Dipi76
New member
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)
Bentrok dengan Para Siren
Iason dan kru kapalnya mengarungi pesisir pantai hingga mereka sampai di sebuah pulau karang kecil. Di sana terdapat tiga orang gadis cantik duduk di atas karang. Tiba-tiba terdengarlah sebuah nyanyian merdu yang menawan hati. Para Argonaut tanpa sadar mendayung ke arah pulau karang itu.
Tapi Iason sadar, inilah para Siren yang diperingatkan oleh gurunya, Khiron, bahwa mereka tidak akan selamat jika mereka tidak mengajak Orfeus turut serta. Menyadari bahaya dari nyanyian Siren yang tak tertahankan itu, Orfeus langsung bernyanyi dan memainkan liranya. Suaranya yang sangat merdu ternyata lebih indah dan mengalahkan suara para Siren. Akhirnya para Argonaut berhasil menjauh. Hanya satu orang yang tidak dapat menahan diri, namanya adalah Botes, ia langsung melompat turun dari kapal begitu mendengar suara nyanyian Siren. Afrodit, yang menyukai pemuda itu, langsung menyelamatkannya dan menjadikannya kekasih.
Siren yang gagal menarik para Argonaut menuju kematian pun langsung terjun ke laut, karena mereka ditakdirkan untuk mati jika gagal menarik orang dengan lagunya.
Demikianlah para Argonaut selamat karena keindahan suara Orfeus.
Raksasa di Kreta
Para Argonaut sangat senang ketika akhirnya berhasil mencapai laut lepas. Mereka terus berlayar ke arah Iolkus. Angin yang mendorong layar kapal Argo berhenti, dan sekali lagi mereka semua bersama-sama mendayung kapal. Semalaman mereka mendayung. Ketika pagi menjelang, Theseus berteriak, "Pulau Kreta!!"
Para Argonaut, yang kelelahan setelah mendayung semalaman, merasa sangat senang melihat daratan. Mereka berharap dapat mengisi perbekalan dan istirahat. Tapi di pulau ini ternyata ada seorang penjaga, namanya adalah Talos, prajurit raksasa yang tubuhnya terbuat dari perunggu. Talos memiliki sebuah pembuluh yang tersambung dari leher sampai ke kakinya. Di epmbuluh itu mengalir timbal hitam yang merupakan darah Talos. Pembuluh itu disumbat dengan sebuah paku.
Talos ini diciptakan oleh Hefaistos dan diberikan oleh Zeus untuk melindungi Europa, kekasih Zeus di Kreta. Talos setiap hari selalu mengelilingi pulau Kreta tiga kali. Dia akan melemparkan batu besar kepada kapal yang mendekati Kreta. Hal itulah yang dilakukannya kepada kapal Argo. Batu-batu besar ia lemparkan ketika kapal para pahlawan itu mendekat. Para Argonaut panik dan langsung menjauh hingga di luar jarak lempar Talos.
Majulah Medeia ke anjungan kapal. Ia membacakan mantra dan mengutuk Talos sampai dia jadi mengamuk sendiri. Talos yang mengamuk akhirnya tanpa sengaja tersandung batu tajam dan paku yang menyegel pembuluh darahnya terlepas. Maka keluarlah cairan hitam dari mata kakinya terus-menerus. Talos akhirnya mati karena kehabisan darah dan tenggelam.
Setelah itu. Para Argonaut bisa mendarat dengan mudah, beristirahat dan mengumpulkan perbekalan.
Lalu mereka kembali berlayar dan setelah beberapa lama, nampaklah Gunung Pelion, tempat Iason dibesarkan. Ini berarti Iolkus sudah dekat. Iason dan Medeia segera menuju Iolkus sementara para awak kapal Argo saling berpisah karena misi mendapatkan domba emas telah berhasil.
Pembunuhan Pelias
Di Iolkus, Iason mendapat kabar buruk. Ayahnya dikabarkan telah mati karena dipaksa minum racun oleh Pelias, Ibunya juga menyusul bunuh diri karena kesedihannya ditinggal suaminya. Iason yang marah akhirnya meminta Medeia untuk membalaskan dendam orang tuanya
Medeia langsung menyusun rencana untuk membunuh Pelias. Malam harinya, Medeia duduk sendiri di dalam kamar, menyanyikan mantra tiada henti sepanjang malam dan di kala pagi, Medeia melihat hasil dari mantra yang dirapalnya.
Sebuah kereta yang ditarik oleh naga langsung tersedia di luar rumahnya. Mantra pemanggilannya berhasil dan dengan menaiki kereta itu ia meluncur terbang. Medeia pergi ke berbagai tempat tanaman-tanaman sihir tumbuh. Gunung Ossa, Pelion, Thris, Pindus dan Olimpus semua didatangi. Sungai Apidanos, Enipius dan Pinius juga didatanginya untuk mengumpulkan bahan-bahan sihirnya. Lalu ia kembali dan memulai memasak ramuan.
Iason melihat Medeia yang pucat dan menyeramkan ketika kekuatan sihir mengelilingi gadis itu. Ia hendak masuk ke kamar Medeia namun gadis itu melarangnya masuk dengan kasar, agar Iason tidak mengganggu proses pemasakan ramuan yang akan segera dimulai.
Sementara itu. Medeia mencapai tahap akhir ramuannya. Ia mengaduk kuali ramuannya dengan kayu dari pohon apel. ketika diangkat dari dalam ramuan, kayu pengaduk itu telah berubah, ditumbuhi daun apel, dan di ujungnya tiba-tiba tumbuhlah satu buah apel segar. Beberapa tetes ramuannya juga tumpah ke tanah, dan disana langsung tumbuh rumput hijau dan bunga yang indah. Yang Medeia buat adalah sebuah ramuan yang dipenuhi kekuatan kehidupan.
Setelah selesai, ia menyimpan ramuan itu ke dalam botol, dan sisanya, ia tebarkan ke taman istana. kemudian bersama naganya, ia berangkat menemui putri-putri Pelias.
Medeia menipu mereka dengan mangatakan bahwa dia memiliki kekuatan untuk membuat ayah mereka kembali muda. Medeia menunjukkan triknya pada seekor domba. Medeia menyembelih seekor domba yang sudah tua, memotong-motong tubuh domba itu, dan memasukannya ke dalam kuali berisi air mendidih denagn dicam[ur ramuan buatannya. Medeia lalu membacakan mantra. Setelah selesai, Medeia mengangkat domba itu, yang kini telah hidup dan bahkan kembali muda. Domba itu menjadi sangat sehat, tanduknya kuat, bulunya tumbuh lebat dan hewan itu mengembik gembira
Putri-putri Pelias merasa takjub dan ingin memudakan kembali ayah mereka. Medea mengajarkan cara melakukan ritual itu, tapi tidak memberikan cairan yang benar kemudian Medea lamhsumh pergi meninggalkan istana.
Ketika Pelias sedang tidur, putri-putrinya membunuh Pelias, memotong-motong tubuhnya, dan memasukkannya ke dalam kuali yang berisi air mendidih itu. Mereka Membacakan mantra dan menunggu. Namun setelah beberapa jam, ayah mereka tidak kunjung keluar, dan ketika air kuali itu kering, nampaklah sosok ayah mereka yang sudah menjadi mayat.
Setelah Pelias mati, Hera menjadi puas karena bisa membalas perbuaatn Pelias yang telah melakukan pembunuhan di kuil Hera. Demikianlah, petualangan luar biasa yang dilakukan Iason dan para Argonaut sesungguhnya hanyalah bagian dari rencana Hera untuk membunuh Pelias.
Sementara Medeia memanggil naganya dan menemui Iason. Sedangkan putri-putri Pelias hanya bisa meringkuk ketakutan di dekat jenazah ayah mereka.
Kabar Kematian Pelias tersebar, dan kota pun jadi kacau. sementara putri-putri Pelias hanya bisa meringkuk ketakutan di dekat jenazah ayah mereka.
Akastos, putra Pelias, marah pada Iason dan Medeia. Akastos akhirnya mengusir Iason dan Medeia dari Iolkus. Iason dan Medeia lalu mengungsi di Korintus.
Akhir Petualangan Iason
Iason dan Medeia akhirnya tinggal di Korintus. Di sana Iason menikahi Glauke, putri Kreon, raja Korintus. Melihat ini Medeia mengamuk, ia mengungkit apa saja yang telah ia lakukan untuk Iason namun Iason malah berkata bahwa yang pantas menerima terima kasih adalah Afrodit yang telah membuat Medeia jatuh cinta pada Iason. Karena dendam, Medeia memberikan hadiah kepada Glauke, yaitu sebuah gaun yang telah dikutuk. Ketika Glauke memakainya, tubuhnya terbakar dan Glauke pun tewas. Ayah Glauke ikut terbakar bersama putrinya ketika ia hendak menolong.
Medeia juga membunuh dua orang putra hasil pernikahannya bersama Iason. Setelah itu Medeia kabur ke kota Athena dengan menaiki kereta naganya.
Rakyat Korintus marah atas pembunuhan raja dan putrinya. Karena Medeia telah kabur, mereka akhirnya menumpahkan kemarahan pada Iason dan mengusir Iason dari Korintus.
Iason, bersama Peleus, kemudian merebut kembali kota Iolkus. Putra Iason yang bernama Thessalos didaulat menjadi raja Iolkus.
Karena pengkhianatan Iason pada Medeia, para dewa murka. Hera tidak lagi mendukungnya. Iason ikut serta dalam Perburuan Babi Kalidon tapi hanya berhasil membunuh seekor anjng. Di masa tuanya, Iason berjalan sendiri di pantai dan bersandar di bagian depan kapal Argo, mengenang petualangan masa mudanya.
Tiba-tiba kayu depan Argo runtuh menimpa Iason dan langsung membunuhnya seketika.
-dipi-
Bentrok dengan Para Siren
Iason dan kru kapalnya mengarungi pesisir pantai hingga mereka sampai di sebuah pulau karang kecil. Di sana terdapat tiga orang gadis cantik duduk di atas karang. Tiba-tiba terdengarlah sebuah nyanyian merdu yang menawan hati. Para Argonaut tanpa sadar mendayung ke arah pulau karang itu.
Tapi Iason sadar, inilah para Siren yang diperingatkan oleh gurunya, Khiron, bahwa mereka tidak akan selamat jika mereka tidak mengajak Orfeus turut serta. Menyadari bahaya dari nyanyian Siren yang tak tertahankan itu, Orfeus langsung bernyanyi dan memainkan liranya. Suaranya yang sangat merdu ternyata lebih indah dan mengalahkan suara para Siren. Akhirnya para Argonaut berhasil menjauh. Hanya satu orang yang tidak dapat menahan diri, namanya adalah Botes, ia langsung melompat turun dari kapal begitu mendengar suara nyanyian Siren. Afrodit, yang menyukai pemuda itu, langsung menyelamatkannya dan menjadikannya kekasih.
Siren yang gagal menarik para Argonaut menuju kematian pun langsung terjun ke laut, karena mereka ditakdirkan untuk mati jika gagal menarik orang dengan lagunya.
Demikianlah para Argonaut selamat karena keindahan suara Orfeus.
Raksasa di Kreta
Para Argonaut sangat senang ketika akhirnya berhasil mencapai laut lepas. Mereka terus berlayar ke arah Iolkus. Angin yang mendorong layar kapal Argo berhenti, dan sekali lagi mereka semua bersama-sama mendayung kapal. Semalaman mereka mendayung. Ketika pagi menjelang, Theseus berteriak, "Pulau Kreta!!"
Para Argonaut, yang kelelahan setelah mendayung semalaman, merasa sangat senang melihat daratan. Mereka berharap dapat mengisi perbekalan dan istirahat. Tapi di pulau ini ternyata ada seorang penjaga, namanya adalah Talos, prajurit raksasa yang tubuhnya terbuat dari perunggu. Talos memiliki sebuah pembuluh yang tersambung dari leher sampai ke kakinya. Di epmbuluh itu mengalir timbal hitam yang merupakan darah Talos. Pembuluh itu disumbat dengan sebuah paku.
Talos ini diciptakan oleh Hefaistos dan diberikan oleh Zeus untuk melindungi Europa, kekasih Zeus di Kreta. Talos setiap hari selalu mengelilingi pulau Kreta tiga kali. Dia akan melemparkan batu besar kepada kapal yang mendekati Kreta. Hal itulah yang dilakukannya kepada kapal Argo. Batu-batu besar ia lemparkan ketika kapal para pahlawan itu mendekat. Para Argonaut panik dan langsung menjauh hingga di luar jarak lempar Talos.
Majulah Medeia ke anjungan kapal. Ia membacakan mantra dan mengutuk Talos sampai dia jadi mengamuk sendiri. Talos yang mengamuk akhirnya tanpa sengaja tersandung batu tajam dan paku yang menyegel pembuluh darahnya terlepas. Maka keluarlah cairan hitam dari mata kakinya terus-menerus. Talos akhirnya mati karena kehabisan darah dan tenggelam.
Setelah itu. Para Argonaut bisa mendarat dengan mudah, beristirahat dan mengumpulkan perbekalan.
Lalu mereka kembali berlayar dan setelah beberapa lama, nampaklah Gunung Pelion, tempat Iason dibesarkan. Ini berarti Iolkus sudah dekat. Iason dan Medeia segera menuju Iolkus sementara para awak kapal Argo saling berpisah karena misi mendapatkan domba emas telah berhasil.
Pembunuhan Pelias
Di Iolkus, Iason mendapat kabar buruk. Ayahnya dikabarkan telah mati karena dipaksa minum racun oleh Pelias, Ibunya juga menyusul bunuh diri karena kesedihannya ditinggal suaminya. Iason yang marah akhirnya meminta Medeia untuk membalaskan dendam orang tuanya
Medeia langsung menyusun rencana untuk membunuh Pelias. Malam harinya, Medeia duduk sendiri di dalam kamar, menyanyikan mantra tiada henti sepanjang malam dan di kala pagi, Medeia melihat hasil dari mantra yang dirapalnya.
Sebuah kereta yang ditarik oleh naga langsung tersedia di luar rumahnya. Mantra pemanggilannya berhasil dan dengan menaiki kereta itu ia meluncur terbang. Medeia pergi ke berbagai tempat tanaman-tanaman sihir tumbuh. Gunung Ossa, Pelion, Thris, Pindus dan Olimpus semua didatangi. Sungai Apidanos, Enipius dan Pinius juga didatanginya untuk mengumpulkan bahan-bahan sihirnya. Lalu ia kembali dan memulai memasak ramuan.
Iason melihat Medeia yang pucat dan menyeramkan ketika kekuatan sihir mengelilingi gadis itu. Ia hendak masuk ke kamar Medeia namun gadis itu melarangnya masuk dengan kasar, agar Iason tidak mengganggu proses pemasakan ramuan yang akan segera dimulai.
Sementara itu. Medeia mencapai tahap akhir ramuannya. Ia mengaduk kuali ramuannya dengan kayu dari pohon apel. ketika diangkat dari dalam ramuan, kayu pengaduk itu telah berubah, ditumbuhi daun apel, dan di ujungnya tiba-tiba tumbuhlah satu buah apel segar. Beberapa tetes ramuannya juga tumpah ke tanah, dan disana langsung tumbuh rumput hijau dan bunga yang indah. Yang Medeia buat adalah sebuah ramuan yang dipenuhi kekuatan kehidupan.
Setelah selesai, ia menyimpan ramuan itu ke dalam botol, dan sisanya, ia tebarkan ke taman istana. kemudian bersama naganya, ia berangkat menemui putri-putri Pelias.
Medeia menipu mereka dengan mangatakan bahwa dia memiliki kekuatan untuk membuat ayah mereka kembali muda. Medeia menunjukkan triknya pada seekor domba. Medeia menyembelih seekor domba yang sudah tua, memotong-motong tubuh domba itu, dan memasukannya ke dalam kuali berisi air mendidih denagn dicam[ur ramuan buatannya. Medeia lalu membacakan mantra. Setelah selesai, Medeia mengangkat domba itu, yang kini telah hidup dan bahkan kembali muda. Domba itu menjadi sangat sehat, tanduknya kuat, bulunya tumbuh lebat dan hewan itu mengembik gembira
Putri-putri Pelias merasa takjub dan ingin memudakan kembali ayah mereka. Medea mengajarkan cara melakukan ritual itu, tapi tidak memberikan cairan yang benar kemudian Medea lamhsumh pergi meninggalkan istana.
Ketika Pelias sedang tidur, putri-putrinya membunuh Pelias, memotong-motong tubuhnya, dan memasukkannya ke dalam kuali yang berisi air mendidih itu. Mereka Membacakan mantra dan menunggu. Namun setelah beberapa jam, ayah mereka tidak kunjung keluar, dan ketika air kuali itu kering, nampaklah sosok ayah mereka yang sudah menjadi mayat.
Setelah Pelias mati, Hera menjadi puas karena bisa membalas perbuaatn Pelias yang telah melakukan pembunuhan di kuil Hera. Demikianlah, petualangan luar biasa yang dilakukan Iason dan para Argonaut sesungguhnya hanyalah bagian dari rencana Hera untuk membunuh Pelias.
Sementara Medeia memanggil naganya dan menemui Iason. Sedangkan putri-putri Pelias hanya bisa meringkuk ketakutan di dekat jenazah ayah mereka.
Kabar Kematian Pelias tersebar, dan kota pun jadi kacau. sementara putri-putri Pelias hanya bisa meringkuk ketakutan di dekat jenazah ayah mereka.
Akastos, putra Pelias, marah pada Iason dan Medeia. Akastos akhirnya mengusir Iason dan Medeia dari Iolkus. Iason dan Medeia lalu mengungsi di Korintus.
Akhir Petualangan Iason
Iason dan Medeia akhirnya tinggal di Korintus. Di sana Iason menikahi Glauke, putri Kreon, raja Korintus. Melihat ini Medeia mengamuk, ia mengungkit apa saja yang telah ia lakukan untuk Iason namun Iason malah berkata bahwa yang pantas menerima terima kasih adalah Afrodit yang telah membuat Medeia jatuh cinta pada Iason. Karena dendam, Medeia memberikan hadiah kepada Glauke, yaitu sebuah gaun yang telah dikutuk. Ketika Glauke memakainya, tubuhnya terbakar dan Glauke pun tewas. Ayah Glauke ikut terbakar bersama putrinya ketika ia hendak menolong.
Medeia juga membunuh dua orang putra hasil pernikahannya bersama Iason. Setelah itu Medeia kabur ke kota Athena dengan menaiki kereta naganya.
Rakyat Korintus marah atas pembunuhan raja dan putrinya. Karena Medeia telah kabur, mereka akhirnya menumpahkan kemarahan pada Iason dan mengusir Iason dari Korintus.
Iason, bersama Peleus, kemudian merebut kembali kota Iolkus. Putra Iason yang bernama Thessalos didaulat menjadi raja Iolkus.
Karena pengkhianatan Iason pada Medeia, para dewa murka. Hera tidak lagi mendukungnya. Iason ikut serta dalam Perburuan Babi Kalidon tapi hanya berhasil membunuh seekor anjng. Di masa tuanya, Iason berjalan sendiri di pantai dan bersandar di bagian depan kapal Argo, mengenang petualangan masa mudanya.
Tiba-tiba kayu depan Argo runtuh menimpa Iason dan langsung membunuhnya seketika.
-dipi-