu untuk masuk pasar sesering mungkin untuk mengembangkan account dengan cepat. Hal ini tidak perlu Anda lakukan jika Anda menganggap dana pada account Anda cukup besar dan hanya ingin hasil trading yang konsisten. Memang ukuran lot per trade Anda lebih kecil, tetapi yang hendak dicapai adalah konsistensi dalam trading. Jika konsistensi tersebut telah dapat Anda lakukan, Anda bisa mulai memperbesar balance Anda secara bertahap, dan dengan metode dan strategi trading yang sama, account Anda tentu akan berkembang dengan konsisten dari waktu ke waktu.

Selain hal utama diatas, yang juga penting untuk Anda lakukan jika Anda ingin berhasil mengelola account balance kecil adalah dengan membuat jurnal trading yang diupdate dengan teratur untuk evaluasi hasil trading Anda dari waktu ke waktu, agar Anda bisa disiplin dan bertanggung jawab pada track record trading Anda.

Kalau Anda sedang berusaha menemukan investor untuk mengembangkan account trading Anda, tentunya si calon investor menginginkan bukti hasil trading Anda serta metode dan strategi trading yang Anda terapkan, dan ini bisa Anda tunjukkan dengan jurnal trading dan trading plan yang telah Anda buat. Dan jika Anda ingin menekuni trading forex dengan serius, sudah seharusnya Anda belajar untuk berhasil mengelola account dengan nilai kecil terlebih dahulu sebelum mengelola account trading dengan dana besar.

Sumber : seputarforex.com


 

Belajar Memahami Money Management

Money management adalah salah satu faktor penting dalam trading forex yang berkaitan dengan pengendalian resiko. Trading adalah bisnis dan dalam bisnis tentu ada resikonya. Berapapun besar modal kita, tentunya kita ingin membatasi besarnya resiko yang mungkin terjadi. Belajar memahami pengendalian resiko dengan benar adalah kunci sukses untuk menghasilkan profit yang konsisten dalam jangka panjang. Banyak trader pemula yang account-nya ‘babak belur’ karena tidak menerapkan money management dengan disiplin, bahkan ada yang tidak tahu sama sekali tentang money management. Dalam tulisan ini akan dibahas 5 hal pokok dalam money management yang harus dipahami dan diterapkan dengan benar dan disiplin dalam trading forex.

Besarnya resiko per trade
Besar resiko per trade diukur dengan nilai uang, bukan dengan pips, dan biasanya ditentukan dalam persentase dari modal atau balance dalam account trading kita. Anggap saja kita belum ada posisi trading dan balance dalam account kita masih utuh, maka besar resiko per trade adalah jumlah kerugian yang kita tentukan dalam membuka sebuah posisi trading. Tidak ada ketentuan baku untuk hal ini dan bisa saja antara trader yang satu berbeda dengan trader yang lain, tergantung dari kondisi keuangan masing-masing. Yang jelas gunakanlah dana yang benar-benar tidak akan dipakai dalam waktu dekat, dan hindari trading forex dengan menggunakan dana untuk hidup sehari-hari. Asumsikan bahwa alokasi dana Anda untuk trading forex adalah dana yang siap hilang sehingga Anda tidak emosional ketika trading.

Sebagai gambaran, para trader profesional yang pendapatannya hanya dari trading (saham, forex, option dsb.) jarang yang mengambil resiko lebih dari 3% dari total modal mereka. Di sisi lain, banyak trader yang telah berpengalaman merekomendasikan besarnya resiko antara 3% sampai 5% dari modal. Tetapi berapapun besarnya resiko yang Anda tentukan, Anda harus merasa nyaman dengan pilihan tersebut sehingga Anda bisa trading dengan tenang dan tanpa emosi.

Nah, kenapa besar resiko diukur dengan nilai uang bukan dengan pip ? Hal ini berkaitan dengan besarnya ukuran lot atau volume per trade yang bakal kita gunakan sesuai dengan perhitungan resiko, atau lazim disebut position sizing yang akan dijelaskan berikut ini.

Besarnya ukuran lot per trade (position sizing)
Besar ukuran lot juga disebut dengan volume (pada platform Metatrader), atau ada yang menamakan quantity. Karena platform Metatrader sudah sangat populer, para trader forex pada umumnya lebih familiar dengan sebutan volume trading. Cara menentukan volume trading berdasarkan resiko lazim disebut dengan position sizing.

Dengan position sizing, besar resiko dalam nilai uang akan selalu sama berapapun besar stop loss (resiko dalam pip) yang kita tentukan. Volume trading bisa kita atur sesuai dengan besar stop loss yang paling pas buat kita. Sebagai contoh, misalnya kita trading dengan standard lot pada pasangan mata uang EUR/USD, sehingga nilai per pip-nya adalah USD 10. Jika kita punya balance sebesar USD 25,000, dan resiko yang kita tetapkan untuk membuka sebuah posisi adalah 4%, maka besar resiko kita adalah USD 25,000 X 4% = USD 1,000. Katakan dari hasil analisa kita stop loss yang paling pas adalah 50 pip, maka volume trading kita dalam standard lot adalah: USD 1,000 / (50 X USD 10) = 2 lot.

(Catatan: pialang forex di Indonesia ada yang menyebut standard lot dengan regular lot, dan account yang hanya untuk trading dengan standard lot disebut regular account)

Nah, jika ada 2 trader dengan modal yang berbeda tetapi menerapkan persentasi resiko yang sama dan stop loss (resiko dalam pip) yang sama pula, tentu ukuran lot keduanya berbeda. Trader yang modalnya lebih besar volume trading-nya akan lebih besar walaupun stop loss (resiko dalam pip) keduanya sama. Itulah sebabnya mengapa besarnya resiko per trade biasanya diukur dengan nilai uang, bukan dengan besarnya pip pada stop loss.

Besarnya risk/reward ratio
Risk/reward ratio adalah perbandingan antara besarnya resiko (stop loss) dan besarnya target profit (reward) yang kita tetapkan. Jika pada pembahasan sebelumnya kita telah menentukan resiko dan ukuran lot, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan besarnya target profit yang kita inginkan dibandingkan dengan resiko yang telah kita tetapkan sebelumnya.

Sama halnya dengan resiko, untuk menetapkan target profit tidak ada ketentuan bakunya, hanya saja kita harus obyektif dan realistis sesuai dengan kondisi pasar saat itu. Trader yang berpengalaman menganjurkan agar risk/reward ratio sebaiknya minimal 1 : 2, artinya jika stop loss kita 50 pip maka sebaiknya target profit kita minimal 100 pip, bahkan kalau bisa 1 : 3 atau lebih akan semakin baik.

Tujuannya adalah: jika kita bisa menerapkan risk/reward ratio dengan konsisten, dalam jangka panjang akan diperoleh return (keuntungan) yang memadai walaupun persentasi profit kita secara keseluruhan masih lebih kecil dibanding loss-nya. Misalnya seorang trader mengalami 70% dari total posisinya loss, tapi masih menghasilkan return 15% dari total posisi tradingnya, karena menerapkan risk/reward ratio minimal 1 : 2 pada setiap membuka posisi.

Yang penting untuk dipahami dalam hal ini adalah menentukan besarnya resiko terlebih dahulu sebelum menghitung profit yang mungkin kita peroleh.

Money management harus bisa mengendalikan emosi kita
Di samping money management, faktor penting lainnya dalam trading adalah keterlibatan emosi. Kedua hal tersebut saling mempengaruhi dan jika tidak dipahami dengan benar akan membawa efek negatif dalam trading. Money management yang buruk bisa menghancurkan trading kita, demikian pula emosi yang tidak terkendali. Misalnya jika kita kurang memahami money management sehingga selalu loss pada setiap posisi trading kita, maka akan sulit bagi kita untuk tidak melibatkan emosi saat trading. Sebaliknya semakin baik kita bisa menerapkan money management dalam trading, akan semakin terkendali emosi kita dalam menyikapi hasil trading. Kita bisa dikatakan berhasil menerapkan money management bila kita bisa mengelola dana dalam account trading dengan efektif dan tidak emosional.

Money management akan berjalan baik hanya jika kita menguasai strategi trading
Jika kita tidak sepenuhnya menguasai strategi trading yang kita gunakan sehingga selalu ragu ketika hendak membuka posisi, maka sebaik apapun pemahaman kita pada money management hasilnya tidak akan maksimal.

Strategi trading dan money management adalah komponen utama dalam rencana trading yang harus dijalankan secara bersamaan. Money management akan berjalan baik hanya jika kita telah menguasai dan yakin pada strategi trading yang kita gunakan sehingga menghasilkan profit yang konsisten dalam jangka panjang.

Sumber : seputarforex.com


 
Forex adalah tempat di mana para trader terlibat dalam proses perdagangan, hal ini membutuhkan gerakan teknikal sederhana seperti membeli dengan harga rendah terlebih dahulu dan kemudian menjual dengan harga tinggi. Sederhana bukan? Ketahuilah bahwa Forex tidak memerlukan kerja keras fisik, tidak ada keringat, tidak takut dan yang paling penting tidak ada stres itu hanyalah Anda dan pikiran Anda bagaimana cross perdagangan akan bergerak
 
Forex adalah tempat di mana para trader terlibat dalam proses perdagangan, hal ini membutuhkan gerakan teknikal sederhana seperti membeli dengan harga rendah terlebih dahulu dan kemudian menjual dengan harga tinggi. Sederhana bukan? Ketahuilah bahwa Forex tidak memerlukan kerja keras fisik, tidak ada keringat, tidak takut dan yang paling penting tidak ada stres itu hanyalah Anda dan pikiran Anda bagaimana cross perdagangan akan bergerak

Benar gan, Trading forex tidak memerlukan aktivitas energi yang banyak, akan tetapi lebih membutuhkan konsentrasi dan kerja otak yang lebih banyak.

 

Contoh Money Management (MM) Yang Baik

Untuk bisa sukses dalam trading forex, tak hanya perlu strategi mantap, melainkan juga dibutuhkan Money Management (MM). Apa itu Money Management dan seperti apa contoh Money Management yang tepat? Di artikel ini kita akan mengkaji bagaimana trader memanfaatkan Money Management forex yang baik beserta contoh-contoh yang terjadi di dalamnya.

Apa Itu Money Management?
Dalam konteks trading forex, Money Management adalah tata kelola dana dalam akun trading kita. Hal ini mencakup berapa besar lot di setiap posisi trading, berapa jarak antara harga entry (open position) dengan Stop Loss (SL) dan target profit kita, serta berapa jumlah maksimal posisi trading yang akan kita buka dalam satu waktu bersamaan.

Forex memang bisa memberikan keuntungan, namun tidak selamanya posisi kita akan profit. Bisa jadi kita akan mengalami loss satu atau dua kali sebelum profit lagi. Kemungkinan juga kita akan mengalami loss beruntun tanpa tahu kapan bisa profit kembali. Penggunaan Stop Loss (SL) yang besar memang bisa membatasi kerugian, tapi bagaimana kalo terjadi loss berturut-turut? Tentunya jumlah kerugian akan semakin menggunung. Untuk membalikkan keadaan itu sangat berat. Profit yang didapat berbulan-bulan akhirnya amblas dalam semalam. Psikologi kita pun semakin drop, yang akhirnya berdampak pada kualitas trading kita.

Maka dari itu, kita dapat mulai mencari cara menghadapi risiko loss dengan menerapkan money management yang tepat. Misalnya, kita bisa mencari sistem yang menghasilkan Rasio Risk vs Reward 1:1. Semakin besar perbandingannya, maka akan semakin baik. Biasanya trader lebih suka menggunakan Risk:Reward 1:3, di mana hanya butuh 33% win untuk Break Even (BEP).



Contoh Money Management Forex
Metode Money Management apapun pada dasarnya berakar pada pertanyaan mengenai berapa besar dana yang berani Anda risikokan. "Risiko" di sini bisa diartikan risiko loss yang ingin diambil per trading.

Pertama-tama, tentukan dulu jumlah loss maksimal yang sanggup Anda terima. Kita ambil contoh risiko 2% per trading. Jika terjadi loss 3 kali berturut-turut, maka akun hanya jeblok 6%. Apabila trading ke-4-nya menghasilkan profit, maka dengan RR 1:3 akan menghapus semua loss kita tadi.

Kasarnya, misalkan Anda memiliki dana sebesar USD1,000 dalam akun trading, dengan risiko 2% per trading, artinya setiap posisi trading harus mematok Stop Loss maksimal setara USD20 dan target profit setara USD60. Ini gambaran kasar saja, karena pada prakteknya Anda akan perlu pula mempertimbangkan margin dan leverage yang digunakan.

Intinya bukan profit yang paling diutamakan, tapi pengukuran resiko-lah yang perlu didahulukan. Profit akan mengikuti dengan sendirinya. Dengan menerapkan Risk:Reward 1:3 misalnya, kita bisa menyesuaikan level take profit yang 3x lebih besar dari ukuran jarak stop loss untuk setiap order.

Memang sih jika dihitung-hitung, penerapan RR kadang membatasi peluang profit. Namun, kunci dari kesuksesan trading forex adalah disiplin dan telaten dalam belajar serta menerapkan sistem trading yang sudah direncanakan.

Ada banyak cara cepat membuat uang dari $100 menjadi $50.000 dalam waktu beberapa bulan saja, tapi yang terjadi nanti adalah, psikologi kita tidak siap menerima kenyataan ketika mengalami drop. Artinya, dengan persentase kemenangan yang tinggi seperti itu, uang juga bisa amblas dalam waktu cepat atau lebih parah lagi, akun terkena Margin Call sehingga harus mengulang dari awal lagi.

Tentu kita tidak mau trading mulai dari awal terus bukan!? Jadi, terapkanlah contoh Money Management yang baik sebelum bertrading forex. Atau, jika hitung-hitungan Money Management dianggap rumit, Anda bisa mengambil jalan pintas dengan membatasi hanya membuka lot 0.01 saja setiap kali trading intraday dan tidak membuka lebih dari lima posisi trading dalam waktu bersamaan.

Sumber : seputarforex.com


 
Pada dasarnya, disiplin dalam trading forex, tidak ada bedanya dengan disiplin dalam ketentaraan. Seorang tentara harus disiplin melakukan latihan dengan tujuan memenangkan peperangan. Begitu juga dengan trader. Trader harus disiplin melakukan latihan dengan tujuan mendapatkan profit. Berikut ini 10 aturan disiplin dalam forex yang saya copas dari web, semoga bermanfaat:
1. Disiplinlah terhadap pasar
2. Disiplin di setiap trade
3. Saat market bergerak tidak sesuai dg yg kita harapkan, segeralah keluar atau kurangi lot-nya
4. Tidak perlu serakah
5. Seandainya siang ini kita sudah profit 50pip, maka usahakanlah trade berikutnya tdk loss lebih dari 50pip. Kalau saatnya sudah tepat, segera pindahkan stop loss ke +1
6. Setia terhadap strategi system
7. Carilah gaya trading yg paling profitable tapi sekaligus paling nyaman dan menyenangkan menurut kita masing2
8. Jangan over-trade
9. Ikutilah prosesnya: demo, micro, mini, standar
10. Jangan takut mengakui analisa kita salah
 
Pada dasarnya, disiplin dalam trading forex, tidak ada bedanya dengan disiplin dalam ketentaraan. Seorang tentara harus disiplin melakukan latihan dengan tujuan memenangkan peperangan. Begitu juga dengan trader. Trader harus disiplin melakukan latihan dengan tujuan mendapatkan profit. Berikut ini 10 aturan disiplin dalam forex yang saya copas dari web, semoga bermanfaat:
1. Disiplinlah terhadap pasar
2. Disiplin di setiap trade
3. Saat market bergerak tidak sesuai dg yg kita harapkan, segeralah keluar atau kurangi lot-nya
4. Tidak perlu serakah
5. Seandainya siang ini kita sudah profit 50pip, maka usahakanlah trade berikutnya tdk loss lebih dari 50pip. Kalau saatnya sudah tepat, segera pindahkan stop loss ke +1
6. Setia terhadap strategi system
7. Carilah gaya trading yg paling profitable tapi sekaligus paling nyaman dan menyenangkan menurut kita masing2
8. Jangan over-trade
9. Ikutilah prosesnya: demo, micro, mini, standar
10. Jangan takut mengakui analisa kita salah

Terimakasih informasinya gan, Benar sekali kunci sukses untuk berbisnis forex adalah disiplin, bukan hanya disiplin terhadap diri sendiri tetapi trader juga harus disiplin terhadap pasar dan lain-lain seperti yang sudah agan sebutkan diatas. Dengan menerapkan 10 disiplin diatas trader diharapkan dapat mendapatkan keuntungan dalam trading.

 

5 Aturan Money Management Paling Simpel Dan Populer

Money Management adalah salah satu aspek terpenting dalam trading forex, tetapi seringkali diabaikan. Tak sedikit pula trader yang salah paham tentang aturan Money Management. Yang jadi kambing hitam saat terjadi kegagalan trading biasanya adalah strategi, dan trader pun umumnya lebih rajin mencari sistem trading "holy grail" ketimbang MM yang ampuh. Namun, hal ini bisa dipahami karena memang seluk beluk aturan Money Management bisa amat rumit. Untuk membantu Anda menata MM, berikut 5 aturan Money Management paling simpel dan populer di kalangan trader:

1. 1% Rule
Aturan Money Management dengan 1% Rule menyatakan bahwa Anda sebaiknya tidak mempertaruhkan lebih dari 1% ekuitas dalam satu posisi trading. Umpamanya, apabila Anda bertrading dengan modal $1000, maka berdasarkan 1% Rule, janganlah mengalokasikan lebih dari $10 per trading.

Sepintas terdengar simpel, tetapi penerapannya bisa cukup memusingkan. Umpamanya bila dengan modal tadi Anda bertrading dengan ukuran lot mini 0.1, berarti stop loss harus ditempatkan sekitar 10 pip dari posisi entry. Sempit sekali, bukan? Dan stop loss sesempit ini bisa dianggap sama saja dengan mengundang loss. Namun, jika Anda menggunakan lot mikro 0.01, maka stop loss bisa ditempatkan sekitar 100 pip dari posisi entry.

Dari contoh itu dapat dipahami bahwa aturan Money Management bukan cuma berkaitan dengan berapa modal yang akan dipakai, tetapi juga berapa besar lot dan dimana stop loss akan ditempatkan setiap kali buka posisi.

Ada beberapa variasi dari 1% Rule. Trader bermodal lebih besar bisa saja menerapkan aturan 1% atas keseluruhan modal. Artinya, tak peduli berapa posisi trading yang dibukanya, total dana yang dipertaruhkan tak melebihi 1% dari modal. Ada juga yang merubah persentase aturan ini dengan 2%, 5%, dan lain-lain, tergantung dengan kekuatan dana yang dimiliki dan seberapa besar risiko yang berani ditanggung.

2. Risk/Reward Ratio
Konsep MM yang umumnya dianggap paling ideal adalah menggunakan rasio risk/reward, khususnya 1:2. Aturan Money Management ini berarti bila Anda berani menanggung risiko sebesar $10, maka idealnya bisa menghasilkan $20 jika profit. Dengan rasio risk/reward 1:2, maka untuk setiap kali profit bisa mengcover satu loss sebelumnya sekaligus menangguk untung. Dengan ini, loss bisa di-cover sedikit demi sedikit dan keuntungan bisa dihimpun, asalkan Win Rate dari sistem trading yang sudah dibuat itu minimal 60%.

3. Menggunakan Leverage Besar
Aturan Money Management yang satu ini menguntungkan bagi trader bermodal recehan, tetapi sebenarnya cukup kontroversial. Pada umumnya, trader bermodal besar cenderung menggunakan leverage rendah di angka puluhan saja. Namun, trader kecil dengan modal di bawah $10,000 biasanya menggunakan leverage 1:100 atau lebih agar bisa mendapatkan profit. Untuk memenuhi kebutuhan ini, banyak broker telah menyajikan pilihan leverage bahkan hingga 1:1000.

Keuntungan bagi trader yang menggunakan leverage ini jelas. Semakin besar leverage-nya, maka makin besar lah kekuatan margin/equity dalam akun untuk menahan posisi floating, sehingga tidak mudah terkena Margin Call juga. Tapi di sisi lain, leverage yang kelewat besar mengaburkan trader dari risiko pasar yang sesungguhnya. Profit yang nampaknya besar ternyata lebih kecil, sedangkan loss kecil-kecilan lama-lama menggunung tanpa disadari.

4. Trading Pair Dengan Spread Rendah
Banyak trader memilih pair currency untuk ditradingkan secara asal-asalan, tanpa menyadari bahwa keputusan seperti itu bisa berdampak besar bagi Money Management yang dijalankan. Contohnya, bertrading pada pair eksotik bisa menimbulkan biaya spread antara 50 pips atau lebih. Bayangkan betapa sulitnya menggapai target profit dengan spread selebar itu. Solusi yang dipilih oleh banyak trader adalah dengan memilih bertrading pada pair-pair paling likuid saja, seperti pair-pair mayor, di mana spread hanya dalam hitungan satu digit atau malah di bawah 1 pip.

5. Menetapkan Target Realistis
Ini boleh jadi merupakan aturan Money Management paling simpel, tapi paling sering diabaikan trader. Karena bermimpi kaya mendadak, maka trader menargetkan return 100% dalam sebulan. Memang ada trader tertentu yang kabarnya bisa meraup profit gila-gilaan seperti itu, tetapi boleh jadi mereka lebih berpengalaman dan bertrading dengan modal lebih besar.

Keserakahan seringkali menjadi biang kerok kerugian trader, maka berhati-hatilah untuk tidak terhanyut godaan setan yang satu ini. Tetapkanlah target yang realistis, baik itu dalam trading harian, mingguan, maupun bulanan.

Sumber : seputarforex.com

 

Memperjelas Aturan Money Management (MM) 5 Persen

Salah satu hal paling terkenal dalam aturan Money Management (MM) dalam trading forex adalah rule MM 5 persen. Artinya, jangan pernah meresikokan lebih dari 5 persen dana dalam rekening trading pada satu waktu. Alasan di balik peraturan ini adalah ketika Anda mengalami kerugian, dana bisa langsung hangus jika sebelumnya sudah trading dengan mempertaruhkan terlalu banyak dana. Bagaimana cara menerapkannya dalam trading forex?

Makna Sesungguhnya Aturan MM 5 Persen
Ketika mendengar aturan MM 5 persen, seringkali trader menerjemahkan bahwa dia tidak boleh menggunakan lebih dari 5 persen modal untuk setiap kali trade. Ini adalah pemahaman yang salah. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas apa yang perlu difokuskan seorang trader sehubungan dengan Money Management dan penggunaan 5 persen dari modal.

Sebenarnya yang dimaksud aturan MM 5 persen adalah jumlah total dari akun saldo atau balance yang dapat diresikokan trader pada satu waktu, bukan dalam setiap trading. Jadi, tak peduli Anda memiliki dua posisi trading terbuka atau lima, sepuluh, bahkan dua puluh trading yang masih berjalan, jumlah maksimum yang dapat diresikokan dalam kerugian tetaplah sebesar 5 persen. Sebab, angka tersebut sudah ditetapkan sebagai batas resiko yang dapat ditanggung trader.

Lalu, timbul pertanyaan seperti ini: "Jika transaksi telah merugi 5 persen, apa yang harus saya lakukan?"

Jawabnya mudah. Anda dapat mengendalikan trading Anda dengan melakukan cut loss manual atau memasang Stop Loss sejak awal.

Pentingnya Aturan MM 5 Persen
Untuk trader pemula, saat pertama kali mendengar aturan MM 5 Persen seperti ini, boleh jadi bertanya-tanya, "Kalau harus cut loss atau pasang Stop Loss, berarti pasti rugi dong? Padahal kalau trade-nya dibiarkan floating, nanti bisa balik profit."

Memang ada kemungkinan berbalik profit, tetapi berapa lama Anda akan menunggu hingga posisi trading yang salah itu berubah positif? Padahal, ada kemungkinan lainnya juga di mana dana dalam akun trading Anda tidak cukup memadai, sehingga kemudian terkena Margin Call. Apalagi, dana yang menggantung di posisi floating negatif tadi bisa jadi lebih menghasilkan ketika digunakan untuk membuka posisi trading lain.

Bila tidak ada aturan seperti ini, bisa jadi Anda akan melihat resiko per transaksi yang lebih besar dari 5%. Dalam kasus lain, bisa juga akun Anda ter-floating hingga 25% atau 50%. Hal ini tentu sangat merugikan, mengingat transaksi berisiko besar tersebut berpeluang untuk menghanguskan modal Anda.

Pada awalnya mungkin terdengar kompleks. Namun, penerapan aturan MM 5 persen ini akan jauh lebih mudah ketika Anda sudah terbiasa menaati peraturan Money Management Anda sendiri.

Alternatif Aturan Money Management Lainnya
Tidak ada satu pun trader yang mau mengalami loss, apalagi sampai kehilangan seluruh modalnya dalam bertrading. Dalam hal ini, aturan Money Management memiliki peran yang cukup besar karena dapat membatasi kerugian yang dapat timbul sewaktu-waktu. Asalkan seorang trader dapat mengendalikan seluruh transaksinya sesuai aturan yang telah direncanakannya sendiri, maka ia akan bisa bertahan di tengah derasnya gelombang pergerakan market.

Apabila tak suka menggunakan aturan MM 5 persen, maka masih banyak variasi aturan Money Management lainnya, seperti Rasio Risk/Reward, 1% Rule, dan lain sebagainya. Apapun aturan yang diterapkan, poin pentingnya adalah trader harus menguasai Money Management. Bagi Anda yang menginginkan hasil trading konsisten, penguasaan Money Management lebih berarti dibandingkan dengan strategi apapun yang ada di dunia ini.

Sumber : seputarforex.com

 
Mengatasi Emosi Dalam Trading


Pernahkah kita membuat perencanaan baik dalam investasi maupun kehidupan sehari-hari, namun gagal menjalankan? Padahal rencana yang sudah kita buat secara matang dengan berbagai perhitungan logis, tapi bisa gagal karena faktor emosi. Hal inilah yang membuat seorang trader / investor dengan pintar menganalisa atau fasih menjalankan robotnya belum tentu berhasil dalam trading. Kesuksesan seseorang dalam bertransaksi dan investasi tidak dipengaruhi oleh IQ melainkan sangat dipengaruhi oleh temperamen.

Sebenarnya trading hanyalah pekerjaan yang lebih mengarah pada psikologis dan kesuksesan Anda. Sebaliknya, kegagalan Anda dalam pasar forex bergantung pula pada psikologis Anda. Jika memutuskan untuk pindah ke trading secara sistematis, hal tersebut tidak mengurangi tekanan emosional dalam pengambilan keputusan saat melakukan trading.

Sering kali, Trader Forex berpendapat bahwa tidak adanya emosi dapat membantu saat melakukan trading. Namun kekhawatiran, ketakutan, keserakahan, harapan, keyakinan, penyesalan dan kebahagiaan hadir bersama dalam proses transaksi. Menekan emosi pada saat ada perasaan yang meliputi perasaan Anda, berarti mengabaikan indera keenam, intuisi dan akhirnya mengabaikan pengetahuan yang selama ini sudah dipelajari. Ada beberapa cara untuk mengendalikan emosi :

1. Cobalah Anda menginvestasikan waktu untuk menganalisa rumor pasar, sebelum melakukan transaksi perdagangan. Mengetahui kejelasan arah pasar akan membuat lebih yakin dan tenang.

2. Jangan terlalu over confidence !! Lebih baik Anda masuk 1 lot daripada 2 lot jika itu nanti akan membebani pikiran.

3. Jangan terlalu memaksakan diri untuk ikut dalam transaksi, jika Anda tidak yakin arah pergerakan pasar. Lebih baik menunggu atau menunda bertransaksi daripada salah posisi yang mengakibatkan emosi dan psikologi terpengaruh.

4. Usahakan untuk membangun psikologi pemenang ! selalu disarankan untuk bisa menang (profit) selama 3 kali dalam perdagangan forex ini. Hal ini untuk membangun psikologi pemenang (winner) bukannya pecundang (looser). Seorang petinju yang menang dalam pertandingan perdananya akan membawa dampak psikologi juara dalam pertandingan berikutnya.

5. Buat target harian, close posisi jika sudah sesuai target. Kita bisa berkumpul sahabat-sahabat kita didunia nyata atau main FB, melanjutkan rutinitas kerja kita dan lain-lain.

6. Selalu kondisikan diri dalam kondisi senyaman mungkin dikala masuk market untuk eksekusi buy or sell. Manusia dikaruniai 3 keutamaan yang dianugerahkan oleh Sang Maha Pencipta yakni Akal untuk berfikir, Hati untuk berdoa, dan juga waktu. Untuk itu gunakanlah ketiga keanugerahan yang telah diberikan tuhan tersebut. Dengan begitu trading suatu usaha untuk penyeimbangan. Seorang trader seharusnya fokus pada keuntungan serta mamanage dari kerugian dan mencoba menyeimbangkan keduanya. Seorang trader diwajibkan berkonsentrasi pada probabilitas metode dan berkonsentrasi pada informasi yang disediakan oleh pasar. Dengan begitu trading Anda akan lebih akurat dan terpercaya.Sehingga dapat dengan mudah meraih keuntungan dan dapat meminimalisir kerugian.
 
Mengatasi Emosi Dalam Trading


Pernahkah kita membuat perencanaan baik dalam investasi maupun kehidupan sehari-hari, namun gagal menjalankan? Padahal rencana yang sudah kita buat secara matang dengan berbagai perhitungan logis, tapi bisa gagal karena faktor emosi. Hal inilah yang membuat seorang trader / investor dengan pintar menganalisa atau fasih menjalankan robotnya belum tentu berhasil dalam trading. Kesuksesan seseorang dalam bertransaksi dan investasi tidak dipengaruhi oleh IQ melainkan sangat dipengaruhi oleh temperamen.

Sebenarnya trading hanyalah pekerjaan yang lebih mengarah pada psikologis dan kesuksesan Anda. Sebaliknya, kegagalan Anda dalam pasar forex bergantung pula pada psikologis Anda. Jika memutuskan untuk pindah ke trading secara sistematis, hal tersebut tidak mengurangi tekanan emosional dalam pengambilan keputusan saat melakukan trading.

Sering kali, Trader Forex berpendapat bahwa tidak adanya emosi dapat membantu saat melakukan trading. Namun kekhawatiran, ketakutan, keserakahan, harapan, keyakinan, penyesalan dan kebahagiaan hadir bersama dalam proses transaksi. Menekan emosi pada saat ada perasaan yang meliputi perasaan Anda, berarti mengabaikan indera keenam, intuisi dan akhirnya mengabaikan pengetahuan yang selama ini sudah dipelajari. Ada beberapa cara untuk mengendalikan emosi :

1. Cobalah Anda menginvestasikan waktu untuk menganalisa rumor pasar, sebelum melakukan transaksi perdagangan. Mengetahui kejelasan arah pasar akan membuat lebih yakin dan tenang.

2. Jangan terlalu over confidence !! Lebih baik Anda masuk 1 lot daripada 2 lot jika itu nanti akan membebani pikiran.

3. Jangan terlalu memaksakan diri untuk ikut dalam transaksi, jika Anda tidak yakin arah pergerakan pasar. Lebih baik menunggu atau menunda bertransaksi daripada salah posisi yang mengakibatkan emosi dan psikologi terpengaruh.

4. Usahakan untuk membangun psikologi pemenang ! selalu disarankan untuk bisa menang (profit) selama 3 kali dalam perdagangan forex ini. Hal ini untuk membangun psikologi pemenang (winner) bukannya pecundang (looser). Seorang petinju yang menang dalam pertandingan perdananya akan membawa dampak psikologi juara dalam pertandingan berikutnya.

5. Buat target harian, close posisi jika sudah sesuai target. Kita bisa berkumpul sahabat-sahabat kita didunia nyata atau main FB, melanjutkan rutinitas kerja kita dan lain-lain.

6. Selalu kondisikan diri dalam kondisi senyaman mungkin dikala masuk market untuk eksekusi buy or sell. Manusia dikaruniai 3 keutamaan yang dianugerahkan oleh Sang Maha Pencipta yakni Akal untuk berfikir, Hati untuk berdoa, dan juga waktu. Untuk itu gunakanlah ketiga keanugerahan yang telah diberikan tuhan tersebut. Dengan begitu trading suatu usaha untuk penyeimbangan. Seorang trader seharusnya fokus pada keuntungan serta mamanage dari kerugian dan mencoba menyeimbangkan keduanya. Seorang trader diwajibkan berkonsentrasi pada probabilitas metode dan berkonsentrasi pada informasi yang disediakan oleh pasar. Dengan begitu trading Anda akan lebih akurat dan terpercaya.Sehingga dapat dengan mudah meraih keuntungan dan dapat meminimalisir kerugian.

Terimaksih informasi dan tips nya gan. Pengendalian emosi memang sangat berpengaruh dalam menjalankan trading. Trader yang tidak bisa mengendalikan emosi beresiko mengalami kegagalan. Tips dari agan bisa diterapkan sehingga trader lebih terkontrol emosinya.

 

Mengembangkan Account Dengan Balance Kecil

Trader yang baru terjun ke account riil biasanya mencoba terlebih dahulu dengan balance yang relatif kecil, dengan harapan jika kelak hasil tradingnya memuaskan baru akan diperbesar. Mereka juga ingin accountnya dapat secepat mungkin berkembang dengan kerugian yang sekecil mungkin. Walaupun tidak mudah, tetapi hal itu bisa bisa saja terjadi selama mereka bersedia untuk disiplin dan mempunyai cara pikir yang benar sesuai dengan strategi trading yang telah direncanakan.

mengembangkan-account-dengan-balance-kecil-124989-24798.jpeg

Jika Anda kebetulan mengalami hal yang sama, maka Anda harus melihat bahwa ukuran sukses dalam trading bergantung pada kemungkinan profit yang akan dihasilkan dari jumlah balance dalam account Anda sekarang. Jika misalnya balance account Anda sekarang $1,000 dan Anda secara konsisten bisa memperoleh profit $100 per bulan, maka bisa dianggap Anda telah cukup sukses dalam trading. Sukses dalam trading tidak ditentukan oleh besar atau kecilnya balance dalam account Anda, melainkan keyakinan Anda untuk bisa sukses dan apa yang harus Anda lakukan untuk bisa menghasilkan profit yang konsisten.


Cara pikir yang perlu Anda terapkan ketika trading adalah:

  • Fokus pada kondisi pasar dan strategi trading Anda, bukan pada besarnya profit yang bakal Anda peroleh
  • Perlakukan balance account Anda yang relatif kecil tersebut seperti Anda mengelola account besar
  • Buatlah jurnal trading dengan konsisten

Fokus pada kondisi pasar dan strategi trading.
Masalah yang sering dialami oleh kebanyakan trader dengan account yang relatif kecil adalah keharusan untuk bisa mencetak profit secepatnya karena berbagai alasan. Mungkin mereka menggunakan sebagian dana yang seharusnya untuk keperluan sehari-hari, atau mungkin mereka coba-coba dengan dana kecil tetapi harus bisa profit duluan agar secepatnya menambah dana. Dalam hal ini mereka menaruh harapan yang terlalu besar pada profit yang akan didapat dan tidak rela bila accountnya yang relatif kecil tersebut berkurang apalagi ludes, walaupun mereka paham akan resiko yang bakal dialami. Biasanya makin kecil balance account, trader akan makin takut kehilangan.

Dengan fokus pada profit yang bakal Anda peroleh, maka Anda akan kurang memperhatikan strategi trading yang telah Anda terapkan dalam account demo sebelumnya hingga kemungkinan besar Anda tidak bisa menerapkan rencana trading dengan maksimal. Yang perlu Anda lakukan adalah fokus pada strategi money management sesuai dengan rencana dan strategi trading yang efektif. Profit atau loss adalah output dari penerapan strategi Anda. Jika Anda telah bisa berhasil pada account demo seharusnya Anda tidak khawatir ketika trading pada account riil terlepas dari besar atau kecilnya account Anda.

Memperlakukan balance account kecil seperti mengelola balance yang besar.
Jika Anda punya account trading jutaan dollar, dengan profit sekali atau 2 kali sebulan mungkin hasilnya cukup memadai, namun bukan itu masalahnya. Ketika balance account trading Anda kecil, secara emosi Anda merasa harus sering masuk pasar untuk memperoleh profit sebanyak-banyaknya dan mengharapkan pertambahan balance account Anda secepat mungkin. Untuk menghindari cara trading yang emosional seperti ini, Anda harus bisa memperlakukan balance account kecil Anda seolah-olah Anda sedang trading dengan balance yang besar.

Dalam kenyataannya, seorang trader mesti bisa mengelola account kecil terlebih dahulu sebelum trading dengan account yang relatif besar, karena strategi trading dan money management yang digunakan sama.

Membuat jurnal trading yang konsisten.
Jika account trading Anda relatif kecil, fokus Anda yang utama adalah hasil yang konsisten, dan itu bisa Anda pantau lewat jurnal trading yang dibuat dengan konsisten. Tanpa jurnal Anda tidak mempunyai track record trading yang telah Anda lakukan sehingga tidak mengetahui kekeliruan Anda. Jurnal trading penting Anda buat dengan konsisten agar Anda disiplin, bertanggung jawab dan percaya diri, baik trading dengan account kecil maupun besar.

Sumber : seputarforex.com

 
Back
Top