Colors in Dream
Dreaming in Black & White
Wah maaf sebelumnya, pernyataan seperti ini harus saya bantah dengan keras.
Sesuatu dapat dimasukkan ke dalam apa yang disebut sebagai science ketika sudah terbukti secara empiris dan dari pembuktian itulah bisa diakui kebenarannya atau tidak, melalui pandangan umum dan bukan pandangan pribadi...
Terkadang suatu pertanyaan tidak dapat dijawab oleh sejumlah ahli, lalu tidak berarti sesuatu terjawab / tidak terjawab (bukan tugas para ahli untuk meyakinkan kita), tetapi tugas kita sendiri untuk menganalisa data dari para ahli atau siapapun untuk ditarik kesimpulan.
Melalui pandangan umum yang mana sejauh pengetahuan anda yang menegaskan tentang ada atau tidaknya warna dalam mimpi ? Bahkan di antara para ahli pun (dan pandangan umum pun) dapat terjadi pertentangan.
Yang kita bahas di sini itu soal warna dalam sebuah mimpi, bukan? Dan itu sedari awal sudah saya jelaskan dalam kerangka science...
Nah jika anda masih berkenan, saya harap masih bisa menjelaskan apa yang sudah anda sebutkan di awal postingan itu, karena bagi saya hal yang anda sebutkan itu adalah sesuatu hal yang baru di dalam dunia science... Saya merasa pengetahuan soal itu sangat terbatas, sehingga saya meminta anda untuk menjelaskannya, tentu dalam kerangka science... Sesuai dengan nama forum ini...
Jadi silahkan giliran anda menjelaskannya tanpa perlu menggunakan bahasan2 yang bersifat filosofis...
(
Semangat dari science yang terutama adalah berlandaskan eksplorasi. Lalu bagaimana jika kita hanya membatasi eksplorasi ke luar yang dianggap empirik dan mengabaikan eksplorasi ke dalam menggunakan meditasi, dapat dianggap kita telah melakukan kegiatan science yang lengkap ?
Kalau anda menganggap science selalu mengarah ke luar, maka seharusnya pembahasan ini diletakkan di bagian spiritual, tetapi kalau anda setuju pemahaman saya tentang science yang seimbang, maka jawaban saya juga sudah merupakan eksplorasi science. Tidak selalu eksplorasi ke dalam diri selalu dianggap meninggalkan science.
Dulu hipnotis dianggap urusan dalam, klenik, spiritual. Dan sampai sekarangpun masih dapat dianggap spiritual dan di beberapa tempat bukan merupakan klenik, tetapi batasannya telah dapat diterima di dunia psikiatri (telah banyak untuk menolong pasien), dan dalam beberapa kasus melibatkan obat-obatan untuk membantu memperkuat peluang seseorang dapat terhipnotis (sodium penthatol).
Sekali lagi saya jelaskan, science yang mana ? Bahkan pendapat science pun juga banyak saling bertentangan. Lagipula bukan science yang mana, bahwa jawaban hipnotis atau meditasi sebagai titik pemerjelas akan adanya warna dalam mimpi bukan merupakan jawaban science.
Meditasipun juga merupakan jawaban kategori science, sejauh science telah dapat mengakui kenyataannya.
Sekali lagi, kita sedang membahas warna dalam mimpi... Itu bisa dilihat tanpa perlu menjadi tersamar, kecuali kalo kita memakai bahasan2 filosofis seperti yang anda tulis....
Nampaknya anda terjebak dengan tipikal jawaban "hipnotis & meditasi" serta "lucid dream" sebagai penegasan yang tidak ilmiah. Tetapi yang benar adalah bahwa science telah mengakui kenyataan meditasi & hipnotis serta "lucid dream" dan seiring dengan pengakuan tersebut telah banyak dilakukan riset dan menghasilkan banyak kemajuan pemahaman terhadapnya. Dan kalau anda bersedia mengeksplorasi lebih lanjut, anda akan menemukan fakta bahwa:
Melalui (kenyataan) meditasi, hipnotis dan lucid dream dan riset perbandingan, ternyata alam mimpi hanyalah salah satu bagian dari yang dapat dialami melalui meditasi, termasuk salah satunya keadaan lucid dream (mimpi jelas). Dan dari sini dapat diketahui bahwa pengalaman lucid dream melibatkan warna. Dan semakin anda mendalami (mempelajari) hasil penelitian terhadap meditasi & hipnotis, serta lucid dream, akan dipahami bahwa mimpi memiliki warna.
Eniwei, jika pembuktian empiris terlihat terlalu berlebihan, penjelasan berupa positivisme logis pun nggak apa2 deh...
Kalau anda meminta pembuktian empiris yang sejati, maka sudah seharusnya, bukan sekedar menulis jawaban di forum ini, tetapi diikutsertakan alatnya (REM - Rapid Eye Movement) detector, dan masing2 dari kita juga dapat melihatnya & dapat disentuh (sehingga terlihat sangat empiris
).
Demikian pula seperti sudah saya jelaskan
3. Entah pemimpi mengenal warna atau tidak, tetapi ia mengalami mimpi yang sangat kuat bahkan sampai taraf "lucid dream", maka boleh jadi ia juga dapat melihat objek yang dikenali atau tidak dan boleh jadi juga dapat melihat warna
Anda masih tidak melihat pembuktian empirisnya ? Atau mungkin maksud anda , bahwa empiris itu tidak hanya sekedar dapat dilihat, tetapi dapat juga dipegang, disentuh ? Anda terlalu membatasi suatu kebenaran sebatas empiris (dapat dipegang, dilihat, disentuh dll). Bagi saya sesuatu adalah empiris dikarenakan adanya konsistensi. Bukankah science bertujuan menemukan konsistensi untuk dapat memberikan manfaat bagi kehidupan.
Lalu pertanyaan saya: menurut anda, empiris yang seperti apa (menurut anda) yang menegaskan tentang ada/tidaknya warna di dalam mimpi (menurut anda) ? Atau lagi lagi ini disebut (mengarah kepada) filosofis ?
Sekedar mengingatkan, nama sub forum ini adalah
Science & Penemuan ...
Apakah kalau kita bertanya dan meminta jawaban science, lalu science harus menjawab atau memberikan pengumuman terbuka bahwa ada suatu jawaban bagi suatu pertanyaan ? Tidak selalu setiap pertanyaan dijawab secara langsung oleh suatu bidang science, tetapi boleh jadi melalui beberapa pengalaman science dapat disimpulkan jawaban bagi suatu pertanyaan. Dan tidak menjawab secara langsung berdasarkan science, tidak juga berarti tidak science.
Kalau anda pahami inti dari filsafat dan menerapkan yang benar, maka sebenarnya tidak ada ilmuwan yang tidak sedang memanfaatkan proses berfilsafat.
Terlalu menuntut science untuk menjawab setiap pertanyaan dengan tegas, hanya membuat kita tumpul di dalam menganalisa dan mendayagunakan data-data science untuk dapat dikembangkan lebih lanjut (atau untuk dapat menjawab pertanyaan lain lebih lanjut).