Re: Alkitab Atau Alquran Yang Dipalsukan ?
Salam dalam Kasih Kristus kepada adik bla_bla_bla….
Sebelum saya menjawab semua pertanyaan adik, saya pribadi sangat senag dengan semua pertanyaan adik bla_bla_bla, dan tidak ada putusnya saya berdoa bagi adik agar bisa lebih mengenail Yesus secara pribadi bukan dengan bermaksud agar adik menjadi seorang Kristen ! tetapi lebih menuju kepada bagaimana adik bisa mengenal Yesus secara pribadi yang berbeda dengan Nabi Isa yang selama ini adik kenal melalui Alquran ! I Always pray for you my sister !
Selanjutnya adik bla_bla_bla tidak perlu minta maaf karena merasa pertanyaan-nya sudah menyimpang kemana-mana…justru itu buat saya semakin baik bagi adik..karena semakin adik ingin banyak tahu..semakin banyak juga adik menerima jawaban yang membingungkan…semakin banyak jawaban yang membingungkan…semakin adik tertantang untuk mencari penjelasan yang benar..dan semakin adik berusaha mencari penjelasan yang benar.., apabila adik melakukan dengan kerendahan hati untuk menperoleh kebenaran sejati.. percayalah Adik akan menemukannya….
Baiklah dibawah ini saya selaku pengikut Kristus berusaha memberikan jawaban atas semua pertanyaan adik, tetapi sekali lagi saya tekankan bahwa jawaban yang paling memuaskan akan adik terima apabila adik menggalinya sendiri dengan kerendahan hati dan kerinduan kepada kebenaran yang sejati….
Saya mengutip beberapa komentar adik yang saya bisa jadikan satu dalam menjawabbya, sbb. :
Memang kaca mata yang dipakai sudah beda. Karena itu, pembahasan apa pun ga akan bisa selesai. Tapi saya hanya ingin menanggapi sedikit aja tentang Yesus membiarkan orang2 yang membunuh orang Kristen. Betapa Yesus membiarkan kerusakan di bumi ini. Bisa bayangkan donk di bumi ini kalau ga ada penjara?????? Kenapa umat Kristen tidak menyebarkan ajaran agamanya itu sehingga ga akan ada lagi penjara? Dan dunia pasti akan damai, tenang, tenteram….
Penjara hanya aku buat sebagai sebuah kiasan saja. Kalo manusia bilang penjara itu adil, seperti itulah hukum Allah. Tapi hukum Allah aku rasa malah yang paling adil. Karena tidak mengenyampingkan klo manusia itu harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah mereka lakukan. Jadi hukum Allah bukanlah hukum untuk memanjakan manusia sehingga lupa akan tanggung jawabnya. 'Menghukum' tidak berarti tidak sayang kepada manusia, tapi justru dengan 'menghukum' itulah Tuhan menunjukkan kasih sayang agar manusia tidak terlalu jauh tersesat. Dan untuk memberi hikmah kepada manusia yang lain agar tidak ikut tersesat. Allah maha tau sifat manusia. Karena itu Allah juga maha tahu bagaimana memperlakukan manusia. Agar bumi tidak rusak karena keganasan manusia kpd kepada manusia yang lain. Seperti itulah Allah menjaga manusia dan dunia seisinya….
Aku tahu ajaran Kristen dalam hal sesama manusia itu juga baik. Karena aku juga sering dengar ceramah2 gereja di radio. Mengajarkan kasih sayang. Dalam Islam pun ada ajaran kasih sayang. Tapi ajaran keras (tegas) pun ada. Itu yang membuat aku semakin yakin ajaran Islam. Karena sempurna. Karena ajaran Islam meletakkan kekerasan sesuai tempat dan porsinya yang tepat. Begitu juga ajaran kasih sayang diletakkan sesuai tempat dan porsinya yang tepat….
Tapi kalau tidak diletakkan sesuai porsi dan tempatnya yang tepat, aku rasa akan jadi seperti ini. Saya ilustrasikan begini. Mungkin lebih mudah dicerna. Yang saya pakai ilustrasi biarlah saya sendiri. Semisal saya mau diperkosa. Saya inget ajaran Tuhan mengajarkan cinta kasih. Lalu saya ingatkan orang yang mau memperkosa saya agar takut sama Tuhan. Tapi orang yang sudah dikuasai setan mungkin masih bisa tobat mungkin malah tambah menjadi. Semisal orang itu sudah saya nasihati tetep aja mau memperkosa saya, saya pngen tampar, tendang ato apa aja asal orang itu inget, mau takut sama Tuhan. Tapi saya ga jadi tampar, ga jadi tendang, ga jadi semuanya. Karena aku inget ajaran Tuhan ga boleh menyakiti orang lain, harus tetap mencintai wlo orang itu menyakiti saya. Lalu saya ingin teriak, berkata keras kepada orang itu biar inget Tuhan. Tapi aku ga jadi lakuin itu. Aku tetap berkata lemah lembut, karena aku ga mau orang yang mau memperkosa itu jadi sakit hatinya. Karena menyakiti hati orang lain, tidak dibenarkan dalam ajaran agama. Dst dst. Lalu apa yang akan terjadi dengan saya? Pasti saya berhasil diperkosa tanpa perlawanan yang berarti. Lalu setelah puas memperkosa saya, saya biarkan orang itu pergi. Pergilah, aku memaafkan kamu. Semoga kamu bertobat. Kalo orang itu bertobat, syukur. Tapi kalo mengulangi kepada cewek2 yang lain bagaimana?......
Terus apa pendapat teman2 Kristen secara pribadi, dan bagaimana Kristen memandang peristiwa2 seperti perang salib? Perang kemerdekaan RI?
Padahal ajaran Yesus, Kristen tdk boleh membunuh walau dlm keadaan bagaimana pun juga….
Kalau membunuh dlm keadaan bagaimana pun juga adalah dosa, bagaimana teman2 memandang pahlawan2 RI? Tentunya menghormati mereka adalah kesalahan besar karena mereka telah berbuat dosa, membunuh?
Kalau semisal Kristen diserang, dibunuh, tapi karena ajaran tidak boleh membunuh, apakah Kristen tdk akan musnah? Lalu untuk apa Yesus menurunkan agama Kristen kalau hanya untuk membiarkannya musnah oleh keganasan manusia lain?
……
Adik bla_bla_bla yang terkasih, dari komentar adik diatas, terlihat bahwa sepertinya adik mencampurkan adukkan sikap seorang kristen atau pengikut Kristus dalam melaksanakan penginjilan ( dakwah Kristen ) dengan sikap seorang Kristen sebagai seorang warga negara. Saya pribadi bisa memaklumi apa yang adik pahami seakan bertentangan dengan apa yang Alkitab Ajarkan kepada kami selalu pengikut Kristus, karena dengan kaca mata Alquran yang adik pakai selama ini yang menyatukan antara entitas agama dan politik, sehingga tidak membedakan hak dan kewajiban seseorang sebagai umat beragama dan sebagai seorang warganegara, karena memang begitulah yang diajarkan oleh agama Islam, dan saya pribadi bisa memakluminya…
Untuk menjawab apa yang adik pertanyakan diatas, saya pribadi mau tidak harus melihat dari sisi bidang etika, dalam hal ini adalaj etika Kristen. Yang dimaksud dengan Etika Kristen adalah bagaimana seorang Kristen atau pengikut Kristus harus mengambil sikap dan bertindak dalam area atau bidang-bidang kehidupannya diluar masalah iman dan kepercayaan Kristen, seperti dalam masalah perekonomian dan bisnis, bidang pendidikan dan kebudayaan, masalah sosial kemasyarakatan, dsbnya.
Disinilah yang membedakan antara apa yang diajarkan Alkitab dengan Alquran ! Elohim atau Allah dalam Alkitab membedakan peran seorang Kristen atau pengikut kristus atau orang-orang Yahudi dengan agama Yudaisme-nya [ sebelum adanya Kekristenan ] dalam hubungan pribadinya dengan Tuhan dan perannya dalam berhubungan dengan masalah lingkungan, kebudayaan dan negara.
Apabila saya jelaskan secara menyuluh masalah etika Kristen ini, ruang postingan ini tidak akan cukup, karena dibutuhkan beberapa semester untuk mempelajarinya di sekolah-sekolah teologia Kristen, tetapi disini saya berusaha untuk menjelaskan secara garis besarnya untuk memberikan pemahaman kepada adik bla_bla_bla, dan terlebih lagi saya bukan seorang pendeta atau dosen, karena saya hanyalah seorang jemaat awam.
Etika Kristen yang diajarkan oleh Alkitab baik di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dapat saya rangkum sbb. :
1. Sejak bangsa Israel kelur dari Mesir dibawah kepemimpinan Musa yang dilanjutkan oleh Yosua yang memimpin memasuki tanah Kanaan dan diteruskan oleh para Hakim-Hakim, kehidupan umat orang Israel dituntun oleh hukum Taurat yang diterima Musa dan dapat dilihat secara garis besar di dalam 10 Perintah [ The Ten Commandments ] Elohim / Allah dalam Alkitab, dan sekarang lebih populer disebut sebagai “ Dasa Tita “. Dari 10 perintah tersebut, Perintah 1 – 4 adalah mengatur hubungan orang-orang Israel dengan Elohim, sedangkan perintah No. 5 – 10, khusus ditujukan untuk mengatur hubungan antar orang-orang Israel sendiri dalam suatu masyarakat sebagai suatu bangsa dan negara [ Keluaran 20 : 1-17 ; Ulangan 5 : 1- 22 ]. Pada periode ini, belum ada kewajiban terhadap negara, karena pada waktu Israel lebih merupakan suatu bangsa yang lebih bersifat kesukuan, walaupun ada Imam atau Hakim-Hakim yang memimpin sebagai sebagai suatu bangsa ketika mereka beribadah kepada Elohim atau Allah Mereka. Contohnya : pada periode Hakim-Hakim, apabila wilayah Israel diserang oleh bangsa lain, untuk maju berperang lebih bersifat kepada pasukan atau prajurit dari suku-suku tertentu, yang berbeda-beda dalam setiap serangan yang mereka terima dari bangsa Lain.
2. Pada waktu rakyat Israel menuntut seorang raja dari imam Samuel yang dicatat dalam I Samuel 8 : 1-22, dan kemudian Saul diangkat menjadi raja, maka sejak itu ada aturan lain diluar 10 perintah atau hukum taurat yang mengatur hubungan antara Raja ( pemimpin Negara ) dengan Rakyat, dimana adanya wajib militer, pajak-pajak yang berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan. Jadi sejak periode adanya raja-raja, bangsa Israel memiliki Selain 10 perintah ( dan hukum Taurat ) yang mengatur hubungan dengan Elohim atau Allah dalam Alkitab ( seperti : Akulah Tuhan ElohimMu yang patut disembah, Jangan ada Elohim lain dihadapanku, Jangan Menyebut Nama Tuhan Elohimmu dengan sembarangan, Kuduskanlah Hari Sabat ) dan yang mengatur hubungan dengan sesama ( seperti : Hormatilah ayah dan ibumu, Jangan Membunuh, Jangan berzinah, Jangan Mencuri, Jangan Bersaksi Dusta, Jangan mengingini Istri sesamamu ) sekarang rakyat Israel memiliki aturan-aturan yang mengatur hubungan antara rakyat dan raja ( negara ) ( Seperti : kewajiban militer, pembayaran pajak, dsbnya [lihat I Samuel 8 : 11-17] ).
3. Apa yang digambarkan dalam Kitab Perjanjian Lama diatas, ditegaskan kembali oleh Tuhan Yesus ketika Dia hidup di awal-awal masa Perjanjian Baru ketika Dia mengucapkan kata-kata, “ Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah. “ ( Matius 22 : 21 ). Dengan apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus tersebut, adalah jelas bahwa seorang Kristen mempunyai hak-hak dan kewajiban yang berbeda dalam hubungan pribadinya dengan Tuhan atau Elohim atau Allah dalam Alkitab dan hubungannya dengan yang bersifat kenegaraan.
4. Rasul Paulus dalam Roma 13 : 1 – 7 dalam pembahasan masalah kepatuhan kepada pemerintah-pemerintah meneguhkan kembali apa yang telah ditegaskan oleh Tuhan Yesus. Dalam hal ini Rasul Paulus mengatakan, “ Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang ada diatasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Elohim; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Elohim. …. Pemerintah adalah hamba Elohim untuk membalaskan murka Elohim atas mereka yang berbuat jahat. “ ( Roma 13: 1, 4 ).
Dari apa yang saya simpulkan diatas adalah jelas bahwa Allah dalam Alkitab baik di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dengan tegas memisahkan bagaimana berhubungan dengan Elohim atau Allah dalam Alkitab dan berhubungan dengan Negara dan orang-orang dalam hubungan kemasyrakatan
Dalam 10 Perintah yang diterima oleh Musa ada perintah “ Jangan Membunuh “, dan kemudian apabila ada seseorang yang melakukan pembunuhan kepada orang lain, apa yang akan diterima sebagai hukumannya ? Hukum Taurat dalam Bilangan 35 : 30-31, 33 dengan tegas menyatakan, “ Setiap orang yang telah membunuh seseorang haruslah dibunuh sebagai pembunuh menurut keterangan saksi-saksi…janganlah kamu menerima uang tebusan karena nyawa seorang pembunuh yang kesalahannya setimpal dengan hukuman mati, tetapi pastilah ia dibunuh . “ ini adalah hukum taurat, yang hendak disempurnakan oleh Tuhan Yesus. Dalam ucapan Yesus yang terkenal dengan “ Khotbah di Bukit “, Tuhan Yesus mengatakan, “ Kamu telah mendengar firman : Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu : janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu…. Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga… Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu ? …Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna. “ ( Matius 5 : 38 – 48 ).
Tentu adik bla_bla_bla bingung, kenapa di Perjanjian Lama yang membunuh harus dibunuh, tetapi di Perjanjian Baru, Yesus sepertinya membalik hukum yang berlaku ?
Disini adik bla_bla_bla harus membedakan antara pelaku dan korban, dan untuk memahami ini, adik bla_bla_bla mau tidak mau harus memakai “Kaca mata” Alkitab untuk memahaminya. Dalam hubungan antara hukum warga negara atau hukum negara yang terpisah dengan hukum agama, Kekristenan mematuhi semua hukum negara yang berlaku dimanapun negara itu berada, apapun jenis pemerintahannya, entah pemerintahan Komunis, pemerintahan Islam Fundamentalis, dsbnya. Karena sekali lagi, seperti yang dikatakan Rasul Paulus bahwa semua Pemerintah berasal dari Elohim, baik yang Jahat maupun yang baik, dan kita selaku orang-orang Kristen harus mematuhinya. Dalam konteks hukum negara, pelaku pembunuhan, akan dijatuhkan suatu putusan oleh hakim entah putusan itu menghukum pelaku dengan hukuman yang setimpal atau bisa juga dibebaskan, dan dalam hal ini korban apabila dia seprang Kristen harus menerima keputusan yang ditetapkan oleh pemerintah dengan prinsip kepatuhan yang diajarkan oleh Rasul Paulus tersebut.
Tetapi sebagai seorang pribadi Kristen atau pengikut Kristus, selain kepatuhan kepada hukum negara, dia harus patuh kepada hukum lain, yaitu hukum yang mengatur hubungan pribadinya dengan Elohim atau Allah dalam Alkitab. Karena perintah Yesus adalah Jelas, bahwa dia harus memaafkan mereka yang membunuhnya, dan ini tidak bisa ditawar !
Kenapa harus seperti ini ? karena Tuhan dalam Alkitab menuntut setiap orang Kristen harus menjadi sempurna sama seperti Bapa ( Elohim atau Allah Dalam Alkitab ) sendiri adalah sempurna !
Bagaimana kesempurnaan Elohim yang harus dicontoh oleh orang-orang Kristen atau pengikut Kristus ? nah ini adalah inti dasar ajaran kekristenan : “ Karena begitu besar kasih Elohim akan dunia ini, sehingga Dia mengaruniakan AnakNya yang tunggal [ Yesus ] , supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal “ ( Yohanes 3 : 16 ) [ Catatan Saya : untuk memahami Yesus sebagai Anak Elohim atau Allah dalam Alkitab, adik bla_bla_bla bisa membaca postingan saya yang berjudul : Penolakan Ke-Allah-an Nabi Isa dan Kontroversi Salib dalam Islam…]
Jadi karena Elohim atau Allah dalam Alkitab telah memaafkan manusia yang berdosa dengan menyerahkan Yesus di kayu Salib sebagai ganti manusia, maka manusia harus meniru sikap dari Elohim tersebut. Bagi orang-orang Kristen apabila dia melihat Yesus yang mati di salib, pasti dia akan membayangkan seharusnya dia yang disalibkan sebagai harga yang harus dibayar dari dosa-dosa dan kejahatannya. Saya akui, mungkin sulit bagi adik bla_bla_bla untuk memahami hal ini, tetapi sekali lagi saya tekankan sebenarnya amat mudah untuk memahaminya, kalau adik bla_bla_bla bersedia merendahkan hati dihadapan Allah di dalam Alkitab…
Semoga Adik bisa memahaminya…
Lalu berdasarkan konsep seorang Kristen sebagai warga negara yang patuh kepada pemerintah negara dimana dia tinggal, adalah hal yang wajar selama peraturan dan kewajiban yang ditetapkan tidak bertentangan dengan ketetapan Firman Tuhan, dia wajib melaksanakannya, dan hal ini termasuk dalam masalah kewajiban bela negara. Jadi apabila seorang Kristen ikut dalam perang Kemerdekaan RI dan membunuh tentara belanda, apakah dia berdosa ? disinilah bidang etika Kekristenan yang berbicara, sepanjang yang saya ketahui dalam masalah kewajiban bela negara, dia yang membunuh tentara belanda tidak berdosa ! Jadi siapa yang berdosa ? Pemerintah yang mewajibkannya berperang yang akan mempertanggung jawabkannya kepada Allah dalam Alkitab, karena tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah dalam Alkitab.
Dalam masalah perang salin sudah saya jelaskan dalam postingan sebelumnya, dan ini tidak sesuai dengan ajaran Kekristenan..
Kemudian kita kembangkan lagi, kalau tadi contohnya adalah orang Kristen yang ikut bela negara sebagai kewajiban warga negara atas penjajahan belanda. Sekarang apabila kedudukannya di balik, seorang Kristen yang menjadi prajurit dan ikut dalam merebut Timor-Timur tahun 1976, dimana dalam kondisi ini kita dianggap menjadi penjajah dan membunuh tentara Fretelin. Apakah Prajurit Kristen tersebut berdosa ? sekali lagi saya bilang tidak, karena kewajiban dia adalah patuh kepada pemerintah ! Siapa yang berdosa ? Pemerintah yang mempertanggung jawabkannya kepada Allah dalam Alkitab.
Lalu kita kembangkan lagi, sekarang misalnya prajurit Kristen tadi kemudian pensiun dan menjadi pekabar injil di Aceh dan kemudian karena kegiatan pekabaran injil tersebut, dia kemudian disiksa atau bahkan dibunuh ! bagaimana dia harus mengambil sikap ! Dalam konteks ini adalah jelas bahwa ketika dia mengabarkan injil sebagai tugas kewajiban dalam hubungan pribadinya dengan Tuhan Yesus, maka dalam kondisi ini dia harus memaafkan dan mengampuni orang-orang yang menyiksa dan membunuhnya.
Kita kembangkan lagi kasus ini, seperti postingan saya tentang kisah Dewei dari Indonesia, kemudian apabila orang yang menyiksanya atau membunuhnya diadili oleh pemerintah bagaimana sikap dia atau keluarganya ? dalam hal ini kasus berada di daerah abu-abu, dimana ada hukum negara yang harus dipatuhi dan ada perintah Tuhan yang juga harus dipatuhi. Dalam kondisi seperti ini, dia atau keluarganya harus meminta hikmat dari Tuhan Yesus dalam mengambil sikap [ Sekali lagi Kisah Dewei adalah contoh yang baik untuk kasus ini ]
Adik bla_bla_bla yang saya kasihi…ada yang mebedakan apa yang diajarkan oleh alquran yang dipahami oleh golongan Muslim Fundamentalis dan radikal dengan apa yang diajarkan oleh Alkitab kepada orang-orang Kristen [ dan saya tidak tahu posisi adik ada di mana dalam hal ini ? ], dimana orang-orang Kristen dan kekristenan mengakui apa yang dinamakan Deklarasi Hak-Hak Asazi Universal dari Umat Manusia, sementara golongan Muslim Fundamentalis menolaknya dengan alasan Deklarasi Hak-Hak Asazi Universal adalah buatan manusia dan tidak sesuai dengan Alquran.
Penjelasan saya untuk contoh yang adik bla_bla_bla contohkan sendiri dimana adik adalah korban perkosaan dapat diselesaikan dengan melihat adik sebagi seorang manusia yang mempunyai hak-hak azasi manusia universal. Dan ambil contohnya lagi saya sebagai pemerkosa tersebut !
Ketika adik sebagai seorang kristen akan saya perkosa, sebagai seorang manusia yang memiliki hak-hak azasi yang berhak dilindungi dan dipertahankan dari orang lain yang hendak merampasnya, maka adik berhak untuk melindungi milik adik yang paling berharga, bahkan mungkin dengan melakukan perlawanan kepada saya yang akan memperkosa adik ! Apakah adik sebagai seorang Kristen salah ketika mempertahankan hak milik adik yang paling berharga ? dengan yakin saya katakana tidak ! Kenapa, karena ajaran Kekristen yang menjelaskan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan teladan Allah dalam Alkitab [ Kejadian 2 : 26 ] mengharuskan manusia untuk menghargai apa yang dimilikinya yang serupa dengan gambar Allah dalam Alkitab. Lalu ketika adik berusaha melawan, dan gagal dimana saya bisa memperkosa adik dan karena adik seorang Kristen yang ingin melaksanakan perintah Yesus “ditampar pipi kiri kasih pipi kanan” akan berkata kepada saya, “ kalau saudara kurang puas boleh perkosa saya lagi berkali-kali sampai puas ! “ dan setelah saya memperkosa adik sampai puas, kemudian adik berkata kepada saya, “ Pergilah, saya sudah memaafkan kamu..dan semoga Tuhan Yesus juga memaafkan kamu dan jangan perbuat hal ini kepada wanita lain ! “ …..
Adik bla_bla_bla yang terkasih…. Ajaran Kekristenan dan perintah Yesus bukanlah ajaran yang naïf dan hanya menuntut sikap pasifisme atau ketaatan yang bodoh. Tetapi kita juga harus melihat ayat-ayat kitab suci yang lain dalam hal ini Firman Tuhan di dalam 1 Korintus 3:16 dan 6: 20, “ Tidak tahukan kamu bahwa kamu adalah bait Elohim ...Karena itu muliakanlah Elohim dengan tubuhmu ! “ Oleh karena itu dengan perintah dalam Firman Tuhan Tersebut, yang menyatakan bahwa bahwa adik selaku orang Kristen wajib memuliakan Allah dalam Alkitab dengan tubuh adik, maka adalah kewajiban adik untuk menjaga orang lain atau saya yang hendak memperkosa adik untuk mencemarkan tubuh adik…
Masih dalam contoh diatas… tindakan adik untuk memaafkan sudah benar, tetapi hal ini juga harus lebih diperjelas apabila dilihat dalam kerangka ajaran Kekristenan, tetapi hal ini akan saya bahas kemudian. Tetapi tindakan adik yang membiarkan saya pergi setelah memperkosa adik sepuasnya adalah salah karena sejak setiap orang Kristen harus tunduk kepada pemerintah, dimana pemerintah menjadi wakil Allah dalam Alkitab untuk menjatuhkan hukuman kepada mereka yang jahat ( Roma 3 : 14 ), maka adik seharusnya melaporkan saya ke polisi agar saya diproses secara hukum dengan bukti-bukti visum kedokteran yang jelas, misalnya bukti-bukti kekerasan saya kepada adik ketika adik melawan, atau bahkan cairan sperma saya yang tertinggal [ maaf jangan tersinggung dengan contoh ini, kan juga ini Cuma misalnya ], walaupun tidak ada saksi yang melihat kalau saya memperkosa adik, dengan bukti yang cukup tersebut saya sudah bisa diajukan ke pengadilan. Ini adalah contoh dari bagaimana adik melaksanakan perintah Elohim atau Allah dalam Alkitab baik dalam kepatuhan sebagai warga negara dan juga sebagai seorang Kristen yang mempunyai hubungan pribadi dengan Allah dalam Alkitab !
Nah apa yang saya sebutkan diatas, dimana adik melaporkan saya ke polisi dan kemudian saya diproses sesuai hukum yang berlaku, bisa terjadi di Indonesia atau di negara-negara barat yang menggunakan hukum negara yang sekuler dan memisahkan dengan hukum agama. Saya pribadi sangat bersyukur kepada Tuhan Yesus, karena walaupun Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, tidak melaksanakan hukum Islah atau hukum shariah, tetapi undang-undang hukum pidana yang merupakan warisan pemerintah colonial walaupun sudah berkali-kali mengalami penyempurnaan yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang terus maju dan berubah.
Tetapi apabila contoh kasus perkosaan adik oleh saya terjadi di negara-negara yang menerapkan hukum Islam atau Shariah yang total, seperti Afghanistan, Pakistan, Bangladesh, atau negara-negara yang walaupun tidak menerapkan hukum Islam, tetapi sejumlah kelompok kecil masyarakatnya menerapkan hukum Islam tersebut, walaupun tidak sah dalam konteks bernegara, seperti misalnya Mesir atau Malaysia ( kalau tidak salah Malaysia bahkan sudah menerapkan hukum Islam secara total ).
Dalam kasus misalnya adik tinggal di Pakistan dan beragama Islam, ketika saya memperkosa adik, tidak ada saksi yang melihat, walaupun bukti-bukti pendukung seperti yang saya sebutkan diatas ada dan valid, apakah adik akan memperoleh perlakuan yang adil ? sepertinya tidak, karena adik akan dituduh melakukan perzinahan, sementara saya akan aman dan bahkan mungkin akan mencari korban lain !. Mungkin adik tahu kalau tidak ada saksi maka akan memberatkan adik, maka adik kemudian hanya berdiam, dan ternyata kemudian hamil ! hamil tanpa perkawinan atau suami tentu sangat memalukan bagi orang tua dan keluarga adik, apa yang adik diterima di bawah hukum Islam ? atau misalnya adik tidak hamil, kemudian adik menikah dengan seorang pria, kemudian pria itu tahu kalau adik sudah tidak perawan ? apa yang akan adik terima sebagai akibatnya ?
Adik bla_bla_bla yang terkasih, apa yang sebutkan sehubungan kasus penerapan hukum Islam tersebut dalam masalah perkosaan yang merugikan pihak wanita bukanlah omong kosong. Coba adik pakai google dan ketik saja kata-kata, “ Women persecuted in Islam “ atau “ Women raped in Islam “ , akan keluar puluhan ribu berita yang membuktikan apa yang saya katakana, baik itu di Iran, Afghanistan, Pakistan, mesir dsbnya, yang mana negara-negara tersebut dikuasai oleh golongan Islam Fundamentalis dan radikal !
Itulah yang membedakan ajaran kasih dan ketaatan kepada hukum dan pemerintah selain kepada hukum Tuhan Sendiri yang diajarkan oleh Alkitab yang berbeda dengan apa yang diajarkan oleh Alquran ! [ Saya harap adik tidak tersinggung dan marah sama saya atas pernyataan ini ! dan saya tidak mempunyai maksud sara disini ! ]
Apakah adik masih bingung ? makin bingung buat saya makin bagus, karena kalau adik tertantang maka adik akan terus mencari jawaban atas kebingungan itu…
Terakhir saya akan menjelaskan masalah yang tadi saya tunda mengenai seorang Kristen yang memaafkan, bagaimana sebagai pengikut Kristus kita memaafkan orang yang bersalah atau menyakiti kita. Untuk lebih memperjelas, dibawah ini saya berikan kesaksian saya pribadi bagaimana saya berusaha memaafkan seseorang.
Kisah Saya :
Sampai awal tahun 2008 kemarin, saya masih menjadi seorang eksekutif dari suatu perusahaan skala menengah dengan gaji bisa dikatakan puluhan juta ditambah fasilitas mobil dan persentase bonus dari laba bersih perusahaan. Pada tahun 2005 saya bersama seseorang lain yang juga Kristen membangun sebuah perusahaan dalam bidang bisnis keuangan, dimana modal dari teman saya itu dan skill professional atau keahlian dari saya. Intinya dia punya duit tetapi dia tidak punya keahlian dan saya sebaliknya saya tidak punya duit tetapi punya kehalian. Singkat kata dengan “kepiawaian” saya dengan modal yang tidak banyak, saya berhasil mengembangkan perusahaan yang tadinya hanya 3 kantor operasional di tahun 2005 menjadi 6 cabang di tahun 2007 akhir, dimana karena saya sangat ambisius, setiap profit yang dihasilkan yang menjadi bagian saya dan juga dia tidak kami ambil, tetapi kami putar kembali untuk membuka kantor operasional yang baru. Singkat kata pertengahan tahun 2007 terjadi kasus dimana salah satu staff saya tertipu dan mengalami kerugian lumayan besar, sampai akhirnya teman saya tersebut meminta kepada orang tuanya untuk diberikan setoran modal tambahan.
Singkat kata, karena penyelesaian berlarut-larut, akhirnya teman saya tersebut menuntut staff saya untuk menggantikan kerugian tersebut, dimana staff saya tersebut akhirnya merelakan rumahnya. Karena penggantian dari staff saya yang kemudian mengundurkan diri tidak menutupi kerugian, teman saya tersebut meminta saya untuk menggantikan sisa kerugian, karena mengaggap saya ikut bertanggung jawab. Saya pribadi bukan tidak mau bertanggung jawab, saya mau bertanggung jawab tetapi yang jadi masalah adalah sebelum kasus penipuan terjadi semua kebijakan dan keputusan bisnis yang beresiko selalu akan saya mintakan persetujuan kepadanya, sebagai pemilik perusahaan, dan seyognya dia ikut bertanggung jawab, yang kedua ketika penyelesaian kasus tersebut saya tidak dilibatkan tetapi dia mengambil keputusannya sendiri, yang ketiga sejak sejak itu saya seperti di non aktifkan dari perusahaan dan tidak diikut sertakan untuk memikirkan bagaimana kita membuat suatu strategi bisnis agar bisa meraih keuntungan yang lebih besar agar kerugian dapat cepat tertutupi, dan kalkulasi saya adalah dalam kondisi ekonomi yang normal paling lama 3 tahun akan sudah tertutup kerugian tersebut, dan dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil malah akan lebih cepat waktunya.
Ketika saya menolak apa yang dimintanya, karena kalau saya setujui berarti saya akan kehilangan rumah dan dua mobil yang saya beli sekarang dengan susah payah sebagai hasil jrih payah bekerja selama ini. Teman saya itu meminta saya mengundurkan diri yang berarti saya tidak mendapatkan hak-hak saya sebagai karyawan, terlebih lagi sebelumnya saya sudah ada perjanjian tertulis dengan dia dimana kalau dia memberhentikan saya maka dia wajib membayar saya pesangon sekian persen dari total asset perusahaan, dan sebaliknya kalau saya mengundurkan diri dalam kondisi perusahaan membutuhkan saya maka saya juga wajib membayar kepada dia sekian persen dari asset. Tapi karena saya seorang yang teledor, surat perjanjian yang sudah kami tandantangani diatas materai yang rencananya akan disahkan ke kantor notaries, tetapi tertunda terus yang dikarenakan kesibukan kami dan juga saya mempunyai anggapan bahwa toh teman saya sama-sama Kristen, masa dia mau menghianati saya, padahal istri saya sudah mengingatkan terus menerus seblumnya, yang saya letakkan di laci meja saya dan kunci selalu saya tinggal tidak saya bawa pulang, ternyata hilang ! bagaimana hilangya saya tidak bisa menuduh seseorang yang mengambilnya karena tidak ada bukti !
Dalam kondisi seperti ini, dimana saya harus mengambil keputusan mengundurkan diri atau menolak dan ujung-ujungnya akan berakhir di pengadilan dengan mengandalkan pengacara masing-masing, staff yang selama ini sudah saya anggap telah saya bela dan perbaiki kesejahteraan mereka baik dalam hal gaji, fasilitas kendaraan, dan bonus, tiba-tiba meninggalkan saya semua, hanya tersisa 2 orang dari 8 staff yang tetap mendukung saya. Secara pribadi saya tahu setiap orang pada waktu itu akan memperhitungkan untung rugi, buat ke enam orang staff saya tersebut adalah lebih menguntungkan berada dipihak pemilik perusahaan dibandingkan berada di pihak saya yang hanyalah seorang eksekutif ! sedangkan yang 2 lagi saya tahu mereka adalah orang-orang yang memiliki prinsip tahu mana yang benar dan mana yang salah, dan kebenaran pula dua orang staff saya yang membela saya ini adalah pemeluk Muslim yang saleh dan moderat dimana saya dan mereka sering mendiskusikan masalah-masalah perbedaan Kristen dan Islam disaat-saat waktu senggang kami.
Pada saat itu tidak mudah bagi saya untuk memutuskan, karena kalau saya mengundurkan diri sesuai dengan permintaan dia, selain saya tidak dapat apa-apa, ada yang lebih berharga dari uang bagi saya, yaitu harga diri. Yang kedua adalah kalau saya tetap ngotot dan masalah masuk ke pengadilan dan juga disnaker, kalkulasi saya kalau sampai keputusannya adalah PHK, minimal saya bisa mendapatkan uang pesangon dua kali masa kerja atau 6 kali gaji saya yang nilainya hampir 200 juta, sementara kalkulasi biaya pengacara sekitar 50 juta. Satu minggu saya menyepi ke villa keluarga di puncak, untuk berdoa dan merenung meminta petunjuk Tuhan. Sementara kalau saran keluarga dan teman-teman saya adalah pada umumnya mereka menyarankan untuk maju terus bertempur, bahkan ipar saya yang cukup kaya raya sebagai hasil investasi di saham, menjanjikan akan membayar uang pengacara berapapun dibutuhkan dan kalau perlu dia carikan yang terbaik karena dia punya teman banyak yang kenal dengan pengacara terkenal ! Terlebih lagi Istri saya, dia ingin agar ini diselesaikan secara hukum !
Selama 1 minggu saya berdoa, membaca Firman Tuhan dan merenung. Pada saat itu Tuhan menunjukkan kepada saya bahwa maalah utama saya adalah harga diri dan sakit hati ! Memang saya pribadi merasa tidak bisa menerima apa yang terjadi, karena saya menganggap bahwa perusahaan itu sukses dan bisa maju karena jasa saya, tetapi disini Tuhan mengingatkan saya bahwa bukan saya, tetapi Dia yang buat perusahaan itu maju ! kalau Tuhan mau sekarang untuk membangkrutkannya, Tuhan bilang, besok juga bisa ! Dan dalam percakapan saya dengan Tuhan Yesus di dalam hati ketika berdoa, DIa berkali-kali berkata, perusahaan itu bukan untuk kepentinganmu, tetapi kepentinganKu ! Memang selama ini sejak perengahan tahun 2005 ketika perusahaan sudah profit saya dan teman saya memutuskan untuk memberikan 10 % dari laba bersih untuk berbagai kegiatan penginjilan, entah mensubsidi biaya siaran Radio dari gereja atau yayasan tertentu di radio-radio Kristen, dan sisanya kami berikan kepada gereja-gereja yang giat melakukan pekabaran Injil, yang mana pada waktu kerugian terjadi saya tetap mengusahakan agar subsidi siaran radio minimal tetap harus dijalankan yang pada waktu itu disetujui oleh teman saya walupun dengan berat hati.
Yang kedua, saya merasa sakit hati, karena semua orang pada waktu yang mana saya merasa berjasa kepada mereka terutama staff saya sekarang menigggalkan saya. Dan anehnya ketika teman saya meminta mengundurkan diri, seminggu kemudian di gereja saya juga mengalami konflik dengan gembala sidang saya dalam masalah prinsip tata ibadah. Pada waktu itu saya dan juga istri merasa berjasa kepada gereja kami, selain kami mesubsidi hampir setengah pengeluaran gereja karena uang persembahan gereja yang defisit, kami juga yang setengah mati mencarikan tempat beribadaj ketika gereja kami tidak mampu bayar uang sewa, sampai kami ( saya dan istri ) bisa meminjam tempat yang gratis, bahkan listrikpun gereja tidak bayar. Dalam doa saya, lagi-lagi Tuhan menjawab, apa yang kau lakukan kepada semua staff kamu dan juga gereja bukan untuk memuliaan namamu agar kamu dianggap hebat dan berjasa bagi mereka, tetapi untuk kemuliaan Nama-Ku, tanpa kamu pun Aku bisa memberikan kepada mereka apa yang telah kau berikan dengan memakai orang lain ! Tuhan juga mengingatkan,jangan kamu sombong dan tinggi hati, tetapi tetaplah rendah hati, karena semua yang telah kamu lakukan bukan untuk dirimu, tetapi bagi kemuliaan namaKu !
Saat itu memang saya sedang membaca Firman Tuhan dalam kitab Matius mengenai ucapan-ucapan Yesus yang terkenal dengan “ Khotbah di Bukit “. Ketika disadarkan hal ini saya sebagai seorang pria menangis sesungukan setelah 4 tahun lalu saya menangis karena penyertaan Tuhan yang memberikan Mukjizat kepada saya, istri dan anak saya dalam masalah sakit-penyakit. Dalam menangis itu saya menyadari bahwa saya ini tidak ada apa-apa di mata Tuhan, kalau dia tidak menganggap saya berharga ! selama ini saya telah menjadi sombong dan angkuh dengan berbagai kesuksesan dan merasa berjasa kepada Gereja dan orang-orang lain. Di dalam tangis saya minta ampun atas dosa kesombongan saya kepada Tuhan Yesus, dan berjanji untuk taat kepada firmannya yaitu mengampuni ! Dan Tuhan Yesus berkata bahwa walaupun semua orang meninggalkan saya, Dia tetap ada disamping saya dan mendampingi hidup saya.
Setelah pulang dari puncak, kemudian saya memberitahukan kepada Istri saya mengenai keputusan saya untuk menerima permintaan teman saya yang juga boss saya sekaligus pemilik perusahaan untuk mengundurkan diri dan tidak akan menuntut apapun juga yang menjadi hak saya. Istri saya tadinya menolak dengan keras da tetap pada rencanya untuk mencari pengacara dan bahkan dia sudah mendapatkan seorang pengacara dari teman kantor sesama kepala cabang bank, karena istri saya memang bekerja sebagai Branch Manager di salah satu bank swasta yang cukup besar di Indonesia. Cukup lama saya menyakinkan istri saya sampai akhirnya dia bisa memahami. Teman-teman dan pihak keluarga lain sampai mengatakan saya bodoh ! Tetapi tetap saya dengan keputusan saya, termasuk juga dengan tempat yang saya usahakan untuk gereja saya, tadinya sebelum saya disadarkan, saya sudah merencanakan untuk diberikan kepada gereja lain yang memang membutuhkan tempat dan mendepak gembala sidang saya dari sana, tetapi sekali Lagi Tuhan mengingatkan untuk melarang saya melakukan hal itu, karena apa yang gembala sidang saya lakukan adalah untuk kemuliaan NamaNya, dan sampai hari ini gereja saya masiah beribadah di tempat tersebut.
Singkat kata setelah saya mengajukan surat pengunduran diri dan kemudian diberikan surat keterangan, dimana untuk ini saya meminta agar surat keterangan dibuat dengan mengingat jasa saya dalam membangun dan membesarkan perusahaan. Secara pribadi saya sudah bisa memaafkan teman saya yang menendang saya dan juga staff saya yang meninggalkan saya dan mendoakan mereka serta perusahaan tempat saya bekerja dulu dalam setiap doa saya, mulut saya selalu mengatakan tidak ada dendam dengan tersenyum ketika semua orang menanyakan sikap saya…
Tiga bulan saya nganggur sampai kemudian saya bekerja di salah satu perusahaan milik teman om saya sebagai accounting manager, yang tentunya gaji lebih kecil dari sebelumnya. Selama tiga bulan ini ketika saya seorang diri dirumah sementara anak sekolah dan istri bekerja, kadang-kadang dalam hati saya masih timbul perasaan tidak rela terlebih lagi ketika saat menjemput anak saya dari sekolah dan melewati salah satu kantor cabang perusahaan kami, timbul perasaan menyesal tidak tenang atau perasaan gundah gulana yang menyebabkan perasaan damai sejahtera menjadi hilang seperti gelisah. Dan perasaan ini sering muncul ketika saya telah bekerja kembali. Kalau ada diantara teman-teman yang baca postingan saya mengenai “Prilaku seksual remaja kita 10 tahun lagi akan seperti apa “ disitu saya mengatakan bahwa saya sedang mempersiapkan diri untuk menjadi bapak rumah tangga.
Hal ini memang sejak awal bulan ini saya mengajukan cuti sementara kepada teman om saya tanpa di gaji karena memang belum mendapat hak cuti, sehubungan rencana saya berhenti bekerja, dikarenakan di perusahaan ini saya diminta untuk melakukan “illegal” accounting, yaitu bagaimana kita bisa tidak membayar pajak dengan membuat pembukuan yang legal bagi pajak. Karena memang sebelumnya sampai tahun 2004, bidang ini amat saya kuasai sehubungan dengan pendidikan saya sebagai akuntan, dan sejak saya komit untuk setia kepada Firman Tuhan, maka saya tidak akan melakukan hal-hal seperti ini lagi, dan kebetulan tahun 2008 akan berakhir yang berarti laporan pajak tahun 2008 harus sdh diserahkan maret 2009, dan oleh karena itu sebelum itu dibuat dalam waktu 3 bulan ini, saya merencanakan untuk mengundurkan diri.
Selama dua minggu dirumah bersama anak, dan ditengah waktu senggang saya, perasaan tidak rela, dan gundah gulana serta gelisah sering kali muncul, walaupun saya sudah berdoa tidak juga hilang sama sekali. Sampai akhirnya entah tanpa sengaja atau memang rencana Tuhan, saya menemukan buku di perpustakaan pribadi saya, buku yang telah say abaca tahun lalu, yang berjudul “the costly call “ yang beberapa ceritanya sudah saya terjemahkan dalam beberapa postingan saya… entah kenapa timbul keinginan untuk kembali membaca 2 buku tersebut. Ketika membaca kisah-kisah mereka yang bertemu dengan Tuhan Yesus dan mengalami perubahan sikap hidup yang drastic, Tuhan kembali berkata kepada saya, “ Selama ini kamu mengampuni masih belum sepenuh hati, hanya dalam ucapan dan tindakan tetapi tidak dengan segenap hatimu..! “ Dan Tuhan menunjukkan kepada saya ayat Alkitab dalam Lukas 16 : 15 , “ ….Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Elohim mengetahui hatimu..”
Baru disini saya tersadarkan kembali bahwa selama ini saya belum memaafkan dengan sepenuh hati…baru setengah hati…dan kembali saya meminta ampun kepada Tuhan atas kesalahan dan dosa saya tersebut….Dan sejak itu perasaan gelisah, gundah gulana, tidak rela telah lenyap sama sekali, karena hati sanubari saya yang paling dalam telah memang benar-benar memaafkan mereka…
Suatu perjalanan yang cukup panjang hampir 1 tahun bagi saya untuk sembuh dari luka batin dan memberikan maaf dan pengampunan kepada mereka yang menyakiti dan meninggalkan saya…
Semoga kesaksian ini menjadi berkat bagi adik bla_bla_bla untuk memahami bagaimana sikap kekristenan dalam memaafkan seseorang, walaupun kesaksian saya sangat sederhana jika dibandingkan dengan kesaksian Dewei dari Indonesia atau Hasan dari Malaysia yang sampai kehilangan anak gadis dan kedua orang tuanya….
Demikian penjelasan saya, semoga dapat menjadi berkat bagi adik bla_bla_bla dan teman-teman yang membacanya, bagaimana kita mengampuni orang yang menyakiti kita…
Dam sebelumnya saya mohon maaf apabila ada kata-kata yang tidak berkenan dan menyinggung perasaan adik bla_bla_bla.
Tuhan Yesus memberkati..
PS :
Untuk pertanyaan lain yang berhubungan dengan masalah Kemanusiaan dan Ketuhanan dalam Dirinya serta Apakah Yesus yang menulis ayat-ayat yang diturunkan kepada Musa akan saya jawab pada postingan berikutnya, karena sekarang sudah jam 6 pagi dan saya belum tidur…sementara minggu-minggu ini saya agak sibuk sehubungan dengan kegiatan natal dan juga istri saya yang sedang ke luar negeri dalam rangka kerjaan, sehingga juga repot ngurus anak saya, walaupun ada suster yang menjaganya…
Yang penting adik bla_bla_bla tidak usah segan-segan untuk bertanya, saya akan berusaha menjawab semua pertanyaan adik dan menjadi teman diskusi yang baik buat adik, tetapi yang lebih penting lagi adalah yaitu pesan saya tadi merendahkan diri untuk berkenalan secara pribadi dengan Yesus dan bukan Nabi Isa…