Harian Pikiran Rakyat
Belasan Caleg Jalani Terapi Alternatif
Selasa, 14 April 2009 , 00:10:00
CIREBON, (PRLM).- Belasan caleg dari sejumlah daerah di Jabar yang gagal mendapatkan kursi, mulai menjalani terapi alternatif di Majelis Zikir Darul Lukman, Desa Sinarrancang, Kec. Mundu, Kab. Cirebon. Mereka menjadi pemurung, enggan berkomunikasi dengan yang lain dan hanya mengurung diri di kamar. Di antaranya bahkan ada yang sudah enggan menggunakan baju.
Sedikitnya 15 orang tercatat pernah menjalani terapi alternatif untuk mengobati penyakit depresi yang dialaminya pascapemungutan suara Kamis (9/4) lalu. Padahal dana yang sudah mereka keluarkan cukup banyak. Menurut informasi, seorang caleg asal Kab. Majalengka yang menjadi pasien di majelis zikir tersebut bahkan sampai mengeluarkan biaya hingga Rp 3 miliar. Namun suara yang didapatnya sangat rendah.
Menurut Ustad Ujang Bustami, pengasuh dan pimpinan Majelis Zikir Darul Lukman, rata-rata caleg yang menjadi tamunya mengalami depresi. "Ada sekitar 15 caleg yang menjalani terapi di tempat ini. Mereka tidak hanya caleg untuk DPRD Kab. Cirebon, tetapi juga daerah lain, seperti Kuningan, Majalengka, dan Brebes," katanya, Senin (13/4).
Dikatakan Ustad Ujang, para caleg yang menjadi pasiennya juga dari beragam partai politik (parpol) seperti Pakar Pangan, PKPB, PKB, Patriot, dan lainnya. Bahkan ada juga caleg dari Partai Demokrat. "Namun para caleg tersebut hanya mengalami gejala depresi ringan, seperti sulit berkomunikasi," katanya.
Ujang menyatakan, para caleg lebih memilih pengobatan alternatif dari pada medis, kemungkinan besar, terbentur masalah finansial. "Kalau terapi medis, tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dalam kondisi keuangan yang sudah habis-habisan, tentu tidak mungkin bagi mereka menempuh upaya medis. Sedangkan pengobatan alternatif kami tidak memungut biaya sepeser pun," ujarnya.
Sementara itu psikolog asal Cirebon Sri Nurhaeni menilai, potensi caleg mengalami depresi di berbagai daerah termasuk Kota Cirebon tergolong sangat tinggi. Faktor penyebabnya, lanjutnya, jumlah caleg sangat tidak sebanding dengan kuota kursi yang tersedia.
"Jumlah kursi DPRD Kota Cirebon yang tersedia hanya 30 kursi. Namun caleg yang ikut dalam Pemilu 2009 mencapai 464 orang. Saya kira, potensi terjadinya depresi memang sangat besar," kata Sri. Selain jumlah kursi yang tidak sebanding, faktor lain yang dapat membuat para caleg depresi adalah besarnya nilai materi yang sudah mereka keluarkan. (A-92/das)***
Tim Sukses Ambil Kembali Sumbangan
Selasa, 14 April 2009 , 18:46:00
SUKABUMI, (PRLM).- Stres tidak hanya mengancam calon anggota legislatif (caleg) saja. Namun kondisi itu juga mengancam tim sukses caleg, karena malu jagoannya tidak memperoleh suara yang diharapkan salah seorang anggota tim sukses kembali mengambil bantuan yang sempat dibagikan kepada warga.
Puluhan warga di Kampung Cicadas RT 024, Kel. Cikundul, Kec. Lembursitu, Kota Sukabumi, Selasa (14/4) sempat terkesima ketika 14 paket kostim yang sempat dipakai warga harus dikumpulkan kembali.
"Karena di TPS kami, caleg yang dijagokannya hanya memperoleh dua puluh suara. Dia serta merta meminta warga mengumpulkan kembali kaos yang diberikan. Kaos itu kembali ditarik dua hari setelah pencontrengan," kata warga Kp. Cicadas, Wawan kepada "PRLM", Selasa (14/4). (A-162/A-50)***
Caleg Minta Uangnya Dikembalikan
Rabu, 15 April 2009 , 09:39:00
BANYUMAS, (PRLM).- Macam-macam saja tingkah calon legislatif (caleg) yang merasa bakal gagal memperoleh kursi di DPRD Banyumas. Selain mengalami depresi dan stres, ada juga caleg yang berusaha mengambil kembali uang yang sudah diberikan kepada masyarakat.
Seperti yang terjadi di Desa Banjarparakan, Kecamatan Rawalo Kab. Banyumas. Seorang caleg yang sudah merasa bakal gagal, menyuruh tim suksesnya menarik kembali dana yang sudah dibagikan kepada masyarakat. “Kami juga cukup kaget dan bingung dengan ulah mereka. Ada tim sukses yang mendatangi warga dan meminta warga mengembalikan uang, karena caleg yang bersangkutan memperoleh suara yang kecil,” ujar Fadilah, warga Banjarparakan, Rabu (15/4).
Biaya yang dikeluarkan para caleg memang tidak sedikit. Seorang caleg harus punya modal Rp 300 juta. Seperti diakui Habib Mahfud, caleg harus menyiapkan modal dari Rp 300 juta hingga Rp 2 miliar.
"Uang Rp 300 juta hingga Rp 500 juta itu untuk proses pemilu sederhana. Dana sebesar itu untuk kampanye yang wajar, sekadar bagi uang untuk beli rokok dan makanan bagi tamu. Bukan untuk beli suara," tuturnya.
Menurut Mahfud, walau dana sebesar itu dianggap wajar, banyak juga caleg yang akhirnya stres gara-gara tidak mendapatkan kursi DPRD. Sebab, sebagian dana itu diperoleh mereka dengan cara utang. Jadi, sudah gagal memperoleh kursi, mereka juga pusing memikirkan bayar utang. (A-99/A-147)***
Caleg Ngantre ke Wisma Rehabilitasi Mental
Rabu, 15 April 2009 , 18:51:00
PURBALINGGA, (PRLM).- Pasca Pemilu 2009 wisma rehabilitasi mental, sosial dan narkoba di Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga. Jawa Tengah (Jateng) Pasca Pemilu kebanjiran calon anggota legislatif (caleg) dan bobotoh caleg yang stress. Dari sembilan pesien lima di antaranya berasal dari Jawa Barat (Jabar).
Dalam beberapa hari ini terdapat sembilan pasien baru dari beberapa partai lima diantaranya adalah caleg dan tim sukses perempuan empat lainnya laki-laki, caleg yang menderita depresi, sebagian besar berasal dari Jabar, Jatim dan Jateng.
"Lima dari sembilan caleg dan tim sukses berasal dari beberapa daerah di Jabar lainnya dari Jatim dan Jateng "Lima dari sembilan pasien adalah perempuan, Sumanto saya beri kepercayaan karena setelah keluar dari penjara dia sudah tidak berbahaya lagi. Sejak bebas dia saya tampung di wisma," kata Supono Mustajab, Rabu (15/4).
Sumanto yang dulu pernah memakan mayat yang dia gali dari kubur, saat ini ikut mendampingi calon legislatif (caleg) yang stres karena kalah dalam pemilihan. Pengelola wisma KH Supono, mengatakan bahwa Sumanto sudah tidak berbahaya lagi, sehingga diberi kepercayaan untuk ikut mendampingi pasien
"Di sini sudah ada sembilan orang yang stres terkait Pemilu. Ada yang caleg, ada pula dari tim sukses. Mereka sudah masuk beberapa hari lalu dan terakhir semalam ada empat orang," kata Supono. (A-99/A-50)***
Caleg PKPI Stres karena Harus Bayar Tim Sukses
Rabu, 15 April 2009 , 19:07:00
CIREBON, (PRLM).-Bila banyak calon legislatif (caleg) stress gara-gara kalah dalam pemilihan umum kemarin, Jajuli justru sebaliknya. Caleg nomor 1 daerah pemilihan VI DPRD Kabupaten Cirebon dari Partai Keadilan & Persatuan Indonesia (PKPI) mengaku stress bukan karena kalah, tetapi takut kalau dirinya menang. "Saya justru stres karena takut menang," ujar dia, Rabu (16/4).
Jajuli ditemui "PRLM" di suatu tempat yang sepi di seputaran pusat pemerintahan Kabupaten Cirebon di Kota Sumber. Dia mengaku selama beberapa hari ini memilih keluar rumah dan nongkrong di tempat yang tidak banyak orang tahu, yakni di pojok sebuah tempat perlintasan angkutan kota (angkot).
Jajuli mengemukakan kekhawatiran kalau perolehan suaranya banyak dan akhirnya bisa memperoleh kursi di DPRD setempat. Di tempat yang sepi dia berdoa agar dirinya tidak terpilih.
Ketika ditanya kenapa takut menang, Jajuli menuturkan, kalau menang, artinya dia berhak atas kursi di DPRD. Dengan begitu, dia akan merasa terbebani, bukan hanya seminggu atau sebulan, tapi selama lima tahun. "Kalau menang saya justru akan stres selama lima tahun," tutur dia.(A-93/A-50)***
GAMBARAN ORANG-ORANG YANG TADINYA GILA CALEG MENJADI CALEG GILA