tiaseptiani
New member
Hutan
Diriku yang lain sedang membawa Leo, Wisnu dan Mora ke dalam hutan, dia melemparkan Tubuh Leo, Mora dan Wisnu ke sebuah batang Pohon yang Besar, mereka pun sadar dan merasa kesakitan karena telah dilempar ke arah pohon itu.
karena suasana didalam hutan sangatlah gelap mereka tidak dapat melihat dengan jelas siapa yang membawa mereka, hanya sebuah bayangan dengan sayapnya yang membentang berdiri tegak didepan mereka. mereka mulai ketakutan namun mereka hanya bisa menutupi rasa takutnya dengan mundur dan bersembunyi di belakang pohon besar tempat mereka di turunkan olehnya.
perlahan-lahan diriku maju sambil menggenggamkan tangan dan terseyum sinis kearah mereka, Leo, Wisnu dan Mora langsung merinding dibuatnya.
"sekarang kalian ada di dalam genggaman ku" sambil mengepalkan satu tangan ke wajahnya dan selangkah lebih maju
"ma.. mau apa kau membawa kami kesini?!" tanya Mora dari balik pohon sambil ketakutan
"tentunya aku membawa kalian bukan karena tanpa alasan.." dirinya menyeringai dibalik kegelapan "apa kalian lupa padaku? setelah perbuatan kalian padaku?"
Wisnu yang tampak ketakutan memutuskan diri untuk lari menjauh kedalam hutan dengan tergesa-gesa, Leo dan Mora yang sadar akan kepergian Wisnu memutuskan untuk ikut pergi mengikutinya masuk kedalam hutan dan menghilang.
"larilah selagi kalian bisa" Lia yang tau mereka telah kabur mulai mengepakan sayapnya bersiap untuk bergerak mengejar mereka, sekali hentakan kaki dan rentangan sayapnya dia mulai melangkah maju dengan cepat, mungkin karena Lia juga sudah melatih tubuhnya untuk meringankan badan jadi makin mudah untuk dia bergerak didalam hutan sekalipun, pohon dan ranting dilewat tanpa tertabrak satupun walau dalam keadaan gelap, wanita yang menggunakan Tubuh Lia pastilah sangat terlatih sampai tidak ada gangguan penglihatan sedikitpun dalam keadaan yang gelap seperti itu.
"kali ini kalian tidak akan aku lepaskan! kemanapun kalian lari menghindariku aku akan menangkap kalian dan akan k u jadikan santapan malam ini!!" teriaknya pada mereka.
Tap!
wanita itu berhenti dan berdiri di dahan pohon yang agak tebal, dia menerawang kemana ketiga Pria itu berlari, matanya mengecil mencari titik dimana terlihat sosok mereka. wajahnya tersenyum lebar seperti berhasil menemukan Rusa untuk sarapan makan malam dan dengan hentakan kakinya dia bergerak melesat. terlihatlah mereka bertiga di depannya yang sedang berlari menghindarinya.
****
Jiwa Lia
Diriku yang sejak tadi tertidur mulai terbangun, aku membuka mata dan tersadar akan yang sedang ku alami dalam mimpi tadi "dimana ini?" aku mencoba menguasai diriku dan berusaha mengingat apa yang terjadi, lalu aku dapat melihat tubuhku Bergerak di dalam hutan "hah?" mataku membesar karena terkejut "dimana ini? kenapa tubuhku bergerak sendiri?" tanyaku pada diri sendiri.
"kau sudah sadar hah?" tanya wanita yang memakai tubuh Lia "kau! apa yang kau lakukan pada diriku!?" sambil melesat wanita itu terus berbicara padaku yang ada bersamanya dalam satu tubuh. "kau akan mendapatkan Tontonan menarik, kau pasti akan menyukainya khukhukhukhu" wanita itu tertawa sambil melesat makin cepat.
Wisnu, Mora dan Leo berlari hingga sampai disebuah padang bunga di tengah hutan, tidak ada pohon besar sama sekali "Gawat!" teriak Leo pada yang lain "bagaimana ini?" tanya Mora dengan nafas yang terengah-engah. mereka bertiga berhenti berlari dan melihat daerah sekitarnya berusaha mencari tempat untuk bersembunyi. tapi karena padang bunga itu cukup luas jadi tidak akan mereka temukan tempat persembunyian yang tepat.
"ayo cepat kita lari lagi, aku tidak mau dihabisi makhluk itu!" perintah Wisnu dan saat mereka hendak melaju lari kembali, tapi mereka di kejutan oleh sosok wanita itu di depan mereka. wanita itu menghadang mereka dengan melesat turun dari atas langit. dengan gayanya yang anggun namun mengerikan dia tersenyum.
"Kalian tidak akan bisa kabur lagi khukhukhu" katanya menyeringai. ketiga pria itu merinding melihat Wujud wanita itu, di bawah sinar bulan wanita dengan rambut berwarna Merah dan Mata merah yang tajam makin tampak mengerikan, tapi mereka bertiga mengenali diriku dibalik itu semua.
Leo memperhatikan seksama dengan mengkerutkan alisnya lalu berkata dengan ragu " kau terlihat seperti Lia" dengan geram wanita yang mengendalikan tubuhku ini langsung berteriak "Aku bukan Lia...!!!" teriakannya dan mengarahkan cakarnya kearah mereka tapi tiba-tiba gerakannya terhenti "aargh!!"
"hei kau! aku tidak akan membiarkanmu melakukan hal seenaknya disini!" gertak Toma padanya. wanita itu tidak dapat menggerakan badannya, ya itu pasti karena Toma yang menghadangnya, Toma berdiri dengan menghadapkan tangannya kedepan seolah-olah sedang menahan sesuatu
"Lepaskan aku atau kalian juga akan kuhabisi!" gertak wanita itu melawan melepaskan diri. Toru pun memposisikan diri bersiap menerima serangan apapun "Dimana Lia!" Toru mencoba berbicara padanya "Lia kau dengar aku? Lia apa kau baik-baik saja?" Toru mencoba menghubungiku melalui Telepatinya namun semua itu gagal, karena Wanita ini telah menguasai seluruh tubuh ku.
"kalau kalian menginginkan Lia kembali, biarkan aku menghabisi mereka!" wanita itu memberontak lagi dan kali ini Toru ikut turun tangan, perlahan-lahan wanita itu merentangkan tangannya, itu karena Toru yang membuatnya seperti itu agar dia tidak dapat menyerang ketiga orang itu "aaaargh...kaliaaan..."
"kumohon hentikan!! kau bisa dilukai oleh teman-temanku!" aku berusaha meyakinkannya agar tidak bertindak lebih jauh tapi percuma dia terus berontak berusaha melepaskan diri. Yasha berlari kedepan Leo, wisnu dan Mora dan mengeluarkan sebotol air mineral, dituangkan air mineral itu kedalam genggaman tangannya dan perlahan-lahan air itu membeku memanjang runcing menjadi sebuah pedang es. "kalau kau masih memaksa menghabisi mereka, kau akan berusuan dengan kami dulu " tegas Yasha
air mataku tiba-tiba menetes, aku benar-benar tidak ingin seperti ini, lalu tiba-tiba ada perasaan aneh muncul, perasaan yang selama ini ingin aku hilangkan, perasaan sedih, kecewa, marah lalu aku melihat ingatan-ingatan yang sebelumnya tidak pernah ku miliki semua ingatan itu aku merasa pernah mengalaminya namun dari sudut pandang yang berbeda, setelah lama ku amati kini aku mengerti, ini semua adalah perasaan dan ingatan wanita itu, dan aku mengenalnya
"kau..kau Shirotabi kan?" wanita itu terdiam sejenak "kau benar Shirotabi.... kenapa kau menjadi seperti ini? kau yang ku kenal tidak keji seperti sekarang!" Shirotabi makin geram dan berteriak sampai Toru dan yang lainnya juga mendengar "Jadi menurutmu Ketiga orang ini Tidak keji??!!"
"bukan seperti itu...!" kataku ragu "orang seperti mereka yang dengan mudahnya menghancurkan harapan orang lain, menhancurkan hidupku, kau pikir tidak keji??"
Toru, Toma dan Yasha menyadari Shirotabi sedang berbicara dengan seseorang, sehingga mereka hanya berdiam diri dan siaga.
"mereka..mereka... mereka menghancurkan semuanya..!!!" kekuatan Shirotabi mematahkan tenaga Toma dan Toru sehingga Shirotabi terlepas dari pegangan mereka, Shirotabi mulai mendekati Yasha dan dia mengepakkan sayapnya sehingga membuat gelombang angin yang besar menerpa mereka, sampai semua tidak mampu untuk bertahan di tempatnya. Toru langsung menggerakan tangannya menahan laju angin di hadapannya dengan membuat tameng dari udara, hingga angin itu tidak berdampak pada mereka.
Yasha mengubah Pedang esnya menjadi bongkahan-bongkahan kerikil es yang tajam, "sepertinya wanita ini hanya bisa di hentikan dengan kekerasan" langsung saja di arahkan menuju Shirotabi dan mengenai tangan, kaki, wajah dan sayapnya "kyaaaaaa!!!" Tabi bertahan untuk berdiri namun angin yang tadi sangat kencang sudah berhenti. "Tidaaaak!!!" hentikan teman-teman! jangan lukai Shirotabi lagi!" aku terus berteriak dan aku tidak kuat melihatnya hingga aku menutup mataku.
"sudah cukup Tabi.. sudah cukup.. aku tidak mau melihatmu terluka lebih dari ini...sudah cukup kau menderita.. hiks hiks.."
"Kalian bertiga! cepat menyingkir dan berlindunglah di tempat yang aman!" teriak Toru pada Mora, Leo dan wisnu yang sejak tadi ketakutan di antara Yasha dan Tabi yang sedang bertempur. mereka berlari ke arah belakang Toru dan Toma bersembunyi di belakang sebuah pohon besar. Tabi sepertinya tidak membiarkan mereka lolos dan mulai bergerak melewati Yasha menuju mereka
"Minggir..!!!" dari lengan Tabi muncul sebuah Pedang berwarna Perak dan mengarahkannya pada Toma dan Toru, mereka berhasil menghindar tapi memang sebenarnya bukanlah Toma dan Toru yang dituju olehnya melainkan ketiga Pria yang ada di balik pohon. Toru dengan sigap menarik tubuh Tabi menggunakan angin, berhasil Tabi terpental mundur, tapi belum sempat jatuh ke tanah Tabi mengepakkan sayapnya lalu terbang.
"kenapa kalian menghalangiku..." dia melayang di ketinggian lima kaki "kumohon hentikanlah Tabi, teman-temanku bisa mencelakaimu!" aku berteriak tapi Tabi tetap tidak mendengarkanku, oh tuhan apa yang harus kulakukan untuk mencegahnya.
Tabi mengarahkan Pedangnya ke langit lalu pedang itu bersinar seperti ada sebuah lampu didalamnya yang menyinari, diturunkan pedangnya perlahan lalu dia mengambil kuda-kuda untuk menyerang
"aku mencium bahaya disini" Yasha melesat mendekati Toru dan Toma dengan mengarahkan Pedang es yang sebelumnya dia ubah menjadi pecahan-pecahan es runcing. "Dia mulai serius, apa yang bisa kita lakukan sekarang?" Yasha tetap pada posisi di depan mereka dengan Pedang yang mengarah ke Tabi
"kalau kita tidak dengan serius, kita yang akan celaka!" teriak Yasha
"sebisa mungkin Hindari serangan saja dan lindungi ketiga orang itu." jelas Toma "menyusahkan saja cih!" yasha jengkel "kau harus ingat Yasha, Tubuh itu adalah milik Lia, jangan melukainya lebih parah, aku rasa Lia didalam sana sedang berusaha juga untuk sadar" Toru yakin akan hal itu
Diriku yang lain sedang membawa Leo, Wisnu dan Mora ke dalam hutan, dia melemparkan Tubuh Leo, Mora dan Wisnu ke sebuah batang Pohon yang Besar, mereka pun sadar dan merasa kesakitan karena telah dilempar ke arah pohon itu.
karena suasana didalam hutan sangatlah gelap mereka tidak dapat melihat dengan jelas siapa yang membawa mereka, hanya sebuah bayangan dengan sayapnya yang membentang berdiri tegak didepan mereka. mereka mulai ketakutan namun mereka hanya bisa menutupi rasa takutnya dengan mundur dan bersembunyi di belakang pohon besar tempat mereka di turunkan olehnya.
perlahan-lahan diriku maju sambil menggenggamkan tangan dan terseyum sinis kearah mereka, Leo, Wisnu dan Mora langsung merinding dibuatnya.
"sekarang kalian ada di dalam genggaman ku" sambil mengepalkan satu tangan ke wajahnya dan selangkah lebih maju
"ma.. mau apa kau membawa kami kesini?!" tanya Mora dari balik pohon sambil ketakutan
"tentunya aku membawa kalian bukan karena tanpa alasan.." dirinya menyeringai dibalik kegelapan "apa kalian lupa padaku? setelah perbuatan kalian padaku?"
Wisnu yang tampak ketakutan memutuskan diri untuk lari menjauh kedalam hutan dengan tergesa-gesa, Leo dan Mora yang sadar akan kepergian Wisnu memutuskan untuk ikut pergi mengikutinya masuk kedalam hutan dan menghilang.
"larilah selagi kalian bisa" Lia yang tau mereka telah kabur mulai mengepakan sayapnya bersiap untuk bergerak mengejar mereka, sekali hentakan kaki dan rentangan sayapnya dia mulai melangkah maju dengan cepat, mungkin karena Lia juga sudah melatih tubuhnya untuk meringankan badan jadi makin mudah untuk dia bergerak didalam hutan sekalipun, pohon dan ranting dilewat tanpa tertabrak satupun walau dalam keadaan gelap, wanita yang menggunakan Tubuh Lia pastilah sangat terlatih sampai tidak ada gangguan penglihatan sedikitpun dalam keadaan yang gelap seperti itu.
"kali ini kalian tidak akan aku lepaskan! kemanapun kalian lari menghindariku aku akan menangkap kalian dan akan k u jadikan santapan malam ini!!" teriaknya pada mereka.
Tap!
wanita itu berhenti dan berdiri di dahan pohon yang agak tebal, dia menerawang kemana ketiga Pria itu berlari, matanya mengecil mencari titik dimana terlihat sosok mereka. wajahnya tersenyum lebar seperti berhasil menemukan Rusa untuk sarapan makan malam dan dengan hentakan kakinya dia bergerak melesat. terlihatlah mereka bertiga di depannya yang sedang berlari menghindarinya.
****
Jiwa Lia
Diriku yang sejak tadi tertidur mulai terbangun, aku membuka mata dan tersadar akan yang sedang ku alami dalam mimpi tadi "dimana ini?" aku mencoba menguasai diriku dan berusaha mengingat apa yang terjadi, lalu aku dapat melihat tubuhku Bergerak di dalam hutan "hah?" mataku membesar karena terkejut "dimana ini? kenapa tubuhku bergerak sendiri?" tanyaku pada diri sendiri.
"kau sudah sadar hah?" tanya wanita yang memakai tubuh Lia "kau! apa yang kau lakukan pada diriku!?" sambil melesat wanita itu terus berbicara padaku yang ada bersamanya dalam satu tubuh. "kau akan mendapatkan Tontonan menarik, kau pasti akan menyukainya khukhukhukhu" wanita itu tertawa sambil melesat makin cepat.
Wisnu, Mora dan Leo berlari hingga sampai disebuah padang bunga di tengah hutan, tidak ada pohon besar sama sekali "Gawat!" teriak Leo pada yang lain "bagaimana ini?" tanya Mora dengan nafas yang terengah-engah. mereka bertiga berhenti berlari dan melihat daerah sekitarnya berusaha mencari tempat untuk bersembunyi. tapi karena padang bunga itu cukup luas jadi tidak akan mereka temukan tempat persembunyian yang tepat.
"ayo cepat kita lari lagi, aku tidak mau dihabisi makhluk itu!" perintah Wisnu dan saat mereka hendak melaju lari kembali, tapi mereka di kejutan oleh sosok wanita itu di depan mereka. wanita itu menghadang mereka dengan melesat turun dari atas langit. dengan gayanya yang anggun namun mengerikan dia tersenyum.
"Kalian tidak akan bisa kabur lagi khukhukhu" katanya menyeringai. ketiga pria itu merinding melihat Wujud wanita itu, di bawah sinar bulan wanita dengan rambut berwarna Merah dan Mata merah yang tajam makin tampak mengerikan, tapi mereka bertiga mengenali diriku dibalik itu semua.
Leo memperhatikan seksama dengan mengkerutkan alisnya lalu berkata dengan ragu " kau terlihat seperti Lia" dengan geram wanita yang mengendalikan tubuhku ini langsung berteriak "Aku bukan Lia...!!!" teriakannya dan mengarahkan cakarnya kearah mereka tapi tiba-tiba gerakannya terhenti "aargh!!"
"hei kau! aku tidak akan membiarkanmu melakukan hal seenaknya disini!" gertak Toma padanya. wanita itu tidak dapat menggerakan badannya, ya itu pasti karena Toma yang menghadangnya, Toma berdiri dengan menghadapkan tangannya kedepan seolah-olah sedang menahan sesuatu
"Lepaskan aku atau kalian juga akan kuhabisi!" gertak wanita itu melawan melepaskan diri. Toru pun memposisikan diri bersiap menerima serangan apapun "Dimana Lia!" Toru mencoba berbicara padanya "Lia kau dengar aku? Lia apa kau baik-baik saja?" Toru mencoba menghubungiku melalui Telepatinya namun semua itu gagal, karena Wanita ini telah menguasai seluruh tubuh ku.
"kalau kalian menginginkan Lia kembali, biarkan aku menghabisi mereka!" wanita itu memberontak lagi dan kali ini Toru ikut turun tangan, perlahan-lahan wanita itu merentangkan tangannya, itu karena Toru yang membuatnya seperti itu agar dia tidak dapat menyerang ketiga orang itu "aaaargh...kaliaaan..."
"kumohon hentikan!! kau bisa dilukai oleh teman-temanku!" aku berusaha meyakinkannya agar tidak bertindak lebih jauh tapi percuma dia terus berontak berusaha melepaskan diri. Yasha berlari kedepan Leo, wisnu dan Mora dan mengeluarkan sebotol air mineral, dituangkan air mineral itu kedalam genggaman tangannya dan perlahan-lahan air itu membeku memanjang runcing menjadi sebuah pedang es. "kalau kau masih memaksa menghabisi mereka, kau akan berusuan dengan kami dulu " tegas Yasha
air mataku tiba-tiba menetes, aku benar-benar tidak ingin seperti ini, lalu tiba-tiba ada perasaan aneh muncul, perasaan yang selama ini ingin aku hilangkan, perasaan sedih, kecewa, marah lalu aku melihat ingatan-ingatan yang sebelumnya tidak pernah ku miliki semua ingatan itu aku merasa pernah mengalaminya namun dari sudut pandang yang berbeda, setelah lama ku amati kini aku mengerti, ini semua adalah perasaan dan ingatan wanita itu, dan aku mengenalnya
"kau..kau Shirotabi kan?" wanita itu terdiam sejenak "kau benar Shirotabi.... kenapa kau menjadi seperti ini? kau yang ku kenal tidak keji seperti sekarang!" Shirotabi makin geram dan berteriak sampai Toru dan yang lainnya juga mendengar "Jadi menurutmu Ketiga orang ini Tidak keji??!!"
"bukan seperti itu...!" kataku ragu "orang seperti mereka yang dengan mudahnya menghancurkan harapan orang lain, menhancurkan hidupku, kau pikir tidak keji??"
Toru, Toma dan Yasha menyadari Shirotabi sedang berbicara dengan seseorang, sehingga mereka hanya berdiam diri dan siaga.
"mereka..mereka... mereka menghancurkan semuanya..!!!" kekuatan Shirotabi mematahkan tenaga Toma dan Toru sehingga Shirotabi terlepas dari pegangan mereka, Shirotabi mulai mendekati Yasha dan dia mengepakkan sayapnya sehingga membuat gelombang angin yang besar menerpa mereka, sampai semua tidak mampu untuk bertahan di tempatnya. Toru langsung menggerakan tangannya menahan laju angin di hadapannya dengan membuat tameng dari udara, hingga angin itu tidak berdampak pada mereka.
Yasha mengubah Pedang esnya menjadi bongkahan-bongkahan kerikil es yang tajam, "sepertinya wanita ini hanya bisa di hentikan dengan kekerasan" langsung saja di arahkan menuju Shirotabi dan mengenai tangan, kaki, wajah dan sayapnya "kyaaaaaa!!!" Tabi bertahan untuk berdiri namun angin yang tadi sangat kencang sudah berhenti. "Tidaaaak!!!" hentikan teman-teman! jangan lukai Shirotabi lagi!" aku terus berteriak dan aku tidak kuat melihatnya hingga aku menutup mataku.
"sudah cukup Tabi.. sudah cukup.. aku tidak mau melihatmu terluka lebih dari ini...sudah cukup kau menderita.. hiks hiks.."
"Kalian bertiga! cepat menyingkir dan berlindunglah di tempat yang aman!" teriak Toru pada Mora, Leo dan wisnu yang sejak tadi ketakutan di antara Yasha dan Tabi yang sedang bertempur. mereka berlari ke arah belakang Toru dan Toma bersembunyi di belakang sebuah pohon besar. Tabi sepertinya tidak membiarkan mereka lolos dan mulai bergerak melewati Yasha menuju mereka
"Minggir..!!!" dari lengan Tabi muncul sebuah Pedang berwarna Perak dan mengarahkannya pada Toma dan Toru, mereka berhasil menghindar tapi memang sebenarnya bukanlah Toma dan Toru yang dituju olehnya melainkan ketiga Pria yang ada di balik pohon. Toru dengan sigap menarik tubuh Tabi menggunakan angin, berhasil Tabi terpental mundur, tapi belum sempat jatuh ke tanah Tabi mengepakkan sayapnya lalu terbang.
"kenapa kalian menghalangiku..." dia melayang di ketinggian lima kaki "kumohon hentikanlah Tabi, teman-temanku bisa mencelakaimu!" aku berteriak tapi Tabi tetap tidak mendengarkanku, oh tuhan apa yang harus kulakukan untuk mencegahnya.
Tabi mengarahkan Pedangnya ke langit lalu pedang itu bersinar seperti ada sebuah lampu didalamnya yang menyinari, diturunkan pedangnya perlahan lalu dia mengambil kuda-kuda untuk menyerang
"aku mencium bahaya disini" Yasha melesat mendekati Toru dan Toma dengan mengarahkan Pedang es yang sebelumnya dia ubah menjadi pecahan-pecahan es runcing. "Dia mulai serius, apa yang bisa kita lakukan sekarang?" Yasha tetap pada posisi di depan mereka dengan Pedang yang mengarah ke Tabi
"kalau kita tidak dengan serius, kita yang akan celaka!" teriak Yasha
"sebisa mungkin Hindari serangan saja dan lindungi ketiga orang itu." jelas Toma "menyusahkan saja cih!" yasha jengkel "kau harus ingat Yasha, Tubuh itu adalah milik Lia, jangan melukainya lebih parah, aku rasa Lia didalam sana sedang berusaha juga untuk sadar" Toru yakin akan hal itu