“Sesungguhnya Allãh hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain Allãh…,” (QS al-Baqarah [2]: 173).
Sahabat, tahukah kalian, mengapa Allãh hanya mengharamkan bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang disembelih disebut nama selain Allãh? Karena, setiap kebaikan datangnya dari Allãh yang Mahapenyayang, agar hamba-hamba-Nya sehat jasmani dan ruhani, di dunia dan di akhirat. Berikut sedikit penjelasan ilmiahnya, kenapa empat jenis makanan itu haram kita makan.
Darah
Rasulullãh saw pernah bersabda, bahwa setan itu mengalir di dalam darah. Para ulama ada yang menafsirkan, “setan” itu sesuatu yang merusak atau “penyakit”. Itu sebabnya, Islam melarang segala macam darah untuk dimakan. Karena darah mengandung uric acid (asam urat) berkadar tinggi. Asam urat adalah senyawa kimia beracun yang berbahaya bagi kesehatan. Kenapa? Karena asam urat adalah sampah dalam darah yang terbentuk akibat metabolisme tubuh yang tidak sempurna, sehingga terjadi penumpukan purine yang berasal dari makanan. Dalam tubuh manusia, senyawa ini adalah kotoran. Sekitar 98%- asam urat dikeluarkan dari dalam darah oleh ginjal, dan dibuang keluar tubuh melalui air seni.
Bangkai
Alhamdulillãh, Islam mengajarkan proses penyembelihan hewan halal untuk dimakan. Setelah menyebut nama Allãh, hewan halal tadi dipotong urat nadi lehernya, agar seluruh darahnya ke luar. Dengan cara itu, kematian hewan tadi karena kehabisan darah, bukan karena organ vitalnya cedera. Sebab, jika organ-organnya, misalnya, jantung, hati, atau otaknya dirusak, hewan tersebut mati tapi darahnya menggumpal dalam urat-uratnya, sehingga dagingnya tercemar oleh asam urat yang beracun. Hal itu baru diketahui oleh para ahli makanan baru-baru ini. Subhanallãh.
Babi
Nah, kenapa Allãh mengharamkan babi di dalam Taurat, Injil, dan al-Quran? Selain karena babi merupakan binatang yang tidak dapat dikuliti seperti kambing, daging babi juga membahayakan kesehatan manusia. Sebab, kalau babi boleh dan halal dimakan, tentu Allãh akan merancang hewan ini dapat dikuliti, tidak jorok, dan tidak bertaring. Dalam ilmu biologi modern diketahui, bahwa babi merupakan inang yang baik bagi kembang-biak beragam parasit dan penyakit berbahaya, misalnya, flu babi. Sistem biokimia babi hanya mengeluarkan 2% kandungan asam uratnya, sisanya 98% senyawa beracun itu bersarang di tubuhnya. Penelitian membuktikan, babi adalah binatang paling adaptif, cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan liar hingga dapat berubah menjadi babi hutan yang buas dan bertaring. Dalam al-Quran, Allãh SWT mengharamkan babi dalam ayat-ayat Surat al-Baqarah (2): 173; Surat al-Mã’idah (5): 3; Surat al-An`ãm (6): 145; dan Surat an-Nahl (16): 115.
Orang yang Dikutuk
Dalam salah satu ayat al-Quran, Allãh SWT menyebutkan dengan jelas, mengapa babi haram dimakan oleh manusia. “Katakanlah, ‘Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allãh, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allãh, di antara mereka ada yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah tagut?’ Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus,” (QS al-Mã’idah [5]: 60). Orang-orang yang dikutuk Allãh dan dijadikan kera dan babi itu, adalah orang-orang Yahudi yang melanggar larangan beraktivitas pada hari Sabtu.
Banyak Mudaratnya
Selain yang diuraikan di atas, makanan dan perbuatan yang lebih banyak mudaratnya atau keburukannya, oleh Allãh dan Rasulullãh juga diharamkan bagi umat Islam. Berjudi, mengonsumsi minuman-makanan-zat yang memabukkan, seperti arak dan narkoba. Jelas banyak mudaratnya. Logikanya, orang yang mabuk pasti akan hilang kesadaran akalnya. Dan, orang yang akalnya tidak sadar atau pikirannya terhalusinasi, pasti akan mudah melakukan apa pun yang menyimpang dari etika dan aturan agama, termasuk mengambil hak orang lain dan berbuat yang membahayakan dirinya maupun orang lain.
Tafsir Modern
Walaupun hanya Allãh yang tahu persis alasan kenapa babi haram dimakan, namun dari beberapa ayat dan hadis Rasulullãh tentang haram, para ulama kemudian menafsirkannya sesuai dengan situasi dan kondisi zamannya. Fakta berikut ini, walaupun ada yang dapat diatasi dengan ilmu-teknologi, menambah alasan kenapa babi tidak layak dimakan, selain sifat dan karakteristik babi yang buruk apabila merembes kepada manusia. Makanya, menyentuh babi pun najis buat kita.
Babi adalah binatang paling jorok, kotor, suka memakan bangkai dan kotoran, tidak suka di tempat bersih dan kering. Babi termasuk hewan pemalas dan tidak suka bekerja, lebih suka makan dan tidur, tidak tahan terhadap sinar matahari, tidak gesit. Makannya rakus, bahkan paling rakus di antara hewan lainnya. Ia makan apa saja yang ada di depannya, sampah busuk, kotoran manusia, kencing dan kotorannya sendiri, hanya untuk memenuhi nafsu makannya. Babi adalah hewan mamalia satu-satunya yang memakan tanah dalam jumlah banyak. Baunya sangat menyengat. Jika tambah umur, menjadi makin malas dan lemah, bahkan untuk menerkam musuh atau membela dirinya. Suka dengan lawan sejenis dan tidak cemburu kepada pasangannya. Itu sebabnya, orang yang memakan babi akan mengeluarkan bau tidak sedap dan rentan terhadap berbagai penyakit.
Penyerap Penyakit
Hasil penelitian di Cina dan Swedia, yang mayoritas penduduknya suka makan daging babi, menyatakan, “Daging babi merupakan penyebab utama kanker anus dan usus”. Persentase penderita penyakit ini di negara-negara yang penduduknya memakan babi, meningkat secara drastis. Di negara-negara Islam, persentasenya rendah, sekitar 1/1000. Hasil penelitian (1986) itu menemukan, daging babi banyak mengandung parasit, bakteri, bahkan virus berbahaya, sehingga daging babi dijuluki sebagai “Penyimpan Penyakit”. Gara-gara babi, virus Avian Influenza menjadi ganas. Dalam keadaan normal, virus AI (Strain H1N1 & H2N1) tidak menular secara langsung ke manusia, karena virus AI mati dengan pemanasan 60º C lebih-lebih bila dimasak hingga mendidih. Tapi, setelah berada di tubuh babi, virus AI itu bermutasi dengan tingkat virulensinya naik hingga menjadi H5N1. Virus AI Strain H5N1 inilah yang dapat menular kepada manusia. Virus H5N1 ini tahun 1968 menyerang Hongkong dan membunuh 700 ribu orang, hingga disebut Flu Hongkong.
http://www.mediaindonesia.com/read/2010/02/13/123017/39/6/Flu-Babi-Renggut-Nyawa-17-Ribu-Orang-di-AS
Tidak Layak Dimakan
Konsumen daging babi sering mengeluhkan bau pesing yang menyengat. Dari penelitian ilmiah ditemukan, bau pesing tersebut disebabkan oleh praeputium (kandung kemih) babi yang sering bocor, sehingga urine babi merembes ke daging. Lemak punggung babi juga tebal, sehingga konsumen sering memilih daging babi yang lemak punggungnya tipis dengan asumsi, semakin tipis lemak punggungnya, semakin baik kualitasnya. Padahal, sifat lemak punggung babi adalah mudah mengalami oxidative rancidity, sehingga secara struktur kimia, sesungguhnya sudah tidak layak dimakan.
Daging babi juga termasuk daging yang sangat sulit dicerna karena banyak mengandung lemak. Meskipun empuk dan terlihat begitu enak dan lezat, daging babi berbahaya seperti halnya kolesterol! Karena sifat-sifatnya itu, daging babi menyebabkan banyak penyakit berbahaya, misalnya, pengerasan pada urat nadi, naiknya tekanan darah, nyeri dada yang menyekam (angina pectoris), dan radang pada sendi-sendi.
Mengandung Cacing Pita
Tahun 2001, para dokter Amerika Serikat pernah mengeluarkan cacing yang berkembang di otak seorang perempuan. Hal tersebut terjadi setelah ia mengonsumsi hamburger khas Meksiko yang terkenal berupa daging lemak babi. Pasien itu mengakui, ia merasa letih selama tiga pekan setelah makan hamburger. Ternyata, daging babi itu mengandung telur cacing pita dan menempel di dinding ususnya, kemudian terbawa peredaran darah sampai ke otak. Ketika sampai di otak, ia merasakan sakit ringan pada awalnya, hingga cacing itu mati. Hal itu menyebabkan disfungsi yang sangat keras pada susunan otak di daerah yang mengelilingi cacing itu. Cacing pita akan berkembang di usus 12 jari dan dalam beberapa bulan akan menjadi dewasa. Cacing pita dapat berbiak sampai 1.000 ekor dengan panjang antara 4-10 cm, terus hidup di tubuh manusia dan mengeluarkan telurnya melalui BAB (buang air besar).
Hewan Percobaan
Mengapa babi sering dijadikan hewan percobaan untuk berbagai penelitian penyakit dan obatnya? Ternyata, struktur DNA babi paling mirip dengan struktur gen manusia. Jadi, kalau ada orang makan daging babi, itu hampir sama dengan memakan daging manusia. Sebagaimana firman Allãh dalam Surat al-Mã’idah [5]: 60 yang dikutip di atas, “ada yang dikutuk menjadi kera dan babi”. Padahal, “Kepribadian seseorang sesuai dengan apa yang dimakannya”. Maka. beruntunglah kita menjadi seorang Muslim yang dilarang makan daging babi. Wallãhu a’lam.@ (Dari berbagai sumber).
Boks:
Lebih Pintar
Babi adalah sejenis hewan ungulata yang bermancung panjang, berhidung leper, aslinya berasal dari Eurasia. Dalam bahasa Arab disebut khinzir. Babi adalah omnivora, yang berarti pemakan daging dan tumbuh-tumbuhan. Babi termasuk mamalia paling cerdas di antara hewan, bahkan lebih pintar dan mudah dipelihara dibandingkan anjing dan kucing.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Upakelas: Theria
Infrakelas: Eutheria
Ordo: Artiodactyla
Famili: Suidae
Upafamili: Suinae
Genus: Sus
Penyebar Penyakit
Para pakar mikrobilogi Amerika Serikat menyatakan, sedikitnya ada 25 penyakit yang disebarkan melalui babi. Di antaranya:
* Anthrax
* Ascaris suum
* Botulism
* Brucella suis
* Cryptosporidiosis
* Entamoeba polecki
* Erysipelothrix shusiopathiae
* Flavobacterium group IIb-like bacteria
* Influenza
* Leptospirosis
* Pasteurella aerogenes
* Pasteurella multocida
* Pigbel
* Rabies
* Salmonella cholerae-suis
* Salmonellosis
* Sarcosporidiosis
* Scabies
* Streptococcus dysgalactiae (group L)
* Streptococcus milleri
* Streptococcus suis type 2 (group R)
* Swine vesicular disease
* Taenia solium
* Trichinella spiralis
* Yersinia enterocolitica
* Yersinia pseudotuberculosis