Puisi-puisi Kalina Maryadi

yaudah klo ga mo dpgl tante.

nek minimal sehari dapet berapa nopel atopun puisinya?itu klo sdg mod lho!!!

tergantung, si..
novel itu.. bulanan.. setiap 6 bulan sekali biasanya ada novel yang siap dibaca orang banyak.
puisi.. kadang sehari satu sampe lima, kadang gak ada sama sekali.
Itu tidak tergantung mood ato tidak! gak ada hubungannya dengan Mood.
 
"Cinta, Harga Diri, dan Kematian" | "Semenjak Kehilanganmu"

Hujan turun ke bumi
Langit ikut menangisi hatiku
Yang pedih dan merana
Semenjak badai merengkuhmu dan cintaku
Semenjak petir dan gemuruh meluluhlantakkan kebahagiaanku dan dirimu
Semenjak itulah hari-hariku suram dan tak menentu

Api membakar seluruh tubuhku
Tapi ku tak merasakan panas
Angin meniup kencang, menyerbu pertahanan hidup
Tapi ku sama sekali tak roboh
Salju menumpuk mengubur tubuh telanjangku dalam-dalam
Tapi sedikit pun ku tak merasa kedinginan
Semenjak kehilanganmu dan cintamu
Aku seolah mati rasa
Juga kehilangan semangat hidup
Kapankah ajal hendak merengkuhku
Kematian terasa lebih baik
Dari pada harus hidup tanpamu
Lebih baik pergi ke surga tuk melupakanmu

Memelukmu dalam mimpi saja tak bisa
Apalagi mengharap kau kembali padaku
Haruskah ku mengemis pada Tuhan
Gemuruh ombak takkan pernah berhenti
Silih berganti petir bernyanyi
Guntur menggelegar mentertawakanku
Ke manakah harus ku cari
Harga diriku lenyap demi cintamu
Betapa tak tau malunya diriku
Kau sudah tak mau, tapi ku tetap memaksa

Bila musim dingin selamanya bersalju
Mungkin hatimu akan terus membeku
Entah kapan musim semi akan datang
Hatiku sudah lama mengerang
Memaksamu mencintai aku lagi
Aku tak lagi kenal harga diri

Bila hatimu telah mencair
Ingatlah aku yang tak punya malu
Mencintaimu dan melupakan harga diri
Mungkin saja, saat itu aku sudah mati
 
Ku Takut Jatuh Cinta Padamu, Tapi Ku Tlah Jatuh Cinta Padamu

Taukah kau..
Selama ku bersamamu
Tak pernah sekali pun
Ku berani menatap matamu sedalam itu
Dan ku tak berani
Membiarkanmu membelai rambutku sehalus itu
Karna ku takut jatuh cinta padamu
Ku selalu mencoba dan terus mencoba
Untuk tetap bertahan

Taukah kau..
Selama ku bersamamu
Tak pernah sekali pun
Ku mengajakmu menghitung bintang di langit
Karna ku takut jatuh cinta padamu
Dan ku tak berani
Mengajakmu memandang bulan di malam hari
Karna ku takut jatuh cinta padamu
Ku selalu mencoba dan terus mencoba
Untuk tetap bertahan

Taukah kau..
Selama ku bersamamu
Tak pernah sekali pun
Aku membiarkan diriku berlama-lama dalam pelukanmu
Karna ku takut jatuh cinta padamu
Dan ku tak berani
Membiarkanmu menggenggam erat tanganku
Karna ku takut jatuh cinta padamu
Ku selalu mencoba dan terus mencoba
Untuk tetap bertahan

Tapi kini..
Ketika kau memintaku menatapmu
Sambil membelai rambutku
Ketika kau mengajakku menghitung bintang-bintang di langit
Dan memandangi rembulan malam ini
Ketika kau memelukku lama
Juga menggenggam erat tanganku
Sungguh ku tak mampu lagi bertahan
Taukah kau..
Ku tlah jatuh cinta padamu

Saat pagi ku tak melihatmu
Ada rindu tertinggal dalam hatiku
Saat siang memikirkanmu
Ada rindu terselip di celah ruang hatiku
Saat sore menyambut kedatanganmu
Ada rindu menusuk kalbuku
Saat malam memimpikanmu
Aku rindu kepadamu
Sungguh, ku tlah jatuh cinta padamu

Dalam rindu, ku berkata
Tak mungkin ku jatuh cinta padamu
Pada langit, ku berseru
Mana mungkin ku jatuh cinta padamu
Menjelang kepergianmu, ku bertanya
Apakah mungkin ku jatuh cinta padamu?
Sungguh ku tak percaya
Ku tlah jatuh cinta padamu

Kerinduan membuatku tau
Langit pun menjelaskan padaku
Kepergianmu menyadarkanku
Bahwa aku memang jatuh cinta padamu

Tapi ku takut..
Semua hanya mimpi
Dan sesungguhnya..
Ku memang mencintaimu
Jangan sampai..
Kau membuatku terluka..

Sungguh, ku tlah..
Tak mampu bertahan..
 
oh.. berhubung novelku sekarang tentang cinta yang fresh tapi menguras air mata, jadinya, puisi kayak gitu. hahaha.. kek na, di halaman-halaman sebelumnya di thread ini, banyak puisiku yang gak bertemakan cinta.
 
Aku Tak Bisa Menahan Diri

Aku tak berani bertatapan mata denganmu
Karena takut aku akan jatuh cinta padamu
Aku tak bisa menahan diri

Aku tak berani bertemu berduaan denganmu
Karena takut aku akan jatuh cinta padamu
Aku tak bisa menahan diri

Aku tak berani berjalan berdua di bawah cahaya matahari denganmu
Karena takut aku akan jatuh cinta padamu
Aku tak bisa menahan diri

Aku tak berani menikmati awan dan pohon denganmu
Karena takut aku akan jatuh cinta padamu
Aku tak bisa menahan diri

Saat angin berhembus berbisik di depan jendela
Aku merindukanmu
Aku tak bisa menahan diri

Saat rembulan di malam hari berselimutkan kabut
Aku merindukanmu
Aku tak bisa menahan diri

Saat ada suka cita bersama
Saat menari dan menyanyi bersama
Aku merindukanmu
Aku tak bisa menahan diri

Saat lagu dan pesta telah usai
Aku merindukanmu
Aku tak bisa menahan diri

Ketika itulah ku sadari
Aku telah lama jatuh hati padamu
Aku tak bisa menahan diriku
 
Aku Mencintaimu

Bila gunung tiada bertebing
Langit dan bumi bersatu..
Aku baru berani menolakmu

Saat gunung tidak lagi bersanding
Sungai tak lagi mengalir
Angin tak mampu berhembus
4 Musim tidak lagi berganti
Siang malam tak bisa dibedakan
Dan semua benda menjadi sirna
Aku tetap tak bisa berpisah denganmu

Senyummu merupakan penungguan terbesar dalam hidupku
Kelembutanmu merupakan cinta remaja terindah dalam hidupku

Saat kita didampingi wanita cantik
Hidup penuh tawa gembira
Dengan gegap gempita
Ambil masa muda
Berkuda bersama..
Melagukan kata hati..
 
Akulah Mobil.. Dialah Sopirnya

aku adalah mobil.. dan dia sopirnya.
Sopir belok ke kanan.. mobil pun nurut belok ke kanan.
Sopir belok ke kiri.. mobil pun nurut belok ke kiri.
Sopir nge-rem.. mobil pun berhenti.
Sopir ngebut.. mobil pun tanpa pernah membantah, mengeluarkan tenaganya untuk memercepat langkah.

Dia bilang a, aku gak bisa bilang b.
Dia bilang b, aku gak bisa bilang c.
Dia mau ini, aku gak bisa mau itu.
Dia mau itu, aku gak bisa mau ini.

Mobil adalah benda mati, yang dikendalikan oleh sopir.
Aku adalah gadis tanpa harapan, yang dikendalikan oleh Dia yang bengis dan kejam.

Aku tak bisa lepas.
Karena aku.. mencintainya
Aku tak ingin lepas.
Meski pada akhirnya nanti.. dia akan mengakhiri usia panjangku..
 
Aku Benci Kamu

Kau pikir, kau ini siapa?
Kau tak punya hak permainkan aku seperti ini
Ini diriku, milik diriku, bukan untuk kau hina
Kau pun tak punya alasan `tuk membenciku begini

Seharusnya yang marah itu aku
Karena kau permainkan aku
Seharusnya yang minta maaf itu kamu
Karena yang salah itu kamu

Kenapa harus aku yang mengalah?
Padahal sudah sering kau menang
Kenapa harus aku yang menurut?
Padahal setiap hari kau selalu berkuasa

Aku benci kamu
Ingin ku caci dirimu
Namun ku tak berdaya
Karena aku pun mencintaimu

Aku benci kamu
Ingin ku maki dirimu
Namun aku tak mampu
Karena aku takut kehilanganmu...
 
Belahan Jiwa

Laksana purnama bercahaya
Dan bintang-bintang berkemilau
Kau, aku, saling cinta
Menerangi malamnya hati
Dengan cahaya ketulusan

Bermula dari hati
Menjelma jadi sebuah kenangan
Cinta indah mengakhiri duka
Ku.. bahagia bersamamu

Engkaulah cintaku selamanya
Belahan jiwa dalam hidupku
Terkisahmu di antara
Sela kehidupan nyataku
Engkaulah Belahan Jiwaku..

Takdirku.. bersamamu
Ku tau kau tercipta untukku
Saat ku merasakan cintamu
Menyentuh sanubariku

Senyummu..
Merupakan penungguan terbesar dalam hidupku
Kelembutanmu..
Merupakan cinta remaja terindah dalam hidupku
Kaulah.. belahan jiwaku

Takkan berpisah selama-lamanya
Slalu bersamamu hingga akhir watku
Ku mencintaimu..

Ku slalu.. milikmu..
 
Cinta Ribuan Tahun

Cinta ribuan tahun
Kisahnya mengundang hati untuk berbahagia
Dan membuat air mata rela tuk berlinang
Hingga pepohonan pun menumbangkan dirinya
Hujan pun berani membanjiri dunia

Cinta ribuan tahun
Antara kau dan aku
Begitu kokoh, takkan mudah goyah
Selamanya bersama, takkan berpisah

Bila memandang wajahmu
Senyumku takkan pudar
Di Telaga Cinta yang kau bangun untukku
Kita bercinta, dalam pelukan angin
Cinta ribuan tahun
Kan abadi sampai di surga
 
Hujan dan Kabut Menebal

Aku paling takut,,
Paling takut pada hujan berkabut
Tak bisa melihat dengan jelas
Tak bisa melihat dengan jelas bayangan dirimu
Aku pernah..
Pernah berseru pada langit
Langit sedang menangis
Aku pun menangis
Di manakah kau kini berada?

Segala peristiwa dan kepedihan masa lalu
Tergambar di depan mata
Akulah hujan berkabut
Hujan berkabut yang terluka
Rasa sakit hati kembali terasa
Sorot mata dan senyumanmu
Menemani kesendirianku hari ini
Hujan dan kabut menebal
Gunung dan sungai di kejauhan
Seruanmu, dan air matamu..
Yang paling membuat hatiku terasa sakit

Aku paling takut..
Paling takut pada hujan berkabut
Masih ingat pertemuan denganmu
Di tengah hujan berkabut
Jika tau..
Jika saja tau akan seperti ini
Untuk apa..
Untuk apa bertemu denganmu..?
 
Kisah di Tengah Hujan

Kau muncul di depan pintu rumahku
Di tengah hujan gerimis
Kau tak membawa payung
Rambutmu yang basah
Alismu yang basah
Kau bilang ingin sekali bertemu
Tak diduga, sungguh menyentuh hati
Saat itu aku hanya diam tak bersuara
Kau katakan maaf padaku
Senyum tersungging di bibirmu
Kau terdiam
Kau balikkan tubuhku
Aku memanggil namamu
Kau tolehkan kembali kepalamu
Aku maju ke depan
Bulir-bulir hujan bercahaya
Kita berpelukan di hujan musim semi
 
Ku Baru Terjaga di Pagi Berkabut Ini

Ku baru terjaga di pagi berkabut ini..
Dari mimpi indah yang sebenarnya sangat aneh
Tapi aku tak perlu banyak tanya
Hanya saja, firasat buruk itu datang tepat pada waktunya.
Di saat aku dan dia tengah bercumbu cinta
Tiba-tiba saja awan hitam itu datang
Angin dan badai pun berhembus kencang
Menerpa pilar-pilar cinta yang ternyata masih sangat rapuh..
 
Ketika Hujan Turun Tanpa Mendung

Ketika hujan turun tanpa mendung
Ketika matahari tak lagi panas
Ketika bintang berani menampakkan diri di siang hari
Apakah ini pertanda, bahwa dunia akan segera berakhir?
Dan semua tawa dan tangis berubah menjadi kemurungan?
Ohh.. aku takut..
Belum lagi hujan deras mereda, muncullah badai besar melanda..
Mawar sudah pasti tak mau menjelma jadi rumput
Dan rumput pun sudah pasti tak suka diinjak-injak..
 
Mulai Berpisah

Aku sungguh tak mengerti
Mengapa harus terjadi
Cinta baik-baik malah dipisahkan
Jadi menderita karena rindu
Rindu yang entah kapan bisa diobati

Malam tanpa bulan
Malam tanpa bintang
Dengan langit mendung tanpa cerah
Awan tebal menggumpal
Kita mulai berpisah
Jalani takdir masing-masing

Hidup jadi tak tenang
sulit dipertahankan
Langit runtuh, aku tak sanggup menopang
Tanpamu seharusnya aku mati..
 
Mencintaimu

Aku bukanlah sebuah pulau tanpa pepohonan
Aku bukanlah seorang yang tanpa harapan
Dalam setiap do'aku
Memohon pada Langit
Tentang keabadian cinta kita

Aku bukanlah hujan tanpa mendung
Aku bukanlah seorang tanpa keinginan
Yang aku takutkan adalah
Kehilangan cintamu
Di saat ku begitu mencintaimu

Bila dunia haruslah berakhir
Bila waktu haruslah berhenti
Aku tak peduli apapun
Asalkan tetap bersamamu
Mencintaimu kan menguatkan hatiku

Aku hanyalah perahu yang butuh ombak
Aku hanyalah seorang yang memiliki ambisi
Ambisi tuk mencintaimu
Setulus hatiku
Seluruh tenagaku tercurah untuk mencintaimu

Aku hanyalah nelayan yang butu ikan
Aku hanyalah seorang yang membutuhkanmu
Membutuhkan cintamu untuk terus hidup
Tetap tersenyum dan tertawa
Tanpamu hanya ada penderitaan tiada akhir
Dan merana tanpa henti

Bersamamu
Aku tak takut api membakar tubuhku
Aku tak takut ribuan belati menghujam dadaku
Yang ku takut hanyalah
Berpisah tanpamu tanpa bertemu kembali

Mencintaimu..
Membuatku meluapakan duka yang mendalam
Membuatku ingin terus hidup
Memiliki ribuan harapan dan impian
Selama bersamamu ku kan selalu mencintaimu..
 
Rinduku Padamu

Melihat gunung di depan mata
Tapi sedikit pun tak bisa meraihnya
Melihatmu berdiri di depanku
Tapi ku tak bisa memelukmu
Terbesit rindu di hati
Ingin rasanya berlari
Mengejar terbenamnya matahari
Sayangnya aku tak mampu
Malam pun tiba
Dan aku menangis sendirian

Ku menatap langit
Dengan air mata menetes
Memohon pada-Nya
Kembalikan dirimu padaku
Sayangnya, Dia sudah tak peduli
Lalu, pada siapa aku harus mengadu?
 
Back
Top