Puisi-puisi Kalina Maryadi

Berpisah Lebih Baik

Cinta..
Memang aku mencintaimu
Saying..
Memang aku saying padamu
Tak dapat ku pungkiri
Hatiku hanya untukmu
Namun cinta tak harus memiliki

Bila kita memang tak bisa bersama
Jangan paksa lagi ‘tuk bersama
Berpisah jika itu yang terbaik
Aku tak menyesalinya..

Bahagia..
Aku ingin kau bahagia
Sedih..
Entah bagaimana rasanya
Ketika cinta mulai pergi
Aku tau kau kan sedih
Namun hanya sementara
Dan akhirnya, kau pasti bahagia..

Aku tak bisa buat kau nyaman di sisiku
Walau betapa pun mencinta
Jika bersama tak kan bahagia
Berpisah lebih baik adanya..

Relakan saja perpisahan ini
Demi malam yang indah
Pagi yang cerah
Ku kan pergi menyimpan kenangan indah kita berdua..
 
Bila

Yakin pada dirimu
Bila kau memang mencintaiku
Jangan pernah dustai cinta
Bila engkau memang punya

Yakinkan pada diriku
Bila kau mencintaiku
Agar aku bisa mengerti
Tulusnya cintamu

Aku rela menerima
Bila kau tulus padaku
Cinta itu kan abadi
Bila kau nyatakan pada yang kau cinta

Jangan kau sampai mendua
Bila ku t’lah menerimamu
Juga cintamu
Karena aku kini t’lah mampu mencintaimu
 
Bila Kita Mencintai Yang Lain

Di sampingmu aku tenang
Tak ada lagi pengganggu
Namun di sampingmu
Aku tak merasakan adanya cinta..

Bila kita mencintai yang lain
Akankah hati ini bahagia
Walau hanya sesaat
Pastikan bahagia

Berawal dari teman
Aku tak tau kalau kau jatuh cinta padaku
Bisa ku tau alasannya?
Kenapa kau ingin mencintaiku?

Malam ini, aku tak bisa tidur
Masih memikirkanmu
Kenapa kau sangat mencintaiku?

Bila kita mencintai yang lain
Dosakah cinta yang ku rasa
Salahkah aku bila ingin memilih
Seseorang yang ku cinta..

Kita pernah hidup bersama
Dengan sejuta mimpi indah berdua
Mungkin kah Tuhan tak menghendaki
Tuk buat aku jatuh cinta padamu

Pada satu malam, aku tak bisa tidur
Aku hanya memikirkanmu..

Bila kita mencintai yang lain
Akankah ku rasakan kebahagiaan
Mungkin aku bahagia
Namun tak tau caranya..

Bila kita mencintai yang lain
Akankah aku kehilanganmu, teman terbaikku?

Bila kita mencintai yang lain
Pasti inilah takdir Tuhan
Jangan kita pungkiri
Karena kita tak saling mencinta
 
Cemburu

Mengertilah..
Aku resah..
Memang aku cemburu
Kepadanya yang dekat denganmu

Sekian lama kita bersama
Tidakkah kau merasakan
Betapa aku sangat memujamu
Dengan berjuta cintaku
Aku mencintaimu

Ketika ku lihat kau dan dia
Bersanding duduk berdua
Kau tak ingat diriku
Tak kau toleh
Nikmat kau bersamanya
Hatiku kian pasrah

Kau memang terlalu indah
Serasi dengannya
Beda dengan diriku
Yang hanya pantas jadi temanmu

Cinta, akankah kau hadir
Mengisi hidupku
Temani aku dengan cintamu
Sampai akhir hidup kita
Sudikah hatimu memilih diriku
 
Cepat Pulang

Belum lagi waktunya
Waktu yang kau janjikan untuk datang
Rasanya sudah tak tahan
Aku merindukanmu

Bila ku pandang foto dirimu
Teringat aku akan canda tawa kita
Ketika ku hitung hari
Tak terasa sudah dua tahun
Inilah tahun yang kau janjikan

Aku merindumu
Cepatlah pulang
Ku masih menunggu
Kan tetap ku tunggu
Cepatlah pulang
Temui aku di sini
Aku menunggumu
Dan terus menunggu
 
Cinta Buta

Ku pikir kaulah segalanya dalam hidupku
Selalu terbaik di sisiku
Nyatanya kau sama sekali tak begitu

Ingin menyesal
Sekarang bukan waktunya
Ingin ku bunuh saja
Cinta kita

Memang ini kesalahanku
Tak menyadari
Bahwa cinta itu buta

Terkadang kau begitu manis
Ternyata hanya tipu belaka
Tak pernah ku bayangkan
Bahwa cinta itu buta

Tak selalu ada
Cinta sejati yang pernah ku inginkan
Kau hanya mencintai dia
Karena obsesi ku jadi lupa
Rayuanmu hanyalah dusta

Kau coba menguji cintaku
Ternyata hanya karena itu
Aku pun tergoda
 
Cinta Tiada Akhir

Jujur ku akui
Aku mencintaimu
Sejak pertama aku mengenalmu
Aku sudah jatuh cinta

Tulus ku rasakan
Sucinya cintaku
Tak pernah kau tau
Hingga saat itu tiba

Ku minta diriku
Membuktikan setiaku
Dengan ikhlas ku lakukan
Penuh pengorbanan
Karena cintaku padamu
Tiada akan pernah berakhir

Jujur ku katakan
Sering aku merasa tak rela
Jika kau dengannya sedang berdua..
 
Cintaku Diibaratkan

Cintaku ibarat bara
Yang senantiasa menyala
Semakin marak ditiup kerinduanku padamu

Mungkinkah ku padamkan api cinta ini
Bila kau menyulutnya begitu cepat
Menjadi kobaran besar
Rasanya tidak
Sebab aku memang mencintai dirimu

Cintaku ibarat matahari yang merekah setiap fajar
Tenggelam setiap senja
Tapi selalu terbit dengan pesona
Yang memikat hatimu

Kita bertemu dan bercinta
Melompati logika kering dari hidup yang palsu
Karena cinta kita adalah sejati
 
Cintaku Memudar

Di dalam hati aku merasa
Kaulah yang terbaik untukku
Namun pantaskah kita bersama
Sedangkan kini cintaku semakin memudar
Maafkan aku
Lebih baik lupakan masa lalu kita berdua

Ku ucapkan terimakasih
Kau t’lah lakukan yang terbaik untukku
Maaf, bila aku tak bisa di sampingmu lagi
Aku tak pernah membencimu
Hanya saja ego ini menguasai jiwaku
Akhirnya ku berhenti mencintaimu

Aku tak bisa mencintaimu lagi
Terlalu pedih bagi hati yang terluka
Cintaku semakin memudar
Tidakkah kau rasakan
Rindu ini sudah bukan untukmu lagi
Biarkan kita menjadi sahabat saja
Bebas berbagi suka dan duka
Tak lagi saling mengekang
Tak lagi takut kehilangan

Jika kau tak puas
Jadilah kita saudara
Takkan ada orang yang melarang
Kau bebas memelukku
Dan aku bebas membelai wajahmu

Masihkah kau tak merasa
Cinta ini t’lah memudar
Ku yakin kau dapat melihat
Aku sudah menunjukkan
Bahwa rinduku bukan untukmu lagi
Maafkan aku
Bila terlalu jujur mengatakannya
Inilah adanya
Cintaku bukan untukmu lagi
Maafkan aku..
 
Pyar-pyar... setelah baca puisimu bagaimana kalau kita baikan lagi, biar dirimu bisa lebih dekat mencintaiku lagi.....guombaaal. Bagu lho tante puisinya
 
Puisinya frontal banget ya lugas tanpa kias buat memperhalus emosi yang sedang menggelegak. Dibait pertama ada alur yang terputus (lihat yang ditebalkan..
Apakah Lebih Baik Mati?

Terlalu lama aku menahan diri
Menanti cinta yang tak pasti
Ingin cepat tau bagaimana rasanya mati
Agar semua bisa ku akhiri


Lihatlah tubuhku tercincang
Rasakanlah hatiku pun terguncang
Saat ku tau kau kepadanya menaruh hati
Dan dia pun kepadamu rela untuk mati

Butakah matamu..
Tulikah telingamu..
Tidakkah kau melihat air mataku.. membawa luka
Berderai tersulut api cemburu yang membakar rasa
Tidakkah kau dengar bisikan cinta yang begitu dahsyat di dalam sini sini..
Di dalam hati yang seolah akan mati..

Rasakan jantungku berdetak begitu kencang
Rabalah dadaku yang selalu bergoncang
Ketika mataku terbuka dan melihatmu mengikat hatinya
Ketika telingaku pun terbuka dan mendengarmu mengucapkannya
Kau mencintai dirinya..

Harus bagaimana diriku??
Haruskah ku pendam selamanya
Haruskan ku sembunyikan dari terik mentari yang membara
Apakah sebaiknya ku mati
Agar semua bisa ku akhiri...

...sampai kata terakhir dari kalimat tersebut terkesan dipaksakan supaya berpola {a a a a} mungkin sebaiknya diperpendek menjadi "Ingin rasanya mati maknanya akan lebih jelas. So mbak Kalin says punya perpadanan syair yang mungkin bermakna sama, ini dia :

SEBARIS PUSPA

Sebaris puspa berderet
Termenung, berkalung kegelisahan
Kelopaknya yang merah
Satu persatu gugur diiringi rasa gundah
Hujan yang didamba tak kunjung turun
Lamat hanya terdengar guntur dikejauhan
Menambah gelisah sebaris puspa berderet

Ada rasa yang menyerta
Ada asa yang merana
Ada kuasa yang menggana
Sebaris puspa berderet

Air mata menjadi perhiasan abadi
Denyut nadi serasa tak bermakna
Yang didapat hanya sumpah serapah
Sebaris puspa berderet

Tumbuh diantara ilalang kesunyian
Menyerap sari kepalsuan
Mencerna dusta yang melanda
Sebaris puspa berderet

Yang dirindu hanya maut
Tuk lepas dari jerat kesunyian
Tergolek molek dan damai
Sebaris puspa berderet
****

mungkin mbak Kalin bisa kasih comment jg buat syair saya diatas.., tengkyu.
 
Sendiri

Kini hidup sendiri
Sebatang kara di tengah lautan
Tak ada rumah untuk pulang
Tak ada saudara untuk dijenguk
Terombang-ambing ombak dan angin
Tak tau harus ke mana

Sejauh mata memandang
Yang nampak hanya kebisuan
Tak ada tanda kesendirian akan berakhir
Matahari, bulan, dan bintang enggan menemani
Kini sendirian, entah kapan datangnya sahabat
Untuk mengisi hidup dengan canda tawa

Tahun demi tahun berlalu
Tetap tak ada perubahan
Langit seolah hendak runtuh
Karna tak ada lagi yang menopang
Pohon-pohon rela untuk tumbang
Tak ada yang bernaung di bawahnya
Aku pun tak mau hidup lagi..
 
Ketulusan

Aku melihatmu begitu keras
Sekeras batu di pegunungan
Tapi aku akhirnya bisa melihat
Air mataku meluluhkan hatimu
Ketulusan mampu membuat batu terharu
Aku percaya..
Suatu saat nanti kau kan mengerti
Hidup tak selalu sesuai dengan keinginanmu
Ada kalanya kau harus mengalah
Demi kebahagiaan bersama
Kemenangan tak selamanya indah
Kekalahan dengan kejujuran itulah kebahagiaan
Kadang, yang orang lain katakan
Adalah yang harus kau dengarkan
Biasanya mereka lebih tau apa itu 'terbaik'
Bila kau tulus menghadapi hidup ini
Jangankan batu yang terharu
Gunung tertinggi pun akan sanggup kau taklukkan
Percayalah pada ketulusan
Dia akan menunjukkan padamu
Betapa indahnya dunia yang penuh kejujuran..
 
Izinkan Aku Memiliki Bayanganmu

Ku tak berani mendekatimu
Karena ku takut kau akan mengacuhkanku
Ku tak berani mengenalmu
Karena ku takut kau akan menindasku
Ku tak berani mengatakan cintaku
Karena ku takut kau akan menolakku
Ku tak berani memujimu dengan kata manis
Karena ku takut kau akan mentertawakanku
Sungguh ku tak percaya diri

Ku tak berani menatapmu
Karena ku takut kau akan memelototiku
Ku tak berani menyentuhmu
Karena ku takut kau akan memukulku
Ku tak berani membelaimu
Karena ku takut kau akan menamparku
Ku tak berani memelukmu
Karena ku takut kau akan mendorongku
Sungguh ku tak percaya diri

Setiap kali ku mencoba mengenalmu
Jantungku berdegup kencang tak karuan
Setiap kali ku ingin mengatakan cintaku
Ku tak tau harus mulai dari mana
Setiap kali ku mencoba memujimu dengan kata manis
Bibirku bergetar, suaraku jadi gagap
Setiap kali ku ingin memelukmu
Langkahku sama sekali tak bergerak
Ku jadi malu sendiri
Tak percaya diri

Bila ingin menatapmu
Ku tatap dirimu lewat cermin
Bila ingin menyentuhmu
Ku sentuh dirimu lewat cermin
Bila ingin membelaimu
Ku bercermin dan membelai rambutku sendiri
Bila ingin memelukmu
Ku berusaha keras agar bertemu kau dalam mimpi
Bodohnya diriku
Sama sekali tak punya rasa percaya diri..

Puaslah diriku..
Hanya bisa menikmati cinta dengan bayanganmu
Hanya bisa bercengkrama dengan bayanganmu
Apalagi saat ku tau kau sudah ada yang punya
Izinkan aku memiliki bayanganmu
Dan ku tak kan mengganggumu lagi..
 
Puisinya frontal banget ya lugas tanpa kias buat memperhalus emosi yang sedang menggelegak. Dibait pertama ada alur yang terputus (lihat yang ditebalkan..

aq uda lama buat puisi itu.. jd bgg lage, deh.. tp, itu ga terputus, kok. memang seperti itu ditulisnya..
 
Tentang Diriku

Aku adalah daun yg gugur
Dalam musim semi yg kau ciptakan
Mengeringkan asa yg tercipta untuk masa

Sedemikian hidup ku rancang
Agar tak berserakan
Seperti mimpi dalam hening malam
Seperti doa yg tersusun rapi dalam ucap-ucap bibir

Aku nyanyikan lagu ini
Sedemikian merdu tlah ku dendangkan
Dengan do?a bulan purnama
Dengan nafas sang pujangga
Berserakan seperti bintang dimalam ini

Aku bersinar tak akan lelah
Seperti mentari di pagi hari
Kau teruslah berlari ditengah kerisauan
Aku menanti dalam ribuan tahun jarum karat.
 
Andaikan Aku Bisa

Jika aku setetes embun
Maka akan selalu ku sejukkan pagimu

Jika aku mentari yang bersinar
Akan selalu kuterangi harimu dengan cahayaku

Jika aku angin yang berhembus
Kan kuhapuskan semua mendung yang menutupi harimu

Jika aku pelangi
Kan ku hentikan hujan yang membasahimu
Dan ku gantikan dengan keindahanku

Jika aku setetes darah
Kan kupersembahkan diriku untuk dirimu
 
Back
Top