zoeratmand
New member
Kami boleh melihatnya, Suster
Suster itu terdiam.
Sebentar, saya tanyakan pada dokter dulu.;
Setelah menunggu beberapa saat, kami diperbolehkan melihat Jeanny. Kami dituntun
ke sebuah kamar serba putih. Aku melihat, di atas tempat tidur itu tubuh Jeanny
terbaring lemah. Ada dua selang disambungkan ke lengannya. Satu selang infus, dan
satunya lagi selang transfusi darah.
Hatiku hancur melihat kondisinya.
Kenapa kamu nekat, Jean aku berbisik pelan di dekat teli-nganya.
Tidak ada reaksi. Bibirnya pucat. Seperti menahan kesakitan yang lama dan tak
terperikan.
Mama menitikkan air mata. Bagaimanapun juga, Mama sudah menganggap Jeanny
seperti anaknya sendiri. Yang paling menyedihkan adalah Dito. Bocah 9 tahun itu tak
tahu harus mengatakan apa, selain terus-menerus memanggil mamanya, sambil
memegangi tangan satu-satunya orang yang dimilikinya di dunia ini.
Aku tak sanggup menahan air mata melihat pemandangan yang begitu mengharukan
ini.
Jeanny membuka matanya perlahan. Saat melihat Mama, mata-nya berkaca-kaca, lalu
air mata pun mengalir di pipinya.
Suster itu terdiam.
Sebentar, saya tanyakan pada dokter dulu.;
Setelah menunggu beberapa saat, kami diperbolehkan melihat Jeanny. Kami dituntun
ke sebuah kamar serba putih. Aku melihat, di atas tempat tidur itu tubuh Jeanny
terbaring lemah. Ada dua selang disambungkan ke lengannya. Satu selang infus, dan
satunya lagi selang transfusi darah.
Hatiku hancur melihat kondisinya.
Kenapa kamu nekat, Jean aku berbisik pelan di dekat teli-nganya.
Tidak ada reaksi. Bibirnya pucat. Seperti menahan kesakitan yang lama dan tak
terperikan.
Mama menitikkan air mata. Bagaimanapun juga, Mama sudah menganggap Jeanny
seperti anaknya sendiri. Yang paling menyedihkan adalah Dito. Bocah 9 tahun itu tak
tahu harus mengatakan apa, selain terus-menerus memanggil mamanya, sambil
memegangi tangan satu-satunya orang yang dimilikinya di dunia ini.
Aku tak sanggup menahan air mata melihat pemandangan yang begitu mengharukan
ini.
Jeanny membuka matanya perlahan. Saat melihat Mama, mata-nya berkaca-kaca, lalu
air mata pun mengalir di pipinya.