5 LANGKAH MUDAH MELAKUKAN ANALISA TEKNIKAL FOREX
“Analisa teknikal forex itu sulit!”
Pernahkah Anda mendengar ungkapan seperti itu?
Padahal sebenarnya analisa teknikal forexitu tidak serumit seperti yang seringkali diungkapkan.
Coba perhatikan gambar dibawah ini.
Menurut Anda, kemana kah arah pergerakan harga pada umumnya?
Apakah naik, atau turun?
Benar! Arah pergerakan harga yang terdapat dalam gambar adalah turun.
Apa yang Anda lakukan saat ini adalah aplikasi dasar dari analisa teknikal dalam trading forex, yaitu menentukan arah trend, dan Anda sudah melakukannya dengan baik.
Artinya, Anda sudah memiliki dasar yang cukup kuat untuk bisa melakukan analisa teknikal forex yang lebih hebat dari ini. Lalu, apa saja yang dibutuhkan dalam analisa teknikal?
Salah satu hal yang paling penting adalah kesabaran, dan yang kedua adalah sumber belajar yang tepat.
Cara Mudah Melakukan Analisa Teknikal Forex
Anda mungkin sudah tidak sabar untuk mengetahui apa saja langkah-langkah penting dalam melakukan analisa teknikal forex. Tetapi sebelumnya, Anda harus mengetahui dulu 3 hal penting dalam analisa teknikal, yaitu:
- Konsep dasar analisa teknikal forex
- Konsep trendline forex
- Konsep support dan resistance trading forex
Setelah Anda memahami ketiga hal tersebut, barulah Anda bisa melakukan lima langkah sederhana untuk melakukan analisa teknikal dengan baik yang akan dibahas dalam artikel berikut ini.
1. Kenali Trend yang Sedang Berlangsung
Langkah pertama yang harus Anda lakukan tentu saja adalah membuka chart, kemudian lihat trend yang sedang berlangsung.
Anda bisa memilih, trend yang mana yang ingin Anda ikuti dan manfaatkan.
Kenalilah trend yang sedang berlangsung. mulai dari trend jangka panjang, baru kemudian mundur ke trend jangka menengah atau jangka pendek.
Meskipun Anda boleh memilih trend mana yang akan Anda manfaatkan, disarankan untuk mencari trend jangka panjang (major trend) dan mengikutinya.
Ingat, “
the trend is your friend”.
Jika Anda telah mengenali trend-nya, maka strategi yang terbaik bagi Anda adalah mengambil posisi (transaksi) yang searah dengan trend yang sedang berlangsung.
Jika trend saat itu adalah naik (uptrend), maka sebaiknya Anda mencari peluang buy. Sebaliknya, jika trend-nya adalah turun (downtrend), maka carilah peluang sell.
2. Tentukan Support dan Resistance
Setelah Anda bisa mengenali trend yang sedang berlangsung, langkah selanjutnya adalah menentukan di mana level support dan resistance. Anda bisa mencari peluang buy di area support atau sell di area resistance.
Tentu saja Anda tak boleh melupakan langkah pertama di atas, yaitu mengambil posisi yang searah dengan trend. Dengan kata lain, jika Anda melihat trend saat itu adalah uptrend, maka carilah posisi buy di area support, demikian sebaliknya.
Level-level support dan resistance juga bisa Anda manfaatkan sebagai peringatan jika ternyata harga tidak bergerak seperti yang Anda harapkan.
Jika misalnya support tembus padahal Anda sebelumnya sudah membuka posisi buy, maka tembusnya support tersebut seharusnya menjadi peringatan untuk melakukan cut-loss.
3. Manfaatkan Moving Average
Anda juga bisa menggunakan indikator moving average (MA) untuk mengenali trend yang berlangsung. Jika Anda mengalami kesulitan untuk menggambar trendline, Anda bisa melihat pergerakan MA untuk membantu Anda mengidentifikasi trend.
Sederhananya, jika Anda melihat MA bergerak turun dan harga bergerak di bawah MA, maka trend saat itu adalah downtrend.
Sebaliknya, jika Anda melihat MA bergerak naik dan harga bergerak di atas MA, maka trend saat itu adalah uptrend.
Selain itu, MA juga bisa berfungsi sebagai support dan resistance. Jika MA berada di atas pergerakan harga, ia berfungsi sebagai resistance, dan jika MA berada di bawah pergerakan harga, maka fungsinya adalah sebagai support.
4. Filter dengan Indikator Oscillator
Indikator oscillator bisa memberikan gambaran apakah pasar sedang berada dalam keadaan jenuh beli (overbought) atau jenuh jual (oversold).
Kondisi overbought artinya adalah keadaan ketika harga dianggap sudah cukup tinggi pada saat itu. Kondisi ini seringkali diikuti oleh penurunan harga.
Sebaliknya, kondisi oversold berarti harga dianggap sudah cukup rendah pada saat itu, dan seringkali diikuti oleh naiknya harga.
Ketika indikator oscillator sudah memperlihatkan indikasi overbought, maka yang perlu Anda lakukan adalah menunggu konfirmasi sinyal sell.
Sebaliknya, jika oscillator memperlihatkan indikasi oversold, tunggulah konfirmasi sinyal buy. Namun perlu Anda catat bahwa tidak selalu kondisi overbought atau oversold diikuti oleh pembalikan arah pergerakan harga.
Ada kalanya indikator terus berada di area overbought atau oversold untuk beberapa waktu, namun harga terus bergerak melanjutkan arah sebelumnya.
Untuk menyiasatinya, Anda harus menyesuaikan sinyal yang diberikan oleh indikator dengan trend yang sedang berlangsung.
Dalam kondisi uptrend, carilah hanya sinyal buy saja, sebaliknya dalam kondisi downtrend carilah hanya sinyal sell saja. Cara ini relatif lebih aman.
Oh ya, ada hal penting yang perlu Anda ingat, jangan terlalu banyak menggunakan indikator. Sebab justru kelatahan itulah yang membuat analisa teknikal menjadi rumit. Gunakanlah satu atau dua indikator teknikal saja, maksimal tiga.
5. Tentukan Stop Loss dan Target Profit
Langkah terakhir, tentukanlah level stop loss dan target profit dari transaksi yang Anda lakukan. Dalam menentukan stop loss dan target profit, Anda tidak boleh lupa pada aturan risk-reward-ratio, di mana stop loss (risiko kerugian) tidak boleh lebih besar daripada target profit.
Aturan ini tak boleh dilanggar.
Anda pun harus menentukan seberapa besar volume transaksi yang Anda lakukan. Sesuaikan dengan trading plan Anda.
Sehingga, seandainya Anda mengalami kerugian, maka risiko yang Anda terima tidak melebihi toleransi risiko Anda.