Welcome Bonus $100 dari ForexChief

Jika ingin mandapatkan hasil yang banyak dalam trading memang tidak bisa didapatkan jika kita hanya mempunyai modal yang besar saja sebab tanpa upaya untuk mempunyai sistem trading yang bagus dan juga pengelolaan modal yang benar maka profit yang diperoleh juga masih bisa bersaing dengan loss yang didapat, jadi trader harus berupaya dengan semaksimal mungkin agar dana yang ada bisa berkembang dan juga menghasilkan profit lebih baik dari waktu ke waktu

Benar gan, dengan modal yang sedikit pun bila kita memahami dan menggunakan strategi yang tepat akan mendapatkan hasil yang maksimal, sehingga dengan berjalan nya waktu keuntungan akan terus bertambah.

 

Keuntungan Trading Forex Dengan Price Action

Tulisan ini adalah pandangan dari Nial Fuller, seorang trader dan mentor trading forex dengan price action, tentang apa saja manfaat dan keuntungannya bila kita trading dengan metode price action.

Pasar forex punya bahasa sendiri. Bahasa ini berakar dari pola bentuk pergerakan harga. Untuk memahami dan bisa ‘berbicara’ dalam bahasa pasar forex tersebut, kita harus belajar membaca perubahan pola gerak harga (price action) pada trading chart yang bersih dari indikator teknikal. Segala sesuatu yang terjadi pada pasar telah tercermin dalam pola pergerakan harga pada trading chart. Jadi jika kita trading berdasarkan interpretasi terhadap pola perubahan gerak harga pasar, maka dalam waktu yang bersamaan kita juga melakukan interpretasi terhadap berita ekonomi yang adalah juga variabel yang mempengaruhi pasar. Banyak trader yang telah membuat kesalahan dengan bersasumsi bahwa mereka akan bisa ‘membaca’ pergerakan harga pasar dengan efektif dan akurat bila bisa mencerna rilis berita fundamental ekonomi, menerapkan kombinasi indikator teknikal atau menggunakan software trading dan robot yang telah diprogram. Metode trading dengan price action tidak memerlukan software trading dan robot, kombinasi beberapa indikator teknikal yang rumit, ataupun interpretasi berita fundamental ekonomi. Berikut akan dijelaskan alasannya.

Software trading dan robot
Salah satu masalah pada semua robot dan software untuk trading adalah bahwa software tersebut tidak mempunyai karakter dan sifat manusia yang benar-benar bisa membuat pertimbangan untuk masuk atau keluar dari pasar. Hanya dengan identifikasi kondisi pasar yang bijak, rasional dan obyektif kita bisa mengantisipasi pergerakan harga pasar, dimana robot dan sotware tidak bisa melakukannya. Selain itu, apa yang disebutkan oleh sebagian para pembuat software trading bahwa produknya bisa mengatasi masalah emosi dan disiplin dalam trading adalah tidak benar. Jika kita kurang bisa disiplin dalam menjalankan rencana trading kita, maka kita tidak akan bisa menerapkan software trading yang sering juga membutuhkan pengaturan beberapa parameternya dengan disiplin. Faktor utama untuk mencapai hasil maksimal dalam trading tetap ada pada diri kita sendiri dan kemampuan kita dalam melakukan analisa pasar. Disiplin, teratur dan tidak emosional sewaktu trading adalah mutlak dibutuhkan.

Kombinasi beberapa indikator teknikal
Indikator-indikator teknikal diturunkan dari perubahan pola gerak harga (price action), jadi mengapa kita tidak belajar membaca pola pergerakan harga? Dengan menerapkan beberapa indikator teknikal pada trading chart, maka kita jadi sulit mencermati setup price action yang terjadi dan rancu dalam menangkap gambaran riil dari pasar. Kombinasi indikator yang bisa berjalan baik pada kondisi pasar dan time frame tertentu belum tentu bisa bekerja pada kondisi dan time frame yang berbeda. Antara indikator yang satu dan lainnya seringkali menunjukkan sinyal trading (sinyal untuk buy atau sell) yang bertentangan atau konflik interpretasi. Selain itu indikator teknikal cenderung lambat (lagging) dalam memberikan prediksi karena dihitung setelah terjadinya perubahan harga pasar. Kombinasi indikator biasanya digunakan untuk saling mengkonfirmasi, misalnya indikator RSI atau stochastic tidak bisa mengindikasikan kondisi pasar trending dibanding dengan indikator ADX, tetapi ADX cenderung lambat dalam antisipasinya. Dengan metode price action tidak akan terjadi konflik interpretasi seperti diatas karena memang tidak bergantung pada banyak indikator teknikal dalam menganalisa pasar, dan hanya menggunakan indikator sederhana untuk menentukan momentum dalam membuka posisi trading, biasanya exponential moving average (ema).

Interpretasi berita fundamental ekonomi
Memang tidak ada salahnya untuk berlangganan situs berita yang paling cepat dalam memberikan informasi terkini, terutama untuk rilis berita fundamental sesuai kalender ekonomi. Masalahnya pergerakan harga pasar sangat banyak ditentukan oleh emosi dan feeling para pelaku pasar tentang apa yang paling mungkin terjadi berdasarkan ekspektasi mereka, tidak sepenuhnya berdasarkan logika. Mereka trading berdasarkan ekspektasi bagaimana berita tersebut akan mempengaruhi pasar. Ketika berita yang sebenarnya telah dirilis, ekspektasinya bisa saja berubah. Oleh karena itu sering pergerakan harga pasar berlawanan dengan yang seharusnya terjadi setelah berita dirilis. Jadi kita tidak bisa selalu berasumsi bahwa jika hasil rilis berita lebih baik dari sebelumnya atau lebih baik dari prediksi (forecast) maka secara logika harga akan naik dan sebaliknya. Yang jelas semua faktor yang mungkin tidak kita ketahui telah tercermin pada pergerakan harga saat berita tersebut dirilis. Setup price action yang terjadi pada trading chart adalah refleksi dari perubahan variabel yang menggerakkan pasar termasuk rilis berita fundamental.

Trading dengan metode price action
Dari uraian diatas bisa disimpulkan bahwa trading forex dengan metode price action tidak diperlukan robot atau software trading, tidak dibutuhkan kombinasi beberapa indikator teknikal, dan tidak diharuskan analisa mendetail pada berita fundamental yang akan dirilis. Jika Anda ingin trading dengan price action, bersihkan trading chart Anda dari indikator teknikal yang rumit karena indikator diturunkan dari perubahan gerak harga. Hindari melakukan analisa yang berlebihan terhadap rilis berita fundamental. Pelajari konsep dasar price action yang sederhana, efektif dan akurat.

Sumber : seputarforex.com

 
Menjadikan market sebagai lawan anda (menjadi trend counter), berarti siap menerjang arus market. Yaitu dengan berani mengambil posisi yang berlawanan arah dengan trend market. Buy ketika pasar mengalami posisi bearish dan sell pada saat market sedang mengalami bullish. dan hal itu bisa saja dilakukan namun sangat sulit dan seorang trend counter harus jeli menganalisa kapan trend akan benar-benar berakhir. banyak berlatih tarding dengan benar akan membuat tarder paham kapan harus entry forex market dengan timing yang tepat.
 
Menjadikan market sebagai lawan anda (menjadi trend counter), berarti siap menerjang arus market. Yaitu dengan berani mengambil posisi yang berlawanan arah dengan trend market. Buy ketika pasar mengalami posisi bearish dan sell pada saat market sedang mengalami bullish. dan hal itu bisa saja dilakukan namun sangat sulit dan seorang trend counter harus jeli menganalisa kapan trend akan benar-benar berakhir. banyak berlatih tarding dengan benar akan membuat tarder paham kapan harus entry forex market dengan timing yang tepat.

Benar gan, Dengan menggunakan strategi diatas memang akan sangat beresiko, tetapi bila trader sudah memahami strategi tersebut dan melakukan analisa dengan baik, maka hasil nya dapat menguntungan, tetapi bila salah analisa bisa menyebabkan kerugian.

 

Berkenalan Dengan Price Action Trading

Bagi yang belum mengenal metode price action sama sekali, artikel kali yang didasarkan pada pandangan trader ternama Niall Fuller ini membahas mengenai dasar-dasar price action dan mengapa seorang trader sebaiknya menerapkan metode ini.

berkenalan-dengan-price-action-trading-99713-1.png

Apa Itu Price Action ?
Pasar keuangan adalah tempat terjadinya transaksi jual beli nilai tukar uang antara pelaku pasar. Nilai tukar uang ini meninggalkan jejak-jejak berupa pergerakan harga atau price action yang bisa diamati dengan jelas pada trading chart.

Seorang trader akan membaca, mencerna dan pada akhirnya membuka posisi trade mengikuti jejak yang dibentuk oleh price action. Cara trading seperti ini disebut trading dengan strategi price action atau trading dengan price action setup.

Pada kenyataannya, jejak-jejak pergerakan harga yang dibentuk oleh price action selalu berulang pada kondisi pasar apapun. Hal ini sangat berhubungan erat dengan karakteristik para pelaku pasar, dimana sifat seseorang pada umumnya akan mudah diprediksi bila berhadapan dengan uang. Aksi para pelaku pasar tersebut dengan jelas tercermin pada formasi bar-bar candlestick (jika Anda biasa menggunakan candlestick dalam trading), atau batang-batang bar pada bar chart yang membentuk pola gerakan harga (price action) yang berulang-ulang secara periodik, sehingga price action ini bisa dijadikan sebuah tool dalam trading untuk memprediksi pergerakan harga dengan akurat.

Tidak hanya pada pasar keuangan atau pasar forex saja, strategi price action bisa diterapkan pada pasar apa saja karena sifat dan karakteristik para pelaku pasarnya sama.

Trading dengan strategi price action bisa diterapkan pada time frame apa saja, tetapi sangat dianjurkan untuk menggunakan time frame daily mengingat akurasi data dan sinyal yang dihasilkan, selain itu price action juga cocok dan mudah diterapkan dalam pasar forex karena lebih banyak terjadi pola trending yang kontinyu dibanding dengan pasar lainnya.

Sumber : seputarforex.com

 

Kenapa Menggunakan Price Action ?
Sebenarnya mudah untuk dijawab, karena price (harga) adalah adalah unsur pokok dalam pasar keuangan. Seperti halnya sebuah buku, jika Anda tidak tahu bagaimana cara membacanya, Anda tidak akan tahu apa isi sebenarnya atau cerita yang disampaikan dalam buku tersebut. Jika Anda tidak tahu bagaimana membaca gerakan harga (price action) dalam pasar, maka Anda tidak akan bisa mengerti dan mencerna ‘cerita’ harga yang disampaikan pasar.

Hasil akhir dari kombinasi berbagai variabel yang dipergunakan untuk menganalisa atau memprediksi pasar adalah gerakan harga itu sendiri, oleh karenanya sebaiknya seorang trader berfokus pada pemahaman price action dan bukan pada parameter dari berbagai indikator sebagai alat prediksi.

Penting Untuk Diperhatikan Pada Strategi Price Action:
1. Ada berbagai formasi bar pada candlestick yang mungkin terbentuk oleh price action pada kondisi pasar yang berbeda-beda. Hendaknya belajar membaca dan memahami satu formasi dahulu sebelum formasi yang lain. Setelah mengerti bagaimana menerapkan dalam trading untuk suatu kondisi pasar tertentu, baru belajar formasi lainnya.

2. Jika sebelumnya Anda biasa menggunakan time frame dibawah daily ( 1 hour, 30 minute, 15 minute, dsb), mulailah belajar trading dengan time frame daily untuk menghindari kesalahan sinyal dan ‘noise’ dalam pergerakan harga, yang akan sangat berpengaruh pada formasi price action yang terbentuk.
Selain itu semakin kecil time frame yang Anda gunakan, semakin Anda cenderung untuk over-trade atau sering entry, dan oleh adanya noise dan sinyal-sinyal palsu atau salah (false signal) yang sering terjadi pada time frame rendah, Anda cenderung salah dalam memprediksi pergerakan harga.
Jika Anda sudah terbiasa dengan time frame daily, mulailah mengamati formasi bar yang terbentuk oleh price action.

3. Belajar dari trader yang telah berhasil menerapkan strategi price action, atau belajar cara-cara penerapan dari berbagai contoh aplikasi price action dalam trading.

Satu hal lagi, terlepas dari strategi trading Anda saat ini, penerapan metode price action tidak akan mengacaukan trading Anda, malah akan menambah ketajaman Anda dalam memprediksi pergerakan harga pasar.

Sumber : seputarforex.com

 

Menerapkan strategi price action dalam membuka suatu posisi

Pada artikel ini dicontohkan bagaimana kita seharusnya menerapkan strategi price action dalam membuka suatu posisi, dan alasan mengapa kita masuk beserta parameter-parameter entry dan exitnya.

Catatan: Price action adalah metode trading dengan mengandalkan pada pengamatan formasi bar yang terbentuk pada suatu kondisi market tertentu. Pin bar, fakey bar dan inside bar adalah istilah penulis untuk sebutan formasi bar yang dianggap sebagai patokan dalam price action trading. Untuk penjelasan price action, pin bar, fakey bar dan inside bar telah dibahas pada beberapa artikel tentang price action dalam rubrik ini

Contoh 1 : GBP/USD – Fakey Pin Bar Setup – 18 April 2011:

membuka-posisi-trading-dengan-indikasi-price-action-99945-1.JPG

- Terbentuk price action dengan fakey pin bar.
- Ema8 dan ema21 daily sebagai faktor pendukung mengarah keatas, sehingga momentum
untuk open buy cukup tinggi.
- Pada level sekitar 1.6150 (garis horisontal), harga mengalami penolakan (rejection) di hari
pada saat pin bar terbentuk.
Dengan ketiga faktor tersebut kita punya alasan yang cukup kuat untuk open posisi buy.​

Cara entry dan setting risk/reward :
1. Dengan pending order buy limit pada level retracement 50% pin bar, dan level stop loss dibawah level terendah pin bar
2. Pada level break dari inside bar-nya (pada gambar: i.b = inside bar), dengan level stop loss pada sekitar 50% level retracement pin bar
Cara pertama cukup agresif karena biasanya fakey pin bar baru valid jika level tertinggi / terendah inside bar-nya tertembus. Tetapi mengingat level 50% pin bar berada diatas level ema21 maka open buy di level ini masih dimungkinkan. Setting risk/reward ratio pada cara 1 sebaiknya 1 : 3, dan pada cara 2 bisa 1 : 2

Contoh 2 : GBP/JPY – Fakey Pin Bar Setup – 11 Mei 2011:

membuka-posisi-trading-dengan-indikasi-price-action-99945-2.JPG

- Terbentuk price action dengan fakey pin bar pada 11 Mei 2011
- Ema8 dan ema21 daily sebagai faktor pendukung mengarah kebawah, sehingga momentum untuk open sell cukup tinggi.
- Pada level sekitar 134.00 (garis horisontal), harga mengalami penolakan (rejection) di hari pada saat pin bar terbentuk, dan level tersebut sekarang menjadi level resistance.
Dengan ketiga faktor tersebut kita punya alasan yang cukup kuat untuk open posisi sell.
Kita bisa entry dengan pending order sell stop pada level retracement 50% pin bar seperti halnya contoh 1 sebelumnya, dan level stop loss diatas level tertinggi pin bar.​

Nah, untuk trader yang agresif, disini masalahnya adalah level support yang signifikan pada 130.00, dimana harga harus menembus level tersebut jika ingin profit yang memadai. Pada contoh 1. hal tersebut bisa berjalan dengan baik, tetapi dalam kasus ini, rupanya kita harus puas dengan sedikit profit atau bahkan rugi sebesar resiko yang telah kita tetapkan pada risk/reward, jika rationya 1 : 2 atau 1 : 3 seperti contoh 1. Untuk trader yang tidak cukup agresif dan hanya ingin open posisi setelah level support tersebut break, tentu tidak akan trade jika kondisi market berlanjut seperti pada gambar diatas. Inilah contoh penerapan risk dan reward dalam trading forex.

Contoh 3 : EUR/USD – Inside bars setelah false break – 24 / 25 Mei 2011:

membuka-posisi-trading-dengan-indikasi-price-action-99945-3.JPG

- Pada 23 Mei terjadi ‘false break’ bar di level support 1.4000 (false break dalam hal ini adalah bar yang menembus level supportnya, tapi ditutup disekitar level support, dan bar berikutnya ditutup diatas level support. Jadi bar yang tidak benar-benar menembus support, atau false / palsu).
Pada hari berikut yang terjadi adalah bentukan inside bar dan ditutup diatas level support yang mengindikasikan sinyal buy setelah menembus level ema 8 daily. Walaupun asumsi tersebut berlawanan dengan trend sebelumnya yang bearish, tetapi dengan terbentuknya price action dan indikator ema yang mendukung, maka indikasi itu cukup valid.
- Level entry buy ditentukan diatas level tertinggi inside bar, dan level stop loss diset sedikit dibawah level inside bar.
Risk/reward ratio bisa diset 1 : 2 atau 1 : 3.

Contoh 4 : NZD/USD – Pin Bar / Inside Bar Setup – 25 Mei 2011:

membuka-posisi-trading-dengan-indikasi-price-action-99945-4.JPG

- Pada 25 Mei 2011 NZD/USD membentuk inside pin bar pada daily chart-nya, setelah terjadi penolakan (rejection) pada level support weekly yang terjadi di 0.7750.
- Momentum bullish yang valid terjadi setelah kedua moving average (ema 8 dan ema 21) tertembus, dan ini adalah sinyal yang kuat untuk open buy.
- Level stop loss bisa diset dibawah level terendah inside bar, dan setting level take profit (reward) pada level resistance monthly-nya, yaitu sekitar level 0.8200 (lihat NZD/USD monthly chart dibawah), sehingga risk/reward ratio bisa sekitar 1 : 2

membuka-posisi-trading-dengan-indikasi-price-action-99945-5.JPG


Contoh 5 : GBP/USD – Pin Bar Setup – 3 Juni 2011:

membuka-posisi-trading-dengan-indikasi-price-action-99945-6.JPG

- Pin bar terbentuk pada 3 Juni 2011 dan penolakan level 1.6300 (garis merah) yang menjadi level support.
- Pin bar juga telah menembus level ema 8 dan ema 21, tetapi jika dilihat dari keseluruhan trend, bar yang terjadi 3 hari sebelumnya telah gagal membuat level high baru, jadi kondisi ini tidak bisa disimpulkan sebagai uptrend, melainkan peralihan dari bullish ke bearish atau dari bullish ke sideways (ranging).
- Untuk open posisi cukup riskan, karena faktor pendukung utamanya sangat lemah, atau pin bar ini bisa dikatakan tidak cukup valid.​

Contoh 6 : GBPUSD – Pin Bar Setup – 14 Juni 2011:

membuka-posisi-trading-dengan-indikasi-price-action-99945-7.JPG

Pada contoh terakhir diatas, pin bar bearish terbentuk pada 14 Juni 2011 diarea level resistance disekitar 1.6500-1.6450. Dua bearish pin bar sebelumnya yang cukup valid sangat mendukung pin bar ketiga ini untuk open sell, dengan key level (resistance) yang juga valid.

Walaupun kondisi market tidak dalam trend, tapi dengan price action dan key level yang telah teruji, sinyal untuk open posisi sell cukup kuat. Kita bisa set level stop loss sedikit diatas level resistance, dan take profit pada level supportnya sekitar 1.6200, dengan demikian dimungkinkan untuk menentukan risk/reward ratio paling tidak 1 : 2.

Sumber : seputarforex.com

 
Last edited:
Sukses dalam bisnis forex adalah jika trader dapat melakukan trading dan mampu untuk bisa mendapatkan profit secara konsisten, profit yang konsisten tentu akan sangat memantu trader untuk bisa meraih profit secara maksimal.
Sukses di forex trading itu jika trader mampu mengendalikan diri dengan baik sehingga bisa mendapatkan profit yang konsisten, oleh karena itu kita perlu banyak belajar dan berlatih trading dengan baik jika kita ingin sukses di forex. Pokoknya kalau mau sukses di forex jangan pantang menyerah. Gagal berkali-kali akan membuat kita kuat
 
Sukses dalam bisnis forex adalah jika trader dapat melakukan trading dan mampu untuk bisa mendapatkan profit secara konsisten, profit yang konsisten tentu akan sangat memantu trader untuk bisa meraih profit secara maksimal.
Sukses di forex trading itu jika trader mampu mengendalikan diri dengan baik sehingga bisa mendapatkan profit yang konsisten, oleh karena itu kita perlu banyak belajar dan berlatih trading dengan baik jika kita ingin sukses di forex. Pokoknya kalau mau sukses di forex jangan pantang menyerah. Gagal berkali-kali akan membuat kita kuat

Benar gan, trader yang sukses adalah trader yang bisa mendapatkan profit secara konsisten, untuk memndapatkan profit yang konsisten trader harus terus belajar, dan jangan menyerah ketika mengalami kegagalan, selalu belajar dari kesalahan dan tidak mengulangi nya.

 

Menentukan Stop Loss Dan Target Dengan Price Action

Level stop loss dan target profit semestinya wajib digunakan dalam trading forex. Ada yang menentukan stop loss dan target bersamaan dengan saat entry, ada pula yang menentukan target profit tanpa stop loss atau sebaliknya. Apapun alasannya, jika kita ingin menerapkan money management dengan benar, maka wajib menentukan level stop loss dan target profit saat masuk pasar. Banyak trader yang menentukan level stop loss dan target profit berdasarkan level support, level resistance atau level psikologis, tetapi banyak pula yang hanya dengan perkiraan saja.

Sebagai alternatif, dalam artikel ini dicontohkan bagaimana trader yang menggunakan metode price action menentukan level stop loss dan target profit. Metode ini relatif sederhana dan mudah diterapkan. Sesuai alur dalam money management, kita harus berpikir tentang besarnya resiko terlebih dahulu sebelum profit yang mungkin kita peroleh. Setelah menentukan level stop loss, kemudian kita melakukan position sizing untuk menentukan ukuran lot (atau volume) per trade, baru setelah itu risk/reward ratio.

Menentukan Level Stop Loss
Tentukan stop loss pada level yang paling logis, artinya level dimana sinyal trading kita sudah tidak lagi valid, sesuai dengan metode trading yang kita gunakan. Bagi trader yang menggunakan metode price action, stop loss tidak harus selalu ditentukan pada level support atau resistance terdekat, tetapi pada level yang paling obyektif dimana pasar telah menganggap posisi trading kita memang salah. Dengan berpegang pada konsep logis dan obyektif, jarak level stop loss hendaknya ditentukan sedekat mungkin dengan level entry agar bisa exit sedini mungkin jika kita salah posisi atau salah analisa.

Contoh 1: level stop loss pada pin bar.

menentukan-stop-loss-dan-target-dengan-price-action-115342-1.jpg

Pada gambar downtrend diatas, kita entry posisi sell pada bar setelah pin bar. Level stop loss yang logis dan paling aman adalah beberapa pip diatas ekor pin bar (jika di dekat area tersebut tidak terdapat level resistance yang signifikan). Seandainya harga berbalik arah dengan cepat hingga melampaui ekor pin bar dan stop loss kita kena, berarti yang kita perkirakan sebagai pin bar tersebut tidak valid, bisa disebabkan karena tidak adanya faktor pendukung (support/resistance, moving average) atau memang kita salah analisa.

Contoh 2: level stop loss pada inside bar.​

menentukan-stop-loss-dan-target-dengan-price-action-115342-2.jpg

Pada pergerakan uptrend diatas, kita entry posisi buy pada bar setelah inside bar. Seperti diketahui inside bar mengindikasikan penerusan trend (trend continuation). Level stop loss yang logis ditentukan beberapa pip dibawah level terendah inside bar.

Contoh 3: level stop loss pada pin bar reversal signal.

menentukan-stop-loss-dan-target-dengan-price-action-115342-3.jpg

Pada pin bar yang mengindikasikan pembalikan (reversal) trend seperti gambar diatas, level stop loss bisa ditentukan tepat pada level terendah pin bar (untuk downtrend ke uptrend seperti pada contoh), atau level tertinggi pin bar (dari uptrend ke downtrend). Bisa juga diambil beberapa pip dibawah atau diatas level pin bar reversal-nya, tergantung posisi entry.

Contoh 4: level stop loss pada kondisi pasar ranging (sideways).​

menentukan-stop-loss-dan-target-dengan-price-action-115342-4.jpg

Kita sering menemui setup price action yang cukup valid pada kondisi pasar ranging seperti pada gambar contoh diatas. Dalam hal ini kita entry posisi sell pada bar setelah pin bar. Level stop loss kita tentukan pada area di luar trading range, dan beberapa pip diatas pin bar. Untuk posisi buy sebaliknya.
Contoh 5: level stop loss pada kondisi pasar trending.

menentukan-stop-loss-dan-target-dengan-price-action-115342-5.JPG

Pada gambar di atas, tampak kondisi pasar downtrend dan setup fakey bar yang mengalami penolakan (rejection) pada level resistance dan mengakibatkan false break untuk pembalikan arah trend (reversal), sehingga arah pergerakan harga tetap downtrend. Untuk posisi sell yang kita buka setelah fakey bar, penempatan level stop loss yang logis adalah beberapa pip di atas level tertinggi (ekor) fakey bar. Untuk pergerakan uptrend sebaliknya.​

menentukan-stop-loss-dan-target-dengan-price-action-115342-6.JPG

Contoh gambar di atas adalah kondisi break-out dimana harga memang benar menembus level resistance yang diindikasikan oleh pin bar dan penutupan harga pada bar setelahnya. Untuk posisi buy pada entry point yang kita buka, level stop loss yang logis adalah diantara penutupan harga pin bar dan level terendah (ekor) pin bar, dengan asumsi jika harga bergerak balik melampaui level terendah pin bar sehingga terjadi false break, berarti pin bar tersebut tidak cukup valid atau break-out yang terjadi memang lemah. Untuk kondisi break-out kadang-kadang bisa menjadi false break sehingga level stop loss perlu diperketat.

Catatan: untuk pin bar yang terjadi dekat dengan level-level support atau resistance, hendaknya level stop loss ditempatkan beberapa pip diatas atau dibawah level resistance atau support karena pergerakan harga biasanya menembus level-level itu terlebih dahulu sebelum berbalik arah.

Sumber : seputarforex.com

 
mengendalikan diri dalam trading dengan baik memang seharusnya bisa didapatkan oleh seorang trader agar bisa melakukan trading dengan maksimal dan tidak mendapatkan resiko yang besar akibat mental yang selalu berubah dan juga keiginan untuk melakukan tarding dengan tergesa gesa. dengan pengendalian diri ini trader bisa fokus dengan baik dan bisa mengendalikan pasar denagn sabar dan tenang
 
mengendalikan diri dalam trading dengan baik memang seharusnya bisa didapatkan oleh seorang trader agar bisa melakukan trading dengan maksimal dan tidak mendapatkan resiko yang besar akibat mental yang selalu berubah dan juga keiginan untuk melakukan tarding dengan tergesa gesa. dengan pengendalian diri ini trader bisa fokus dengan baik dan bisa mengendalikan pasar denagn sabar dan tenang

Benar gan, pengendalian diri atau managemen emosi seorang trader harus dilatih terus menerus, karena pengendalian diri yang baik dan tidak tergesa-gesa dalam trading akan membuahkan hasil yang baik, sedangkan bila tergesa-gesa dan terlalu emosi maka dapat menimbulkan resiko.

 

Menentukan Level Target (Take Profit)
Dalam kaidah money management yang benar, level target atau exit selalu ditentukan sesuai dengan risk/reward ratio yang direncanakan. Namun demikian level target yang kita tentukan harus logis dan obyektif sesuai kondisi pergerakan harga pasar. Sebagai contoh seperti pada gambar dibawah, kita masih bisa menentukan level target hingga 2R (2 kali besarnya resiko dalam pip) dengan asumsi pergerakan harga minimal akan menyentuh level resistance sebelum berbalik arah. Untuk level target diatas resistance lebih beresiko kecuali kita menggunakan fasilitas trailing stop.

menentukan-stop-loss-dan-target-dengan-price-action-115342-7.jpg

Pada contoh gambar di bawah, tampak ada 2 level support kunci yang tentunya akan cukup kuat untuk bisa ditembus. Jika kita merencanakan level take profit sebesar 2 kali resiko (2R) atau lebih, kita bisa menggunakan trailing stop dengan jarak 1R, atau menggeser level stop loss secara manual dengan terlebih dahulu menentukan level target sebesar 1R. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya false break pada level support kunci.

menentukan-stop-loss-dan-target-dengan-price-action-115342-8.JPG

Jika level support atau resistance kunci ternyata lebih kecil dari 1R, kita lebih bijak untuk memilih tidak masuk pasar.

Sebagai kesimpulan, yang penting untuk diperhatikan adalah hendaknya kita menentukan resiko terlebih dahulu sebelum level target yang telah kita rencanakan. Untuk menentukan level take profit kita seharusnya realistis dan obyektif sesuai dengan kondisi pergerakan harga pasar. Tidak peduli apakah account trading kita US$100 atau US$100,000, cara menentukan besarnya resiko dan level target yang potensial adalah sama.​

Sumber : seputarforex.com

 

Penerapan Price Action Yang Efektif

Dalam melakukan trading forex, salah satu strategi yang banyak dipakai adalah dengan memanfaatkan Price Action. Dengan mengetahui cara menerapkan Price Action, trader dapat menentukan peluang yang tepat untuk membuka ataupun menutup posisi. Namun sebelum bisa menerapkannya, tentu Anda harus mengetahui terlebih dahulu apa yang disebut sebagai Price Action.

Definisi dari Price Action adalah pergerakan harga suatu aset atau suatu pair mata uang, sedangkan strategi Price Action berfokus pada analisa pergerakan harga di masa lampau, dengan harapan menemukan pola yang dapat dipelajari untuk membantu mengambil keputusan trading ke depannya. Ada begitu banyak metode yang bisa dikombinasikan, tapi Strategi trading Price Action paling sederhana dan efektif adalah yang digabungkan dengan Support atau Resistance, baik yang berupa garis horizontal maupun Trendline.

draft-revisi-penerapan-price-action-yang-efektif-285853-21546.jpg

Mengapa bisa begitu?

Simpel saja: Event Area di sekitar garis horizontal sering digunakan untuk menentukan level Stop Loss atau Take Profit, tidak peduli apakah kondisi pasar sedang Trending atau Sideways. Hal ini dimungkinkan karena pada area tersebut, sering terbentuk formasi bar yang mengindikasikan sinyal cukup valid.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan Price Action:

  • Garis horizontal dan garis tren (Trendline) sering digunakan para analis untuk mengukur kekuatan pergerakan harga.
  • Batas-batas di sekitar garis Trendline lazim disebut Channel.

draft-revisi-penerapan-price-action-yang-efektif-285853-24094.jpg


Sumber : seputarforex.com

 

Cara Menerapkan Price Action Dalam Trading Forex
1. Saat Pasar Dalam Kondisi Trending

draft-revisi-penerapan-[CENTER]price-action-yang-efektif-285853-22783.jpg
[/CENTER]

Seperti tampak pada gambar di atas, USD/CHF bergerak Downtrend dengan level-level Support dan Resistance (berupa garis horizontal) yang mengikuti aturan perubahan: Support yang telah ditembus akan menjadi Resistance, sementara jika Resistance berhasil ditembus, maka ia akan menjadi Support..

Swing Point merupakan area potensial terbentuknya sinyal dari Price Action. Dalam hal ini, formasi Pin Bar yang terbentuk pada Swing Point mengisyaratkan terjadinya koreksi pada arah trend utama (Downtrend). Kita bisa membuka atau menutup posisi secara manual pada Swing Point setelah sinyal trading terjadi. Semua Pin Bar pada contoh di atas mengalami penolakan (False Break) pada level-level Support dan Resistance, sehingga bisa dianggap valid. Sedangkan untuk pasar yang Uptrend, proses yang terjadi adalah kebalikannya.

2. Saat Pasar Dalam Kondisi Sideways

draft-revisi-penerapan-price-action-yang-efektif-285853-35619.jpg

Pada contoh di atas, ke-4 Pin Bar terjadi pada level-level Resistance dan Support. Untuk kondisi pasar yang Sideways (Ranging), kita cukup mengamati formasi bar yang terbentuk pada Resistance dan Support. Jika terjadi Break, pastikan hal tersebut bukanlah False Break.

Mengapa formasi Pin Bar di sini penting? Perlu diketahui, trader forex seringkali salah menyangka bahwa semua Pin Bar terbentuk karena alasan yang sama. Padahal, banyak faktor lain yang mempengaruhi terbentuknya Pin Bar tersebut selain ukuran, karakteristik, perbedaan dengan Pin Bar sebelumnya, serta faktor-faktor teknis lainnya. Salah satu hal yang perlu dicermati adalah momen saat trader besar mengambil aksi Take Profit.

Untuk kondisi False Break, kita bisa buka posisi lagi setelah bar tersebut selesai terbentuk. Level Stop Loss dan target profit bisa ditentukan pada level yang dekat dengan Support Resistance-nya, sesuai dengan arah posisi Entry yang kita ambil.

Dalam kondisi pasar yang mendatar seperti contoh di atas, kekuatan garis Support atau Resistance tidak dapat menunjukkan lamanya keadaan Sideways berlangsung. Pada dasarnya, Sideways terjadi karena pasar sedang melakukan konsolidasi. Langkah aman yang bisa diambil adalah menunggu pasar mencapai kesepakatan dan menentukan trennya.

3. Saat Terjadi Penembusan Garis Support

draft-revisi-penerapan-price-action-yang-efektif-285853-46332.jpg

Pada gambar chart USD/CAD Daily di atas, tampak Setup Inside Bar pada Event Area garis horizontal (dalam hal ini garis Support) sebelum ditembus dan berubah jadi Resistance. Selanjutnya, terbentuk setup Price Action Pin Bar yang mengalami penolakan (False Break) pada Event Area garis tersebut, sebagai Re-test yang menunjukkan kekuatan tren.

Dari ke-3 contoh di atas, bisa disimpulkan bahwa penerapan strategi Price Action akan lebih efektif jika dikombinasikan dengan faktor yang mendukung, dalam hal ini garis horizontal Support atau Resistance. Namun demikian, ada lagi cara penerapan Price Action yang direkomendasikan jika harga mengalami Reversal, yakni konfirmasi dengan area Supply And Demand.

4. Saat Terjadi Reversal
Pembalikan ini tidak sama seperti pembalikan dalam range yang terjadi pada kondisi pasar Sideways di atas, karena harga bisa saja membentuk tren baru dengan sangat kuat setelah membentur suatu level penting. Memprediksi kapan Reversal akan terjadi adalah target dari banyak trader Price Action.

Sayangnya, tidak banyak cara untuk benar-benar memprediksi kapan Reversal akan terjadi, apalagi jika hanya berdasarkan pada keadaan harga saat ini saja. Kebanyakan trader memprediksi momen Reversal dari titik harga yang diambil dari masa lalu, dengan memanfaatkan metode Support And Resistance, atau jika ingin lebih terukur lagi, trader bisa menggunakan area Supply And Demand.

Cara yang paling umum untuk mendeteksinya adalah dengan mencermati pola candlestick tertentu yang terbentuk di dalam zona penting Supply atau Demand. Contohnya, jika Anda melihat harga naik menuju area Supply dengan gerakan yang tajam, disusul oleh sinyal Price Action seperti pola Bearish Engulfing, hal itu adalah pertanda bahwa akan terjadi Reversal.

draft-revisi-penerapan-price-action-yang-efektif-285853-39040.jpg

Kesimpulan
Untuk mengetahui cara menerapkan Price Action yang efektif, trader perlu mempelajari Support Resistance dan formasi candlestick terlebih dahulu. Selanjutnya, trader dapat menganalisa bagaimana pergerakan harga di titik Support and Resistance atau Supply And Demand, sesuai dengan kondisi pasar yang sedang berlangsung. Dengan banyak latihan, trader akan mampu untuk membedakan mana yang merupakan pergerakan terkonfirmasi, serta mana yang merupakan False Movement.

Sumber : seputarforex.com

 
Mental yang kuat memang sangat dibutuhkan jika kita ingin bisa sukses dalam menjalankan bisnis forex trading ini. Faktanya saja dalam kegiatan trading itu pasti diselingin yang namanya loss, maka dari itu mental kita harus kuat agar loss yang kita alami tidak menurunkan kedisiplinan kita dalam melakukan trading menggunakan strategi trading kita. Bahkan jika kita selalu profit pun bisa menjadi bahaya disaat kita terlalu percaya diri sehingga melupakan strategi trading yang kita gunakan karena ingin memperoleh profit yang lebih besar.
 
Mental yang kuat memang sangat dibutuhkan jika kita ingin bisa sukses dalam menjalankan bisnis forex trading ini. Faktanya saja dalam kegiatan trading itu pasti diselingin yang namanya loss, maka dari itu mental kita harus kuat agar loss yang kita alami tidak menurunkan kedisiplinan kita dalam melakukan trading menggunakan strategi trading kita. Bahkan jika kita selalu profit pun bisa menjadi bahaya disaat kita terlalu percaya diri sehingga melupakan strategi trading yang kita gunakan karena ingin memperoleh profit yang lebih besar.

Benar gan, sebelum menjalankan trading trader harus mempersiapkan mental nya untuk kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi, contoh nya saat mengalami loss trader harus bisa mengendalikan emosi dan mencoba lagi dengan strategi yang baru, atau pun saat mendapat profit harus tetap mengontrol emosi sehingga tidak serakah.

 

Tips Identifikasi Supply Dan Demand Menggunakan Price Action

Supply dan demand adalah faktor penting dalam bertrading. Tanpa pengetahuan dasar mengenai pengaruh supply dan demand pada pasar forex, kita tidak akan dapat memahami penyebab bergeraknya harga pasar. Ada beberapa cara dalam mendeteksi area permintaan dan penawaran (demand/supply zone) pada chart, salah satu pilihan terbaiknya adalah dengan price action.

Kunci Utamanya Adalah Titik Balik Perubahan Supply dan Demand
Supply (penawaran) dan demand (permintaan) menjadi faktor utama dalam menentukan ke mana pasar akan bergerak. Saat demand lebih besar daripada supply, harga dasar dari suatu instrumen akan melonjak. Sebaliknya, saat supply lebih besar daripada demand maka harga akan bergerak turun.

Umumnya trader akan menggunakan DoM (depth of market) untuk memantau daftar harga (kuotasi) order buy dan sell pada target instrumen. Perbedaan volume dan kuotasi pada order buy dan sell pada DoM menunjukkan dinamika supply dan demand secara mendasar.

Namun, mengetahui supply dan demand saja tidak akan cukup untuk mendapat keuntungan di pasar forex. Alasannya, forex adalah pasar terbesar di dunia dengan likuiditas tertinggi, supply dan demand akan selalu ada tanpa kita harus mencarinya.

Lalu bagaimana cara memanfaatkan supply dan demand untuk mendapatkan profit di pasar forex?

Kemungkinan untuk mendapat profit akan menjadi lebih besar bila Anda mampu "membidik" titik-titik balik perubahan supply dan demand. Maksudnya, titik balik ini adalah momentum di mana supply melampaui demand atau sebaliknya.

titik balik saat supply melampaui demand adalah resistance. Saat harga bergerak naik menyentuh zona resistance, berikutnya harga akan turun. Anda bisa memperoleh profit dengan cara menjual (sell/short) pair target.
titik balik saat demand melampaui supply adalah support. Jika harga menurun menyentuh area support, nantinya harga akan naik. Ambil keuntungan dengan membeli (buy/long) pair target.

Sumber : seputarforex.com

 

Fokus Pada Suatu Level Harga (Price Level Zone) Dengan Memperhatikan Price Action.

Tanpa memfokuskan perhatian pada suatu level harga, akan sangat sulit untuk menentukan di mana potensi titik balik (reversal) berpotensi untuk terjadi. Anda dapat menemukan area titik balik tersebut dengan menggunakan beragam cara, misalnya swing high/low dan level-level fibonacci.

Berikut adalah contohnya:

tips-identifikasi-supply-dan-demand-menggunakan-price-action-276228-2.jpeg

Pada gambar di atas, perhatikan bahwa harga akan bergerak memantul dari level-level fibonacci (garis 23.6%, 38.2%, 50%, dan 61.8%). Umumnya titik balik supply vs demand muncul pada level antara poin 50 dan 61.8.

Gambar kedua:

tips-identifikasi-supply-dan-demand-menggunakan-price-action-276228-3.jpeg

Pada gambar kedua tersebut, swing low ditentukan dari pergerakan titik balik (reversal) sebelumnya sebagai patokan level harga berikutnya. Titik balik pada swing-low umumnya akan dikonfirmasi oleh pola price action seperti inside-bar atau pola-pola bullish lainnya.

Perhatikan bahwa ketika harga bergerak turun mendekati area swing-low tersebut, harga akan mengalami bullish reversal karena demand telah melampaui supply.

Sumber : seputarforex.com

 

Observasi Apa Yang (Telah) Terjadi Pada Daerah Support/Resistance.

Saat harga bergerak mendekati batas/zona support dan resistance, perhatikan indikasi-indikasi berikut untuk menentukan momentum kapan harga akan mengalami pembalikan.

Indikasi Demand (Permintaan) Meningkat:

Muncul pola price action candlestick bullish, misalnya bullish engulfing
Ketidakmampuan untuk menembus batas support
Peningkatan Volume
Konsolidasi (sideway)
Indikasi Supply (Penawaran) Meningkat:

Muncul pola price action candlestick bearish, misalnya bearish harami
Ketidakmampuan menembus batas resistance
Peningkatan Volume
Konsolidasi
Contoh:

tips-identifikasi-supply-dan-demand-menggunakan-price-action-276228-4.jpeg

Gambar di atas menunjukkan peningkatan volume trading saat harga akan menguji batas support. Anak panah pertama menunjukkan peningkatan volume saat harga low mengalami reversal sebelum sempat menyentuh batas support. Sedangkan anak panah kedua menunjukkan kenaikan volume saat harga low telah menyentuh batas support.



Setelah Anda menemukan daerah support dan resistance potensial, ingatlah bahwa indikasi-indikasi tersebut hanya menunjukkan kemungkinan, bukan kepastian. Anda harus bersiap-siap membatasi kerugian seandainya harga bergerak tidak sesuai ekspektasi.

Agar kerugian tidak terlalu besar, Anda dapat belajar mengaplikasikan salah satu dari 3 teknik money management sesuai dengan pengalaman dan gaya bertrading Anda. Jika Anda termasuk trader konservatif, gunakan teknik equity stop atau chart stop, sehingga kerugian hanya akan mengikis sebagian kecil dari deposit.

Sumber : seputarforex.com

 
Last edited:
Back
Top