Langkah 3: Menelaah Perbedaan Suku Bunga Dan Neraca Pembayaran
Terakhir, kita bisa menentukan mata uang mana yang akan kita jual dan mana yang akan kita beli di pasar forex berdasarkan selisih data moneter. Cara analisis fundamental ini: bandingkan selisih suku bunga dan neraca pembayaran masing-masing negara yang mata uangnya kita perdagangkan.
Suku Bunga Dalam Analisis Fundamental
Sebelumnya, penting untuk diketahui bahwa dalam dunia forex, ada mata uang mayor (major currency) dari delapan kawasan penting yang paling banyak diperdagangkan dan dominan di pasar forex. Karenanya, bank sentral dari kawasan-kawasan tersebut menjadi sorotan trader maupun investor. Berikut ini daftarnya tersebut beserta nama bank sentral masing-masing:
Dolar AS (USD) dipakai oleh Amerika Serikat dan sejumlah negara lain, sekaligus alat pembayaran utama dalam perdagangan internasional. Oleh karenanya, tak heran bila bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), menjadi pusat perhatian di pasar forex.
Euro (EUR) digunakan oleh negara-negara dalam kawasan Zona Euro. Kebijakan moneter dan stabilitas mata uang Euro merupakan tanggung jawab European Bank Central (ECB).
Yen (JPY) merupakan sebutan bagi mata uang yang digunakan oleh Jepang. Dalam analisis fundamental terkait Yen, perlu memperhatikan kebijakan Bank of Japan (BoJ).
Poundsterling (GBP) yang dijuluki Cable, digunakan berdampaingan dengan Euro di Inggris. Pergerakannya dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga Bank of England (BoE).
Dolar Australia (AUD) merupakan salah satu Comdoll. Selain sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas dan sentimen risiko, pergerakannya juga dapat diarahkan oleh kebijakan Reserve Bank of Australia (RBA).
Dolar Kanada (CAD) adalah Comdoll kedua yang sangat mudah digoyahkan oleh harga minyak. Namun, kebijakan-kebijakan suku bunga yang mempengaruhinya ditentukan oleh Bank of Canada (BoC).
Franc Swiss (CHF) berada di bawah otoritas Swiss National Bank (SNB). Selain dapat mempengaruhi Franc Swiss melalui kebijakan suku bunga, SNB juga diketahui sering melakukan intervensi langsung di pasar forex dengan melakukan aksi jual atau beli CHF versus Euro.
Dolar New Zealand (NZD) merupakan Comdoll ketiga. Pergerakannya dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk suku bunga acuan yang ditentukan oleh Reserve Bank of New Zealand (RBNZ).
Setiap bank sentral akan meninjau ulang kebijakan dalam rapat yang diadakan secara berkala antara 4-6 pekan sekali. Pada saat itu pula, bank sentral akan mengumumkan apakah suku bunga tak diubah, akan dinaikkan, atau akan diturunkan. Hasil dari keputusan-keputusan tersebut dapat Anda lihat di situs bank sentral terkait, di kalender forex, atau di tabel data suku bunga forex.
[IMG]
Secara sepintas, banyak yang menganggap kalau kenaikan suku bunga akan berpengaruh positif bagi mata uang negara terkait; sedangkan penurunan suku bunga bakal berpengaruh negatif. Namun, pasca rapat berkala juga, bank sentral akan menyampaikan pandangannya mengenai perkembangan ekonomi terkini serta kebijakan-kebijakan lain yang akan diambilnya sesuai kebutuhan perekonomian mendatang. Sehingga, reaksi pasar tak semata ditentukan oleh keputusan suku bunga satu bank sentral saja.
Pasar akan mencermati pernyataan bank sentral pasca rapat secara keseluruhan, untuk kemudian menyimpulkan apakah biasnya hawkish, dovish, atau netral. Pada akhirnya, reaksi pasar pasca rapat merupakan gabungan antara keputusan yang diambil saat ini serta bias bagi kebijakan di masa depan, lalu dibandingkan dengan bias negara lain. Perbandingan ini dikenal dengan istilah "divergensi kebijakan". Kita tidak bisa menyimpulkan apakah suatu mata uang akan naik atau turun, hanya berdasarkan perubahan suku bunga saja.
Neraca Pembayaran Dalam Analisis Fundamental
Neraca Pembayaran sebuah negara dapat diibaratkan Neraca Keuangan sebuah perusahaan. Semakin bagus Neraca Pembayaran, maka makin kuatlah ketahanan mata uang suatu negara dalam menghadapi gejolak ekonomi. Selain itu, ada baiknya juga memeriksa apakah Neraca Pembayaran itu didukung oleh deposit dana yang mudah keluar lagi dari suatu negara (hot money) ataukah akumulasi investasi langsung jangka panjang yang bersifat lebih permanen.
Neraca Pembayaran biasanya dapat ditilik dari data Current Account Balance (CAB) serta rasio Current Account to-GDP masing-masing negara yang dipublikasikan secara berkala. Negara-negara dengan surplus CAB dan rasio tinggi, biasanya dipandang sebagai kawasan dengan perekonomian tangguh.
Dengan membandingkan suku bunga dan Neraca Pembayaran, maka kita dapat memutuskan tindakan berdasarkan dua skenario analisis fundamental:
Ketika perekonomian dunia berada pada akhir fase Pemulihan dan awal fase Puncak, minat risiko meningkat, sehingga pelaku pasar akan cenderung menjual mata uang dengan kondisi fundamental kuat dan suku bunga rendah. Sebaliknya, mereka justru akan membeli mata uang dengan suku bunga lebih tinggi, meskipun fundamentalnya mungkin lebih lemah.
Ketika perekonomian dunia mengalami fase Resesi dan Kelesuan, maka pelaku pasar cenderung cari aman dengan membeli mata uang dengan Neraca Pembayaran kuat. Di saat yang sama, mereka akan menjual mata uang dengan suku bunga lebih tinggi yang negaranya memiliki Neraca Pembayaran buruk.
Kesimpulan
Cara benar menganalisis fundamental bukanlah dengan menggunakan bagus atau jeleknya data ekonomi tertentu sebagai pemicu buy atau sell. Trader harus memerhatikan data-data tersebut secara historis, data ekonomi lainnya dari negara tersebut, serta kondisi ekonomi global; baru kemudian mengambil keputusan.
Pada umumnya, pelaku pasar menggunakan analisis fundamental sebagai acuan untuk membuka posisi trading jangka panjang yang berlawanan arah dengan posisi trading mayoritas (counter-trend). Ada tipe pelaku pasar lain yang menggunakan rilis data-data ekonomi sebagai acuan langsung untuk membuka posisi trading jangka pendek, dikenal dengan istilah News Trading. Namun, bagi pengguna cara analisis fundamental orthodox, News Trading acapkali tidak dianggap sebagai cara benar menganalisis fundamental.
Sumber : seputarforex.com