Sinema Elektronik: Pembodohan Masyarakat?

Sinetron: Pembodohan Masyarakat?


  • Total voters
    30
  • Poll closed .
Status
Not open for further replies.
ooo bisa ya menurut bos voldie, xixixi, ya pantes bos nganggep sinetron bisa bikin orang jadi bodoh. kalau menurut saya, dari contoh yang saya berikan tadi itu nggak bisa om. yang bikin orang bisa silat ya latihan silat. bukan nonton silat, ehehe.
 
Nggak bikin pinter, bisa jadi. Tapi kalau disebut pembodohan atau bikin bodoh. wow, that's sound bombastic. Sinetron sebagai sebuah tontonan itu salah satu fungsi utamanya adalah hiburan layaknya bentuk kesenian yang lain. Sinetron juga punya segmen sendiri-sendiri. Orang "bodoh" nggak akan memilih nonton sinetron "pintar", dan bukan berarti ketika seseorang menonton sebuah sinetron kacrut membuat dia jadi bodoh.

Sejelek-jeleknya sinetron itu akan selalu punya 2 sisi, antagonis dan protagonis. Nggak akan ada ceritanya cuma ada sisi antagonis doang atau sebaliknya. It means, akan ada pelajaran yang bisa ditarik dari hal ini. Sejelek apapun sebuah sinetron dia akan punya makna yang bisa disimpulkan walau terkadang perlu dipaksakan. Yang paling sederhana, jika melihat tipikal sinetron kita, pihak antagonis akan "kalah" diakhir cerita. Bisa jadi toh penontonnya akan menarik makna bahwa ooh orang baik itu pasti akan menang melawan orang jahat, jadi jangan sampai deh jadi orang jahat. Sebuah makna yang bisa jadi adalah dipaksakan toh? Tapi tetap bisa terjadi kan?

Kalau mau bertambah pintar, yang definitif itu ke sekolah, jangan nonton TV. Dengan nonton TV bisa jadi kita tidak bertambah pintar, tapi bullshit kalau dibilang bisa bikin bodoh, itu namanya meremehkan kemampuan berpikir orang lain.

kenyataannya ga ada orang yg mengambil pesan baik dr sebuah sinetron kan?:D yg ada ibu2 marah2 klo klo aktor pujaannya mati, atau nenek2 jadi darah tinggi klo mati lampu pas jam sinetron kesayangannya tayang :D
bahkan perihal "pihak antagonis akan "kalah" diakhir cerita" seolah bukan pesan moral lagi, melainkan sebuah ciri khas dari masa ke masa dan judul ke judul sebuah sinetron :)

[<:)
 
@darkgrey
Den darkgrey, benar. :)

Tapi... Mosok iya sih, ada anak yg bisa silat tapi ga senang/pernah nonton silat?

Mungkin, udah takdir kali ye? Kungfu-hustle-ujug-ujug.com.

Anak tetangga ane (maaf ya, bude) yg buandel itu malah ga perlu latihan, les, kursus, dll buat bisa menghina orang.

Dia cukup nonton tayangan anu, yang tayang di tv anu.

Simsalabim abrakadabra... Eh, besoknya dia udah jago ngata-ngatain temennya, ga pake latian apa-apa. Ajaib kan?
 
@darkgrey
Den darkgrey, benar. :)

Tapi... Mosok iya sih, ada anak yg bisa silat tapi ga senang/pernah nonton silat?

Mungkin, udah takdir kali ye? Kungfu-hustle-ujug-ujug.com.

Anak tetangga ane (maaf ya, bude) yg buandel itu malah ga perlu latihan, les, kursus, dll buat bisa menghina orang.

Dia cukup nonton tayangan anu, yang tayang di tv anu.

Simsalabim abrakadabra... Eh, besoknya dia udah jago ngata-ngatain temennya, ga pake latian apa-apa. Ajaib kan?

kalo menurut saya, untuk kasus ini adalah tayangan tersebut memang bukan untuk ditonton oleh anak - anak, tapi anak tersebut nonton dan yang namanya anak - anak belum bisa memfilter apa yang mereka tonton. seharusnya kalo anak - anak nonton tv bukan kah ada orang tua yang harus mendampingi anak nonton? dan guna orang tua mendampingi anaknya nonton adalah untuk mengarahkan sang anak agar anak mengambil contoh yang baik, dan bukannya yang tidak baik. dari pertama saya post yang menjadi inti itu adalah kita sebagai penonton...
 
@dipe
Okelah, kalo non dipe bersikeras membawa ini ke ranah fiksi-fiksian (hiburan) yang menurut dipe tidak berhubungan langsung/tak langsung dengan proses pembodohan.
Loh, kalau nggak dibawa ke ranah fiksi, terus mau dibawa ke arah mana?? ke non fiksi? ke pelajaran moral? ke program pendidikan? yang konten utamanya ada proses mendidik/pembelajaran itu wajib ada.
Itu bedanya fiksi dan non fiksi.

Dan ingat daku dari awal postingan nggak pernah menyebutkan kalau sebuah sinetron/cerita fiksi itu nggak punya pengaruh kepada pemirsanya, tapi untuk pengaruh sebagai yang disebut pembodohan itu daku anggap terlalu bombastic.
Seperti yang daku tanyakan sebelumnya, what do you expect from the thing called fiction?
Coba kita liat contoh lain:
"Miyabee in action" juga bersifat fiktif (miyabee cuman akting teriak-teriaknya) dan juga bernuansa hiburan.

Apakah (menurut paradigma dipe) tontonan seperti ini tidak mengandung unsur pembodohan?

Kalau ya, apakah dipe akan membela tayangan seperti ini tayang pkl 17:00 s/d 21:00 di televisi di indonesia?
Apakah ini contoh yang sesuai dengan topik? Situ salah ambil contoh masbro.
Bedakan secara kontennya dong.
kenyataannya ga ada orang yg mengambil pesan baik dr sebuah sinetron kan?:D yg ada ibu2 marah2 klo klo aktor pujaannya mati, atau nenek2 jadi darah tinggi klo mati lampu pas jam sinetron kesayangannya tayang :D
bahkan perihal "pihak antagonis akan "kalah" diakhir cerita" seolah bukan pesan moral lagi, melainkan sebuah ciri khas dari masa ke masa dan judul ke judul sebuah sinetron :)
[<:)
Udah baca postingan daku secara keseluruhan belum? :)
Udah daku singgung kok soal hal-hal tersebut di atas.
 
Loh, kalau nggak dibawa ke ranah fiksi, terus mau dibawa ke arah mana?? ke non fiksi? ke pelajaran moral? ke program pendidikan? yang konten utamanya ada proses mendidik/pembelajaran itu wajib ada.
Itu bedanya fiksi dan non fiksi.

Dan ingat daku dari awal postingan nggak pernah menyebutkan kalau sebuah sinetron/cerita fiksi itu nggak punya pengaruh kepada pemirsanya, tapi untuk pengaruh sebagai yang disebut pembodohan itu daku anggap terlalu bombastic.
Seperti yang daku tanyakan sebelumnya, what do you expect from the thing called fiction?

Apakah ini contoh yang sesuai dengan topik? Situ salah ambil contoh masbro.
Bedakan secara kontennya dong.

Udah baca postingan daku secara keseluruhan belum? :)
Udah daku singgung kok soal hal-hal tersebut di atas.

yoyoi....
 
@darkgrey
Den darkgrey, benar. :)

Tapi... Mosok iya sih, ada anak yg bisa silat tapi ga senang/pernah nonton silat?

Mungkin, udah takdir kali ye? Kungfu-hustle-ujug-ujug.com.

Anak tetangga ane (maaf ya, bude) yg buandel itu malah ga perlu latihan, les, kursus, dll buat bisa menghina orang.

Dia cukup nonton tayangan anu, yang tayang di tv anu.

Simsalabim abrakadabra... Eh, besoknya dia udah jago ngata-ngatain temennya, ga pake latian apa-apa. Ajaib kan?

xixixi.. jangan dibalik bos.. beda essensinya kalo contoh saya ente balik jadi anak bisa silat suka nonton silat.. beda dengan anak suka nonton silat bisa / tidak bisa silat.. beda jauh..

and mengenai anak yang mencontoh.. xixixi.. postingan om zoer dibawah ini sudah pas banget..
dan nanti saya tambahkan dibawahnya

kalo menurut saya, untuk kasus ini adalah tayangan tersebut memang bukan untuk ditonton oleh anak - anak, tapi anak tersebut nonton dan yang namanya anak - anak belum bisa memfilter apa yang mereka tonton. seharusnya kalo anak - anak nonton tv bukan kah ada orang tua yang harus mendampingi anak nonton? dan guna orang tua mendampingi anaknya nonton adalah untuk mengarahkan sang anak agar anak mengambil contoh yang baik, dan bukannya yang tidak baik. dari pertama saya post yang menjadi inti itu adalah kita sebagai penonton...

^
^
ini sudah pas banget nih..

dan jangan lupa.. yang kita bahas adalah pembodohan
bukan contoh mencontoh
hiaha
apakah si anak dalam case yang bos voldie ajukan menjadi bertambah bodoh..??
jika ente membicarakan tentang mencontoh.. ini pun tidak relevan jika kita hanya mengambil sinetron sebagai sumber pemberi contoh buruk.... banyak sumber input contoh buruk bagi anak, yang memang harus di perhatikan benar oleh orang tuanya sebagai bagian dari pendidikan si anak.
 
Wah, debatnya lanjut terus kayaknya nih... He he he.

@zoeratmand
Janganlah den, ntar sekeluarga (anak+bapak+ibu+pembantu) dibodohin semua tuh...

@dipe
Sebenarnya nyang miyabee itu-- memang sih, ga sesuai topik. :)

Tapi, prinsipnya sama aja kan? (fiksi+hiburan).

Coba dijawab dong (kalo memang konsisten--bahwa fiksi itu isinya hiburan melulu).

Kalo enggak dijawab, juga ga papa.

@DG
Minta definisi "pembodohan" versi aden darkgrey dong...

He he he... Peace ya. :)
 
Wah, debatnya lanjut terus kayaknya nih... He he he.

@zoeratmand
Janganlah den, ntar sekeluarga (anak+bapak+ibu+pembantu) dibodohin semua tuh...


@dipe
Sebenarnya nyang miyabee itu-- memang sih, ga sesuai topik. :)

Tapi, prinsipnya sama aja kan? (fiksi+hiburan).

Coba dijawab dong (kalo memang konsisten--bahwa fiksi itu isinya hiburan melulu).

Kalo enggak dijawab, juga ga papa.

@DG
Minta definisi "pembodohan" versi aden darkgrey dong...

He he he... Peace ya. :)

saya pengen ketawa membaca yang saya bolt pada quote diatas...:))
berarti dengan kata lain orang tua (bapak+ibu) tidak memfilter dan tidak mendidik anaknya untuk menjadi lebih baik.
 
Last edited:
@ om voldie..
pembodohan versi saya.. ehehe

karena saya sendiri masuk dalam kategori bodoh.. ya saya jawab berdasarkan apa yang saya pahami aja ya om..

menurut saya.. pembodohan itu adalah membuat menjadi lebih bodoh..
atau.. memasukkan informasi yang salah atau menyesatkan tentang suatu hal (eh.. kalo ini lebih cocok ke pembohongan kali ya..?? xixixi)

atau.. menjadikan pemahaman seseorang atau sekelompok orang menjadi pemahaman yang diinginkan oleh pihak pemberi informasi.

dan apakah sinetron menjadikan seperti diatas..??

menurut saya tidak... sinetron kurang memiliki kemampuan dalam menjadikan hal hal tersebut,
lain halnya jika kita berbicara tentang industri hiburan (dimana sinetron termasuk ke dalamnya) jika kita berbicara tentang industri hiburan, mungkin saya akan setuju penuh kepada om voldie.. seperti yang saya nyatakan di posting pertama saya diatas, bahwa yang menurut saya melakukan pembodohan adalah stasiun tivinya.. dan bentuk pembodohannya adalah membiarkan masyarakat (minimal sebagian dari masyarakat) memiliki persepsi bahwa.. ya seperti itulah sinetron seharusnya.. padahal.. sinetron bisa jauuh lebih baik daripada kebanyakan sinetron yang tayang selama ini..
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top