Hem apa yang akan terjadi dengan sekolahku ini..., Ujian Nasional sudah di depan mata, tapi para siswaku yang duduk di kelas terkahir tidak bisa berkosentrasi belajar karena semua kekacauan ini...
"Aku harus segera mengambil tindakan yang tegas, karena kulihat ibu kepala sekolah sepertinya kebingungan menghadapi ulah dari para siswa yang sudah kelewatan.." tekadku dalam hati, sambil terus berjalan menuju bagian belakang sekolah.
Dan ternyata dugaanku benar, beberapa siswa ternyata sedang duduk di belakang sekolah, beberapa diantaranya dengan wajah yang tegang karena ketakutan akibat teror dan isu yang telah beredar bahwa sekolah ini kan di bom dan beberapa yang lain terlihat masa bodoh dan acuh tak acuh dengan permasalahan yang sedang terjadi.
Aku harus dapatkan informasi dari mereka demikian suara hatiku menuntun langkahku mendekati salah satu dari mereka, "Rad...Radiaku....!" aku mencoba menegur salah satu siswaku, tapi kelihatannya dia masa bodoh dengan teguranku...
"Kenapa kamu berada di tempat ini, Sekarang masih jam pelajaran khan?" tanyaku penuh selidik. "Gurunya ga masuk, Pak" jawab Radiaku tanpa ekspresi...
Aku pun menoleh ke sisi lain dari tempatku berdiri, tampak beberapa siswa bergegas untuk beridiri dari duduknya dan melangkah menjauh dariku dengan wajah ketakutan... "Hei... pada mau kemana kalian?" tanyaku, Mereka pun tidak menjawab.
AKu kembali bertanya pada radiaku, "Seharusnya siapa guru yang harus mengajar di kelasmu saat ini?. "Bu Princess..,Pak", jawab Radiaku sambil tetap mengutak atik MP3 yang sedang dipegangnya. "Memangnya Bu Princess tidak memberikan tugas pada kalian, kalo memang dia berhalangan untuk masuk di kelas?" tanyaku lagi, "Nggak tau.. Pak, mungkin beliau sedang sibuk, atau takut dengan ancaman teror bom itu", jawab Radiaku sok tahu.
Aku diam sejenak sambil berpikir inilah kesempatan yang kutunggu untuk mendapatkan informasi lebih jauh tentang semua kekacauan ini..
"Radiaku....!", aku bersuara agak keras sambil menyentuh pundaknya, dan diapun menoleh, terlihat headset melekat pada kupingnya, makanya saat kupanggil tadi dia tidak bisa mendengarnya..."
"