Berita dan Fundamental

Persediaan Berlimpah, Harga Minyak AS Anjlok

Persediaan Berlimpah, Harga Minyak AS Anjlok

oil-price-expected-to-fall_823845_large.jpg


Harga minyak jatuh pada Kamis, setelah data resmi menunjukkan persediaan minyak mentah dan bensin AS meningkat tajam, meskipun tanda-tanda bahwa OPEC dan produsen lainnya masih terus berupaya menurunkan produksinya guna membantu menopang harga.


Minyak mentah berjangka Brent turun 24 sen, atau 0,4 persen, menjadi $56,56 per barel hingga pukul 014:6 GMT setelah mencatat kenaikan sampai $1,22 pada sesi sebelumnya. Sementara West Texas Intermediate kontrak berjangka bulan depan turun 28 sen, atau 0,5 persen, di harga $53,60 setelah naik $1,07 di hari sebelumnya.

Persediaan minyak mentah AS pekan lalu tak terduga meningkat sebanyak 6,5 juta barel menjadi 494,76 juta barel, Administrasi Informasi Energi Rabu mengatakan, di saat pabrik penyulingan membiarkan persediaan terus meningkat lebih lanjut bersamaan dengan musim produksi yang melambat. Angka persediaan ini jauh melebihi perkiraan analis yang hanya memperkirakan kenaikan 3,3 juta barel.

Namun harga minyak saat ini didukung oleh indikasi bahwa produsen dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan negara lainnya membatasi output dan ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Teheran setelah Iran melakukan uji coba rudal terbaru.
 
Dolar kembali menguat setelah FOMC



Mata uang dolar berbalik menguat setelah FOMC memutuskan mempertahankan suku bunga dan tidak memberi petunjuk apa-apa mengenai kapan kenaikan suku bunga berikutnya dilakukan.


Pasar valas yang cenderung sepi dan tidak jelasnya arah perdagangan mendorong euro sentuh level terendah baru pada 1,0732 sementara dolar kembali ke level 113,00 terhadap yen tidak lama setelah pengumuman the Fed.

Pasar bisa bernafas lega setelah Selasa lalu terjadi aksi jual besar-besar atas dolar. Pasar tidak mau menumpuk dolar terlalu banyak karena takut harga akan jatuh ketika rilis berita.

Rabu kemarin pasar valas malah semakin sepi salah satunya dipicu oleh pernyataan Trump beserta penasehatnya. Banyak trader mencoba mengukur apakah pernyataan itu merupakan awal dari intervensi verbal untuk melemahkan dolar atau hanya selip lidah.

Level mata uang hari ini sebagai berikut; euro diperdagangkan melemah sebelum akhirnya stabil di dibawah 1,0730. Sementara dolar berada pada posisi 113,00 dimana pagi hari tembus 113,95. Pound melonjak ke level tertinggi baru setelah parlemen Inggris menolak amandemen SNP atas UU Brexit, sehingga UU tersebut bisa dilanjutkan.

https://grandcapital.id/partnership/rebate/?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news
 
Melambat, Dolar Berpeluang Negatif Dalam Sepekan



Dolar sedikit melambat dan cenderung melemah di awal perdagangan Jumat Asia, bahkan berpeluang mencatat hasil mingguan negatif, karena investor menunggu data ketenagakerjaan AS sebagai petunjuk kapan Federal Reserve menaikkan suku bunga berikutnya.


Data yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran turun melebihi perkiraan di pekan lalu. Laporan nonfarm payrolls yang dijadwalkan hari ini, diperkirakan mengalami kenaikan 175.000 pekerjaan pada Januari, menurut median dari 102 ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Data lain pada hari Kamis menunjukkan perlambatan produktivitas pekerja pada kuartal keempat, dimana ekonom mengatakan perusahaan mempertahankan penerimaan tenaag kerja untuk untuk meningkatkan output.

Indeks dolar naik tipis 0,1 persen menjadi 99,867, menuju penurunan 0,6 persen selama seminggu yang sempat menunjukkan penurunan hingga level terendah 99,233, sejak akhir November.

Dolar mulai mencatat penguatan setelah kemenangan pemilu presiden Donald Trump pada 8 November atas ekspektasi bahwa kebijakan stimulus itu akan mendorong pertumbuhan dan inflasi. Tapi kebijakan proteksionis Trump dan pengetatan imigrasi telah menghilangkan ketertarikan pasar terhadap risiko, sehingga membuat mereka untuk memangkas posisi panjang dolar mereka.

Terhadap yen, dolar naik tipis 0,1 persen menjadi ¥112,94 setelah merosot ke level ¥112,05 tadi malam, terendah sejak akhir November. Dan dolar berpeluang turun 1,9 persen terhadap yen untuk minggu ini. Sementara Euro stabil di level $1,0758, setelah naik ke level $1,0829 tadi malam, level tertingginya sejak 8 Desember. Dan euro naik 0,6 persen untuk minggu ini.
 
Langkah BOJ lemahkan yen



Yen diperdagangkan pada posisi yang tidak stabil di perdagangan Asia Jumat ini. Sentimen terhadap yen diperparah oleh pergerakan imbal balik obligasi pemerintah Jepang yang begitu cepat dan memicu reaksi tanggap BOJ.


Hari ini dolar diperdagangkan menguat terhadap yen pada kisaran 113,02. Euro diperdagangkan pada posisi 121,60 terhadap yen. Selain itu yen juga melemah terhadap poundsterling., euro flat pada $1,9758 terhadap dolar.

Diawal sesi Asia, dolar sempat diperdagangkan tanpa arah yang jelas oleh karena banyak pelaku pasar memilih "wait and see" jelang rilisnya data ketenagakerjaan AS malam nanti. Faktor yang memicu menguatnya dolar adalah langkah tiba-tiba BOJ untuk menekan laju kenaikan yield obligasi pemerintah.

Statement tebaru Presiden Trump bahwa Jepang telah mendevaluasi yen memicu spekulasi BOJ harus melemahkan kebijakan akomodatifnya.

Pada pertengahan sesi pagi, BOJ menawarkan untuk membeli obligasi dengan nilai mencapai 450 miliar yen masing-masing masa kontrak Lima sampai 10 tahun. Langah itu mengecewakan investor yang berharap bisa menahan agar bisa mendapat untung lebih.Tapi kemudian BOJ mengumumkan akan membeli pada harga fix (tetap) beberapa obligasi dengan maturitas lima sampai 10 tahun. Dengan membeli pada harga fix, secara teori bank sentral ingin membeli obligasi dalam jumlah terbatas tapi pada nilai imbal balik yang sesuai dengan target.

Langkah itu kontan merontokkan nilai imbal balik obligasi dan yen sepanjang sesi siang di Asia dan mendongkrak dolar ke level 113,24 terhadap yen.

https://grandcapital.id/partnership...facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news
 
Ketegangan Iran – AS ‘Goda’ Harga Minyak Dunia

Ketegangan Iran – AS ‘Goda’ Harga Minyak Dunia

684x384_356910.jpg


Harga minyak naik tipis pada perdagangan di Asia Senin di tengah kekhawatiran bahwa sanksi baru AS terhadap Iran yang bisa diperpanjang akan mempengaruhi pasokan minyak mentah. Namun, pasar dibatasi oleh tanda-tanda pertumbuhan produksi AS minyak lebih lanjut.


Ketegangan antara Teheran dan Washington telah meningkat sejak uji rudal balistik Iran baru-baru ini yang mendorong pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk menjatuhkan sanksi terhadap individu dan entitas terkait dengan Garda Revolusi.

Brent berjangka, yang menjadi patokan harga minyak internasional, diperdagangkan pada $56,86 per barel pagi ini di perdagangan Asia, atau naik 5 sen dari penutupan terakhir mereka. Sementara West Texas Intermediate (WTI) berjangka naik 5 sen menjadi $53,88 per barel.

Para pelaku pasar mengatakan ketegangan antara Teheran dan Amerika Serikat menimbulkan kekhawatiran bahwa sanksi AS bisa semakin diperketat sehingga mempengaruhi ekspor minyak Iran, yang hanya mampu kembali normal pada tahun lalu.

Perusahaan energi AS menambahkan rig minyak untuk minggu ke 13 dalam 14 minggu terakhir, memperpanjang pemulihan selama sembilan bulan di saat perusahaan tambang mengambil keuntungan dari harga minyak mentah yang terus bertahan $50 per barel sejak OPEC sepakat untuk memangkas pasokan pada akhir November.

Meningkatnya produksi AS, akibat bertambahnya pengeboran, meredupkan upaya oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya seperti Rusia untuk mengakhiri kelebihan pasokan global dengan memangkas output dengan rata-rata hampir 1,8 juta barel per hari (bph ) selama semester pertama tahun ini seperti yang direncanakan.

Upaya OPEC untuk melindungi pasar Asia dari pemangkasan juga merusak penyeimbangan pasar, para pelaku pasar mengatakan, di saat OPEC memangkas ekspor ke wilayah di Eropa dan Amerika Utara di mana pertumbuhan permintaan lebih lambat atau di mana pemasok lain yang lebih dominan.

Meskipun pemangkasan produksi yang dipimpinan OPEC diberlakukan sejak awal 2017, minyak mentah berjangka Brent masih 2,6 persen di bawah puncaknya pada awal Januari.
 
Dolar Stabil Di Asia Jelang Keputusan RBA

Dolar Stabil Di Asia Jelang Keputusan RBA

2_gja944.jpg


Dolar bertahan dengan penguatan yang berhasil diraih pada sesi kemarin pada perdagangan pada Selasa di Asia karena investor tengah menantikan tinjauan kebijakan terbaru bank sentral Australia.


Reserve Bank of Australia (RBA) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada rekor rendah di 1,50%. Kemudian, cadangan devisa China untuk Januari dengan perkiraan beberapa analis memperkirakan terjadi kejutan terkait dengan dolar yang lebih kuat.

Sebelumnya, Gubernur Reserve Bank of New Zealand, Graeme Wheeler, mengumumkan ia tidak akan mencari masa jabatan kedua di bank sentral di saat masa tugas lima tahunnya akan berakhir pada 26 September. RBNZ akan mulai disibukkan dengan pencarian penggantinya dan Grant Spencer, wakil gubernur dan kepala stabilitas keuangan, akan melayani jangka enam bulan sebagai penjabat gubernur sementara pencarian dilakukan.

Tadi malam, dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang pada Senin, sementara euro jatuh ke posisi terendah satu minggu setelah Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi meremehkan seruan bagi bank untuk meninjau kembali program stimulusnya.

Dolar stabil setelah jatuh pada sesi akhir pecan kemarin, ketika laporan kerja terbaru AS menunjukkan bahwa pertumbuhan pekerjaan mengalahkan ekspektasi terakhir pertumbuhan upah bulan masih tetap hangat. Perlambatan pertumbuhan upah kelihatannya justru lebih mendorong Federal Reserve untuk mengadopsi pendekatan yang lebih berhati-hati untuk menaikkan suku bunga tahun ini.

USD/JPY diperdagangkan pada level 111,79, atau naik 0,05%, sementara AUD/USD diperdagangkan pada level 0,7650, atau turun 0,12%. EUR/USD melemah, turun 0,18% ke level 1,0729. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama, beterbangan di sekitar level 100, atau berhasil menguat 0,10% di Asia ke level 99,94.
 
Pertumbuhan ekonomi Indonesia meleset

Pertumbuhan ekonomi Indonesia meleset

1341304620X310.jpg


Perekonomian Indonesia tumbuh kurang dari perkiraan dikwartal keempat setelah belanja pemerintah terpaksa dipangkas akibat defisit fiskal.


Meski ada perlambatan di China dan rendahnya harga komoditas, Indonesia tampaknya masih membidik target pertumbuhan sebesar 7 persen. Ekonomi Indonesia masih berpeluang naik di tahun ini dimana Badan Moneter Internasional memprediksi pertumbuhan sebesar 5,1 persen.

Hal yang berpotensi menghambat pencapai pertumbuhan diantaranya ketidakpastian ekonomi global termasuk efek dari penerapan kebijakan ekonomi yang dicanangkan oleh pemerintah Amerika.

Menurut laporan Badan Pusat Statistik, produk Domestik Bruto Indonesia naik 4,94 persen dikwartal pertama dibandingkan perkiraan analis, tumbuh 5 persen. Perekonomian nasional sendiri tumbuh 5,02 persen di 2016, sesuai dengan perkiraan. Belanja pemerintah turun 4,05 persen dikwartal keempat sementara belanja rumah tangga tumbuh 4,99 persen.
 
Tekanan jual terhadap poundsterling hingga sesi Eropa hari Selasa masuki pelemahan 4 hari berturut oleh sentimen Hard Brexit, dan sore ini nilai mata uang negara Inggris Raya ini anjlok cukup parah hingga jatuh ke posisi terendah sejak perdagangan tanggal 20 Januari atau sekitar 3 pekan.
 
Harga Minyak Masih Ternodai Cadangan Minyak AS

Harga Minyak Masih Ternodai Cadangan Minyak AS

usa-spr.jpg


Harga minyak turun pada sesi Rabu dan memperpanjang penurunan dari hari sebelumnya, karena peningkatan besar cadangan persediaan bahan bakar AS dan merosotnya permintaan Cina tersirat bahwa pasar minyak mentah global masih kelebihan pasokan meski OPEC masih terus berupaya memangkas produksi.


Minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan pada level 54,54 per barel pada, turun 51 sen, atau 0,9 persen, dari penutupan sebelumnya. Sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) berada di level $51,52 per barel, turun 65 sen, atau 1,3 persen. Penurunan ini terjadi menyusul penurunan lebih dari 1 persen di hari sebelumnya. Penurunan tajam terjadi di balik kenaikan tak terduga persediaan bahan bakar AS, seperti dilansir American Petroleum Institute (API) pada Selasa.

Cadangan minyak mentah AS naik 14,2 juta barel dalam pekan sampai 3 Februari menjadi 503,6 juta barel, jauh di atas ekspektasi analis untuk kenaikan 2,5 juta barel. Cadangan bensin bertambah 2,9 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi untuk kenaikan 1,1 juta barel.

Di luar Amerika Serikat, ada tanda-tanda kelemahan pasar. Permintaan minyak China di 2016 tumbuh di laju paling lambat dalam setidaknya tiga tahun terakhir, perhitungan Reuters berdasarkan data resmi yang dilaporkan.

Pertumbuhan permintaan minyak China turun menjadi 2,5 persen pada 2016, turun dari 3,1 persen pada 2015 dan 3,8 persen pada 2014, dipimpin oleh penurunan tajam dalam konsumsi diesel dan di saat penggunaan bensin turun dari pertumbuhan dua digit.

Penurunan permintaan China terjadi karena ekonomi hanya tumbuh 6,7 persen pada tahun 2016, laju paling lambat dalam 26 tahun terakhir. Melambatnya permintaan dan persediaan yang tinggi sedang berlangsung merusak upaya Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen lainnya termasuk Rusia untuk memangkas produksi hampir 1,8 juta barel per hari pada semester pertama tahun ini untuk menopang harga dan menyeimbangkan pasar.

Meskipun demikian, baik Brent dan WTI turun lebih dari 6 persen sejak awal Januari, ketika pemotongan produksi minyak mulai diimplementasikan.
 
Defisit perdagangan AS capai rekor tertinggi

Defisit perdagangan AS capai rekor tertinggi

16473159_1855054054710784_4820986321354629759_n.jpg


Defisit perdagangan Amerika naik tipis di 2016 menjadi $502,3 miliar, membukukan defisit tertinggi dalam empat tahun terakhir dan menjadi tantangan bagi pemerintahan Trump dalam rangka menstabilkan kembali neraca perdagangan nasional.


Melebarnya celah perdagangan di tahun lalu disebabkan ekspor jatuh lebih cepat dari impor yang dipicu oleh lemahnya ekonomi global dan kuatnya nilai tukar dolar yang membuat produk buatan Amerika menjadi lebih mahal bagi pembeli dari luar negeri.

Celah perdagangan kali ini merupakan yang terbesar sejak 2012. Terakhir kali Amerika mengalami surplus pada pertengahan 1970 an ketika dikomandoi oleh Gerard Ford.

Defisit perdagangan dengan Mexico, yang menjadi sasaran amuk Trump akhir-akhir ini naik 4,2% menjadi $63,2 miliar di 2016. Sementara celah perdagangan dengan China, merupakan yang terbesar diantara mitra dagang penting AS lainnya, meski defisit turun 5,5% menjadi $347 miliar di 2016. Jumlahnya setara dengan tiga perlima keseluruhan defisit perdagangan AS.

Ekspor meningkat 2,7% menjadi $190,7 miliar dipimpin oleh tingginya pengiriman pesawat penumpang dan suku cadangnya. Impor naik sedikit 1,5% menjadi $235 miliar karena permintaan akan obat-obatan, telefon selular dan televisi menurun.
 
Cadangan BBM AS Menurun, Harga Minyak Masih Stabil

Cadangan BBM AS Menurun, Harga Minyak Masih Stabil

f4e244b4c04e436d981661d5b3ca2922.jpeg


Harga minyak stabil pada Kamis, seiring persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) AS tak terduga seimbang antara penggunaan dan persediaan, meskipun pasokan minyak mentah masih saja berlimpah yang diartikan bahwa pasar bahan bakar masih di bawah tekanan.


Administrasi Informasi Energi (EIA) AS mengatakan pada hari Rabu bahwa stok BBM berkurang sebanyak 869.000 barel pekan lalu menjadi 256,2 juta barel, berlawanan dengan ekspektasi analis yang memperkirakan mencatat kenaikan 1,1 juta barel. Persediaan minyak mentah komersial AS melonjak 18,8 juta barel menjadi 508,6 juta barel, menurut EIA.

Meningkatnya persediaan minyak yang sedang berlangsung ini sangat merusak upaya yang tengah dilakukan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya untuk memangkas produksi sebesar hampir 1,8 juta barel per hari pada semester pertama tahun ini guna menopang harga dan menyeimbangkan pasar.

Akibatnya, baik Brent maupun WTI mencatat penurunan sekitar 5 persen sejak awal Januari, ketika pemangkasan produksi minyak OPEC mulai diimplementasikan.

Para pedagang mengatakan bahwa kenaikan mengejutkan persediaan bensin AS ini setidaknya telah membantu mendorong minyak mentah, meskipun sebagian menambahkan bahwa pasar bahan bakar masih kembung dan bahwa ini kemungkinan akan mencegah kenaikan harga yang besar lebih lanjut.

Brent berjangka, yang menjadi patokan harga minyak internasional, diperdagangkan pada level $55,27 per barel pada, naik 15 sen dari penutupan terakhir. Smenetara West Texas Intermediate (WTI) AS naik 14 sen di harga $52,48 per barel.
 
Moody’s Revisi Outlook Kredit Indonesia

Moody’s Revisi Outlook Kredit Indonesia

jakarta03.jpg


Indonesia menyambut revisi prospek kredit yang diberikan Moody's Investors Service sebagai tanda bahwa investor semakin nyaman berinvestasi di Indonesia. Sementara itu, Menteri Ekonomi mengkritik Standard & Poor yang masih menahan penilaian peringkat investasi Indonesia.


Moody Investors Service menaikkan outlook kredit atas utang Indonesia menjadi "positif" dari "stabil" pada Rabu kemarin dan mengukuhkan peringkat utang Indonesia menjadi Baa3, penilaian utang terendah untuk peringkat investment. Lembaga riset ini mencatat bahwa negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini saat ini tidak begitu rentan terhadap guncangan eksternal dan memiliki rekam jejak stabilitas ekonomi dan disiplin fiscal yang memanjang.

Revisi ini mengukuhkan iklim investasi Indonesia yang semakin baik, setelah pada Desember lalu Fitch, merevisi penilaian yang sama atau setidaknya setara dengan BBB-, dan ganjaran ini diperoleh ini seiring dengan Indonesia berusaha untuk menarik lebih banyak investasi asing ketika aset pasar negara berkembang secara global berada di bawah tekanan.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan revisi prospek yang dilakukan Moody menunjukkan pengakuan internasional terhadap "keberhasilan Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan keuangan yang menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan yang berkelanjutan".

Smeentara pada hari Kamis (9/2), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah akan terus memperkuat kebijakan untuk "merasionalisasi persepsi risiko". Para pejabat telah lama berharap revisi peringkat dari Standard & Poor, yang telah menahan peringkat utang Indonesia pada status ‘junk’.

Akan tetapi Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan investor harus mengabaikan fakta S&P masih belum merevisi peringkat investasi Indonesia. S&P menolak untuk mengomentari perbedaan antara penilaiannya dan pesaingnya. Dalam laporan pada bulan Januari, S&P mengatakan bahwa meskipun pemilu AS pada November menyebabkan beberapa kelemahan awal pada rupiah, investor telah membeli obligasi Indonesia.

Moody mengatakan pendorong utama perubahan dalam outlooknya adalah karena mengecilnya defisit transaksi berjalan Indonesia dan cadangan devisa yang lebih tinggi. Namun, lembaga pemeringkat itu juga memperingatkan bahwa mereka bisa saja menurunkan outlook jika upaya reformasi belum terurai. Tapi Moody juga mengatakan akan meng-upgrade peringkat Indonesia jika pemerintah mengurangi ketergantungan negara pada utang luar negeri, sementara terus memperkuat lembaga keuangan Indonesia.
 
Pertemuan Trump-Abe Dongkrak Dolar dan Bursa Asia

Pertemuan Trump-Abe Dongkrak Dolar dan Bursa Asia

92d289b273114c998b2fc2cc7ef1e08f.jpeg


Dolar menguat terhadap yen pada hari Senin setelah Presiden AS Donald Trump menyisihkan kampanye retorika keras atas keamanan dan pekerjaan dalam pertemuan ringan dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, dengan tidak menyebutkan kebijakan mata uang.


Bursa Asia menguat, dibantu oleh optimisme baru atas rencana reformasi pajak Trump, data ekonomi global optimis dan perubahan taktik Trump yang setuju untuk menghormati kebijakan"satu China".

Seorang juru bicara pemerintah senior Jepang mengatakan Abe dan Trump tidak membahas isu-isu mata uang dan bahwa Trump tidak meminta kesepakatan perdagangan bilateral. Pejabat itu mengatakan kepada wartawan bahwa dialog ekonomi AS-Jepang akan dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Jepang Taro Aso dan Wakil Presiden Mike Pence untuk mengatasi kebijakan fiskal dan moneter serta proyek-proyek infrastruktur dan perdagangan.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen pada awal perdagangan dengan saham Australia naik 0,4 persen. Indeks Jepang Nikkei berpeluang menguat, dengan indeks berjangka di perdagangan Chicago naik 0,3 persen. Indeks MSCI dunia, yang mencatat perdagangan saham 46 negara, naik ke level tertinggi sejak Mei 2015 pada hari Jumat, dengan indeks saham utama Wall Street naik ke penutupan tertinggi baru.

Dolar naik 0,6 persen terhadap yen ke level 113,90, memperpanjang rebound dari 111,59 yang disentuh pada Selasa lalu, yang merupakan level terendah dalam 10 minggu.

Komentar dari Trump pada hari Kamis lalu bahwa ia berencana untuk mengumumkan rencana reformasi pajak paling ambisius sejak era Reagan dalam beberapa minggu ke depan menghidupkan kembali harapan untuk pemotongan pajak besar. Harapan pemotongan pajak menawarkan dukungan luas terhadap dolar, dengan euro tergelincir 0,1 persen menjadi $1,0629, merayap mendekat level terendah tiga minggu sejak $1,0608.

Mata uang bersama itu terganggu oleh kekhawatiran atas dukungan besar-besaran terhadap pemimpin sayap kanan Marine Le Pen menjelang pemilihan presiden.
 
Perekonomian Jepang melambat, pemerintah masih optimis

Perekonomian Jepang melambat, pemerintah masih optimis

1465969580_aflo_owdg377031.jpg


Jepang kembali menunjukkan hasil negatif dikwartal empat 2016 dimana lemahnya belanja konsumen menggerus kenaikan ekspor dan investasi bisnis, akibatnya pertumbuhan ekonomi tidak mampu mencapai target yang dicanangkan Perdana Menteri Shinzo Abe.


PDB Jepang hanya tumbuh 1,0 persen pertahun dalam tiga bulan sampai Desember, menjadikan pertumbuhan selama empat kwartal berturut-turut. Pertumbuhan ini sedikit kecil jika dibandingkan dengan prediksi pertumbuhan sebelumnya yaitu 1,1 persen.

Meski begitu, data ini sekaligus menunjukkan bahwa pertumbuhan Jepang lumayan stabil sepanjang tahun lalu sementara prospek ekonomi dalam beberapa bulan kedepan masih belum jelas.

Hal ini disebabkan oleh harapan kuatnya perekonomian AS dibawah Presiden Donald Trump akan mendorong naiknya permintaan global justru memicu kecemasan meningkatnya proteksi AS akan melemahkan perdagangan internasional.

Beberapa waktu lalu Trump berjanji akan mengurangi defisit perdagangan AS dan mengkritik Jepang khususnya karena mendapat untung dari model perdagangan yang tidak adil melalui pembebasan pajak dan rendahnya nilai tukar yen.

Jepang sendiri merupakan kontributor terbesar kedua bagi defisit perdagangan Amerika di 2016 dengan jumlah $502,25 miliar.

Sementara itu ekspor dari Jepang tumbuh 2,6% per kwartal di tiga bulan terakhir tahun lalu, sebagian terbantu oleh menguatnya dolar terhadap yen setelah Trump resmi memenangi pilpres. Tapi jika ekspor kembali melemah maka akan langsung berpengaru kepada ekonomi karena belanja rumah tangga masih lesu.

Investasi bisnis juga mengalami pertumbuhan 0,9 persen dikwartal tersebut. Belanja rumah tangga berkontribusi dalam melemahkan angka ekonomi secara keseluruhan karena flat. Ini pertama kalinya dalam empat kwartal terakhir, belanja rumah tangga tidak meningkat. Belanja rumah tangga menyumbang 60 persen pada PDB.

Menurut ekonom, stagnan nya belanja disebabkan tidak signifikannya kenaikan upah. PM Abe berulang kali meminta perusahaan agar menaikkan upah demi memicu belanja publik, namun perusahaan masih enggan melakukan itu meski keuntungan mencapai rekor tertinggi beberapa tahun terakhir.

Restoran sampai peritel juga merasakan tekanan akibat buruknya belanja konsumen, dimana penjualan di pusat perbelanjaan seluruh wilayah drop dibawah 6 triliun yen di 2016 untuk pertama kalinya sejak terakhir kali terjadi di 1980.

Pemangku kebijakan Jepang masih berfikiran positif karena angka PDB terakhir ini memberi sedikit keyakinan bahwa pertumbuhan di ekonomi terbesar ketiga dunia itu setidaknya masih stabil meski mengalami performa yang timpang di tiga tahun pertama diperkenalkannya Abenomics.
 
Pasar Nantikan The Fed, Dollar Lemah di Perdagangan Asia

Pasar Nantikan The Fed, Dollar Lemah di Perdagangan Asia

Capture2-Optimized-33.jpg


Dolar melemah di Asia pada sesi Selasa karena investor menunggu pernyataan ketua Fed ditambah kabar pengunduran diri pertama oleh seorang pejabat administrasi senior Trump yani Penasihat Keamanan Nasional Michael Flynn yang dilaporkan mengalami kegagalan untuk mengungkapkan secara penuh kelanjutan percakapan dengan para pejabat Rusia.


Investor juga mencatat tingkat inflasi konsumen China naik menjadi 2,5% pada bulan Januari dari tahun sebelumnya, tertinggi sejak Mei 2014 dan pada tingkat yang lebih cepat dari yang diharapkan.

Tadi malam, dolar AS menguat terhadap mata mata lainnya karena pasar masih menantikan pernyataan dari Ketua Federal Reserve Janet Yellen pada Selasa hari ini dan Rabu.

Yellen dijadwalkan akan memberikan pernytaannya di hadapan Senat AS pada Selasa dan kepada parlemen pada Rabu dan investor akan mengawasi pernyataannya sebagai petunjuk kapan saatnya Fed kembali menaikkan suku bunga berikutnya.

Sebuah pertemuan pada akhir pekan antara Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berlangsung melampaui perkiraan, dan risiko semakin berkurang untuk saat ini. Abe dan Trump juga sepakat untuk mengadakan dialog ekonomi setelah Trump menarik diri AS dari perjanjian Trans-Pacific Partnership.

Permintaan untuk dolar juga semakin kuat setelah pernyataan terbaru dari Trump yang menunjukkan bahwa pemerintahannya akan segera mereformasi kebijakan pajak. Trump mengatakan di akhir ia akan mengumumkan sesuatu dalam dua atau tiga minggu pecan yang akan sangat "fenomenal" atas pajak, tanpa memberikan rincian tambahan.

Indeks dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap mata uang utama perdagangan utama, melemah 0,06% ke level 100,94. USD/JPY diperdagangkan pada level 113,65, atau turun 0,07%, sementara AUD/USD diperdagangkan pada level 0,7671, naik 0,41% setelah National Australia Bank melaporkan kepercayaan bisnis naik pada bulan Januari.

Sementara itu, dolar Kanada stabil terhadap AS, dengan USD/CAD di 1,3088 setelah Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau bertemu dengan Trump di Gedung Putih.

Trump telah bersumpah untuk menegosiasikan kembali Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara dengan Meksiko dan Kanada untuk mengamankan hal yang lebih baik untuk AS.
 
Ada Apa Dengan Emas?

Ada Apa Dengan Emas?

f7f282ed9bc745ccbf90fa8d5827ff7a.jpeg


Soros Fund Management LLC melepas kepemilikan emas pada kuartal keempat 2016 sementara Paulson & Co mengurangi sahamnya di SPDR Gold Trust, karena harga emas menunjukkan performa kuartalan terlemahnya dalam 3 setengah tahun terakhir, sumber terpercaya menunjukkan pada hari Selasa.


Perusahaan yang menginvestasikan kekayaan pribadi miliarder investor dan filantropis George Soros melepas semua sahamnya di Barrick Gold Corp di periode Oktober hingga Desember, yang merupakan sisa kepemilikan perusahaan tersebut dalam bullion setelah melepas sahamnya SPDR Gold Trust pada kuartal sebelumnya.

Paulson & Co yang berbasis di New York, yang lama dipimpin oleh John Paulson, mengurangi sahamnya di SPDR Gold Trust menjadi 4,4 juta saham, senilai $478 juta, dari 4,8 juta saham, senilai $600 juta, pada akhir kuartal ketiga, menurut data pengajuan dengan Komisi Sekuritas dan Bursa Berjangka AS.

Harga emas spot turun ke level terendah 10 setengah bulan di harga $1.122,35 per ons pada bulan Desember, pasca pemilihan presiden AS dan setelah Federal Reserve AS umumkan sebuah catatan ‘hawkish’ tak terduga atas suku bunga AS.

Paulson masih mempertahankan sahamnya di AngloGold Ashanti Ltd, Iamgold Corp dan Randgold Resources Ltd, tetapi mengurangi sahamnya di NovaGold Resources Inc.

Pada kuartal keempat, harga emas spot turun 12,5 persen, penurunan per kuartal terbesar dalam kurun waktu 3 setengah tahun terakhir. Namun harga sempat menguat setelah Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS pada awal November, tetapi kemudian anjlok lagi.

Pada awal Februari, harga emas menguat ke level atas tiga bulan karena perhatian bergeser pada kekhawatiran atas kebijakan Trump dan risiko politik yang ditimbulkan oleh pemilu di Eropa.

Sementara itu, awal bulan ini CI Investments Inc, manajer investasi CI Financial Corp berbasis di Toronto, melaporkan bahwa mereka juga mengurangi saham di SPDR Gold Trust dan mengurangi sahamnya di Barrick Gold.
 
Efek kebijakan AS, BI tahan suku bunga

Efek kebijakan AS, BI tahan suku bunga

agus-marto.jpg


Setelah memangkas suku bunga acuan sebanyak enam kali di tahun lalu demi memicu pertumbuhan ekonomi nasional, Gubernur BI Agus Martowardojo mulai bersikap hati-hati dalam melihat prospek perekonomian global.
Dalam pernyataannya diawal bulan ini, beliau mengatakan bank sentra tengah mengawasi dampak kebijakan fiskal dan perdagangan AS dan jika sebelumnya kebijakan cenderung kepada pelonggaran, maka kali ini kami bersikap waspada terhadap kebijakan pelonggaran.

Pasar meyakini, BI akan mempertahankan tingkat suku bunga di 4,75 persen pada rapat hari ini. Oleh karena the Fed sudah memunculkan sinyal akan menaikkan suku bunga lebih banyak dari yang diperkirakan pasar maka BI harus bersikap waspada dalam melakukan pemangkasan suku bunga. Jika melihat kondisi, maka pemangkasan tidak diperlukan untuk tahun ini. Sementara itu jikapun ada gerakan penyesuaian suku bunga, maka itu adalah kenaikan.

Tahun ini BI memperkirakan inflasi akan melebihi 4 persen dan data Februari ini akan diperparah oleh penyesuaian tarif listrik, biaya pengurusan surat kendaraan bermotor dan ongkos bahan bakar. Ekonom sendiri memperkirakan inflasi Indonesia rata-rata 4,3 persen di 2017.

Pertumbuhan pinjaman bank juga melambat sejak bank sentral mengambil kebijakan pelonggaran yang cukup agresif. Ada sedikit perubahan, dimana kredit meningkat sekitar 10 persen di Januari dibanding tahun lalu dan BI memperkirakan pertumbuhan kredit sebesar 12 persen disepanjang 2017.

Sementara itu hasil survei Bloomberg menunjukkan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,3 persen di tahun ini dan 5,5 persen di tahun berikutnya.

Seorang ekonom mengatakan, untuk memicu pertumbuhan ekonomi, pemerintah harus meningkatkan belanja infrastruktur menggunakan dana yang didapat dari tax amnesty dan menghapus subsidi listrik.

https://id.grandcapital.net/my/acco...facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news
 
Pantauan Pada Yunani Sebabkan Dolar turun di Asia

Pantauan Pada Yunani Sebabkan Dolar turun di Asia

351e8a33358b4ae89c91fe632bbb74e3.jpeg


Dolar sedikit melemah pada perdagangan sesi Jumat di Asia dalam tipisnya perdagangan regional dengan fokus pada kekacauan politik berkelanjutan di AS dan mencuatnya pertanyaan terhadap Yunani karena review perkembangan bailout Yunani mendekati tenggat waktu.


Indeks dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,02% menjadi 100,47. USD/JPY diperdagangkan pada level 113,40, naik 0,13%, sementara AUD/USD naik 0,17% ke level 0,7710. EUR/USD diperdagangkan pada level 1,0672, turun 0,02%.

Tadi malam, dolar AS masih melanjutkan penurunan di sesi Kamis pagi terhadap mata uang utama, setelah data tenaga kerja terbaru AS mengisyaratkan pasar tenaga kerja terus mengetat.

Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan klaim pengangguran awal naik 5.000 menjadi 239.000 pengajuan dalam pekan hingga 11 Februari dari total pekan sebelumnya yakni 234.000. Analis memperkirakan klaim pengangguran naik 11.000 menjadi 245.000 minggu lalu.

Penurunan dolar AS ini dengan latar belakang harapan kebangkitan terhadap kenaikan suku bunga pada Maret mendatang, setelah Ketua Fed Janet Yellen, dalam kesaksiannya pada kongres pada hari Rabu, mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga lanjutan berada di jalurny, karena ekonomi AS "semakin dekat untuk mencapai mandat Fed ".
 
Emas Sedikit Melemah di Asia

Emas Sedikit Melemah di Asia

Gold-bars-fr-ozosmanligroup.jpg


Harga emas sedikit menurun di Asia pada hari Senin setelah sinyalemen lebih lanjut bahwa kemungkinan kenaikan suku bunga di Maret cukup solid dalam perdagangan yang cukup ringan dengan pasar AS yang tutup untuk liburan.


Emas untuk pengiriman Februari turun 0,37% menjadi $ 1,234.555 di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Tembaga naik 0,30% menjadi $2.716 per pon karena kekhawatiran atas gangguan pasokan terus bertahan.

Aksi mogok di tambang Escondida BHP Billiton di Chile, tambang tembaga terbesar di dunia, telah mendorong sentiment setelah juga terjadi penghentian output di tambang Grasberg milik raksasa Freeport-McMoRan di Indonesia.

Di Singapura, Presiden Federal Reserve Cleveland Loretta Mester, pada Senin mengatakan beliau merasa cukup nyaman dengan suku bunga pada saat ini jika kondisi ekonomi terus seperti saat ini. "Kami memang memiliki guncangan harga minyak sementara yang menekan inflasi, kami memiliki nilai tukar dolar yang menahan inflasi. Kedua hal tersebut telah berlalu dan tren inflasi adalah bergerak naik," kata Mester pada sebuah seminar bank sentral.

Pada liburan singkat minggu depan, Fed harus mempublikasikan risalah pertemuan Februari pada hari Rabu, yang akan dikaji untuk petunjuk waktu kenaikan suku bunga berikutnya.

Investor akan memantau data perumahan AS untuk melihat apakah kenaikan belanja konsumen dan inflasi menghasilkan harga rumah yang lebih tinggi dan meningkatkan penjualan rumah. Pasar juga akan mengawasi data survei aktivitas sektor swasta zona euro pada Selasa.

Pekan lalu, harga emas jatuh pada perdagangan sesi Jumat karena dolar yang menguat meruntuhkan kekhawatiran tentang ketidakpastian seputar kebijakan AS dan pemilu mendatang di Eropa.
 
Dollar Bangkit Dari Kelesuan Sesi Kemarin

Dollar Bangkit Dari Kelesuan Sesi Kemarin

241.jpg


Dolar menguat pada perdagangan sesi Selasa di Asia setelah perdagangan yang cukup sepi karena libur pasar di AS. Sementara Aussie turun meskipun sinyal yang cukup kuat dari bank sentral bahwa kebijakan netral menuju kenaikan yang lebih tinggi.


Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,28% ke level 101,20. AUD/USD diperdagangkan pada level 0,7670, turun 0,23%, sedangkan USD/JPY diperdagangkan pada level 113,69, naik 0,52%.

Reserve Bank of Australia dalam rilisan risalah pertemuannya agak optimis terhadap perekonomian di Februari yang dirilis Selasa, dan menegaskan ruang untuk penurunan suku bunga masih belum akan terjadi dari rekor rendah saat ini 1,5%.

Tadi malam, dolar melemah terhadap mata uang utama pada sesi Senin, dalam perdagangan tipis dengan liburnya pasar AS, sedangkan sterling menguat, naik sekitar setengah sen terhadap dolar.

Sentiment investor tetap berhati-hati karena harapan untuk perubahan fiskal, pajak, dan kebijakan peraturan di bawah pemerintahan Trump sejauh ini gagal terwujud. Sebuah konferensi pers presiden, Kamis menambahkan keraguan atas seberapa efektif pemerintah akan memberlakukan agenda ekonominya.

Kekhawatiran atas kurangnya kejelasan tentang kebijakan pemerintahan Trump ini telah membebani dolar, meskipun data ekonomi terbaru menunjukkan optimis dan prospek cerah untuk kenaikan suku bunga tahun ini.

Di Jepang, Data kemarin menunjukkan pertumbuhan ekspor melambat pada bulan Januari, bersaman dengan tumbuhnya keprihatinan atas sikap perdagangan proteksionis Presiden Trump.

Euro bergerak tipis dan mata uang tunggal mendapatkan beberapa dukungan karena meredanya kekhawatiran bahwa kelompok sayap kiri Perancis bisa bersatu di balik salah satu kandidat dalam pemilihan presiden mendatang.

Aliansi ini bisa meningkatkan kemungkinan Marine Le Pen yang anti-Uni Eropa memenangkan kursi kepresidenan di putaran kedua.
https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=8#post-55181
 
Back
Top