radiaku
New member
itu masih terus berlari ke depan, lari hanya dengan dua kaki
depannya. Mendadak darahnya menyembur dan muncrat
bagai sambaran panah, setelah lari tujuh langkah baru kuda
buntung itu ambruk, isi perutnya tercecer dan terseret di jalan
raya.
"Awas!" teriak Yan Lam-hwi. Belum lenyap suaranya, tahu-
tahu kereta itu sudah terpental mumbul ke udara dan terbalik
seperti berakrobatik.
Yan Lam-hwi menubruk maju sambil memeluk seorang
anak Co Giok-cin, berbareng sebelah kakinya menendang
terbuka pintu kereta. Sebuah tangan terulur ke dalam,
didengarnya suara Pho Ang-soat berkata, "Tarik kencang."
Dua tangan saling gendong dan tarik, Pho Ang-soat
menarik Yan Lam-hwi, sementara Yan Lam-hwi memeluk Co
Giok-cin dan seorang anaknya.
Di tengah bentakan nyaring, mereka sudah mencelat
terbang keluar. "Biang", suara keras menggetar bumi, kereta
itu sudah hancur menubruk sebatang pohon.
Lohor.
Cuaca cerah, sinar matahari cemerlang.
Sinar mentari yang menyegarkan menerangi jalan raya
besar itu, mendadak segumpal mega tiba, sehingga cahaya
mentari tertutup, seolah-olah sang surya pun tidak tega
melihat peristiwa yang baru saja terjadi di jalan raya.
Kereta itu sudah remuk, kuda penarik kereta pun terpotong
menjadi dua, bagian belakang bangkai kuda itu masih terikat
depannya. Mendadak darahnya menyembur dan muncrat
bagai sambaran panah, setelah lari tujuh langkah baru kuda
buntung itu ambruk, isi perutnya tercecer dan terseret di jalan
raya.
"Awas!" teriak Yan Lam-hwi. Belum lenyap suaranya, tahu-
tahu kereta itu sudah terpental mumbul ke udara dan terbalik
seperti berakrobatik.
Yan Lam-hwi menubruk maju sambil memeluk seorang
anak Co Giok-cin, berbareng sebelah kakinya menendang
terbuka pintu kereta. Sebuah tangan terulur ke dalam,
didengarnya suara Pho Ang-soat berkata, "Tarik kencang."
Dua tangan saling gendong dan tarik, Pho Ang-soat
menarik Yan Lam-hwi, sementara Yan Lam-hwi memeluk Co
Giok-cin dan seorang anaknya.
Di tengah bentakan nyaring, mereka sudah mencelat
terbang keluar. "Biang", suara keras menggetar bumi, kereta
itu sudah hancur menubruk sebatang pohon.
Lohor.
Cuaca cerah, sinar matahari cemerlang.
Sinar mentari yang menyegarkan menerangi jalan raya
besar itu, mendadak segumpal mega tiba, sehingga cahaya
mentari tertutup, seolah-olah sang surya pun tidak tega
melihat peristiwa yang baru saja terjadi di jalan raya.
Kereta itu sudah remuk, kuda penarik kereta pun terpotong
menjadi dua, bagian belakang bangkai kuda itu masih terikat