djamirun_aje
New member
Keberhasilan May Belum Mampu Bangkitkan Pound
GBP/USD lolos dari level rendah tahunan baru di kisaran 1.2476. Pair tersebut bergerak di kisaran 1.26344 setelah penutupan sesi AS kemarin (12/Desember). Pound menguat pesat setelah May dikonfirmasi berhasil mempertahankan kursi Perdana Menterinya, dan Dolar AS terpeleset karena reli saham AS yang dipicu oleh pembebasan bos Huawei (Meng Wanzhou) dengan uang jaminan. Outlook dalam konflik dagang AS-China mulai terlihat cerah, meski sikap kedua negara tersebut masih belum terlihat jelas.
Theresa May sukses memenangi voting yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari mosi tidak percaya atas pemerintahannya. Perdana Menteri Inggris tersebut mendapatkan 200 suara dukungan, yang mengalahkan 117 anggota Parlemen lain dalam proses voting. Kemenangan ini mampu mengangkat Pound dari keterpurukannya untuk sementara waktu.
Akan tetapi, voting itu ternyata juga mengungkap fakta baru yang cukup meresahkan; sekitar 1 dari 3 pejabat di partainya menginginkan ia lengser dari posisi Perdana Menteri. Menurut pengamatan ACY, reli Pound semakin memudar seiring dengan terungkapnya detail-detail baru dalam voting tersebut. Sementara itu, voting Parlemen untuk Brexit masih dalam status ditunda, karena May belum terlalu yakin untuk mengajukan rencana Brexit-nya dalam waktu dekat. Sebelum voting itu kembali digelar pada bulan Januari mendatang, Partai Buruh berkeinginan untuk menggelar pemilu baru. Jika pemerintahan saat ini benar-benar dilengserkan, maka No Deal Brexit adalah satu-satunya kemungkinan yang akan terjadi.
Sementara itu, performa Dolar AS sedang tidak baik, karena saham-saham AS tengah menikmati kenaikan yang terjadi akibat melemahnya tensi perang dagang. Ketegangan perang dagang memang mengendur sejak Meng Wanzhou dibebaskan dengan uang jaminan, dan Donald Trump menyatakan bersedia melakukan intervensi sebagai bentuk bantuannya terhadap China. Hal inipun disambut baik oleh China, yang membalas tawaran Trump dengan mengimplikasikan bahwa mereka akan memberi kemudahan akses bagi investor-investor AS di pasar mereka. China juga sedang dalam proses membeli kedelai AS dalam jumlah besar, yang pertama kali dilakukan setelah penerapan bea impor AS atas barang-barang China senilai $200 miliar.
Secara teknikal, GBP/USD masih berkeliaran di area rendah tahunan. Saat ini sudah tidak ada support yang akan menahan harga jika kelak pair ini kembali turun. Meskipun kemarin naik tipis, ulasan teknikal ACY berpandangan bahwa bullish pair ini belum terlalu menjanjikan. Low tahunan sebelumnya di kisaran 1.266, akan menjadi resistance terdekat yang perlu dipatahkan GBP/USD. Jika harga kemudian bisa mencapai area 1.28, barulah bullish GBP/USD bisa benar-benar terkonfirmasi.
Di sisi lain, penurunan hingga menembus SMA 20 akan memicu kemerosotan lebih jauh di bawah 1.245. Secara keseluruhan, situasi teknikal pair ini lebih memperlihatkan outlook bearish lanjutan.
Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229