Puisi-puisi Kalina Maryadi

Demi Dia

Aku memanglah lelaki
Yang tak berhati nurani
Melukai perasaanmu yang tulus
Bukannya ku tak peduli
Tapi hatiku tlah memilih
Tak mungkin bisa kembali

Banyak kata hendak ku ucapkan
Saat bertemu jadi lupa semua
Ku tau hatimu terluka
Kata maaf saja tak kan cukup untuk mengobatinya..

Tolong relakanlah aku
Terus bersamanya
Biarkan kami bersatu
Mengikat cinta dalam hati

Demi dia ku rela..
Menjadi budak amarahmu
Asal kau merelakan
Demi dia ku berlutut padamu..
 
Cinta Tak Bersuara

Andaikan cinta bisa bicara
Mau kah kau mendengarnya?
Setiap kalimatnya pasti ada keindahan
Setiap iramanya kan menggetarkan jiwa
Bagaimana reaksimu?

Andaikan cinta itu berlidah
Mampu mengatakan yang tak sanggup ku ucapkan
Mungkin setelahnya ku tak akan berani menatap matamu lagi..

Ku bersyukur pada Tuhan
Membuat cinta tak bersuara
Sehingga kau tak perlu tau ini
Tentang perasaan tersembunyi dalam hatiku
Cinta tak kan mengatakan
Bahwa ku ingin kau tetap tinggal
Selamanya di sisiku..
Jangan pergi..

Bila cinta bisa mengatakan semua
Ku tak yakin kau kan senang
Biarlah.. semuanya tersiman
Menjadi kenangan indah untuk ku kenang..
 
Belahan Jiwa

Laksana purnama bercahaya
Dan bintang-bintang berkemilau
Kau, aku, saling cinta
Menerangi malamnya hati
Dengan cahaya ketulusan

Bermula dari hati
Menjelma jadi sebuah kenangan
Cinta indah mengakhiri duka
Ku.. bahagia bersamamu

Engkaulah cintaku selamanya
Belahan jiwa dalam hidupku
Terkisahmu di antara
Sela kehidupan nyataku
Engkaulah belahan jiwaku

Takdirku.. bersamamu
Ku tau kau tercipta untukku
Saat ku merasakan cintamu
Menyentuh sanubariku..

Senyummu..
Merupakan penungguan terbesar dalam hidupku
Kelembutanmu..
Merupakan cinta remaja terindah dalam hidupku
Kaulah belahan jiwaku

Takkan berpisah selama-lamanya
Selalu bersama hingga akhir waktu
Ku mencintaimu..
Ku slalu.. milikmu..
 
Sejak Berpisah

Sejak berpisah, rindunya.. kangennya..
Betapa menyedihkan, sulit untuk tegar
Malam ini minum arak bersamamu
Untuk hilangkan gundah

Sejak berpisah, ingin rasanya terus bermimpi
Air mata terus menetes
Angin dan badai putihkan seluruh rambutku
Malam ini minum arak bersamamu
Bertutur tentang ribuan kata

Mengapa pertemuan tak bisa berjalan langgeng?
Mengapa persatuan sulit untuk dipertahankan?
Mengapa perpisahan begitu getir?
Mengapa manusia lebih kurus dari bunga krisan?

Sejak berpisah..
Entah sudah berapa kali tertipu oleh mimpi
Bila bertemu lagi, hanya ingin tanyakan satu hal
Apakah perasaanmu padaku.. masih tetap sama?

Sejak berpisah..
Ingin rasanya bermimpi
Air mata terus menetes
Angin dan badai putihkan rambutku
Apakah cintamu padaku telah berubah?
Apakah telah berubah?
 
Stasiun Perpisahan

Ketika kau genggam jemariku
Kau katakan jaga diri berulang kali
Ketika kau tatap aku dalam-dalam
Kau katakan jangan mengantarku

Ketika kau menuju stasiun perpisahan
Akhirnya aku tak henti memanggilmu
Melihat keretamu semakin menjauh
Hatiku pun hancur berkeping-keping

Aku tak sempat berkata-kata lagi
Air mataku telah jatuh berurai
Sejak itu aku jatuh cinta pada stasiun itu
Aku sering kali termenung melihat stasiun itu
Dan kau hampir mematahkan tanganmu karena melambai
Kapan kereta itu akan membawamu kembali?
Aku mengharap di sini
Aku tak peduli di mana pun kau berada
Tapi jaga dirimu baik-baik..
 
Kisah di Tengah Hujan

Kau muncul di depan pintu rumahku
Di tengah hujan gerimis
Kau tak membawa payung
Rambutmu yang basah
Alismu yang basah
Kau bilang ingin sekali bertemu
Tak diduga, sungguh menyentuh hati
Saat itu aku hanya diam tak bersuara
Kau katakan maaf padaku
Senyum tersungging di bibirmu
Kau terdiam
Kau balikkan tubuhku
Aku memanggil namamu
Kau tolehkan kembali kepalamu
Aku maju ke depan
Bulir-bulir hujan bercahaya
Kita berpelukan di hujan musim semi
 
Aku Tak Bisa Menahan Diri

Aku tak berani bertatapan mata denganmu
Karena takut aku akan jatuh cinta padamu
Aku tak bisa menahan diri

Aku tak berani bertemu berduaan denganmu
Karena takut aku akan jatuh cinta padamu
Aku tak bisa menahan diri

Aku tak berani berjalan berdua di bawah cahaya matahari denganmu
Karena takut aku akan jatuh cinta padamu
Aku tak bisa menahan diri

Aku tak berani menikmati awan dan pohon denganmu
Karena takut aku akan jatuh cinta padamu
Aku tak bisa menahan diri

Saat angin berhembus berbisik di depan jendela
Aku merindukanmu
Aku tak bisa menahan diri

Saat rembulan di malam hari berselimutkan kabut
Aku merindukanmu
Aku tak bisa menahan diri

Saat ada suka cita bersama
Saat menari dan menyanyi bersama
Aku merindukanmu
Aku tak bisa menahan diri

Saat lagu dan pesta telah usai
Aku merindukanmu
Aku tak bisa menahan diri

Ketika itulah ku sadari
Aku telah lama jatuh hati padamu
Aku tak bisa menahan diriku
 
Jangan Tinggalkan Aku

Sejak bertemu denganmu
Hanya ada kau di hatiku
Kaulah kebahagiaan
Kaulah keajaiban
Kaulah pasangan sehidup sematiku

Ku mohon padamu
Jangan tinggalkan aku

Kau milikku
Aku milikmu
Takkan berpisah..
Sehidup semati..

Walau pun semua kejadian di masa lalu
Membuatmu merasa tak puas
Mulai hari iini, aku tak akan urakan
Dan tuliskan sejarah baru untukmu

Dalam kursi kehormatan
Aku jamin dalam hatiku hanya ada kau seorang
Ku mohon, jangan tinggalkan aku..
 
Hujan dan Kabut Menebal

Aku paling takut,,
Paling takut pada hujan berkabut
Tak bisa melihat dengan jelas
Tak bisa melihat dengan jelas bayangan dirimu
Aku pernah..
Pernah berseru pada langit
Langit sedang menangis
Aku pun menangis
Di manakah kau kini berada?

Segala peristiwa dan kepedihan masa lalu
Tergambar di depan mata
Akulah hujan berkabut
Hujan berkabut yang terluka
Rasa sakit hati kembali terasa
Sorot mata dan senyumanmu
Menemani kesendirianku hari ini
Hujan dan kabut menebal
Gunung dan sungai di kejauhan
Seruanmu, dan air matamu..
Yang paling membuat hatiku terasa sakit

Aku paling takut..
Paling takut pada hujan berkabut
Masih ingat pertemuan denganmu
Di tengah hujan berkabut
Jika tau..
Jika saja tau akan seperti ini
Untuk apa..
Untuk apa bertemu denganmu..?
 
Terluka

Ada sebuah kapal kecil
Berlayar menuju sebuah pulau
Di tengah gelombang sendirian
Semakin hari semakin kecil
Terkikis air laut yang deras

Pulau itu ternyata sangat menyedihkan
Tak ada lagi pepohonan yang tumbuh
Tak ada lagi bebatuan yang keras
Semua tersapu badai kehancuran
Semua kena amukan bah kesengsaraan

Aku terluka.. sangat terluka
Begitu dalam.. sedalam-dalamnya
Sakit, perih, dan menganga
Darah mengalir bagai sungai lava
Dari letusan gunung amarah
Aku.. tak mau hidup lagi
Terlalu sakit..
Terlalu sakit..
 
Saat Bertemu

Waktu itu hujan gerimis
Sejak siang hingga malam
Tak juga reda
Pertama kali kita berjumpa
Tanpa ku mengatakan namaku
Kau memanggilku 'hei hei'
Kita berdua pun menyadari
Bahwa telah jatuh cinta
Hanya saja tak berani mengatakannya
Belum yakin dengan perasaan ini
Benar-benar cinta
Atau hanya sekedar suka..
 
Empat Musim

Musim semi yang indah
Hujan turun, kabut pun menebal
Bunga-bunga bermekaran
Menyerukan keindahan dalam bayangan angin

Musim panas pun tiba
Sekelompok burung terbang pulang ke sarang
Memberi makan pada anak-anaknya
Lalu menemani mereka tidur

Musim gugur yang mencekam
Daun-daun mulai mengering dan meranggas
Bunga-bunga pun bersiap untuk layu
Dan buah-buahan mulai dipanen

Tibalah musim dingin yang panjang
Butiran salju dengan lembutnya menyentuh permukaan bumi
Menumpuk diri dan teman-temannya hingga menebal di jalanan
Boneka salju berdiri tegak di depan rumah
Seolah melambai, dan mengucapkan salam..
 
Aku Masih Mencintaimu

Tahun-tahun tlah berganti
Setiap musim tlah dilalui
Panas dan hujan, angin dan badai, air dan api
Memberi warna dalam setiap kisah
Antara kau dan aku

Setiap kali kau bertanya
Tentang perasaanku..
Apakah masih atau sudah tiada
Apakah masih atau sudah berhenti
Jawabanku selalu sama
Aku masih mencintaimu dan akan selalu mencintaimu
Kau tertawa, kau tersenyum begitu bahagia
Karena cintaku masih untukmu

Wahai kekasihku..
Taukah kau..
Selama gunung masih bersanding
Langit dan bumi tak bersatu
Jangan pernah meragukan cintaku..
Aku selalu mencintaimu..
 
Aku Mulai Suka

Sekian lama ku hidup dalam kesendirian
Hujan dan badai tak mampu robohkanku
Senyum dan tawa seakan tak mengenaliku
Tapi aku jauh dari rasa putus asa
Seolah air dan api telah menjadi teman
Dicampur minyak pun tak akan ada perang

Tetapi..
Malam itu di tengah ramainya jalan raya
Aku menemukan bagian lain dari kehidupan
Itulah dirimu..

Kau..
Yang selalu tertawa dan gembira
Selalu riang dan bersemangat
Ternyata menyimpuan ribuan duka
Menahan laju darah yang mengalir lewat luka menganga di hatimu
Kau yang begitu polos..
Ternyata menantang rasa takut untuk mencoba tersenyum dan tertawa

Aku mengagumimu..
Aku mulai suka padamu..
Tak peduli pada gunung pisau pun
Kan ku daki demi membahagiakanmu..
 
Terlalu Indah

Kau berikan segala yang ku mau
Semua yang ku inginkan
Apapun kau lakukan untukku
Meski begitu indah..
Tapi tak bisa hapuskan dukaku

Memang begitu indah
Semua yang kau lakukan
Semua yang kau berikan
Hanya untukku
Namun tetap tak bisa mengundang tawaku

Hatiku bimbang menghadapimu
Terlalu indah untuk ku buang
Kenyataan ini membuatku tak bisa jauh
Tak ingin berpisah darimu
Apakah cinta dan kesetiaanku
Cukup untuk membalas semuanya?
Karna hanya ini.. yang ku punya
 
Masih Ada Kebaikan

Tak ku sangka..
Kau masih mau baik padaku
Setelah apa yang ku lakukan padamu
Melukai hatimu
Menyinggung perasaanmu
Aku jadi kehabisan kata-kata untuk minta maaf
Karena senyummu bagai anugrah
Membuatku malu berhadapan denganmu
Aku sungguh tak punya muka

Meski kau sering kali dapat cacianku
Kerap dimaki olehku
Kau tetap baik padaku
Meski kau terkadang memang menyebalkan
Tapi masih ada banyak kebaikan
Yang kau berikan padaku..
 
Back
Top