Cerbung: Dia

Bls: Cerbung: Dia

hehe thanks mIsa wat commentnya :)

he em.. ini emang scenario.. aku numpang ngetik di sini.. rencananya, setelah direvisi mau aku ajuin ke temen aku yang kebetulan kenal ama penulis penulis gitu :) kebetulan di fb aku banyak artis dari Soraya IF. Ni baru rampung covernya :D aku ngetik dari hp ke II makanya dikit-dikit.. :) gak apa kan Mis?
 
Bls: Cerbung: Dia

ini dia Cover sementara.. -_-a mo dipakein mukaku.. akunya malah gak pede..

23842_1102643583018_1734572217_205281_4327536_n.jpg
 
Bls: Cerbung: Dia

mantaf bgt nie cerita na lin.....=b= =b= =b= =b= =b=

kapan2 lebih dalami lg cerita na,spy tau alur na kaya' gmn....
 
Bls: Cerbung: Dia

19

Ray tidak mau berpikir lagi. Ia mengambil kunci mobilnya, dan segera pergi ke rumah sakit yang Sofi katakan. Anton dan Nindy mengikutinya.

Dokter Iqbal menyarankan, supaya Ara menjalani cemoteraphy hari itu juga.

Ara merasa aneh dengan penyakitnya, dan sikap Damon yang begitu luar biasa memperhatikan dirinya.
Ara: "Sayang.. aku mohon.. katakan yang sebenarnya.. aku sakit apa?"
Damon: "Ini.. untuk kebaikan anak kita, Sayang."
Ara: "Tapi, kenapa lama banget tinggal di rumah sakit? Kenapa aku sering sakit kepala? Dan, rambut aku rontok kayak gini. Trus, obatnya kok banyak?"
Haruskah Damon terus terang?
Ara: "Apa.. aku sakit parah? Apa.. aku akan mati?"
Damon memeluk Ara.
Damon: "Kamu jangan tanya-tanya apapun. Yang penting, kamu bisa sembuh.."
Tiba-tiba..
"Lo emang brengsek, Damon!" Ray muncul di ambang pintu. Di belakangnya ada Anton dan Nindy.
 
Bls: Cerbung: Dia

Ray: "Lo bilang, akan jaga Ara dengan nyawa lo! Tapi, sekarang apa yang terjadi? Ara jatuh sakit! Celakanya, dia hampir mati gara-gara lo! Gimana bisa dia kena Leukimia? Emang lo apain dia?!"
Ara menatap Damon dan Ray. Ia menangis.
Ara: "Aku.. sakit apa?"
Damon: "Engga, Sayang.. kamu gak usah dengerin Ray. Kamu cuma terlalu capek. Dan rahim kamu lemah.."
Ara: "Tapi, dia bilang aku akan mati.."
Damon memeluk Ara.
Damon: "Itu bohong, Sayang.. kamu akan baik-baik aja. Gak akan mati."
Ray yang tidak tau apa-apa itu makin kesal. Ternyata Damon tidak membiarkan Ara mengetahui penyakitnya.
Ray: "Lo emang keterlatan ya, Mon! Ara, kamu ini sakit Leukimia stadium empat. Kenapa kamu gak dibolehin tau? Ini penyakit kamu. Kamu harus tau itu."
Damon melepaskan pelukannya, lalu bangkit menghadapi Ray.
Damon: "Cukup, Ray! Lo gak tau apa-apa! Mendingan lo pergi dari sini! Biar Ara bisa istirahat."
Ara mencoba bangkit dari tidurnya. Ia turun dari ranjang.
Ara: "Apa bener, aku sakit Leukimia, Sayang?"
 
Bls: Cerbung: Dia

Ara tidak mampu berdiri. Kedua kakinya begitu lemah. Saat hampir jatuh, Damon menolongnya kembali ke ranjang.
Ara: "Sayang.. kamu bilang aja. Aku gak papa.."
Damon menatap Ara.
Damon: "Iya.. Kamu menderita Leukimia stadium empat.."
Ara menangis dalam pelukan Damon.
Damon: "Maaf, aku gak ingin kamu sedih dan kepikiran.. Aku minta maaf.."
Nindy sangat terharu. Sampai butuh dipeluk oleh Anton.
Anton: "Ray, lo udah denger, kan? Alasan Damon merahasiakan penyakit Ara.."
Kedua lutut Ray lemas.
Anton: "Seharusnya, lo tanya dulu baik-baik. Baru dipikir, apa tindakan lo. Jangan langsung main bentak dan labrak gitu!"

Sedangkan Gunawan, ia telah menjalani test kesehatan. Apakah cocok untuk melakukan pencangkokan sumsum tulang belakang? Ternyata.. hasilnya.. TIDAK COCOK.
Gunawan sedih. Kalau bukan dirinya, berarti Novia atau Damon. Ia segera menemui Damon.
Damon pun diminta melakukan serangkaian test kesehatan. Hasilnya.. TIDAK COCOK.
 
Bls: Cerbung: Dia

Damon: "Apa kita mesti ceritakan ke Mama?"
Gunawan: "Mau tidak mau.. Mama kamu harus tau."
Damon: "Tapi, gimana kita ngomongnya, Pa?"
Gunawan: "Itu biar jadi urusan Papa."
Damon: "Pa.. aku tau.. ternyata hubungan aku sama Ara adalah salah. Tapi, Pa.. kami berdua sudah menjalani sampai taraf seperti ini. Aku sangat mencintai Ara. Jadi, aku mohon sama Papa.. Jangan sampai Ara tau hal ini. Dia akan sangat sedih dan terpukul.."
Gunawan bingung. Di satu sisi, ia ingin mengakui Ara sebagai Kelly. Ia ingin Kelly memanggilnya Papa. Tapi di sisi lain, ia tak ingin mengorbankan perasaan Ara dan Damon.
Gunawan: "Kamu tenang aja. Papa tidak akan membiarkan kalian terluka."
Damon: "Terimakasih, Pa.."

Gunawan kalah cepat.
Novia sudah tau tentang penyakit Ara? Dari siapa lagi, kalau bukan dari Sofi.
Sofi: "Berarti, aku masih punya kesempatan ya, Tante?"
Novia: "Tentu, Sofi sayang.."
 
Bls: Cerbung: Dia

Kemudian, Gunawan datang.
Gunawan: "Nov, bisa kita bicara sebentar?"
Novia: "Tentang?"
Gunawan: "Kita bicara di kamar."
Ia melihat Sofi, yang berharap dibolehkan ikut mendengar.
Gunawan: "Berdua aja.."
Novia: "Iya, Mas.."
Sofi pun pamit pulang. Lebih tepatnya pura-pura pulang. Setelah mereka berdua di dalam kamar, Sofi berdiri di depan pintu. Mendengarkan percakapan mereka.
Gunawan: "Aku sudah menemukan Kelly."
Novia tampak bahagia.
Novia: "Beneran, Mas? Sekarang dia di mana?"
Gunawan: "Di mana dia sekarang, itu gak penting. Kamu harus tau dulu orangnya."
Novia sudah tak sabar, saat Gunawan mengeluarkan foto gadis yang dimaksud Kelly. Dan.. ia begitu terkejut.
Novia: "Gak mungkin! Mas dan Umar pasti salah! Ara gak mungkin Kelly!"
Gunawan: "Tapi, itulah kenyataannya.."
Novia: "Mas.. anak kita Damon, menikahi dia.. Mas harus tau itu!"
Gunawan: "Aku sudah tau.."
Novia: "Mas.. harus pisahkan mereka. Aku gak rela Damon nikah sama perempuan itu."
 
Bls: Cerbung: Dia

Gunawan: "Nov.. dengerin aku dulu.."
Ia menatap Novia dan menggenggam kedua tangan istrinya itu erat.
Gunawan: "Kita harus terima takdir ini. Damon dan Kelly terlanjur menikah. Dan mereka berdua sudah sangat saling mencintai. Kita gak bisa memisahkan begitu saja. Apalagi kondisi Kelly yang tidak memungkinkan untuk dibebani dengan kenyataan pahit ini."
Novia: "Tapi, Mas.. Ara gak mungkin Kelly.. Aku gak bisa terima ini.."
Gunawan: "Baik. Guna meyakinkan kamu, kita akan melakukan test DNA.

Sofi begitu terkejut mengetahui ini.
Sofi: "Dengan mendengar hal ini, Ara akan cepet matinya.."

Irani pun sedih mendengar kabar Ara yang sakit parah.
Ray: "Aku udah ngira, Ma. Pasti terjadi hal kayak gini. Damon emang gak becus, Ma. Dia gak bisa jaga Ara.."
Irani: "Ray.. kamu gak boleh bicara seperti itu. Damon bukannya gak becus, atau gak bisa. Ini di luar kuasanya. Sebagai suami, dia sudah benar. Segera membawa Ara berobat. Dan.. tindakannya merahasiakan dari Ara, juga gak sepenuhnya salah. Dia gak ingin Ara terpukul."
 
Bls: Cerbung: Dia

Ray tertunduk dengan wajah yang sangat sedih.
Irani: "Hidup dan mati, Tuhan yang menentukan. Damon hanya berusaha membahagiakan Ara. Dia berusaha yang terbaik untuk kesembuhan Ara. Ray, mama tau, kamu masih mencintai Ara. Tapi sudahlah.. Ara sekarang istri Damon. Relakanlah.."

Novia menangis di kamarnya. Ia masih tidak percaya, Ara adalah Kelly. Tapi.. kalau dilihat-lihat, wajahnya mirip dengan Kelly waktu kecil. Naluri keibuannya pun muncul. Ia merasakan perasaan yang begitu sayang terhadap Ara.

Novia melihat Ara tidur di kamar pasien.
Novia: "Oh.. Kelly.. Maafkan Mama, Sayang.. Karena udah jahat sama kamu."
 
Bls: Cerbung: Dia

20

Damon melihat Novia di depan kamar Ara.
Damon: "Mama.."
Novia berbalik. Wajahnya penuh air mata.
Novia: "Damon, Mama ingin Kelly sembuh.. semoga, Mama bisa.."
Damon: "Terimakasih, Ma.."
Damon memeluk mamanya erat.

Tiga hari kemudian, hasil test pemeriksaan kesehatan Novia keluar. Tapi..
Novia: "Dokter, pasti ini ada yang salah.. Tolong, diperiksa lagi.."
Iqbal: "Maaf, Bu.. kami sudah memeriksanya berulang kali. Hasilnya tetap seperti ini. Anda tidak bisa melakukan pencangkokan sumsum tulang belakang untuk Nona Ara. Dalam darah anda, mengandung 5 persen alkohol."
Novia sedih. Begitu juga Gunawan dan Damon?
Damon: "Keluarga kita udah gak ada lagi. Trus, Ara gimana? Aku gak mau kehilangan dia.."
Novia memeluk Damon?
Novia: "Maafkan Mama, Damon.

Gunawan menemui Dokter Iqbal.
Gunawan: "Dokter, apakah pencangkokan sumsum tulang belakang ini bisa dilakukan oleh saudara sedarah lainnya, misal kakak beda ibu, tapi satu ayah..?"
Iqbal: "Tentu bisa. Tetapi, harus cepat.."
Gunawan: "Baik, Dokter."
 
Bls: Cerbung: Dia

Novia menemui Irani, dan curhat pada sahabatnya, tentang siapa Ara, sambil menangis.
Irani: "Sebenernya, aku pernah menduga demikian, karena melihat tanda lahir itu. Tapi, aku gak berani langsung bilang, karena aku belum yakin betul."
Novia: "Sekarang gimana, Ran? Siapa lagi yang bisa melakukan pencangkokan sumsum tulang belakang untuk Kelly? Keluarga kami semuanya gak bisa.."
Irani jadi bimbang. Haruskah ia menunjuk Ray, orang terakhir, yang mungkin bisa menolong Ara. Tapi.. apa yang akan terjadi nanti?

Maka, Irani memutuskan untuk bicara dengan Gunawan dulu.

Selama beberapa menit, Irani dan Gunawan terdiam. Ingin langsung mengungkapkan isi hati. Tapi masih bingung harus mulai dari mana.
Pada akhirnya, Gunawan yang memulai.
Gunawan: "Rani, aku rasa, udah waktunya Ray tau hal ini."
Irani: "Aku pikir juga begitu, Mas. Dan aku merasa, Ray cocok melakukan pencangkokan sumsum tulang belakang untuk Kelly."
Gunawan: "Tapi, bagaimana menyampaikannya?"
Irani: "Biar aku yang bicara sama Ray, Mas.."
 
Bls: Cerbung: Dia

Ray duduk termenung di teras belakang rumahnya. Hatinya begitu sedih. Pikirannya pun sangat kalut. Ia terlalu mencintai Ara.
Lalu, Irani datang. Ia berdiri di samping putranya.
Irani: "Sayang, Mama ingin bicara."
Ray: "Tentang apa, Ma?"
Irani: "Ikut Mama.."
Ray mengikuti Mamanya masuk ke kamar.
Sebuah kotak kayu berukiran bunga mawar dikeluarkan dari kemari pakaian. Irani membuka kotak itu. Isinya beberapa lembar foto hitam putih.
Irani: "Kamu.. perhatikan ini.."
Ia menyodorkan selembar foto sepasang kekasih memakai baju pengantin. Yang wanita, jelas itu Irani. Sedangkan yang pria.. itu..
Ray: "Om Gunawan, kan?"
Irani: "Ya. Dialah.. Papa kamu.. yang sebenarnya."
Ray: "Apa..?"

Irani mulai membuka kembali lembaran usangnya 25 tahun yang lalu..

Saat itu, Gunawan sudah menjalin kasih dengan Irani. Hubungan mereka begitu intim, tapi ditentang oleh keluarga Gunawan. Hingga keduanya nekat nikah siri. Irani hamil.
 
Bls: Cerbung: Dia

Dengan pertimbangan dan pemikiran antara Irani dan Gunawan, maka, kehamilan ini harus disembunyikan dari semua orang, termasuk Novia, yang kala itu adalah tunangan Gunawan. Dan, Gunawan terpaksa menikahi Novia karena dijodohkan dengan orang tua masing-masing.
Setelah kembali ke Jakarta, Irani mengaku telah menikah dan punya anak. Ia juga mengaku, suaminya tewas kecelakaan.
Ketika perasaan bersalah Irani pada Novia semakin dalam, terjadilah peristiwa hilangnya Kelly. Membuat Irani memutuskan untuk menyimpan rapi semua rahasia itu.

Irani: "Ray.. maafkan Mama.."
Ray memeluk mamanya.
Ray: "Mama gak perlu minta maaf. Ray hanya terkejut dan sama sekali gak nyangka, ada hal seperti ini. Sekarang, itu hanya masa lalu. Dan Ray, bisa mengerti. Terkadang, apa yang kita inginkan, impikan, dan harapkan, gak semuanya bisa terwujud. Dan, gak semua perjalanan cinta berakhir bahagia."
 
Bls: Cerbung: Dia

Awalnya, Novia sakit hati. Persahabatannya dengan Irani selama ini, ternyata menyimpan rahasia yang begitu menyakitkan. Tetapi, air mata untuk menangisi pengkhianatan Gunawan tak akan bisa merubah apapun.
Novia: "Aku.. memaafkan kalian.. Siapa pun, bisa berbuat kesalahan. Termasuk kita bertiga."
Lalu, ia menatap Ray dalam dan lekat. Ia memegang kedua lengan Ray.
Novia: "Ray.. tolong.. hanya tersisa kamu seorang yang menjadi harapan Kelly untuk sembuh.."
Damon pun memohon pada Ray.
Damon: "Ray.. lo bersedia, kan?"
Ray merangkul Damon.
Ray: "Ara.. ternyata adik kita. Gue tau apa yang mesti gue lakuin.."
Ya. Ray sendiri yang mengajukan dirinya untuk mencangkokkan sumsum tulang belakangnya.

Siang itu, semua orang menemani Ray cek. Sedangkan Damon pulang ke apartement untuk ambil pakaian bersih.
Ara sendiri, tertidur sehabis menjalani kemo.

Sofi selalu siap untuk menghantui Ara. Saat sepi tidak ada yang menjaga, Sofi masuk ke kamar itu..
 
Bls: Cerbung: Dia

Sofi: "Heh! Bangun lo!"
Suaranya pelan tapi tajam. Sikap kasarnya pun membuat Ara terbangun.
Ara: "Sofi..?"
Sofi siap membeberkan semuanya. Namun, saat ia akan memulai..
Ara: "Kebetulan.. ada yang.. pengen gue bicarain sama lo.."
Sofi: "Gue juga!"
Ara: "Sofi.. mungkin lo udah tau.. penyakit gue.. Dan gue tau.. hidup gue.. udah gak lama lagi. Sof.. gue tau, lo sayang sama Damon? Gue berharap.. lo bisa melakukannya lebih baik dari gue.. Lo.. mau, kan?"
Mendadak, niat jahat Sofi.. sirna. Ia terharu dengan kata-kata Ara. Tujuan awalnya untuk membuat Ara mati lebih cepat pun.. ia urungkan. Batal! Ia menggenggam kedua tangan Ara.
Sofi: "Ara.. maaf.. maafin gue.. Atas sikap gue selama ini ke lo. Gue terlalu berambisi. Ara.. lo gak boleh putus asa.. Damon?. dia gak akan bisa hidup tanpa lo. Lo harus berjuang! Lo harus sembuh.."

Kabar baik. Ray.. ia cocok untuk melakukan pencangkokan sumsum tulang belakang untuk Ara. Semua orang tersenyum lega.
Novia segera menelpon Damon agar cepat kembali ke rumah sakit.
 
Bls: Cerbung: Dia

Tiba-tiba, sakit di kepala Ara kambuh. Ia berteriak dan mengerang memegangi kepalanya.
Sofi panik. Apalagi, saat Ara jatuh pingsang. Ia segera memanggil semua petugas rumah sakit yang lewat.
Sofi: "Dokter! Suster! Tolong! "
Bersamaan dengan itu, datang juga Damon. Serta Ray dan keluarga mereka.
Damon: "Ara.. Sayang.."

Dokter Iqbal tampak sangat berat untuk mengatakan hasil pemeriksaan terakhir. Sejenak, ia terdiam. Menyusun kalimat demi kalimat yang bisa memukul hati setiap orang di hadapannya.
Damon: "Dokter, katakan.."
Novia menangis pelan dalam dekapan Gunawan. Ray memeluk Irani. Dan Sofi memegang pundak Damon untuk menguatkannya.
Iqbal: "Segenap tim dokter di rumah sakit ini, sudah berusaha semaksimal mungkin. Kini.. hanya mukjizat Tuhan yang dapat menolongnya.."
Seketika.. langit-langit kelabu di hidup Damon mendadak retak, lalu runtuh begitu saja, tanpa ada yang sanggup menopangnya.
Iqbal: "Sudah stadium akhir. Menurut ilmu medis, dan kondisinya saat ini, ia hanya dapat bertahan kurang lebih 7 bulan."
 
Bls: Cerbung: Dia

21

Gunawan, Novia dan Irani, juga Ray dan Sofi duduk di lobi. Semuanya berwajah sendu. Dirundung duka yang amat mendalam.
Kabar baik yang tadinya akan menjadi harapan pun tinggal harapan. Dokter Iqbal mengatakan, pencangkokan sumsum tulang belakang sudah tidak mungkin. Kemungkinan untuk mempertahankan nyawa Ara pun hanya 2 persen.
Novia: "Mas, kita bawa Kelly berobat ke Singapore. Atau Amerika.. yang penting Kelly bisa sembuh. Kita.. gak boleh berhenti berusaha, kan? Kita gak boleh pasrah gitu aja. Ya kan, Mas?"
Gunawan: "Ya. Aku akan hubungi dokter terbaik di sana.."
Lalu.. Damon datang.
Damon: "Gak perlu, Pa.. Ma.. Aku gak tega liat Ara lebih menderita lagi.. Aku mau.. bawa Ara pulang.."
Lidah semua orang rasanya kelu untuk menolak keputusan Damon? Apalagi Gunawan dan Novia. Keduanya menatap Damon yang tampaknya begitu tegar.
Damon kembali ke kamar Ara. Ia mengemasi semua pakaian istrinya. Ia akan membawa Ara pulang ke apartement.
 
Bls: Cerbung: Dia

Saat ini.. Ara dalam keadaan koma. Damon sendiri yang menggendong Ara keluar dari rumah sakit, menuju mobil. Memasangkan safety belt-nya juga.
Damon: "Sesuai dengan impian kita berdua. Hidup bersama di istana kecil kita.."

Semua orang.. mau tak mau merasa iba. Mereka, setiap waktu datang silih berganti menjenguk Ara.
Ray: "Gue gak nyangka.. bakal ada kejadian kayak gini.."
Nindy: "Ya. Yang paling kasihan adalah Damon.. Gue tau.. meski di luar tampangnya tegar. Tapi sebenernya dia hancur.."
Anton: "Kita harus gimana, ya?"
Sofi: "Kita jangan ganggu mereka.."

Suatu siang, Dokter Iqbal datang untuk memeriksa kondisi Ara, yang sudah sebulan lebih.. koma. Dan hasilnya..
Iqbal: "Janinnya.. keguguran. Karena sejak koma, tidak ada sedikit pun asupan gizi."
Ia menyampaikannya pada Gunawan, Novia, Irani, dan Ray yang hari itu sedang ada di apartement Damon.
 
Back
Top