Bls: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ byYNA
ARI.
__________________________________
Perjalan Ari dalam usaha memburu sampel darah VAMPIR undead,Stast the origin,
tertanggal 20 agustus 2090,
afhganistan.
___________________________________________
Bukannya aku membenci tugas ini,
aku suka semua tugas yang dihibahkan padaku,tapi apa yang kucari sangat sangat menyebalkan hingga aku bertekad jika aku menemukannya,
aku akan mengurungnya dulu dalam botol atau membiarkannya menari pada roda dalam kandang seperti tikus putih.
Stast the origin, undead yang membuatku bersemangat menjalankan tugas ini, konon sangat sulit ditangkap,
kenapa desas desus seperti itu beredar diantara paladin, rasanya sekarang aku bisa mengerti.
Seperti biasa aku ditemani Ryo,partner setiaku,
kami banyak bertemu kota kota mati,bahkan segerombolan undead yang segera kuhabisi,tapi bukan itu yang kami cari sekarang.
Sasaran Paladin adalah Stast the origin,
sang original undead sejenis vampir-istilah yang digunakan bagi mereka yang DNA nya cocok dengan virus-pemimpin pasukan zombie dan ghoul yang masih hidup hingga sekarang,
tercipta dari tentara militer yang digunakan sebagai proyek senjata biologis.
kudengar semua bahan percobaan dimusnahkan,
entah bagaimana caranya ia lolos dan menebar malapetaka ini,yang jelas, dari panjangnya usianya,eksistensinya yang tidak wajar-tidak bertambah tua- dan kemampuan bertahan hidupnya,jelas dia bukan manusia lagi.
"sial sekali! apa sudah tidak ada orang disekitar sini?!" Ryo memaki,memacu mobil lebih cepat.
"kenapa marah?!" sambarku tak kalah kesal,"bukankah kalau tidak ada siapapun justru semakin baik?! merepotkan kalau harus bertarung sambil melindungi seseorang"
Ryo mencibir mendengar khotbahku,dalam soal satu ini kuakui kemiripanku dengan Tasuku. Aku tersentak ketika Ryo melempar kotak rokok kosong kearahku.
"bagaimana dengan ini?! stok menipis,nih!"
aku hanya tersenyum kecil,kurogoh saku jaketku,meraih kotak rokok yang ada disana dan menyerahkannya pada Ryo (diambil tanpa sungkan)
"Daripada tidak ada..."
"Ar,apa kau pernah berpikir untuk menikah saja? sudah 28 tahun,kan?" kata Ryo sambil menyulut rokoknya.
Pertanyaan yang terdengar lucu bagiku.
"memangnya apa yang kau pikirkan?"
"jadi benar,yaa"
"apanya?"
"kau suka pacar adikmu..."
aku seperti tersedak sebutir telur mendengarnya,sejak kapan Ryo yang telmi...
"kata siapa itu?!"
Ryo memandangku penuh kemenangan.
"kita sudah bersahabat sejak lama,kau pikir apa yang dapat kau sembunyikan dariku?!harusnya laki laki seusiamu wajar kalau gonta ganti pacar,tapi kau malah jadi bujang lapuk begini,padahal tampang oke,menyedihkan..."
"bicara seenaknya! kau sendiri tidak lebih laku dariku,kan? ada waktu mengkritik orang lain,koreksi diri sendiri yang telat mikir itu dulu"protesku
"bah!" Ryo meludah "bukankah 'wanita dimana mana sama saja!' tapi kalau mencintai pacar adik sendiri sama saja terjebak,kan? ha...ha..."
"caramu tertawa menyebalkan sekali" tukasku.
Aku ikut menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya,
"tidak ada yang namanya terjebak,aku akan menyerahkan apa saja, apapun asal Tasuku bahagia,saat ini dia prioritasku yang utama"
"khas mu,ya,tapi belum tentu Tasuku senang kalau tahu"
"makanya,jaga mulutmu itu,brengsek yang selalu berada disekitarku" umpatku kesal,
Ryo terbahak melihat mukaku yang tertekuk sedemikian rupa, lalu untuk beberapa saat kami tidak berbicara satu sama lain dan memilih bekerja dalam diam,
"ngomong ngomong masih seberapa jauh lagi,sih?"setelah beberapa lama suara Ryo memecah keheningan.
"entahlah,tapi menurut informasi Mikia,disinilah terakhir kali Stast dan pengikutnya terlihat pasti mereka mengincar kota yang memiliki banyak penduduk sebagai sumber makanan mereka,"
VROOOOMMMM!!!!
Ryo menginjak pedal gas dengan kecepatan tinggi ketika satu dua ghoul menghadang didepan kami, menabrak tubuh makhluk menjijikkan itu sampai pecah,cairan merah kekuningan berbau busuk merembes diantara kaca mobil, Ryo menyalakan wiper karena darah undead itu belepotan menghalangi jarak pandangnya.
"sampah dunia" aku memaki
"yeah" sahut Ryo setuju
Ghoul,adalah makhluk semacam chimera (monster buatan) yang dikembangkan semasa perang dahulu, kelinci percobaanya adalah para prajurit tawanan perang yang akan dihukum mati,ingatan mereka dihapus,dan hanya diberi naluri untuk makan dan menghancurkan,minim kecerdasan.
hanya para vampir yang tahu cara mengendalikan mereka.
sebenarnya sama dengan zombie, tapi chimera lebih cenderung pada makhluk setengah binatang.
"kudengar Stast yang kita cari ini juga membiakkan chimera" Ryo melanjutkan
"darimana kau tahu?"
"itulah,informasi basis militer,dan beberapa di perbatasan irak,tahu,kan' Paladin hanya diberi sedikit informasi tentang latar belakang targetnya-selalu seperti itu-tapi dengan banyak koneksi" katanya santai.
"apa dia kuat?" ia bertanya lagi "sudah lama tidak ada lawan kuat sejak si vampir cantik elsida di spanyol"
Aku tertawa, "berdoalah"
jalanan yang kami lalui hanya jalan kecil beraspal yang tak terawat,banyak kerusakan disana sini dan mobil mobil celaka yang tumpang tindih ditengah jalan,pemandangan biasa.
Saat aku dan Ryo sibuk dengan pikiran kami masing masing,tampak 100 meter didepan kami lambaian tangan seseorang.
seorang bocah laki laki kecil.
"bagaimana,nih" Ryo melirik padaku
"hentikan mobilnya" jawabku, Ryo mengangguk dengan wajah malas.
"katanya tadi tidak suka barang tambahan..." keluhnya mengejekku
Ryo menghentikan mobil dan melongokkan kepalanya,
"hei! bocah! mau apa diam disitu,cepat naik!!" tegurnya.
anak laki laki berkebangsaan irak itu menengadahkan tangannya yang kurus,gemetar dan dalam bahasa inggris yang tidak lancar mencoba bicara pada kami.
"tuan,tolong minta makanannya..."
aku menghela nafas.Dengan bahasa inggris pula kutanyakan padanya:
"kau sendirian? keluargamu dimana?"
"desa didekat sini...tuan,sedang bersembunyi,mereka menunggu bantuan datang"
"naiklah" ujarku setelah mengamati bahwa bocah itu tidak memiliki luka secuilpun ditubuhnya.
aku membuka pintu belakang dan bocah itu dengan cepat naik kemobil kami.
"kami hanya punya roti dan beberapa makanan kalengan,itupun kalau kau mau..." tawarku
sibocah menerima makanan yang kusodorkan dengan penuh rasa syukur.
memang,aku tadi bilang repot,tapi aku juga tidak suka mengistilahkan manusia sebagai 'barang tambahan'
"siapa namamu?" tanyaku
bocah itu megap megap menelan roti,cepat cepat mengunyah sebelum menggumamkan kata "Umar" pada akhirnya.
kuperhatikan wajahnya yang letih, timbul rasa iba dalam hatiku,
ingatanku melayang pada Tasuku,Tasuku dulu juga pernah sekecil ini,
walaupun Umar cilik ini tampak kotor dan kepayahan,tapi dia tetap bertahan hidup, berjalan untuk mencari bantuan,
perasaanku ngilu membayangakan anak sekecil ini harus harus bertahan hidup seorang diri,
diantara para predator mematikan itu.
"apa desamu masih jauh dari sini,hei bocah?" kata Ryo.
"satu mil...kira kira"
"sudah berjalan satu mil tanpa disergap?! hebat sekali..." ada nada ejekan dalam suaranya,Ryo pasti memikirkan hal yang sama denganku,
aku mengisyaratkannya untuk diam.
"apa kalian anggota Paladin? kudengar pekerjaannya...memusnahkan mereka yang tidak bisa mati" nada canggung dalam suara Umar berkurang,matanya nanar menatap penampilanku dan Ryo bergantian,tapi ia masih berhati hati.
"bocah sok tahu,kau sedang bicara pada kapten divisi utama kami," tukas Ryo,Umar terlonjak kaget.
"jadi...anda adalah...Aryanov Gabriel,kapten para Guardian?"
aku mengangguk malu, Ryo tampak puas sekali,sedangkan Umar terkagum kagum memandangiku,membuatku salah tingkah.
"Paladin adalah organisasi elit yang dibiayai dan didukung penuh oleh pemerintah diseluruh dunia,Guardian adalah sebutan untuk divisi utama mereka yang hanya beranggota 12 orang pilihan,dan yang terkuat...adalah Aryanov Gabriel..." ia mengulang kata kata yang nyaris selalu didiktekan di sekolah dasar itu,aku semakin kikuk.
"senjatanya adalah pedang perak...dibuat khusus untuk memburu dan membasmi undead..."
"kau salah," Ryo menyela "senjata terbaik kami,adalah tubuh kami sendiri"
"kami sering mendengar cerita tentang kalian,pengetahuan umum yang wajib dihapalkan disekolahku"
"bukan begitu,itu hanya digenerasiku saja," aku tak tahan lagi, "sebenarnya banyak anggota Paladin yang lebih hebat,kok,misalnya sir Alexander boraknitchov,ketua kami"
"tahu banyak juga,ya,bocah! dan kisaragi Ryo,tentu" Ryo tak mau kalah,
"kami selalu menunggu kedatangan kalian" kata Umar polos dengan mata berkaca kaca,
tak ada nada menyalahkan dari kata katanya,tapi rasa ngilu didadaku semakin menekan,
mungkin kedatangan kami amat terlambat,mungkin ada banyak nyawa yang terlambat diselamatkan,
Undead dapat dibunuh dengan teknologi umat manusia saat ini,tapi vaksin untuk menyembuhkan orang yang terinfeksi virus yang menimbulkan bencana karena berkembang diluar dugaan tersebut masih belum dapat diciptakan,
Tasuku telah berhasil membuat vaksin yang dapat menanggulangi infeksi 30% tapi itu belum hasil maksimal,
adikku memerlukan data yang lebih akurat lagi,
untuk itulah aku disini.
"kelihatannya sebentar lagi kita akan sampai"
kata Ryo padaku,
Umar mengangguk,
"eh,apa kau tahu tentang Stast the origin?"
Umar menggeleng menjawab pertanyaan Ryo
"sudah kuduga"
aku menatap jalan berbatu yang seakan tiada batas,
Kebodohan terbesar umat manusia adalah virus ini,mereka hanya bisa membuat tanpa tahu akibatnya akan sangat fatal,
seandainya membunuh undead sebanyak apapun,tetap saja virusnya akan menyebar dan manusia akan punah pada akhirnya,
dengan kemungkinan tersebut, aku dan Tasuku berjuang dijalan kami masing masing, untuk misi yang sama.
menciptakan surga dan hari esok yang lebih baik.
_________________________________________________