Yakinkah Anda jika Global Warming itu Benar akan Terjadi?

Percaya akan Global Warming?


  • Total voters
    14
  • Poll closed .
Status
Not open for further replies.

depe_3rd

New member
Ada yang ribet banget dengan global warming, kampanye ke sana sini, cari dukungan dana ke sana sini, bikin konferensi ke sana sini bla bla bla. Tapi ada juga kalangan yang menyatakan global warming was cool, udah basi dan sekedar hoax.

Bagaimana dengan anda sodara-sodara sekalian? Percaya akan global warming atau berada pada sisi yang menyatakan global warming itu isu basi dan mengada-ada??
 
percaya gak percaya.. ne sudah terasa buktinya..
es di kutub mencair..
iklim berubah-ubah secara tidak teratur... kalau lagi panas.. bener-bener panaass bangett.. kalau lagi dingin.. amit, dah.. ne Indonesia ama Korea coba??? -_-a
 
yup, percaya banget. Kalo manusia masih boros dan seenaknya memperlakukan alam, global warming tinggal menunggu waktu aja.
 
percaya dong..sekarang ini alam sudah tidak bersahabat dengan kita lagi...karena kita gak mau bersahabat dengan alam...harus mulai dari diri kita sendiri untuk merubahnya mulai dari hal2 yg kecil..supaya alam tetap tersenyum dan bermanfaat buat kita semua;)
 
akakakaka.. bukti paling nyata adalah kerusakan lingkungan yang parah akibat kerakusan manusia.. akibatnya keseimbangan ekosistem ikut terganggu.. banyak fauna yang punah akibat ekosistem tempat tinggal mereka dirusak.. global warming bukan sekedar isu belaka karena dampak dari ketidak seimbangan ekosistem dah mulai dirasakan oleh manusia.
 
saya sih percaya...cz sekarang cuaca suka "aneh"...
bentar panas..bentar ujan....(malahan pernah ujan es)..
 
Tidak yakin.....
ayo yang yakin dan percaya mungkin bisa menyebutkan sumber ilmiahnya, bukan berdasarkan sebuah propaganda yang cuma slogan....:D

Global warming cuma keren dan cool hanya sekitar 10 tahun yang lalu ketika semua rata2 ilmuwan sependapat dengan hal ini. dan menjadi lebih keren lagi ketika Al Gore mengkampanyekan secara besar2an termasuk lewat film An Inconvenient Truth yang sampe dapet Oscar segala. Ini yang bikin banyak orang akan merasa keren kalo jadi pendukung global warming, mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan, seolah-olah global warming adalah suatu yang wajib dilawan bersama.

Hal ini dalam beberapa tahun tidak terusik. Banyak kampanye yang menyodorkan data bagaimana suhu meningkat, bagaimana es kutub yang mencair, bagaimana polar bear yang siklus hidupnya berubah, bagaimana volume air laut yang naik yadda yadda terus digaung-gaungkan dan membuat orang semakin yakin bahwa bumi sedang menghadapi suatu bahaya besar yang bernama global warming.

Sampai suatu saat beberapa ilmuwan klimatologi dan beberapa ilmuwan bidang lainnya sadar bahwa data-data yang didengung-dengungkan tidak lagi sesuai dengan kenyataan dan menyimpang dari beberapa penelitian mereka. Bahkan sebagian diantara mereka dengan tegas menyebutkan kalo efek rumah kaca adalah bullshit. Salah satu penyebabnya adalah adanya data penelitian yang menunjukkan bahwa bumi tidak mengalami pemanasan global dalam dekade ini. Dan ini entah mengapa lolos dari perhatian media yang bisa menjadi sarana pengantar informasi ke penduduk dunia.

Sampai suatu waktu, Prof. Mojib Latif, seorang ilmuwan dari Leibniz Institute of Marine Sciences di Jerman, seorang pendukung utama teori yang mengatakan bahwa emisi rumah kaca yang dihasilkan manusia telah menyebabkan peningkatan suhu global di bumi dan turut serta dalam menciptakan model iklim yang menjadi patokan bagi banyak peneliti di dunia, Ia juga pernah menerima beberapa penghargaan dalam studi mengenai iklim dan ia adalah seorang peneliti utama di IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), sebuah badan milik PBB yang pada tahun 2007 menerima nobel perdamaian bersama Al Gore, membuat pernyataan pada sebuah forum Scientific Consensus, mengenai Pemanasan Global yang diakibatkan perbuatan manusia, Latif mengakui bahwa Bumi ini ternyata tidak mengalami pemanasan selama hampir satu dekade. Menurutnya, sepertinya kita akan memasuki masa "Satu atau dua dekade dimana suhu bumi akan mendingin".

Teori pemanasan global Al Gore menyebutkan bahwa samudera Atlantik dan Pasifik akan menyerap suhu panas yang terkurung di bumi yang diakibatkan oleh peningkatan jumlah karbondioksida yang dihasilkan oleh manusia. Penyerapan ini akan menyebabkan atmosfer dan daratan menjadi panas. Namun, Prof Latif menyatakan dengan jelas bahwa Atlantik utara malah menjadi dingin. Dan mungkin akan terus mendingin hingga 20 tahun yang akan datang. Ini jelas bertentangan dengan pandangannya sebelumnya yang menyatakan bahwa bumi akan memasuki suhu mematikan pada tahun 2100. Pernyataan Prof. Latif sebenarnya juga telah diteguhkan oleh dua tim ilmuwan dari Jerman dan Amerika. menurut mereka pemanasan global saat ini sedang terhenti, namun akan berlanjut lagi suatu saat. Ini membingungkan ! jika mereka gagal memprediksi terhentinya pemanasan global, bagaimana mereka bisa memprediksi bahwa pemanasan global akan berlanjut lagi ?

Para ilmuwan pro Al Gore telah menganalisa perilaku manusia dalam menghasilkan level karbondioksida untuk memprediksi arah peningkatan suhu bumi. Jika prediksi mereka salah, bukankah itu berarti bahwa mungkin pemanasan global memang bukan diakibatkan oleh manusia ?

Prof. latif adalah ilmuwan terbaru yang bergabung dengan banyak ilmuwan lain yang meragukan adanya pemanasan global yang diakibatkan oleh manusia. Sebelumnya Senator Amerika James Inhofe dari partai Republik yang merupakan "Godfather" dari penentang teori pemanasan global versi Al Gore telah merilis daftar 400 ilmuwan terkemuka yang menentang teori Al Gore. Inhofe adalah salah seorang yang paling gigih untuk menyeimbangkan perdebatan mengenai pemanasan global yang selama ini didominasi Al Gore yang didukung oleh politisi dan media liberal.

Dua astronot terkemuka yaitu Edwin Aldrin (manusia ke-2 yang berjalan di bulan) dan Harrison Schmitt (manusia ke-12 yang berjalan di bulan), juga pernah menyatakan bahwa mereka tidak percaya pemanasan global disebabkan oleh manusia.

Menurut para ilmuwan penentang Al Gore, Pemanasan global memang pernah terjadi, namun itu disebabkan oleh alam dan tidak bisa diprediksi. Walaupun Al Gore mendapat dukungan luas dari para politisi dan media, namun Kelihatannya momentum mulai bergeser menjauh darinya. Data tidak bisa berbohong kan?

Ada juga pendapat yang mengatakan tidak mungkin berbicara tentang suhu sendirian pada sesuatu yang rumit seperti iklim di Bumi. Suhu hanya bisa ditentukan pada sebuah sistem yang homogen. Lebih dari itu, iklim tidak dibentuk oleh suhu sendirian. Perbedaan suhu akan menyebabkan terjadinya sebuah proses dan menghasilkan badai, arus laut dan lain-lain yang membentuk iklim. Dan metode yang sekarang digunakan untuk menentukan suhu global dan kesimpulan yang diambil dari metode tersebut lebih bersifat politis daripada ilmiah. Faktor utama yang kemungkinan besar menjadi penyebab utama dari perubahan iklim di Bumi adalah sinar kosmik, dan bukan gas rumah kaca.

Sekitar sepuluh tahun yang lalu ada hipotesa bahwa sinar kosmik dari angkasa mempengaruhi iklim di Bumi dengan cara mempengaruhi pembentukan awan di atmosfer bagian bawah. Hipotesa ini didasarkan pada adanya korelasi yang kuat antara tingkat radiasi kosmik dan penutupan awan dimana semakin besar radiasi kosmik semakin besar pula penutupan awan. Awan mendinginkan iklim di Bumi karena ia memantulkan kembali sekitar 20% radiasi Matahari ke angkasa.

Menurut hipotesa ini, selama abad ke-20 pemasukan (influx) cahaya kosmik berkurang akibat berlipatgandanya medan magnetik.

Masih percaya global warming? Ya monggo...silahkan. Karena gaya hidup hijau toh tidak juga merugikan, dan baik untuk dilaksanakan. Tapi kalo buat aku gaya hidup hijau bukanlah untuk kepentingan muluk2 macam global warming, tapi lebih karena faktor lingkungan jangka pendek. :))

Jangan gampang percaya adanya propaganda soal peningkatan suhu bumi, karena ini hanyalah suatu siklus. Dulu bumi pernah mengalami global cooling, dimana bumi bersuhu rendah dengan tingkat ekstrim, lalu kalo sekarang jadi (katanya) global warming, ya itu merupakan sebuah siklus saja. Eh o ya, global warming sekarang udah jarang dipakai istilah ini, gantinya adalah climate change....:))

Jangan gampang percaya juga soal es kutub yang mencair, karena kalo ada berita soal berapa banyak kutub es yang mencair, tidak pernah disertai data berapa luas jumlah es baru yang terbentuk...:)) Ini aku punya data, perbandingan luas benua antartika (yang katanya berkurang) antara tahun 1979 dan tahun 2009 yang ternyata selain mencair, benua antartika juga banyak terbentuk dan berkembangnya struktur es baru yang menambah luas dari benua tersebut...

antarctic_sea_ice_nov_1979_2009.jpg



masih banyak banget data dan penelitian yang menyanggah soal global warming, nanti kalo diperlukan akan aku sampaikan lagi di sini...:D


Global warming isn't Cool....That was cool....:))


-dipi-
 
kalo alam terus dirusak oleh manusia.. global warming bukan hal yang ndak mungkin lagi.. cuaca aja sekarang makin ga jelas...
 
ahahaha.. indikator ilmiah? bagaimana dengan tingkat kerusakan hutan di Indonesia yang semakin hari semakin parah?

Forest Watch Indonesia saja mencatat dalam dekade terakhir ini laju kerusakan hutan sekitar 2 juta hektare setiap tahunnya. Data terakhir menunjukan bahwa kawasan hutan yang rusak telah mencapai lebih dari 43 juta hektare.

berdasarkan catatan Departemen Kehutanan, setiap tahunnya hutan di Indonesia terus mengalami penciutan.

tahun 1950 => 162,0 juta hektar
tahun 1992 => 118,7 juta hektar
tahun 2003 => 110,0 juta hektar
tahun 2005 => 93,92 juta hektar

Itu baru di Indonesia.. belom termasuk penyiutan yang terjadi di negara2 lain semisal Brazil dll.

Sebagaimana yang non Dipi tahu,, Hutan merupakan salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting. Kalau aspek tersebut mulai kehilangan keseimbangannya.. global warming bukan cuma isu yang sekarang ini masih dianggap hoax, di kemudian hari.

Belum lagi dampak lainnya seperti pembakaran bahan bakar fosil, limbah udara dari industri-industri..
 
jika peningkatan suhu bumi dianggap suatu siklus.. maka manusia yang paling bertanggung jawab atas mempercepatnya siklus tersebut...
 
ahahaha.. indikator ilmiah? bagaimana dengan tingkat kerusakan hutan di Indonesia yang semakin hari semakin parah?

Forest Watch Indonesia saja mencatat dalam dekade terakhir ini laju kerusakan hutan sekitar 2 juta hektare setiap tahunnya. Data terakhir menunjukan bahwa kawasan hutan yang rusak telah mencapai lebih dari 43 juta hektare.

berdasarkan catatan Departemen Kehutanan, setiap tahunnya hutan di Indonesia terus mengalami penciutan.

tahun 1950 => 162,0 juta hektar
tahun 1992 => 118,7 juta hektar
tahun 2003 => 110,0 juta hektar
tahun 2005 => 93,92 juta hektar

Itu baru di Indonesia.. belom termasuk penyiutan yang terjadi di negara2 lain semisal Brazil dll.
Soal kerusakan hutan ini memang tidak bisa kita pungkiri. Efeknya terhadap keseimbangan alam dan habitat di sekelilingnya juga nggak bisa dibantah. Dan itu harus dihentikan. Akupun akan berdiri pada sisi ini kalo bicara soal soal itu.

Yang jadi pertanyaan adalah apakah benar global warming itu mayoritas disebabkan oleh banyak konsentrasi CO2 yang salah satunya dikarenakan karena penciutan kawasan hutan? Pertanyaan lebih umumnya adalah apakah benar global warming itu terjadi??

Data yang ada pada penelitian terakhir, ternyata di luar perkiraan, yang ujung2nya keluar pernyataan kalo efek rumah kaca itu tidak terbukti. Dari beberapa data yang aku kutip, disebutkan pemanasan global cenderung menunjukkan tiga perbedaan yang masih dipertanyakan antara prediksi model pemanasan global dengan perilaku sebenarnya yang terjadi pada iklim. Pertama, pemanasan cenderung berhenti selama tiga dekade pada pertengahan abad ke-20, bahkan ada masa pendinginan sebelum naik kembali pada tahun 1970-an. Kedua, jumlah total pemanasan selama abad ke-20 hanya separuh dari yang diprediksi oleh model. Ketiga, troposfer, lapisan atmosfer terendah, tidak memanas secepat prediksi model. Data terbaru Juni 2009 menunjukkan Suhu bumi mengalami penurunan sebanyak 74 derajat Fahrenheit sejak Gore merilis "An Inconvenient Truth" pada tahun 2006. Emisi gas karbon dioksida dan ‘greenhouse gases’ (GHG) lainnya memiliki dampak berbahaya bagi ikilm global, itu dapat terbantahkan.

Dan satu lagi yang mungkin perlu jadi perhatian kita adalah definisi sebenarnya dari global warming. Global warming di sini adalah global warming yang diklaim oleh Al Gore dkk, yang berkembang menjadi komoditas ideologi dan politik. Dan dengan tegas dapat dipisahkan antara keseimbangan alam (yang semuanya punya pendapat yang sama) dengan global warming ini. Suhu di beberapa tempat memang meningkat, cuaca memang tidak menentu tapi itu diluar dari apa yang disebut global warming ala Al Gore Cs, yang satu2 teorinya sudah berguguran. Dan itulah kenapa tidak pernah ada yang namanya konferensi international yang membawa nama Global Warming, karena masih dianggap meragukan, dan yang disokong adalah Climate change dan bukan global warming-nya.

Banyak sekali hal2 yang bisa meruntuhkan teori global warming ala Al Gore. Secara bodo2an saja misalnya, benarkah dunia ini mengalami global warming sedangkan pada 2 bulan belakangan ini suhu di eropa mencatat sejarah dengan suhu paling ekstrim dinginnya. Belum lagi bantahan2 para ilmuwan dan aktivis lingkungan dunia yang pada akhirnya mengakui beberapa kelemahan teori global warming ini, semisal saat pemimpin organisasi Greenpeace, Gerd Leipold, mengakui di depan wartawan BBC bahwa klaim yang mereka sebarkan lewat press release di bulan Juli 2009 bahwa es Arktik akan mencair total pada tahun 2030 adalah klaim yang salah. Ia mengakui bahwa Greenpeace telah berbohong dengan tujuan untuk lebih menggugah para pemimpin dunia. Dan bantahan yang paling menohok adalah seperti yang sudah aku tulis dipostingan sebelumnya, Prof Mojib Latif, salah seorang peneliti utama di IPCC (lembaga iklim PBB) mengakui bahwa suhu global memasuki fase mendingin dan mungkin baru akan memanas kembali pada tahun 2020. Pukulan ini menjadi berat karena Prof Latif adalah ilmuwan pro Al Gore.
Sebagaimana yang non Dipi tahu,, Hutan merupakan salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting. Kalau aspek tersebut mulai kehilangan keseimbangannya.. global warming bukan cuma isu yang sekarang ini masih dianggap hoax, di kemudian hari.

Belum lagi dampak lainnya seperti pembakaran bahan bakar fosil, limbah udara dari industri-industri.
Betul sekali hutan adalah biosfer paling penting, dan itu tidak terbantahkan ketika kita bicara dalam lingkung kesimbangan habitat dan alam.
jika peningkatan suhu bumi dianggap suatu siklus.. maka manusia yang paling bertanggung jawab atas mempercepatnya siklus tersebut...
Tidak serta merta seperti itu, karena perubahan suhu bumi ternyata disebabkan oleh peningkatan aktifitas badai matahari, peningkatan aktivitas gunung api bawah laut, dan sistem arus laut yang kompleks. Hal ini diperkuat oleh temuan NASA baru-baru ini bahwa perubahan suhu bumi dalam beberapa dekade ini ternyata diakibatkan oleh peningkatan aktivitas badai matahari. di tambah lagi dengan fakta sesungguhnya ada trend penurunan suhu global sejak 1998, seperti yang sudah aku tulis di atas sebesar 74 derajat fahreinheit.

Masih banyak teori global warming yang gugur, diantaranya yang jadi sorotan adalah ketidakakuratan dalam hal2 sbb:
  1. Variasi perubahan iklim global seratus tahun terakhir yang keluar secara signifikan dari rentang sifat alami iklim abad-abad sebelumnya.
  2. Emisi gas karbon dioksida dan ‘greenhouse gases’ (GHG) lainnya memiliki dampak berbahaya bagi ikilm global.
  3. Model berbasis computer dapat benar-benar meniru dampak seluruh faktor-faktor alamyang signifikan berpengaruh pada iklim global.
  4. Permukaan laut meningkat berbahaya secara cepat seiring peningkatan emisi GHG, yang potensial mengancam pulau-pulau kecil dan komunitas pantai.
  5. Insiden malaria meningkat disebabkan perubahan iklim hari ini.
  6. Sosial manusia dan ekosistem alam tidak dapat beradaptasi dengan perubahan iklim seperti yang telah terjadi dimasa lalu.
  7. Gletser di seluruh dunia mundur dan es mencair di wilayah kutub, fenomena yang dianggap tidak biasa dan berhubungan dengan emisi GHG.
  8. Beruang kutub dan hewan liar Artik dan Antartika tidak mampu beradaptasi mengantisipasi efek perubahan iklim lokal, yang mandiri dari sebab-sebab perubahan tersebut.
  9. Badai dan topan tropis lainnya berhubungan dengan cuaca ekstrem yang meningkat kekuatan dan frekuensinya.
  10. Data yang direkam oleh stasiun bumi merupakan indikator yang layak dipercaya untuk mengetahui tren temperature permukaan.
Dan itu bukanlah sekedar bantahan tanpa landasan teori dan hukum. Karena secara keilmuwan, semuanya terbantahkan karena adanya data yang bertentangan dengan konsep Al Gore, dan secara hukum sudah ada lembaga pengadilan yang menyatakan semua ini adalah False Claim, di mana pengadilan inggris telah memutuskan demikian, seperti yang aku kutip dari berita di bawah ini:
Court Identifies Eleven Inaccuracies in Al Gore’s ‘An Inconvenient Truth’

By Noel Sheppard | October 08, 2007 | 23:55

Here's something American media are virtually guaranteed to not report: a British court has determined that Al Gore's schlockumentary "An Inconvenient Truth" contains at least eleven material falsehoods.

It seems a safe bet Matt Lauer and Diane Sawyer won't be discussing this Tuesday morning, wouldn't you agree?

For those that haven't been following this case, a British truck driver filed a lawsuit to prevent the airing of Gore's alarmist detritus in England's public schools.

According to the website of the political party the plaintiff, Stewart Dimmock, belongs to (ecstatic emphasis added throughout, h/t Marc Morano):

In order for the film to be shown, the Government must first amend their Guidance Notes to Teachers to make clear that 1.) The Film is a political work and promotes only one side of the argument. 2.) If teachers present the Film without making this plain they may be in breach of section 406 of the Education Act 1996 and guilty of political indoctrination. 3.) Eleven inaccuracies have to be specifically drawn to the attention of school children.

How marvelous. And what are those inaccuracies?

* The film claims that melting snows on Mount Kilimanjaro evidence global warming. The Government's expert was forced to concede that this is not correct.
* The film suggests that evidence from ice cores proves that rising CO2 causes temperature increases over 650,000 years. The Court found that the film was misleading: over that period the rises in CO2 lagged behind the temperature rises by 800-2000 years.
* The film uses emotive images of Hurricane Katrina and suggests that this has been caused by global warming. The Government's expert had to accept that it was "not possible" to attribute one-off events to global warming.
* The film shows the drying up of Lake Chad and claims that this was caused by global warming. The Government's expert had to accept that this was not the case.
* The film claims that a study showed that polar bears had drowned due to disappearing arctic ice. It turned out that Mr Gore had misread the study: in fact four polar bears drowned and this was because of a particularly violent storm.
* The film threatens that global warming could stop the Gulf Stream throwing Europe into an ice age: the Claimant's evidence was that this was a scientific impossibility.
* The film blames global warming for species losses including coral reef bleaching. The Government could not find any evidence to support this claim.
* The film suggests that the Greenland ice covering could melt causing sea levels to rise dangerously. The evidence is that Greenland will not melt for millennia.
* The film suggests that the Antarctic ice covering is melting, the evidence was that it is in fact increasing.
* The film suggests that sea levels could rise by 7m causing the displacement of millions of people. In fact the evidence is that sea levels are expected to rise by about 40cm over the next hundred years and that there is no such threat of massive migration.
* The film claims that rising sea levels has caused the evacuation of certain Pacific islands to New Zealand. The Government are unable to substantiate this and the Court observed that this appears to be a false claim.

In the end, a climate change skeptic in the States must hope that an American truck driver files such a lawsuit here so that a U.S. judge can make similar determinations.

Of course, even if one could find such an impartial jurist, our media wouldn't find it newsworthy, would they?

Sumber: Newsbuster.org


-dipi-
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top