ACY - Analisa Market

Mampukah Rilis NFP Pekan Ini Mengubah Outlook Suku Bunga AS?
Sejalan dengan melambatnya pergerakan harga karena hari libur di pasar AS, tampak jelas bahwa hasil pertemuan G20 akhir pekan lalu tidak menghasilkan kebijakan berdampak ataupun menjadi katalis yang bisa mengubah trend perekonomian global.

Situasi itu kemungkinan tak akan terulang pada rilis data NFP AS periode Juni 2019, yang dijadwalkan meluncur Jumat besok (05/Juli). Merunut hasil NFP sebelumnya yang diluncurkan pada 7 Juni silam, pertumbuhan tipis di angka 75,000 telah membuat USD bergerak defensif, begitu pula dengan saham-saham AS. Sementara itu, proyeksi pemotongan suku bunga The Fed di paruh kedua 2019 terus meningkat.

Mengingat banyak trader forex biasanya mencari peluang profit dari rilis data NFP, maka pertanyaannya sekarang adalah: seberapa kuat hasil rilis yang dibutuhkan untuk mengubah outlook suku bunga secara signifikan?

Berdasarkan data dari Biro Statistik AS, pertumbuhan NFP perlu mencatatkan rerata 120,000 per bulan untuk mempertahankan tingkat pengangguran di bawah 4.0%. Sementara itu, tingkat pendapatan mingguan perlu bertahan di laju 0.3% agar bisa menjaga inflasi di level 2.0% yang merupakan target Fed.


Forecast untuk laporan NFP yang dirilis Jumat mendatang berada di level 163,000, dengan Weekly Earnings yang diekspektasikan mencapai 0.3%, dan tingkat pengangguran tak berubah di 3.6%. Terlepas dari proyeksi tersebut, perlu diperhatikan pula bahwa pasar AS libur hari ini untuk memperingati hari kemerdekaan. Karena itu, aktivitas pasar di hari Jumat kemungkinan besar tidak akan sesibuk rilis NFP biasanya.

Memperhitungkan kondisi-kondisi di atas, ACY melihat bahwa "puncak" pandangan bearish untuk USD telah berlalu dalam sebulan terakhir, sementara outlook NFP besok lebih cenderung pada rilis data yang lebih kuat dari ekspektasi, ditambah dengan revisi naik pada angka bulan sebelumnya.

Karenanya, hasil data NFP yang mendekati konsensus pasar, berapapun itu, dapat memberikan alasan bagi para pejabat Fed untuk mempertahankan bias netral terhadap kebijakan suku bunga di pertemuan FOMC 31 Juli mendatang. Di samping itu, ACY juga memandang jika hal ini dapat menekan ekspektasi pasar terhadap suku bunga Fed.

3238d5ebafdfe5bfa20983f9be5ac683.png

Outlook Teknikal Pair Forex Mayor
EUR/USD sejauh ini cenderung diperdagangkan dalam range sempit, sekitar 40 poin di kisaran 1.1260 hingga 1.1300 selama beberapa sesi perdagangan terakhir. Banyaknya posisi Option dengan strike price di antara 1.1240 dan 1.1320 yang akan kedaluwarsa pada pembukaan sesi London besok, berpotensi memperpanjang kondisi perdagangan yang cenderung sepi hingga akhir pekan.

Sementara itu, Sterling tak mampu bertahan di atas garis MA30 yang berlokasi di area 1.2660. Mata uang ini justru menguji support 1.2550 pada sesi perdagangan London kemarin. Dengan kedua kandidat Perdana Menteri dari Partai Konservatif yang sama-sama mengekspresikan keinginan untuk meninggalkan Uni Eropa tanpa Withdraw Agreement, GBP/USD bisa kembali menyambangi level 1.2500.

Dolar Australia tetap bertahan versus mata uang mayor lain, sekalipun pemotongan suku bunga RBA lebih lanjut telah diproyeksikan untuk akhir tahun ini. Walaupun reversal AUD/USD Senin lalu (01/Juli) tidak berlanjut membentuk pergerakan downside, pair ini diproyeksi hanya akan menguat terbatas di area 0.7035/40.

Setelah naik ke 108.50 pada awal sesi perdagangan Senin, USD/JPY justru melemah lagi hingga menyentuh 107.50 pada sesi Asia kemarin. Dengan pasar AS yang masih libur, pair ini berpotensi diperdagangkan di area 107.70 dan 108.25 sampai rilis laporan NFP.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Kokohnya Data NFP Mengangkat Greenback
Membuktikan sekali lagi bahwa mayoritas analis pasar salah prediksi, jumlah pekerjaan baru (NFP) di AS melesat sebanyak 224,000 pada Jumat lalu, mengungguli konsensus pasar yang hanya memperkirakan penambahan 160,000.

Ini merupakan angka pertumbuhan terkuat sejak Januari, dan menjadi yang kesembilan kalinya secara berturut-turut bagi data aktual NFP untuk mencatatkan selisih lebih dari 50,000 dibanding forecast. Menurut ACY, hal ini menunjukkan bahwa sudah waktunya bagi Biro Statistik AS untuk mengupayakan cara penyampaian informasi yang lebih efektif, agar analis lebih mudah memprediksi dan mencegah proyeksi NFP menjadi semacam tebak-tebakan bagi investor setiap bulannya.

Terlepas dari data NFP, laporan ketenagekerjaan AS lainnya cenderung berada dalam area ekspektasi. Average Hourly Earnings di level 0.2% secara bulanan dan mengukir pertumbuhan 3.1% dalam basis tahunan, sementara Unemployment Rate menguat ke 3.7%, diiringi dengan naiknya Participation Rate.

Dolar AS bergerak meninggi terhadap mata uang mayor lainnya, karena data-data ketenagakerjaan di atas mengindikasikan bahwa meskipun ekonomi melambat di Q2, belum ada urgensi bagi FOMC untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan akhir Juli mendatang. Faktanya, prospek pemangkasan suku bunga tersebut anjlok dari 25% ke 2% di akhir sesi perdagangan Jumat (05/Juli) pekan lalu.

Minggu ini, Ketua Fed Jerome Powell akan berkunjung ke Capitol Hill untuk menghadiri acara testimoni Humphrey-Hawkins yang digelar rutin dua kali setahun, dimana ia akan menghadap pada Senate Banking Committee. Jika angka-angka ketenagakerjaan pekan lalu dianggap cukup baik bagi The Fed untuk memupus ekspektasi Rate Cut pasar saat ini, maka testimoni Powell akan menjadi ajang yang tepat untuk "membujuk" pasar keluar dari sentimen dovish.

9de46713ed42e160d2d52d34a5695ea1.png

Outlook Teknikal Pair Forex Mayor
Reli Greenback pada akhir minggu sebelumnya telah menembus beberapa level teknikal penting. ACY menilai jika harga masih berpotensi untuk memperpanjang range pergerakan tersebut di sepanjang pekan ini.

Setelah berupaya mendekati resistance 1.1400 pada Senin lalu (01/Juli), EUR/USD menguji area 1.1200 di sesi perdagangan New York Jumat kemarin. Indikator-indikator momentum seperti MACD dan RSI tengah menunjukkan pelemahan, dengan daerah key support terlihat berada di 1.1160/70.

Sementara itu, pergerakan AUD/USD minggu lalu tertahan di bawah 0.7050. Ini merupakan kegagalan yang ketiga kalinya bagi Dolar Australia untuk mencapai level tersebut sejak pertengahan April. Support terdekat AUD/USD saat ini berada di 0.6960. Dengan titik key inflection yang terpatok di 0.6940, ACY memperkirakan jika Aussie bisa melemah ke level rendah 20 Juni (0.6880) apabila harga mematahkan area tersebut.

Setelah mengawali minggu lalu dengan gap naik ke 108.40, USD/JPY justru melorot ke 107.50 dalam beberapa hari setelahnya. Namun, laporan ketenagakerjaan yang kokoh mendorong pair ini menyentuh level tertinggi 3 minggu di area 108.65 pada penutupan sesi New York akhir pekan. Walaupun gambaran teknikal pair ini masih terlihat bullish, risiko aksi jual dari nuansa "risk off" bisa mengancam kenaikan USD/JPY untuk tertahan di area 109.20/30.

Walaupun sempat menunjukkan pola bullish reversal di awal pekan lalu, GBP/USD anjlok hingga 1.3 persen saat memasuki akhir pekan, dan mencatatkan level penutupan terendah di lebih dari dua tahun pada kisaran 1.2520. Chart Daily pair ini tidak menunjukkan sinyal bullish divergence, dan penembusan di bawah 1.2500 dapat memperpanjang penurunan lebih lanjut ke 1.2370.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Siapkah ECB Meluncurkan QE Lanjutan?
ECB Sudah Mensinyalkan Stimulus Baru
Setelah serangkaian laporan ekonomi yang lebih rendah dari ekspektasi, beberapa pejabat ECB mulai merencanakan stimulus moneter tambahan untuk menarik Zona Euro keluar dari jalur penurunan saat ini. Beberapa rencana tersebut, seperti menurunkan suku bunga deposit, meluncurkan TLTRO, serta membeli obligasi secara langsung (QE), sudah pernah dicoba sebelumnya dan memicu kritikan dari anggota ECB lain yang lebih konservatif secara fiskal.

Dengan suku bunga deposit yang saat ini sudah mencapai -40 basis poin, langkah penurunan lebih lanjut kemungkinan tidak akan membuat banyak perbedaan. Apalagi, bank-bank Eropa memiliki kewajiban untuk mendepositkan sejumlah Tier 1 Capital mereka di ECB. Jika dikondisikan dengan suku bunga yang -40 basis poin, maka return negatif dari deposit bank-bank tersebut diperkirakan mencapai 8 miliar Euro per tahun.

Eks Ketua IMF Akan Gantikan Mario Draghi
Meski mengetahui risiko-risiko yang dihadapi sektor perbankan Uni Eropa saat ini, baik Mario Draghi dan penggantinya, Christine Lagarde, cenderung mendukung rencana kebijakan longgar lebih lanjut, yang paling cepat dimumkan pada pertemuan ECB 25 Juli mendatang.

6bc466ac4b2a9adbc82d2bbb66a2a274.png

Penting untuk dicermati juga bahwa Lagarde merupakan sosok yang mendorong bank-bank sentral dunia untuk menggunakan kebijakan suku bunga negatif selama menjabat sebagai Ketua IMF. Melihat situasi ini, ACY memprediksi jika ECB dapat menerapkan QE lanjutan secepat bulan September mendatang, tanpa mengkhawatirkan dampaknya terhadap kontinuitas kebijakan.

EUR/USD Bergeser Ke Bawah 1.1200
EUR/USD menunjukkan respon beragam terhadap prospek pengumuman stimulus moneter tambahan. Untuk pertama kalinya sejak 20 Juni, pasangan mata uang ini turun hingga mematahkan level 1.1200, sebelum akhirnya pulih ke area 1.1250 pada sesi perdagangan New York kemarin (10/Juli). Secara teknikal, indikator-indikator momentum menunjukkan bahwa level MA 30 yang saat ini berada di 1.1270 akan menjadi resistance terdekat. Break di atas 1.1180 akan berpotensi memperpanjang kenaikan harga ke kisaran 1.1120/30, hingga menjelang ECB meeting 25 Juli mendatang.

GBP/USD Merosot Ke Level Terendah Baru
Sterling telah membentuk beberapa pola reversal bullish dalam 6 pekan terakhir, tapi tidak ada satupun yang mengumpulkan cukup kekuatan untuk mendorong harga lebih lanjut dan menampilkan sinyal buy profitable. Level terendah kemarin yang berada di 1.2430 merupakan rekor baru dalam tahun ini, dan telah menekan Daily RSI ke area Oversold, tepatnya di titik 30.25. Kecuali harga dapat pulih hingga ke atas resistance 1.2540, GBP/USD berisiko merosot ke area terendah baru pada kisaran 1.2400.

AUD/USD Bearish, Target Jangka Menengah Di 0.6840
Setelah jatuh dalam 5 sesi perdagangan terakhir, AUD/USD berhasil menemukan support di dekat level 0.6900. Meskipun rebound dari 0.6950 dapat meringankan kondisi Oversold Dolar Australia di chart H4, trend mayor di chart Daily masih cenderung lemah, dengan target jangka menengah yang terlihat di area 0.6840/50.

Pasca Sentuh Titik Tertinggi 5 Minggu, Kenaikan USD/JPY Akan Tertahan
Pasangan mata uang USD/JPY mencatatkan level tertinggi 5 minggu di dekat 109.00 pada sesi perdagangan Asia kemarin. Walaupun Daily MACD dan RSI masih terlihat menanjak, risiko fundamental dari ekspor Jepang berpeluang membatasi penguatan pair ini di area 109.30/40.

Menurut ACY, sell USD/JPY dari reli jangka pendek telah menjadi strategi yang cukup menjanjikan dalam 6 bulan terakhir, dan tampaknya, tidak ada perubahan fundamental yang cukup besar untuk mengubah pola tersebut. Target medium USD/JPY kini berada di area 107.10/20.

Info selanjutnya klik link ini. Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
AUD/USD Kembali Ke Zona Sell
RBA Potong Suku Bunga Menjadi 1%

Philip Lowe menjabat sebagai Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) sejak 18 September 2016. Sebagian besar masa jabatannya dalam 2 tahun pertama ia gunakan untuk mempertahankan pandangan bahwa kebijakan selanjutnya adalah pengetatan dari level suku bunga 1.5% yang sudah rendah secara historis.

Sayangnya, seiring dengan meningkatnya eskalasi konflik dagang AS-China dan kontraksi belanja konsumen domestik, Statement publik Lowe bergeser menjadi netral, yang kemudian berubah lagi menjadi dovish. Hal ini terbukti dari pemangkasan suku bunga RBA sebesar 25 bps pada bulan Juni dan Juli 2019. Kini, dengan benchmark rate di 1%, Lowe justru menetapkan target yang ambisius untuk tingkat pengangguran pada level 4.5%. Menurut konsensus RBA, angka 4.5% mencerminkan kondisi "full employment" yang akan menyerap segala "ekses" di pasar tenaga kerja, mengangkat upah di "tingkat yang signifikan", dan mendorong inflasi kembali ke target bank sentral pada kisaran 2% hingga 3%.

Terakhir kalinya tingkat pengangguran berada di level 4.5% adalah ketika investasi asing dan penambangan melesat di tahun 2008. Dengan latar perlambatan global di sektor manufaktur dan pertumbuhan GDP dalam negeri yang saat ini kurang dari 2.0%, maka akan sulit untuk mengupayakan peningkatan sektor tenaga kerja yang memenuhi target RBA. Laporan ketenagakerjaan bulan Juni dijadwalkan meluncur pada hari Kamis (18/Juli), dengan forecast awal yang memperkirakan penambahan 9,000 pekerjaan, dan tingkat pengangguran tetap di 5.2%.

Perlambatan Di Pasar Tenaga Kerja Australia

Menurut ACY, berkurangnya pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan Pemiihan Umum berpeluang menurunkan data Employment Change Australia. Sebelumnya, ketenagakerjaan pada periode Mei memang meningkat berkat Pemilihan Umum, dan hal ini sudah rutin terjadi dalam dua event Pemilu terakhir. Di samping itu, laporan terbaru dari Biro Statistik Australia menunjukkan bahwa lowongan dan iklan kerja sama-sama turun dalam 3 bulan terakhir.

Reli Dolar Australia Masih Rentan

AUD/USD merupakan salah satu pair yang paling diuntungkan dari pelemahan USD pekan lalu. Pasangan mata uang ini menguat 120 poin, ditunjang oleh proyeksi penurunan suku bunga The Fed dan keyakinan pasar jika RBA akan mempertahankan suku bunganya, setidaknya hingga Q4 tahun ini. Meskipun Aussie saat ini terlihat siap menguji area 0.7050, laporan ketenagakerjaan yang lemah di hari Kamis esok dapat menekan harga turun kembali ke area 0.6920/30.


64a9ae9e85c048e877abaa69f9593272.png

EUR/USD Sideways Dalam Dua Pekan Terakhir

Dengan ECB yang dijadwalkan menggelar rapat kebijakannya pada 25 Juli mendatang, EUR/USD terlihat masih nyaman berkisar di area 1.1200 dan 1.1300. Range ini telah membatasi pergerakan Euro terhadap Dolar AS selama dua minggu terakhir. Tak pelak, gambaran teknikal EUR/USD relatif netral, dengan Daily RSI yang berada sedikit di bawah 50.00. ACY memperkirakan bila MA 200 yang terlihat di sekitar 1.1330 bisa menjadi pembatas reli kenaikan, sementara support terdekat terpantau berada di area 1.1225.

Sterling Kembali Ke Area 1.2570

Setelah mencatatkan level terendah baru di area 1.2440 pada hari Selasa lalu (09/Juli), GBP/USD pulih ke kisaran 1.2570 pada akhir pekan. Meski demikian, indikator-indikator momentum menunjukkan bahwa sinyal kenaikan masih cukup terbebani. Area resistance berikutnya tampak di 1.2630/40. Jika harga break ke bawah 1.2490, maka akan mengkonfirmasi usainya bounce korektif pada pergerakan GBP/USD.

Pasca Mundur Ke 108.00, USD/JPY Berpotensi Melemah Lagi

USD/JPY menguat hingga ke 109.00 pada Rabu lalu (10/Juli), tapi kemudian merosot ke bawah batas 108.00 menjelang akhir pekan. Dengan sedikitnya data ekonomi berdampak tinggi dari Jepang minggu ini, indikator momentum jangka pendek USD/JPY mengindikasikan target pelemahan ke 107.00, dengan ekstensi lanjutan ke area 106.60/70.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
USD Rebound Setelah The Fed Perjelas Proyeksi Suku Bunga

Proyeksi suku bunga bank sentral akhir-akhir ini semakin memiliki pengaruh besar terhadap pergerakan mata uang mayor. Dalam waktu 2 minggu terakhir, bank-bank sentral dari Zona Euro, Jepang, dan AS akan menggelar rapat kebijakan masing-masing. Volatilitas 3-bulanan yang terimpilikasi pada pair-pair mayor berakhir di level tertinggi 5 pekan pada akhir minggu lalu. Hal ini tidaklah mengejutkan, terutama jika melihat swing harga Intraday dalam beberapa sesi trading terakhir.

Katalis utama yang menyebabkan lonjakan aktivitas trading berasal dari komentar para pejabat The Fed yang kontradiktif dan membingungkan. Kamis lalu (18/Juli), Presiden Fed New York John Williams dan Wakil Ketua Fed Richard Clarida sama-sama menyampaikan pernyataan yang menekankan pentingnya penurunan suku bunga sebagai tindak pencegahan, sekalipun tanda-tanda resesi belum tampak pada data ekonomi terbaru.

Williams bahkan menegaskan bahwa The Fed dapat menerapkan kebijakan moneter domestik dengan menurunkan suku bunga ke kisaran nol, untuk mencapai target Full Employment sekaligus stabilitas harga.

Tak butuh waktu lama bagi pelaku pasar forex untuk mencerna komentar tersebut dengan penurunan sentimen. Akibatnya, proyeksi Rate Cut 50 basis poin pada pertemuan FOMC 31 Juli mendatang pun terangkat naik, sebagaimana tercermin pada kontrak Fed Fund Futures yang secara Intraday menguat dari 20% menjadi 70% dalam sehari.

Hanya dua minggu sebelum pertemuan FOMC terlaksana, Dolar AS dilanda aksi jual berdasarkan prospek pemotongan suku bunga The Fed yang agresif tersebut. Akan tetapi, Fed secara mengejutkan merilis serangkaian Statement pada sesi perdagangan Jumat kemarin (19/Juli), untuk "menanggulangi" komentar-komentar mengenai suku bunga nol dan mengklarifikasi sikap Fed saat ini; bahwa penyesuaian apapun yang akan dilakukan terhadap suku bunga hanya berupa perubahan sebesar 25 basis poin.

Oleh karenanya, Greenback mengakhiri pekan lalu dengan penguatan terhadap mata uang mayor lain. Event mayor pekan ini adalah pertemuan ECB di hari Kamis (25/Juli). Sampai saat itu tiba, ACY meyakini jika USD akan diperdagangkan menguat dalam range harga saat ini.

8f41fb1a0c2dca3881e08ec0f386deda.png


Euro Gagal Mengamankan Posisi Di Atas MA 30

Meskipun komentar super dovish dari pejabat Fed pekan lalu menekan Dolar AS, EUR/USD nyatanya tak mampu memastikan kenaikan di atas MA 30 (1.1275). Sekalipun volatilitas Intraday telah meningkat, pair ini belum juga keluar dari area 1.1200 yang telah dihuni selama lebih dari 3 minggu terakhir.

Pasca kemerosotan hingga 60 poin pada Jumat lalu, sinyal MACD dan Daily RSI EUR/USD sama-sama terlihat menurun. Key Support berikutnya terpantau di 1.1170, dengan peluang pelemahan lebih lanjut ke area 1.1110 jelang ECB Meeting.

USD/JPY Berpotensi Retest 108.50

Di pekan lalu, pasangan mata uang ini seolah-olah siap break di bawah level support 107.00. Untungnya, klarifikasi The Fed pada hari Jumat berhasil menunjang pergerakan harga kembali ke 107.80. Namun, ketakutan fundamental dari pasar ekuitas global terhadap potensi "risk off" kemungkinan bakal membatasi pergerakan USD/JPY di bawah area 108.60/70.

Hanya penembusan di atas 109.00 yang mampu mengubah struktur bearish harga saat ini, dan mengindikasikan batas Low yang kuat serta berkelanjutan.

AUD/USD Tertahan Di Bawah 0.7100

Pair AUD/USD jatuh hampir 0.5% di akhir minggu lalu. Sekalipun demikian, harga pasangan mata uang ini masih terhitung 0.3% lebih tinggi dibanding level penutupan pekan sebelumnya. Penolakan harga di sekitar 0.7080 secara alamiah menggarisbawahi proyeksi Downtrend yang terbentuk sejak awal tahun ini. Meskipun support terdekat harga sekarang terlihat di dekat 0.7000, indikator momentum ACY mensinyalkan kisaran 0.6960/70 sebagai target jangka pendek berikutnya.

Kekhawatiran Hard Brexit Terus Membebani Sterling

Minggu lalu, parlemen Inggris meloloskan Undang-Undang yang secara efektif dapat menghalau pemerintah saat ini untuk memberlakukan Hard Brexit. Kabar ini sayangnya gagal mengangkat GBP/USD dari bawah MA 30. Pair ini hanya rebound terbatas ke kisaran 1.2450 setelah terpuruk di level rendah baru pada area 1.2370.

Daily Chart Sterling menunjukkan level resistance dari pola Triple Top yang belum terkonfirmasi di level 1.2570. Akan tetapi, resistance yang lebih kuat di 1.2600 perlu "diamankan" terlebih dulu untuk mematok proyeksi penurunan berikutnya. Di sisi lain, EUR/GBP mencatatkan reversal tajam dari level tinggi 7 bulan di area 0.9040, dan menutup pekan lalu di 0.8960.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Akankah ECB Mengumumkan Tambahan Stimulus?

Dalam testimoninya di hadapan Kongres beberapa pekan lalu, Ketua The Fed Jerome Powell mengekspresikan kewaspadaanya terkait rintangan dalam pertumbuhan global. Ia pun menegaskan bahwa FOMC siap bertindak dengan mengusung langkah Rate Cut sebagai "pengaman" untuk menjaga ekspansi ekonomi AS.

Menyusul pernyataan tersebut, beberapa anggota tetap FOMC menggaungkan kekhawatiran serupa dari Powell, terutama mengenai risiko-risiko dan ketidakpastian eksternal. Pasar pun terus meningkatkan ekspektasi mereka terhadap kebijakan Rate Cut yang akan diambil The Fed.

Ironisnya, ketika sejumlah pejabat The Fed "mendorong" para trader untuk menjual USD versus mata uang mayor lain, mayoritas rilisan data ekonomi AS yang berdampak tinggi justru sanggup melebihi ekspektasi. Beberapa contohnya adalah Retail Sales, Inflasi, dan pertumbuhan di sektor manufaktur.

Di lain pihak, European Central Bank (ECB) tidak didukung oleh data-data ekonomi yang meyakinkan jelang rapat dan pengumuman kebijakan moneternya. Di awal pekan ini, ekspektasi pasar untuk pemangkasan suku bunga ECB masih relatif merata, dengan peluang peningkatan stimulus berada di 25%. Dalam hal stimulus, ECB diproyeksi akan menaikkan pembelian assetnya, dari yang semula 20 miliar Euro menjadi 30 miliar Euro per bulan.

Flash PMI Manufaktur Jerman kemarin merosot ke 43.2, lebih rendah dari ekspektasi kenaikan ke 45.00, seiring dengan terus melemahnya permintaan eksternal dalam 6 bulan terakhir. Biasanya, data aktual yang meleset sebesar itu, ditambah dengan rilis laporan senada dari negara-negara UE lainnya, dapat meningkatkan kemungkinan bagi ECB untuk mengumumkan lebih banyak stimulus dalam Statement kebijakan moneternya.

73ac8c409a7e758b56ad6843bc810762.png


Namun jika dilihat dari sisi lain, ECB hampir tidak pernah menetapkan kebijakan baru tanpa mengiringinya dengan update forecast ekonomi, yang dalam periode ini baru akan dirilis pada pertemuan September mendatang. Oleh karenanya, Statement kebijakan ECB malam ini kemungkinan besar hanya akan berfokus pada penyesuaian Forward Guidance, dan konfirmasi resmi mengenai rencana bank sentral untuk melonggarkan kebijakan di bulan September.

Pada konferensi pers pasca pertemuan ECB, ACY meyakini jika Mario Draghi akan mengungkap kerangka paket stimulus, yang kemungkinan memuat berlanjutnya program pembelian asset, pemangkasan suku bunga deposit ke -50 basis poin, dan aturan pinjaman yang lebih longgar pada TLTRO baru.

Euro Lengser Setelah Tembus 1.1160

Jika kita mengkombinasikan semua faktor di atas, maka jelas bahwa outlook EUR/USD sekarang sedang tidak bullish. Pasangan mata uang ini bahkan sudah menguji level 1.1130 setelah rilis data PMI Jerman.

Dari perspektif jangka menengah, sinyal teknikal EUR/USD cenderung bearish. ACY pun memperkirakan jika break dari level 1.1100 bisa membuka ekstensi downside ke area 1.1040/50.

Terlepas dari ekspektasi tersebut, EUR/GBP telah mengalami bearish reversal setelah memuncaki level 0.9070 pekan lalu. Reli 10 minggu terakhir dari pair ini tampaknya sudah benar-benar berballik dan menargetkan penurunan ke area 0.8825.

Sterling Menguat Pasca Terpilihnya Boris Johnson Sebagai PM Inggris Baru

Kini setelah Boris Johnson menjadi Perdana Menteri Inggris secara resmi, GBP/USD tampak bergerak dalam reli. Meski nuansa Downtrend GBP/USD masih mendominasi, penutupan harga di atas 1.2540 pada sesi New York dapat memulihkan outlook teknikal jangka pendek pair tersebut.

Aussie Dibebani Data Domestik

Semenjak gagal menguat di atas 0.7080 pada pekan lalu, AUD/USD meluncur turun hingga sebesar 100 poin, dan diperdagangkan melemah dalam 4 sesi perdagangan terakhir. Data PMI domestik, ditambah dengan outlook bank-bank setempat yang meyakini Rate Cut di bulan September, semakin membebani pergerakan Aussie. Menurut ACY, chart Daily pair ini mengindikasikan area 0.6930/40 sebagai support berikutnya, dengan resistance dekat di 0.7010.

JPY Kokoh Jelang Rapat BoJ Pekan Depan

Dengan Bank of Japan yang sudah dijadwalkan menggelar rapat kebijakannya minggu depan, USD/JPY kesulitan bertahan di atas 108.00. Chart Daily pair ini menunjukkan area resistance di 108.30/40. Sementara itu, support terdekat terlihat di kisaran 107.60, dengan potensi Double Bottom di area 107.20.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Data Ketenagakerjaan AS Stabil, Emas Bergerak Solid

Selain laporan ekonomi mengenai pasar tenaga kerja Negeri Paman Sam, memanasnya tensi perang dagang AS-China di minggu lalu masih mempengaruhi sentimen pasar global. Perlu diperhatikan juga bahwa isu tersebut bisa memojokkan The Fed untuk melakukan pemotongan suku bunga lebih lanjut.

Apa Arti Data Ketenagakerjaan AS Bagi Pasar Forex?
Rilis laporan yang beragam memicu pergerakan signifikan bagi Dolar AS, dengan USD/JPY yang terdorong turun ke area 106.35, sementara emas menguat ke kisaran $1,448 sebelum akhirnya berkonsolidasi.

Tingkat upah pekerja di AS hanya naik sedikit, pengangguran gagal menunjukkan perbaikan, dan NFP dirilis sesuai ekspektasi. Sinyal dari ketiga indikator tersebut dianggap sebagai pemicu untuk melepas posisi Long USD di hari Jumat kemarin (02/Agustus).

Harga pembukaan hari ini menguntungkan aksi pelaku pasar forex di atas, karena USD dibuka melemah versus mata uang mayor lainnya. Namun Chart di bawah ini menunjukkan bahwa pada sisi downside, NZD/USD semakin dekat dengan support kunci di area 0.6480.

c5acd10b69131e199ed208041b06e8b5.png

Di lain pihak, GBP/USD naik tipis di kisaran 1.2175, yang memberikan peluang entry menguntungkan bagi para trader untuk Short di pasangan mata uang yang masih digelayuti oleh masalah Brexit ini.

Pasar Ekuitas Global Menjauh Dari Level Tinggi
Kejutan dari rencana kenaikan tarif impor AS pada barang-barang China masih dirasakan oleh pasar saham di seluruh dunia. Indeks Dow (DJ30) turun dari level tingginya minggu lalu. Menurut pandangan ACY, harga akan segera membentuk Lower Low-nya. Imbas dari kembali panasnya tensi dagang AS-China akan paling dirasakan oleh pasar saham, termasuk pasar saham Asia yang masih memerah pasca tweet Presiden Trump Jumat lalu.

Sama sekali tidak ada peluang menjanjikan jika Anda berencana melakukan buy di level-level harga ekuitas saat ini. Probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed di bulan September yang kini sudah mencapai 100%, disorot ACY sebagai katalis yang akan menekan harga saham secara global.

Setelah perubahan fundamental mayor yang datang dari rencana kenaikan tarif impor AS per 1 September mendatang, pasar meyakini bahwa The Fed perlu lebih agresif dalam memberlakukan serangkaian penurunan suku bunga. Prospek inilah yang akan senantiasa membebani ekuitas.

Event Kunci Minggu Ini
Pekan ini akan diramaikan dengan pengumuman suku bunga RBA dan RBNZ. Pasar mengekspektasikan jika kedua bank sentral tersebut akan mengikuti trend Rate Cut baru-baru ini.

Secara keseluruhan, berikut adalah rilis data dan peristiwa berdampak tinggi di sepanjang pekan ini:

PMI Non-manufaktur AS (Senin malam).
Data Ketenagakerjaan New Zealand (Selasa).
Pengumuman suku bunga RBA (Selasa).
Pengumuman suku bunga RBNZ (Rabu).
Pernyataan Kebijakan Moneter RBA (Jumat).
Data Manufaktur Inggris (Jumat).
Data Ketenagakerjaan Kanada (Jumat).
Untuk saat ini, USD/CAD masih menjadi pair yang masuk dalam radar buy ACY di area 1.3200; khususnya karena situasi fundamental saat ini cenderung membebani CAD, sementara nuansa risk-off terlihat akan bertahan untuk sementara waktu.

GBP masih diproyeksi sangat bearish, sehingga ACY memilih Short GBP/USD dari area 1.2200-1.2000 (atau bahkan 1.1800). Sementara itu, AUD/USD masih tertekan oleh isu-isu perang dagang yang saat ini masih negatif, sehingga waspadai penurunan harga ke area 0.6750 dalam waktu dekat.

Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Pasar Bernuansa Risk-Off, Emas Menguat Tajam

Menyusul komentar Departemen Keuangan AS yang menjuluki China sebagai "tukang manipulasi mata uang", safe haven Yen dan Gold semakin terangkat naik dalam sesi perdagangan overnight. Logam mulia mencapai level tinggi di kisaran $1.470, tertunjang kekhawatiran pasar yang kian meningkat terhadap risiko perdagangan global.

Reli Yen Dan Emas Semakin Kuat
Para trader belum melihat akhir dari nuansa risk-off yang mendominasi pasar saat ini. Perang dagang lagi-lagi menghebohkan kedua belah pihak, dengan AS yang baru-baru ini menilai China sengaja mendevaluasi Yuan sebagai senjata perang dagang.

USD/JPY konsisten tertekan setelah menyentuh Low di area 105.45 pada Senin lalu (05/Agustus). Di saat yang sama, Yen reli versus semua mata uang mayor lain.

Jadi, seperti apa proyeksi USD/JPY dan Emas selanjutnya?

Menurut ACY, USD/JPY berpeluang menyundul level 105.00 tak lama lagi. Peluang penurunan lebih lanjut ke 102/103 bahkan bisa terbuka, terutama jika eskalasi tensi AS-China terus meninggi di luar kendali. Untuk emas, target $1,500 menjadi level terdekat yang mungkin dicapai harga. Berikutnya, $1,560 akan menjadi target lanjutan setelah level 1500 terkonfirmasi ditembus.

63ad83075a42bef510ca237d3034b3c0.png

Aksi Bank Sentral Pekan Ini: RBA & RBNZ
Data ketenagakerjaan New Zealand secara di luar dugaan rebound ke area positif, dengan Unemployment Rate yang turun ke 3.9%, lebih rendah dari proyeksi di 4.3%. Meski demikian, RBNZ masih diyakini bakal memotong suku bunga acuan dalam pengumuman kebijakannya besok.

Di sisi lain, RBA yang menyatakan kebijakan suku bunganya lebih dulu hari ini (06/Agustus) diekspektasikan menahan rate, meski Yield Obligasi 10-tahunannya sudah jatuh di bawah 1%. AUD/USD sendiri sudah kembali ke level kunci yang dipandang ACY berada di sekitar 0.6750. Aliran risk-off di pasar forex bisa dikatakan telah membantu RBA untuk melemahkan nilai Dolar Australia.

Saham-Saham AS Terjepit; Volatilitas Pair Forex Melonjak
Pasar ekuitas global merasakan dampak terburuk dari mode risk-off saat ini, dengan harga-harga di pasar saham Asia dan AS yang paling terimbas. Untuk meredam reaksi ekstrim pasar, peg rate USD/CHY sudah dinormalisasi oleh PBoC pada hari ini ke level 6.94%. Namun demikian, akankah level itu dipertahankan?

Peningkatan volatilitas di berbagai mata uang mayor kemungkinan akan berlanjut di sepanjang pekan ini. ACY menilai jika peluang terbaik akan muncul di pasangan mata uang berikut:

AUD/JPY
NZD/JPY
GBP/JPY
Tak lupa, EUR/USD juga diuntungkan oleh statusnya sebagai funding-currency ketika investor mencari aset aman untuk berlindung. Maka dari itu, tak heran jika EUR/USD rebound tajam dari level pekan lalu di 1.1100 ke 1.1235.

Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Tensi Dagang Terbaru Menunjang Emas Dan Yen

Harga emas terus terdukung seiring dengan berlanjutnya perkembangan dagang baru yang membuat trader was-was akan dampak buruknya. Kemarin (08/Agustus), AS menunda perizinan Huawei sebagai balasan atas tindakan China yang menghentikan pembelian produk pertanian AS. Aksi saling serang dengan demikian masih berlanjut.

Disamping perkara perang dagang, "adu cepat" berbagai bank sentral menuju suku bunga nol saat ini semakin nyata, dengan pemotongan suku bunga RBNZ pekan ini dan arahan kebijakan RBA yang mensinyalkan hal serupa.

Eskalasi Konflik Dagang Masih Meresahkan Trader
Penyesuaian midpoint USD/CNY yang lumayan negatif hari ini semakin menambah kekhawatiran pasar terkait perseteruan dagang AS-China. Outlook risiko ketidakpastian masih tak stabil antara Risk-On dan Risk-Off di setiap harinya, karena semua itu sangat bergantung pada headline terbaru dari ketegangan AS-China.

Untuk saat ini, berita terbaru mengenai penangguhan perizinan Huawei oleh AS telah menambah prospek negatif terhadap masalah perang dagang. Apalagi, manuver ini diluncurkan untuk membalas aksi China yang menghentikan pembelian-pembelian produk pertanian AS di masa depan.

Menurut ACY, tetap Long pada Yen merupakan cara paling simpel untuk mengambil keuntungan dari nuansa risiko saat ini. Secara khusus, Short AUD/JPY, NZD/JPY, dan EUR/JPY jelang Statement ECB pada 12 September mendatang menjadi langkah yang disarankan oleh ACY.

Apa Yang Bisa Dicerna Dari Testimoni RBA Hari Ini?
Pernyataan RBA pagi ini menyorot kesediaan bank sentral tersebut untuk menggunakan langkah-langkah non-konvensional jika diperlukan, guna menjaga ekonomi Australia tetap kompetitif di tengah kondisi perdagangan seperti sekarang.

Gubernur RBA Philip Lowe juga menekankan tentang risiko bagi perekonomian Australia di kuartal selanjutnya. Meski demikian, ia juga menyebutkan bahwa kebijakan moneter konvensional tetap menjadi tindakan paling tepat untuk dilakukan. Dengan kata lain, pemotongan suku bunga adalah aksi paling ideal menurut RBA.

Dengan AUD/USD yang berhasil melintasi 0.6800, ACY memperhitungkan bahwa saat ini adalah waktu paling tepat untuk Sell AUD/USD, sebelum pair tersebut turun lagi ke kisaran 0.6750.


b65996f72e7300406e1c40e7546eca50.png

Setelah Capai $1,505, Kemana Arah Emas Berikutnya?
Gold baru saja terangkat naik di atas $1,500 kemarin, dengan harga Emas Spot yang menyentuh $1,509, dan Emas Futures di $1,522. Pertanyaannya sekarang adalah, kemana emas bergerak setelah mencapai $1,505? Analis ACY memilih untuk mempertahankan outlook bullish seperti pekan lalu; menggunakan alasan fundamental sebagai landasan solid untuk entry, dan memanfaatkan level-level Fibonacci untuk mencari Exit secara teknikal di $1,560.

Mengingat angka inflasi AS akan segera dirilis dalam 3 hari trading mendatang, level $1,500 bisa menjadi support yang meyakinkan untuk menyambut publikasi data tersebut.

Sebagai pertimbangan lebih lanjut, cuitan-cuitan Presiden Trump di Twitter yang semakin agresif mengenai kecakapan dan tindakan Fed serta mensinyalkan intervensi, akan semakin mendukung penguatan harga emas.


Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Analisa Menyambut Serangkaian Data High Impact Pekan Ini

Pekan trading ini diawali dengan lanjutan optimisme negosiasi dagang yang muncul di akhir minggu sebelumnya, dimana AS dan China sama-sama sepakat bertemu di bulan September mendatang. Meski demikian, rangkaian Tweet dan pernyataan resmi terbaru dari kedua belak pihak masih memberikan bias negatif terhadap sentimen risiko pasar.

Sementara itu, harga komoditas dan pair forex kemungkinan bakal mulai tersentak pada hari Selasa (13/Agustus), dengan data penting dari China dan inflasi AS yang menjadi berita utama di kalender ekonomi. Fokus pasar akan senantiasa tertuju pada peg level USD/CNY yang disesuaikan PBoC setiap harinya, sejalan dengan tarik ulur perang dagang yang masih mendominasi sentimen pasar saat ini.​

64f7e005c3cd0eea714ad3e4106c2df9.png

Mata Uang Risiko Tinggi Masih Tertekan
Satu chart harga yang menarik perhatian analis ACY pada akhir sesi trading pekan lalu adalah NZD/USD. Pemotongan suku bunga 0.5% dari RBNZ merupakan katalis yang bisa menentukan arah NZD dan AUD ke depan dalam kacamata ACY. NZD/USD dipilih menjadi sorotan utama, karena level harganya saat ini tampak sangat menjanjikan untuk entry ulang dalam posisi Short, utamanya setelah pair ini gagal mengisi gap pada pekan lalu.

Pasangan mata uang dengan risiko tinggi seperti AUD/USD dan NZD/USD diproyeksi kuat akan kembali melanjutkan penurunan, mengingat nuansa risiko belum juga membaik. Hal ini semakin diperparah dengan outlook kebijakan RBA an RBNZ yang cenderung dovish.

Peluang Trading Apa Saja Yang Bisa Diambil?
Ada beberapa katalis besar yang menurut ACY bisa menyediakan peluang trading hari ini (12/Agustus). Sebagaimana yang telah disiratkan pada analisa sebelumnya, EUR/GBP masih menanjak dan menembus level 93, seiring dengan semakin melunaknya keyakinan pasar terhadap Sterling.

Sementara itu, emas masih menjadi komoditas nomor satu untuk diperdagangkan, dengan level $1,500 yang terlihat sebagai batas atas terdekat. Perkiraannya, emas masih mungkin mencapai $1,560 jelang rilis data inflasi AS besok.

Secara keseluruhan, ide sell AUD/USD dan NZD/USD bisa menjadi prioritas tertinggi hari ini, begitu pula dengan mengikuti trend GBP/JPY yang masih mendukung aksi short-selling. Sebagai informasi, GBP/USD merosot tajam pada akhir pekan lalu, kemungkinan karena kekacauan Brexit masih terus membebani Pound. Menurut perhitungan ACY, isu tersebut juga akan konsisten membayangi pergerakan GBP versus mata uang mayor lainnya.

USD/JPY masih menjadi aset pengukur risiko di pasar forex, dan saat ini diketahui bergerak di bawah level 105.50. Jika inflasi AS meleset dari ekspektasi, maka pair-pair mayor akan bergejolak, dengan USD yang cenderung di-Short terutama versus GBP dan Euro yang saat ini sudah oversold. Khusus untuk Euro, kemana kira-kira harganya akan bergerak? Level 1.1205 menjadi target pilihan ACY, dengan peluang retest 1.1260 jika faktor risiko melemah atau penurunan USD berlanjut pekan ini.

Di lain pihak, USD/CAD menjadi sangat volatile pada sesi perdagangan akhir pekan lalu, setelah data ketenagakerjaan Kanada dirilis jauh lebih mengecewakan dari estimasi analis. ACY memperkirakan jika peluang buy USD/CAD hari ini bisa diambil dengan skenario sebagai berikut:

Entry: 1.3225
Target: 1.3300 (+75 pips)
Stop: 1.3175 (-50 pips)

Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Radar Trading Hari Ini: Euro, Dolar, Dan Emas

Data inflasi AS yang rilis malam nanti akan memiliki bobot pengaruh lebih besar dari biasanya, karena sentimen pasar kini tengah fokus pada siklus pelonggaran The Fed pasca Rate Cut bulan lalu. Mengingat ECB sudah santer dikabarkan bakal menjadi bank sentral berikutnya yang mengumumkan kebijakan longgar (pada 12 September), maka data ekonomi dari Jerman hari ini juga penting diperhatikan.​

161197b2b2f3263b496cf9f3ed36b81b.png

Outlook Pair Forex Mayor
Untuk Outlook pergerakan Euro, sebaiknya awasi rilis laporan ekonomi Jerman. Sementara itu, data inflasi AS bisa menjadi patokan untuk mengukur kekuatan laju harga emas, yang pada gilirannya dapat menjadi tolok ukur juga bagi pergerakan harga beberapa mata uang di pasar forex.

Selain itu, ACY juga mencermati adanya peluang dari pair USD/CAD, khususnya pada level 1.3260 (di sisi upside) yang bisa membuka prospek kenaikan lebih lanjut ke target 1.33.

USD/JPY masih menjadi pair penting untuk disorot sebagai pengukur risiko pasar. Saat ini, pergerakan di atas 105.60 atau di bawah 105.10 bisa menjadi indikasi yang patut diperhatikan sebagai parameter risiko.

Di lain pihak, penguatan Aussie semestinya melambat setelah kembali diperdagangkan di level kunci 0.6750. Untuk Dolar Kiwi, proyeksi pelemahan lebih lanjut masih mendominasi.

Level-Level Kunci Yang Penting Diperhatikan
Ada begitu banyak risiko ketidakpastian di pasar saat ini, sehingga sekarang adalah waktu yang tepat untuk menjadi trader aktif. ACY menyarankan trader Gold untuk mewaspadai break di level $1,525, jika ingin memanfaatkan momentum bullish logam mulia. Apabila inflasi AS dirilis mengecewakan (yang menurut ACY kemungkinannya kecil), maka awasi break down USD/JPY dari level 105.

Peluang lebih besar tercipta di EUR/USD, yang bisa menembus 1.1130 bila data inflasi AS bernada positif. Skenario ini bisa berdampak penurunan bagi EUR/JPY juga. Untuk saat ini, pergerakan EUR/USD masih bertahan di 1.1190, setelah gagal membangun support solid di atas 1.12.

Satu lagi kunci penting yang bisa berimbas besar bagi sentimen pasar forex adalah proyeksi kejatuhan GBP/USD di bawah 1.2000. Data upah Inggris akan dirilis sesaat setelah pembukaan pasar London dan sebelum inflasi AS, sehingga dalam 24 jam ke depan, gejolak harga pair ini akan menarik untuk diamati.

Saran Trading Hari Ini
Pasar forex sekarang bersiap untuk menyambut serangkaian data penting dari AS (inflasi), Jerman (sentimen ekonomi ZEW), dan Inggris (tingkat upah). GBP kemungkinan besar masih akan terus tertekan, karena faktor data yang dikombinasikan dengan risiko Brexit akan membuat investor tak tertarik membeli mata uang tersebut.

Karena laporan inflasi AS merupakan salah satu komponen penting bagi The Fed dalam mempertimbangkan kebijakannya, angka inflasi headline malam ini bisa menjadi katalis penting bagi trader yang ingin kembali buy USD/JPY. ACY merekomendasikan Long pair tersebut di atas 105.50, dengan target kenaikan ke 106 (+50 pips). Di sisi lain, EUR/USD diyakini kuat akan kembali ke pertengahan area 1.11 hari ini, jika data ZEW Jerman dirilis negatif.

Volatilitas harga telah kembali, jadi manfaatkanlah sebaik mungkin.


Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Pasar Saham Rontok Setelah Kemunculan Sinyal Resesi
Bukanlah suatu hal mengejutkan jika perlambatan global memukul mundur reli saham "tak masuk akal" yang berlangsung di periode 2018/19. Tema pasar masih bernuansa risk-off karena sinyal perlambatan yang meluas, salah satunya ditandai dengan pelemahan data Jerman dan China kemarin (14/Agustus).

Indeks saham Dow pun jatuh hingga 3% (800 points) secara overnight, seiring dengan pergerakan aset-aset lainnya yang merespon kondisi terbaru di pasar obligasi.

Sekilas Tentang Perkembangan Di Pasar Obligasi
Hari ini, newsfeed dari dunia trading dipenuhi oleh inversi Kurva Yield Obligasi AS. Penjelasan mudahnya, Yield Obligasi AS tenor 2-tahun dan 10-tahun "membunyikan" alarm peringatan yang diyakini para pelaku pasar sebagai pertanda resesi ekonomi AS. Inilah mengapa saham-saham AS dilanda gelombang jual, yang kemudian diikuti oleh lebih banyak aksi jual.

Pada akhirnya, ini akan semakin menekan dan mendorong The Fed untuk memotong suku bunga AS; senada dengan arah kebijakan berbagai bank sentral saat ini.

Aussie Menyambut Data Ketenagakerjaan
Kondisi pasar tenaga kerja Australia cukup menarik diperhatikan, terutama karena perekonomian global saat ini tengah diliputi oleh risiko perlambatan. Dengan tingkat pengangguran yang tetap di 5.2%, ACY memilih AUD/JPY sebagai pair ideal.

Hari sebelumnya, pair ini telah memenuhi proyeksi ACY yang memperkirakan jika penguatan harganya akan berbalik di pertengahan minggu ini. Pelemahan data ekonomi China-lah yang menjadi pemicu bearish Dolar Australia versus Yen Jepang kemarin.

Peluang Trading USD/JPY
Di titik ini, para trader forex seharusnya sudah paham jika Yen adalah mata uang safe-haven yang memanen keuntungan ketika pasar global dihadang risiko. Tekanan jual di seantero pasar saham kemarin akan menambah beban bagi USD/JPY, dan ACY mencermati level 105.10 sebagai area jual karena relatif dekat dengan Low pada hari Selasa lalu (13/Agustus).


84bf14cc0743de5185f0648ea3095412.png


Terdapat dua faktor yang akan semakin mendorong turun Dolar/Yen: pelemahan USD dan karakteristik Yen sebagai safe-haven. Namun apakah ini terus bertahan? Dan sampai kapan? Kita tunggu saja bagaimana perkembangan selanjutnya di pasar forex.

Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Sell Euro Mendominasi Peluang Pasar Saat Ini

Kondisi pasar sekarang menawarkan peluang trading yang mudah dicerna di semua instrumen, baik pair forex mayor, indeks saham, maupun komoditas. Dari headline berita di sepanjang minggu ini, dapat disimpulkan bahwa fundamental Inggris dalam kondisi baik, tapi risiko Brexit masih meresahkan. Sementara itu, fluktuasi di pasar saham begitu rentan terhadap ayunan-ayunan risiko.

Pasar forex yang bergejolak tetap menarik diperhatikan, utamanya setelah China bersumpah untuk membalas skenario tarif impor AS terbaru. Meski belum terlaksana, rencana ini bisa memicu pergerakan market yang super negatif tak lama lagi.

Risk Appetite Pasar Terkini

Pasar ekuitas saham AS gagal menunjukkan pemulihan signifikan di sesi perdagangan kemarin (15/Agustus), menyusul kemerosotan 800 poin yang terjadi pada hari sebelumnya. Ini merupakan pertanda buruk.

Oleh karena itu, ACY memutuskan untuk tetap bearish pada outlook global dan memperhatikan sentimen risiko. Secara garis besar, aksi paling aman untuk diambil saat ini adalah:

Sell saham
Buy emas
Buy JPY
Menurut pandangan ACY, komentar pejabat China mengenai pembalasan terhadap AS telah membuat risiko ketidakpastian kembali naik.

Fundamental Inggris Dan GBP

Arus data fundamental Inggris mendapat secercah harapan di minggu ini, dengan rilis data inflasi dan penjualan ritel yang sama-sama solid. Meski demikian, gain Poundsterling masih terbatasi oleh risiko Brexit yang ketat membayangi sentimen pasar.

Posisi sell EUR/GBP yang dipasang analis ACY kemarin berhasil mencapai target; cukup wajar mengingat arah kebijakan ECB cenderung melemahkan Euro, sementara data fundamental Inggris positif.

Pergerakan EUR/GBP bisa melemah lebih lanjut, dengan prospek No-Deal Brexit sebagai satu-satunya penahan yang sebaiknya diwaspadai karena bisa berdampak sangat negatif bagi GBP. Jadi, ACY meyakini jika skenario Buy GBP akan berjalan mulus jika opsi No-Deal tak lagi perlu dikhawatirkan.

Amati Baik-Baik Dua Pair Ini
Secara keseluruhan, terdapat dua pasangan mata uang yang sebaiknya menjadi fokus perhatian:

EUR/JPY
EUR/GBP
Kebijakan ECB kemungkinan besar akan terus menggerus EUR, karena data-data ekonomi Zona Euro yang memburuk secara berkelanjutan semakin memperkuat peluang pengumuman paket stimulus baru ECB pada September mendatang. Selain itu, outlook bearish pada EUR/JPY juga masuk akal jika kita mempertimbangkan posisi Yen sebagai safe haven. ACY menyarankan untuk menunggu break di bawah 117.60 jika ingin sell EUR/JPY, dengan target di 116.00.


36d725d6936d053e6325389c4cc1227f.png

Sementara itu, EUR/GBP akan terus terpuruk dengan proyeksi penurunan terbaru menuju 0.918, khususnya setelah harga turun dari level High 0.93. Tak menutup kemungkinan jika Euro masih akan terus melemah versus Poundsterling, sekalipun telah mencapai target 0.918.

Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Setelah Turun Tajam, Euro Masih Berpotensi Melemah Lagi

Melanjutkan pergerakan harga dari sesi trading akhir pekan lalu (16/Agustus), minggu ini tampaknya akan menjadi periode yang menarik bagi para trader forex.

EUR/GBP sudah breakdown dan terus mendesak turun untuk menembus level rendah 0.91. Menurut ACY, area tersebut adalah titik kunci yang perlu diawasi pekan ini. Sementara itu, EUR/USD juga melemah tajam dan menyeberangi batas 1.1100, hingga menyentuh Low 1.070 pada sesi perdagangan akhir pekan lalu.

Minggu ini, akan ada serangkaian event berdampak tinggi seperti rilis notulen FOMC, data-data Zona Euro, CPI Kanada, juga simposium Jackson Hole. Semua itu bisa menjadi penggerak pasar yang perlu diperhatikan.

EUR/USD Berpeluang Break Lagi

Merujuk pada pergerakan Euro akhir-akhir ini, ACY sangat yakin bila Euro akan kembali merosot tajam versus mata uang mayor lainnya. Price Action EUR/USD dan EUR/GBP di hari Jumat kemarin memberikan bukti yang cukup nyata.

Chart EUR/USD di bawah ini merefleksikan pelemahan harga yang terus berlanjut setelah menembus batas 1.11.

00bd1b7026f53828342e25e045ebca35.png

Mengapa penurunan signifikan Euro terjadi pada hari Jumat lalu? Data-data fundamental AS terpantau solid di sepanjang pekan, sementara indikator kunci Zona Euro seperti data ekonomi Jerman justru dirilis negatif.

Outlook Dolar Dan Ekonomi AS

Selama akhir pekan, terdapat beberapa headline yang cukup menarik untuk disimak. Salah satunya adalah mengenai perwakilan AS yang mengisyaratkan bahwa saat ini "tidak ada tanda-tanda resesi dalam perekonomian".

Menurut ACY, komentar itu tidak terlalu meyakinkan, karena sangat terlihat hanya diungkapkan sebagai pernyataan yang menenangkan pasar. Apalagi, pasar obligasi global sudah menyuarakan sinyal yang sangat jelas mengenai tanda resesi.

Meski demikian, penting juga untuk menyimak rilis positif dari data-data ekonomi AS minggu lalu, karena hal ini bisa memungkinkan The Fed untuk memotong suku bunga lagi tanpa perlu mengindikasikan "serangkaian Rate Cut lanjutan" di masa depan. ACY menilai bahwa realitanya, ekonomi AS saat ini cenderung mixed, karena menunjukkan tanda-tanda perlambatan di satu sisi, sementara di sisi lainnya menampilkan sinyal optimisme.

Peluang Trading Pekan ini
Pair-pair EUR/GBP, EUR/USD, USD/CAD, XAU/USD, dan NZD/USD akan menawarkan peluang terbaik.

Notulen FOMC dari meeting terakhir akan dirilis pada hari Kamis (22/Agustus) dini hari. Tampaknya, tidak akan ada hal baru dari rilis laporan tersebut, karena konferensi pers The Fed sebelumnya yang digelar pasca pengumuman Rate Cut dinilai cukup membingungkan, dan menginformasikan pandangan yang campur aduk dari Jerome Powell. ACY memprediksikan jika USD akan reli minor minggu ini.

Sementara itu, data CPI Kanada bisa jadi akan menunjukkan jika perekonomian Kanada sedang bergerak menuju kondisi yang memerlukan pemotongan suku bunga. Jadi sebaiknya, bersiaplah pada hari Rabu (21/Agustus) untuk beraksi di pair USD/CAD, atau bahkan CAD/JPY.

Yang paling utama untuk diperhatikan, rilis data Zona Euro minggu ini berpeluang menunjukkan penurunan lagi, segingga membuka potensi sell baru bagi Euro, terutama di EUR/USD dan pair cross Euro lainnya.

Data Retail Sales New Zealand akan meluncur minggu ini. Namun, data tersebut tidak akan terlalu berdampak tinggi pada sentimen pasar saat ini. Sekalipun begitu, ACY masih memantau NZD/USD dan NZD/JPY dalam radar tradingnya, karena outlook RBNZ yang masih dovish dan masih tingginya risiko dari tensi dagang AS-China.

Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Waspadai Kembalinya Minat Risiko Pasar

Arus perdagangan baru dalam aset-aset risiko tinggi telah membantu mengungkit pasar saham di sesi perdagangan Senin (19/Agustus) kemarin. Hang Seng akhirnya pulih 2.5% dan Dow Jones menguat 1% atau sebanyak 247 poin. Sementara itu, pasar forex sangat reaktif atau bahkan terlampau reaktif; EUR/USD masih melemah dan menjadi target sell pilihan, sementara USD/JPY naik seiring dengan menguatnya Dolar AS versus mata uang lainnya.

Notulen FOMC Diragukan, Perlukah Bersiap Menghadapi Penurunan USD?
Notulen rapat Fed menjadi sorotan dalam kalendar event minggu ini. Namun sebelumnya, kita juga sebaiknya mempertimbangkan konferensi pers The Fed terakhir. Arahan kebijakan yang diungkapkan cenderung tak jelas, sehingga memicu kenaikan Dolar AS pasca pemotongan suku bunga waktu itu. The Fed sendiri mengungkapkan bahwa kebijakan Rate Cut yang dilakukan adalah "penyesuaian di pertengahan siklus", alih-alih sebagai awal dari serangkaian Rate Cut seperti yang sebelumnya ramai diekspektasikan.

Apabila notulen pekan ini tak menggarisbawahi outlook positif di atas, maka USD berpeluang melemah lagi, dengan USDX yang kemungkinan turun di 98.15. Dalam perspektif teknikal ACY, chart di bawah ini menunjukkan jika Indeks Dolar memang bersiap melemah lagi.

0edd5bc76b0936ab64aea7ac4bddbcad.png

Dolar Australia Memantul Dalam Range
Secara teknikal, AUD hanya bergerak bolak-balik versus USD di antara 0.6800 dan level kunci 0.6750. Kondisi ini sudah terjadi berminggu-minggu lamanya. Menurut ACY, AUD/USD berpotensi naik tipis dari 0.6750, dengan pergerakan yang terbatas sampai di 0.6785 saja. Sebaliknya, AUD/JPY justru menyediakan peluang yang lebih baik bagi trader. Selain itu, EUR/AUD juga bisa menyajikan ruang yang lebih leluasa.

Euro Masih Layak Diperhatikan
Pair-pair forex mayor tampaknya akan bergejolak di sisa trading minggu ini, terutama dengan data Zona Euro yang dirilis sebelum notulen FOMC pada hari Rabu dan Kamis besok. Kemarin, para trader dan investor Euro disibukkan oleh reaksi atas pengumuman Jerman mengenai kemungkinan stimulus fiskal sebesar 50 miliar Euro, yang dipersiapkan jika Zona Euro terjebak di jurang resesi.

ACY memperkirakan bila EUR/USD akan mengarah turun ke batas 1.11 lagi. Ini merupakan pertanda buruk bagi outlook Euro, yang telah diperingatkan oleh ACY sejak pekan lalu. Dengan demikian, sell EUR/USD dan EUR/GBP masih menjadi pilihan terbaik yang bisa dilakukan saat ini.

Kebijakan ECB baru akan diumumkan pada 12 September mendatang, dan kemungkinan besar bernada dovish. Dalam pandangan ACY, Euro dapat merosot lebih lanjut sebelum event berdampak tinggi itu berlangsung.



Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Lagi-lagi, Euro Sinyalkan Pelemahan Lebih Lanjut
Beberapa perkembangan menarik kemarin (20/Agustus) datang dari komentar-komentar mengenai Brexit, yang berefek pada penguatan GBP. Sementara itu, outlook ekonomi Zona Euro terus melemah, dengan PM Itallia yang mengundurkan diri, dan pasar saham global merosot sekitar 1%.

Minggu ini masih menyisakan beberapa risiko berdampak tinggi, diantaranya datang dari rilis data CPI Kanada, laporan ekonomi Zona Euro, notulen FOMC, serta Simposium Jackson Hole yang berlangsung di penghujung pekan. Patut dicermati pula, harga minyak reli secara perlahan, sementara Emas bergerak solid seiring dengan antisipasi pasar menyambut notulen FOMC.


57493856ae518b5a24a79cf8bd19fe17.png

Pasar Tunjukkan Konsolidasi
Beragam pair forex mayor berkonsolidasi jelang rilis notulen FOMC. ACY berpandangan jika hal ini akan semakin meningkatkan risiko volatilitas setelah laporan tersebut dipublikasikan besok.

Harga minyak stabil di atas $56, dengan data persediaan AS yang mendukung sedikit kenaikan WTI dalam sesi overnight. Sementara itu, Euro bergerak di bawah 1.1070 sebelum rebound versus Dolar AS. Pemulihan tersebut kemungkinan akan terbatas karena risiko rilis data Zona Euro pada pembukaan sesi London besok.



Outlook Pair Forex Mayor
ACY memperkirakan bahwa pair-pair mayor sekarang tengah bersiap untuk membuat gerakan besar, karena faktor fundamental penggerak pasar akan muncul tak lama setelah ini.

EUR/USD masih bertahan di peringkat pertama dalam watchlist ACY, diikuti dengan USD/CAD, USD/JPY, dan GBP/USD. Dalam menavigasikan perkiraan trading di pair-pair tersebut, penting untuk selalu memperhatikan arahan kebijakan Fed terbaru.

Notulen FOMC berpeluang besar menyokong pergerakan USD, khususnya jika data tersebut mengungkap nada pernyataan yang sama dengan konferensi pers Jerome Powell pasca pertemuan Fed terakhir. Kala itu, ia menyampaikan bahwa Rate Cut yang dilakukan bukanlah bagian dari serangkaian kebijakan pemotongan, tapi hanya sekedar penyesuaian. Dalam hal ini, ACY lebih memilih untuk mempertahankan Short EUR/USD dengan target entry di area 1.0970/1.1000.



Bagaimana Dengan Proyeksi Emas?
Ketika pair forex sedang berada dalam konsolidasi untuk menunggu sinyal Fed, emas justru terpantau solid di atas batas 1,500.

Price Action emas futures juga menguat, diikuti dengan harga emas spot yang kini mencapai 1,506. Ini merupakan pertanda bahwa investor-investor besar sedang diselimuti ketidakpastian menjelang rilis notulen FOMC dan pernyataan Fed di Simposium Jackson Hole.

Gold kemungkinan akan melemah ke 1,480 sebelum buyer masuk kembali untuk membuka posisi baru. Pullback ini perlu diwaspadai, karena sentimen pernyataan dari Fed biasanya mengangkat USD dan menekan emas (paling tidak) dalam jangka pendek. Meski demikian, perspektif ACY untuk emas secara umum masih cenderung bullish dengan target kenaikan ke 1,560.



Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Outlook Trading Pasca Rilis Notulen FOMC Dan Jelang Data Zona Euro

Rilis notulen FOMC yang ditunggu-tunggu pagi ini (22/Agustus) mencerminkan outlook beragam dari para anggota kunci Fed, sehubungan dengan kebijakan moneter bank sentral ke depan. Ini merupakan faktor krusial bagi USD dan mata uang mayor lainnya. Peluang paling menonjol kemungkinan akan muncul dari Euro dan GBP.

Inti Notulen FOMC Juli 2019
Notulen FOMC untuk pertemuan Juli 2019 menyoroti keinginan beberapa anggota yang menginginkan Rate Cut 0.50%, alih-alih pemotongan 0.25% seperti yang sudah diterapkan. Karena itu, penurunan suku bunga lebih lanjut di bulan September mendatang tampaknya sudah tak terelakkan lagi.

Isunya sekarang adalah, QE macam apa yang akan diimplementasikan oleh Fed sebagai langkah antisipasi, jika data ekonomi AS menunjukkan sinyal resesi serius. Mengenai hal ini, hanya waktu yang bisa menjawabnya. Untuk saat ini, Dolar AS kemungkinan akan menguat terbatas meski pasar tak terlalu merespon notulen FOMC terbaru, karena pidato Jerome Powell (Ketua The Fed) di forum ekonomi besok masih dinanti.

Peluang Trading Dari Rilis Data Zona Euro
Seperti yang telah diindikasikan dalam analisa-analisa sebelumnya, ACY kembali menegaskan bahwa terdapat peluang besar dalam aksi sell EUR/USD. Data Zona Euro yang akan dirilis pada sesi London sore ini berpotensi menunjukkan pelemahan dalam pengukuran manufaktur Jerman dan Prancis secara khusus, juga Zona Euro pada umumnya.

Hal ini menggaribawahi ide trading ACY untuk Short EUR/USD dan EUR/JPY seperti yang terlihat pada chart berikut:

f4bf933d891d9add20b34de46fcf6e0a.png


Sebaiknya, awasi potensi break EUR/JPY di bawah 118 dengan target penurunan ke 117.00 (+100 pips). Sedangkan untuk EUR/USD, Anda bisa menunggu breakdown yang terkonfirmasi dari 1.1100 dan menargetkan profit di 1.1000.

Proyeksi Emas Dan Pound
Menjelang berlangsungnya Simposium Jackson Hole, pair-pair forex bergerak terlalu tenang. Sementara itu, emas diperkirakan hanya berkisar di area 1,500, kecuali Jerome Powell mengisyaratkan kebijakan longgar agresif atau mengungkit serangkaian langkah Rate Cut. Meskipun begitu, ACY tidak terlalu mengekspektasikannya.

Harga emas masih berpeluang turun ke 1,480 sebelum minat buyer kembali terpicu untuk mengerek harga ke atas 1,520. Menurut pandangan ACY, logam mulia masih berpotensi menyentuh target 1,560, hanya saja tidak melalui pergerakan naik secara langsung.

Untuk pasar forex, GBP menyimpan peluang besar. PM Inggris Boris Johnson ajan bertemu Kanselir Jerman Angela Merkel dan PM Prancis Macron. Apabila terdapat kabar positif dari pertemuan-pertemuan tersebut mengenai backstop Irlandia dan kesepakatan Brexit, GBP/USD dapat mencuat ke area 1.22.

Namun yang perlu diperhatikan, aksi jual baru GBP/USD menuju 1.2000 juga bisa terjadi jika tidak ada perkembangan positif apapun, dan pelaku pasar mempersiapkan outlook untuk skenario No-Deal Brexit. Untuk amannya, selalu awasi pergerakan trend. Analis ACY sendiri menilai jika GBP akan lebih berpeluang melemah dari 1.2150 menuju 1.2000 atau bahkan 1.800, terutama jika melihat kondisi pergerakan harga di sesi perdagangan kemarin (21/Agustus).

Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Pasar Forex Dan Emas Menanti Pidato Pejabat Fed

Hari ini dan besok akan menjadi periode penting bagi trader USD, begitu pula dengan nyaris seluruh pelaku pasar forex, emas, dan ekuitas. Forum ekonomi Jackson Hole yang saat ini tengah berlangsung menyediakan peluang besar bagi para trader untuk menyaksikan dan mendengar komentar masing-masing anggota FOMC, sekaligus menginterpretasikan berbagai opini mereka mengenai jalur kebijakan suku bunga.

Menaksir Pengaruh Pernyataan Fed
Yang diperhatikan oleh para trader dari komentar pejabat Fed adalah sinyal-sinyal mengenai arah pilihan mereka dalam rapat kebijakan FOMC berikutnya. Hal ini berpengaruh sangat besar terhadap pergerakan harga di pasar forex, khususnya pada USD. Gelombang efek yang masif dan tiba-tiba hampir dipastikan terjadi, apabila kita mendengar para anggota FOMC menyampaikan pernyataan yang menampik risiko resesi AS. Komentar semacam ini akan mendukung penguatan USD. Karena itu, ACY merekomendasikan posisi trading sebagai berikut:

Sell EUR/USD
Buy USD/CAD
Sell Emas

Masalah Brexit Masih Berlanjut
Pada sesi perdagangan kemarin (23/Agustus), Pound mengalami lonjakan yang cukup mengejutkan. Padahal sebelumnya, GBP/USD sangat "nyaman" berada di zona 1.2130/1.2150 dalam 3 hari terakhir. Namun, komentar suportif mengenai Brexit dari Angela Merkel membuat GBP tersentak naik dan menguat terhadap mata uang mayor lainnya. GBP/USD pun terangkum melesat ke 1.2260 sebelum akhirnya terkonsolidasi di 1.2240. Meski demikian, ACY tetap mewanti-wanti untuk mewaspadai volatilitas liar, mengingat akhir pekan ini akan menandai tur Eropa pertama dari PM Inggris Boris Johnson.

Deadline Brexit sudah semakin dekat, dan oleh karenanya, beragam komentar dan progres (ataupun kurangnya progres) akan memberikan imbas yang sangat besar bagi Pound. ACY sendiri memilih untuk sell GBP dan cenderung meyakini jika pasar forex akan bersiap untuk kemungkinan Hard Brexit.

Ringkasan Aksi Pasar Semalam
Dari pergerakan harga semalam, jelas bahwa GBP menjadi mata uang dengan pergerakan terbesar karena komentar positif mengenai Brexit yang mengangkat sentimen pasar.

Emas cenderung lemah, terkoreksi mundur dari High 1,507 ke 1,492, seiring dengan naiknya ekspektasi bahwa para pejabat Fed akan mengesampingkan kekhawatiran resesi. Untuk sesi trading hari ini, ACY menilai jika emas akan bergerak dalam pola yang kurang lebih sama dengan hari sebelumnya.

4e6b6da990837ab93aab67328cf240b1.png

Sementara itu, minyak terlihat menyudahi relinya, sejalan dengan AUD/USD yang tergelincir dari area awal pekan (0.6790) menuju level kunci 0.6750. NZD juga melemah dan tembus ke bawah level 0.64, masih dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan dalam arah kebijakan suku bunga RBNZ dan The Fed.

Dari kawasan Zona Euro, kondisi ekonomi masih dianggap rentan meskipun rilis data terbaru cukup positif. Pasalnya, angka manufaktur Jerman masih di bawah 50. EUR/USD pun diperdagangkan melemah di bawah 1.1080.

Untuk USD/JPY, harga tampaknya tak bisa beranjak jauh dari 106.50, selama pasar masih menunggu pidato Powell dalam Simposium Jackson Hole. Pair mayor lain, USD/CAD, diperkirakan ACY masih bernada bullish dan menyimpan peluang buy dengan potensi upswing yang tertambat di area 1.3300.

Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Pasar Dilanda Gelombang Reversal Di Awal Pekan

Pasar finansial mengalami pembalikan besar-besaran di sejumlah aset setelah munculnya beberapa gebrakan dari pertemuan G7. Awalnya, perburuan safe haven yang berawal dari Jumat akhir pekan lalu (23/Agustus) masih berlanjut di awal sesi perdagangan Senin kemarin (26/Agustus). Emas bahkan sempat reli ke level High 1,555, sementara USD/JPY semakin tenggelam ke area 104.45. Namun setelah pembukaan pasar Eropa, sentimen itu berbalik seiring dengan kembali hidupnya minat risiko setelah Presiden Trump mengumumkan itikad China untuk membuat kesepakatan dagang.

Volatilitas Masif Disetir Oleh Berita Dagang
Efek terbesar dari pertemuan G7 tahun ini datang dari pernyataan Donald Trump mengenai potensi negosiasi baru dengan China. Ia mengungkapkan bahwa China telah menghubungi pihaknya dua kali dan berharap untuk segera melanjutkan pembicaraan dagang, guna membahas masalah adu tarif dagang terbaru yang begitu agresif.

Pasca pernyataan tersebut, safe haven pun beranjak melemah. Emas mundur ke kisaran 1,527, sementara USD/JPY kembali meniti level 106. Selain itu, ACY juga mencermati rebound Dow Jones sebesar 1%. Sebagaimana terlihat pada grafik di bawah ini, indeks tersebut berhasil pulih dari kemerosotan sebelumnya yang disebabkan oleh maraknya risk-off.

5cba7ce5e0daaf95a32ed3eb5b8565e3.png


Aset-Aset Risiko Tinggi Kembali Bersinar
Dalam gelombang pergerakan yang besar, emas melambung tinggi hingga mendekati batas resistance yang dipatok ACY pada 1,560 di awal sesi perdagangan kemarin. Namun karena kabar dari Trump kembali mendominasi, reversal pun terjadi dimana-mana, terutama di pasar emas yang sebelum ini menjadi tujuan safe haven utama.

Volatilitas pasar yang bergejolak saat ini bisa dikatakan menghadirkan peluang di aset-aset berikut:

AUD, NZD, CAD sebagai pilihan ketika minat risiko pasar naik.
Gold, USD, Yen sebagai aset safe haven pembanding.
Selain itu, jangan lupakan juga harga minyak yang ikut terdukung naik ke area $54. Sementara untuk peluang trading yang tersisa di minggu ini, ada baiknya untuk memperhatikan GBP yang pergerakannya masih terkait erat dengan isu Brexit, CAD yang kemungkinan bisa reversal kembali jika minat risiko memudar lagi, juga Euro yang pelemahannya ditaksir mencapai 1.1080 sebelum bisa rebound ke area 1.11.

Rilis Data Dan Event Berdampak Pekan Ini
Menurut ACY, berikut adalah beberapa katalis kunci yang perlu diamati dalam sesi perdagangan minggu ini:

* Selasa
- US Consumer Confidence (USD)
- US Crude oil inventories (Oil & CAD)
* Kamis
- ANZ Business Confidence (NZD)
- Data Belanja Modal (Capex) Australia (AUD)
- German CPI (EUR)
* Jumat
- Canadian GDP (CAD)
- Potensi No Deal Brexit yang semakin dekat pasca pertemuan G7 dan komentar-komentar dari pihak Uni Eropa (GBP).


Russell Sandiford
Chief Market Analyst
ACY Securities (Sydney)


Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Pernyataan China Terkait Negosiasi Dagang Picu Sinyal Beragam

Lagi-lagi, pasar forex mengalami pergerakan signifikan karena isu terbaru seputar perdagangan. Kali ini, perkembangan positif datang dari pihak China. Reaksi pasar saham terhadap kabar tersebut cukup singkat tapi berdampak, terlihat dari indeks saham Eropa dan Inggris yang mengalami reli. Sementara itu, harga emas melemah dari puncak 1,550 menuju 1,525.

Pertanyaannya sekarang, sampai kapan sentimen positif ini bertahan? Hal itu bisa bergantung pada pertemuan delegasi China dan AS di bulan September, yang berpeluang memicu sentimen risk-on baru di pasar global.



Pair Mana Yang Paling Terpengaruh?
Manuver sentimen pasar terkait perang dagang yang beralih ke sisi risk-on jelas sekali akan membebani Yen. Dengan demikian, ACY menilai jika sell Yen bisa menjadi tema yang mendominasi sesi perdagangan terbaru, terutama jika sentimen positif bisa terus bertahan.

Nada konstruktif dari pernyataan yang disuarakan delegasi China sudah tak perlu diragukan lagi, utamanya pada komentar mengenai komitmen mereka untuk tidak segera membalas tarif impor AS terbaru. Menurut ACY, pelaku pasar bisa memanfaatkan penurunan tensi dagang ini untuk memperkirakan outlook bullish pada CAD/JPY, USD/JPY, bahkan juga AUD/JPY.

Sementara itu, EUR/USD masih konsisten menurun setelah menembus level support penting:

861ed37cb9d9b082bf850d93817494b3.png

Update Harga Minyak Dan Emas
Volatilitas akhir bulan yang terlihat di hari ini kemungkinan bakal menunjukkan berlanjutnya kenaikan pada harga minyak. Sementara untuk harga emas, yang terjadi justru sebaliknya.

Penguatan minyak menuju $57 tampaknya bisa memperkuat proyeksi bullish harga di area $60 dalam waktu dekat. ACY memilih untuk mempertahankan sentimen bullish terhadap minyak dan emas dalam jangka panjang. Namun untuk jangka pendek, outlook yang disematkan pada logam mulia adalah bearish.

Komentar positif dari China diprediksi bisa "memikat" Presiden Trump, sehingga akan membuka pintu peluang bagi kelangsungan dialog yang lebih baik dan lebih tenang di antara kedua negara. Tujuannya tentu untuk meredakan perang tarif yang sejauh ini sudah mengusik stabilitas ekonomi global.

Penggerak fundamental yang patut diperhatikan berikutnya adalah:

Sentimen dagang yang bernada positif.
Peluang penurunan emas dari 1,525 ke 1,520 atau level yang lebih rendah.
USD/JPY sebagai pengukur sentimen risiko; berpotensi reli di atas 107 dengan bias risk-on.
Konfirmasi pembicaraan dagang dari Trump; dapat menguntungkan mata uang berisiko tinggi seperti CAD.


Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Back
Top