Welcome Bonus $100 dari ForexChief


Resiko Versus Perolehan

Dari hasil riset pada karakter para trader sukses bisa diketahui adanya beberapa kesalahan umum yang dilakukan oleh mereka yang sering mengalami kerugian. Riset tersebut juga menunjukkan hasil trading para trader sukses tersebut cenderung konsisten dengan profit yang meningkat dari waktu ke waktu. Salah satu dari ciri trader sukses tersebut adalah menentukan resiko yang lebih kecil dari perolehan yang mereka harapkan.


Seperti diketahui dengan adanya sebuah peluang trading (opportunity) maka akan diikuti juga dengan ancaman (threat). Ancaman tersebut adalah resiko, dalam kaitannya dengan trading berarti kemungkinan untuk mengalami loss. Jika Anda melihat sebuah peluang yang akan menghasilkan perolehan yang lebih besar dari resiko yang mungkin timbul maka Anda telah menemukan sebuah trade dengan resiko versus perolehan yang bagus. Dalam trading resiko versus perolehan lazim disebut dengan risk/reward ratio, atau perbandingan antara keduanya.

Ciri pertama para trader sukses adalah berusaha menemukan peluang trading yang menghasilkan risk/reward ratio positif sehingga jika perkiraan mereka ternyata salah resiko atau kerugian yang dialami tidak besar. Sebaliknya jika perkiraan mereka ternyata benar maka mereka akan memperoleh profit yang cukup besar. Trader yang selalu menerapkan risk/reward ratio positif, atau lebih besar dari 1:1, maka rata-rata profit-nya akan lebih besar dari rata-rata loss yang dialami, dan dalam jangka panjang akan menghasilkan profit yang konsisten.

Resiko dan perolehan pada software trading atau robotAkhir-akhir ini banyak beredar software ataupun robot yang menawarkan berbagai strategi trading. Dalam hal ini, Anda trading dengan software yang telah diprogram dengan suatu strategi trading tertentu. Cara yang paling mudah dan realistis adalah dengan melakukan test mundur atau back-test hingga beberapa bulan kebelakang (biasanya 6 bulan) untuk mengetahui risk/reward ratio yang dihasilkannya.

Selain itu karena Anda tidak tahu pasti kebenaran strategi trading dalam software tersebut, maka bisa diuji-cobakan masing-masing pada kondisi pasar yang trending dan yang ranging (sideways). Dari hasil pengujian tersebut, baik backtest maupun terhadap kondisi pasar, akan diperoleh rata-rata trade yang profit (average winning trade) dan rata-rata trade yang loss (average losing trade).

Berikut ini contoh 2 software trading dengan 2 strategi yang berbeda yang telah diuji-coba selama 6 bulan pada kondisi pasar yang sedang trending dengan kuat, dengan waktu pengujian yang berbeda-beda untuk setiap pasangan mata uang. Yang pertama dengan rata-rata trade yang profit lebih besar, dan yang kedua dengan rata-rata trade yang loss lebih besar.
(Sumber: FXCM’s Mirror Trader Platform. APT = Average Profitable Trade, ALT = Average Losing Trade).

resiko-versus-perolehan-177542-1.PNG


resiko-versus-perolehan-177542-2.PNG

Dari hasil test tersebut bisa disimpulkan bahwa software yang pertama lebih “trend follower” dibandingkan software ke 2. Semisal Anda trading pasangan CHF/JPY dan kondisi pasar sedang trending maka Anda bisa menggunakan software yang pertama dimana ratio trade yang profit dibandingkan dengan trade yang loss adalah 138.24/51.59 = 2.68, sedang pada software ke 2 ratio-nya hanya 119.45/126.76 = 0.94.

Sumber : seputarforex.com

 

Angka Persentase Profit Yang Bagus

Meraih profit konsisten dalam bisnis forex adalah hal yang diinginkan semua orang. Meskipun kerugian dan keuntungan adalah dua hal yang sudah lumrah terjadi, ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar potensi profit bisa lebih besar dibandingkan loss. Selain menerapkan manajemen modal yang baik dan selalu tanggap dengan keadaan pasar, salah satu hal yang sering menjadi perhatian para trader adalah angka persentase profit dalam forex (Win Ratio).

Sebagai pemahaman awal, persentase profit adalah jumlah trade yang profit dibagi jumlah keseluruhan trade yang telah dilakukan. Misalnya: seorang trader mendapatkan profit 4x dari 5 trade yang telah dilakukan, maka persentase profitnya adalah 80%.



Adakah Angka Persentase Profit Dalam Forex Yang Bagus?
Jika berbicara mengenai persentase profit dalam forex, para trader pemula sering terjebak dengan pola pikir: angka persentase profit yang besar akan menghasilkan hasil yang besar. Padahal, dalam kenyataannya, angka persentase profit sama sekali tidak memberikan gambaran profitabilitas sebuah strategi trading.

Saat diminta memilih antara sebuah strategi yang mempunyai persentase profit 45% atau 90%, kebanyakan orang tentu akan menganggap angka persentase profit 90% jauh lebih bagus dari 45%. Tetapi, bagaimana kita bisa tahu profitabilitas sebenarnya dari masing-masing strategi, mengingat persentase profit 90% belum tentu lebih besar nilai riilnya dibandingkan yang 45%?

Caranya adalah dengan melakukan analisa terhadap Risk/Reward ratio yang digunakan pada masing-masing strategi. Hasil dari analisa tersebut akan menghasilkan Expectancy atau harapan terhadap profitabilitas yang sebenarnya dari strategi tersebut.

Kita ambil contoh kasus yang sangat mungkin terjadi

Misalnya, hasil akhir sebuah strategi dengan persentase profit 90% bisa minus, karena total pips dari profit yang dihasilkan lebih kecil dari total pips ketika loss, meskipun jumlah trade yang profit jauh lebih besar dari yang loss (dalam hal ini, 90% dari keseluruhan trade profit dan hanya 10% yang loss).

Sebaliknya, trader yang memiliki angka persentase profit hanya 45%, justru bisa mendapat hasil riil yang lebih besar dan angka harapan profitnya positif. Kenapa bisa begitu?

Berikut contoh hipotesis hasil akhir dari dua strategi yang memiliki persentase profit yang berbeda:

draft-revisi-angka-persentase-profit-yang-bagus-285800-24276.jpg

Dari kedua contoh di atas, strategi A menerapkan Risk/Reward Ratio yang sangat kecil yaitu 1:0.075 (15 pips/200 pips); atau rata-rata memperoleh 15 pip ketika profit, tetapi kehilangan 200 pips ketika loss. Sebaliknya, strategi B menggunakan Risk/Reward Ratio 1:2 (200 pips/100 pips) pada setiap trade-nya, yang berarti: rata-rata profit 200 pips dan loss 100 pips. Meskipun persentase profit dalam forex pada strategi A jauh lebih besar, tetapi harapan (Expectancy) profitnya negatif. Berarti, strategi tersebut akan cenderung menghasilkan kerugian besar jika digunakan untuk trading.​

Sumber : seputarforex.com

 
Apakah Perusahaan Tersebut Broker Atau Dealer

Trading forex termasuk Over The Counter (OTC) market yang tidak terpusat pada suatu lokasi tertentu seperti halnya bursa saham. Perdagangan forex terjadi dalam bentuk kontrak antara dua pihak. Mengenali karakteristik dan perbedaan antara broker dan dealer adalah penting bagi trader, karena cara kerja mereka berbeda.

Berikut perbedaan antara dealer dan broker beserta cara kerja masing-masing. Biasanya dealer hanya melayani klien (trader) yang trading dengan jumlah dana yang relatif besar, sedang broker bisa melayani trader dengan dana yang relatif kecil.

Dealer, atau market maker besar.

Yang termasuk dalam kategori ini adalah bank-bank besar dan perusahaan investasi besar yang telah teregulasi sebagai perusahaan pialang untuk forex, saham atau jenis investasi lainnya. Perusahaan ini dikategorikan sebagai Futures Commission Merchant atau FCM. Disebut dealer karena mereka memiliki "dealing desk" atau "meja" untuk melakukan deal harga beli atau harga jual dengan para klien-nya.

Dealing desk adalah metode trading tradisional yang dahulu digunakan oleh bank dan institusi keuangan, namun pada dasarnya dealer menciptakan pasar dari para klien atau nasabahnya sendiri, oleh karena itu disebut dengan "market maker" atau pencipta pasar.

Dalam memberikan harga beli atau harga jual ke para klien-nya, dealer mempunyai patokan yang tidak jauh berbeda dengan harga pasar yang sebenarnya. Dalam hal spread atau beda harga beli dan harga jual, mereka bisa menggunakan fixed basis atau spread tetap (biasanya pada dealer-dealer besar); maupun dynamic spread system, yaitu spread yang berubah-ubah tergantung dari tinggi rendahnya likuiditas.

Dealer-dealer tersebut saling berhubungan satu sama lain guna me-manage posisi trading para klien-nya dan juga me-manage resiko. Sering kali dealer melempar order-order klien-nya ke dealer lain yang lebih besar. Dealer, atau market maker memperoleh keuntungan tetap dari besarnya spread, swap, dan jasa layanan lainnya, namun keuntungan besar diperoleh dari kemampuannya me-manage resiko trading.

Broker, atau "non dealing desk".

Broker bertindak sebagai perantara murni antara trader (atau klien) dengan dealer (atau market maker). Dalam hal ini broker meneruskan semua order klien-nya ke dealer melalui sistem komputer tanpa intervensi oleh "dealing desk", sehingga disebut dengan "non dealing desk".

Semua order klien yang diteruskan ke "dealing desk" akan langsung dieksekusi oleh dealer. Teknologi ini disebut dengan Straight Through Processing (STP). Keuntungan yang diperoleh broker bisa dari besarnya spread yang ditawarkan (tentu saja lebih tinggi dari dealer) dan jasa layanan trading lainnya.

Tetapi seiring dengan persaingan antar broker untuk mendapatkan klien dari trader retail yang jumlahnya semakin banyak, broker tidak lagi mengambil keuntungan dari besarnya spread, melainkan mereka memperoleh commission fee dari dealer, berdasarkan jumlah transaksi yang mengalir ke "dealing desk" selama periode waktu tertentu. Oleh karena itu, banyak broker yang sangat proaktif menawarkan berbagai layanan guna meraup klien dari trader retail. Seperti halnya dealer, broker yang benar juga harus telah teregulasi sebagai perusahaan pialang.

Broker forex jenis ECN (Electronic Communication Network).

Broker ECN adalah modifikasi dari broker yang biasa, dan akhir-akhir ini semakin banyak dijumpai. Broker jenis ECN bertindak sebagai broker antar market maker atau "dealing desk", dan trader retail juga bisa berpartisipasi. Dalam hal ini broker jenis ECN bekerja dengan mempertemukan penjual dan pembeli secara nyata (via online, realtime).

Dalam hal ini, besarnya spread ditentukan berdasarkan perbedaan penawaran yang terbaik dari harga jual dan harga beli. Broker jenis ECN memperoleh keuntungan dari biaya per transaksi yang dibebankan ke para klien-nya. Pada sistem ini, ditampilkan volume dari masing-masing penawaran harga jual dan penawaran harga beli, sehingga bisa diketahui likuiditas pasangan mata uang yang diperdagangkan pada broker ECN tersebut.


 
Apakah Perusahaan Tersebut Broker Atau Dealer

Trading forex termasuk Over The Counter (OTC) market yang tidak terpusat pada suatu lokasi tertentu seperti halnya bursa saham. Perdagangan forex terjadi dalam bentuk kontrak antara dua pihak. Mengenali karakteristik dan perbedaan antara broker dan dealer adalah penting bagi trader, karena cara kerja mereka berbeda.

Berikut perbedaan antara dealer dan broker beserta cara kerja masing-masing. Biasanya dealer hanya melayani klien (trader) yang trading dengan jumlah dana yang relatif besar, sedang broker bisa melayani trader dengan dana yang relatif kecil.

Dealer, atau market maker besar.

Yang termasuk dalam kategori ini adalah bank-bank besar dan perusahaan investasi besar yang telah teregulasi sebagai perusahaan pialang untuk forex, saham atau jenis investasi lainnya. Perusahaan ini dikategorikan sebagai Futures Commission Merchant atau FCM. Disebut dealer karena mereka memiliki "dealing desk" atau "meja" untuk melakukan deal harga beli atau harga jual dengan para klien-nya.

Dealing desk adalah metode trading tradisional yang dahulu digunakan oleh bank dan institusi keuangan, namun pada dasarnya dealer menciptakan pasar dari para klien atau nasabahnya sendiri, oleh karena itu disebut dengan "market maker" atau pencipta pasar.

Dalam memberikan harga beli atau harga jual ke para klien-nya, dealer mempunyai patokan yang tidak jauh berbeda dengan harga pasar yang sebenarnya. Dalam hal spread atau beda harga beli dan harga jual, mereka bisa menggunakan fixed basis atau spread tetap (biasanya pada dealer-dealer besar); maupun dynamic spread system, yaitu spread yang berubah-ubah tergantung dari tinggi rendahnya likuiditas.

Dealer-dealer tersebut saling berhubungan satu sama lain guna me-manage posisi trading para klien-nya dan juga me-manage resiko. Sering kali dealer melempar order-order klien-nya ke dealer lain yang lebih besar. Dealer, atau market maker memperoleh keuntungan tetap dari besarnya spread, swap, dan jasa layanan lainnya, namun keuntungan besar diperoleh dari kemampuannya me-manage resiko trading.

Broker, atau "non dealing desk".

Broker bertindak sebagai perantara murni antara trader (atau klien) dengan dealer (atau market maker). Dalam hal ini broker meneruskan semua order klien-nya ke dealer melalui sistem komputer tanpa intervensi oleh "dealing desk", sehingga disebut dengan "non dealing desk".

Semua order klien yang diteruskan ke "dealing desk" akan langsung dieksekusi oleh dealer. Teknologi ini disebut dengan Straight Through Processing (STP). Keuntungan yang diperoleh broker bisa dari besarnya spread yang ditawarkan (tentu saja lebih tinggi dari dealer) dan jasa layanan trading lainnya.

Tetapi seiring dengan persaingan antar broker untuk mendapatkan klien dari trader retail yang jumlahnya semakin banyak, broker tidak lagi mengambil keuntungan dari besarnya spread, melainkan mereka memperoleh commission fee dari dealer, berdasarkan jumlah transaksi yang mengalir ke "dealing desk" selama periode waktu tertentu. Oleh karena itu, banyak broker yang sangat proaktif menawarkan berbagai layanan guna meraup klien dari trader retail. Seperti halnya dealer, broker yang benar juga harus telah teregulasi sebagai perusahaan pialang.

Broker forex jenis ECN (Electronic Communication Network).

Broker ECN adalah modifikasi dari broker yang biasa, dan akhir-akhir ini semakin banyak dijumpai. Broker jenis ECN bertindak sebagai broker antar market maker atau "dealing desk", dan trader retail juga bisa berpartisipasi. Dalam hal ini broker jenis ECN bekerja dengan mempertemukan penjual dan pembeli secara nyata (via online, realtime).

Dalam hal ini, besarnya spread ditentukan berdasarkan perbedaan penawaran yang terbaik dari harga jual dan harga beli. Broker jenis ECN memperoleh keuntungan dari biaya per transaksi yang dibebankan ke para klien-nya. Pada sistem ini, ditampilkan volume dari masing-masing penawaran harga jual dan penawaran harga beli, sehingga bisa diketahui likuiditas pasangan mata uang yang diperdagangkan pada broker ECN tersebut.



Dalam istilah awam, broker adalah orang atau perusahaan yang melakukan transaksi atas nama klien. Jenis transaksi dapat bervariasi. Broker memainkan peran penting dalam transaksi keuangan di pasar saham. Mereka dibayar biaya komisi dalam pertukaran layanan yang disediakan oleh mereka. Secara umum, mereka menangani dua jenis akun, yang dikenal sebagai akun penasihat dan diskresioner.

Dealer mengacu pada seseorang atau perusahaan yang memperdagangkan sekuritas atas namanya sendiri. Karena itu, dealer adalah pelaku dalam suatu transaksi. Tidak seperti broker, dia tidak melakukan bisnis atas nama kliennya, juga tidak mencoba bertindak sebagai katalis untuk transaksi.

 

Perihal Angka Persentase Profit Dalam Forex
Sampai di sini, kita sudah paham bahwa tidak ada angka persentase profit yang bagus dan absolut. Besarnya angka persentase profit dalam forex bukanlah ukuran final dari sukses atau tidaknya seseorang melakukan trading. Banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Selain itu, ada hal-hal yang bisa dijadikan sebagai acuan awal:



1. Buat Perkiraan Angka Persentase Profit Sebelum Trading, Bukan Setelahnya
Trading forex adalah proses Trial And Error yang diperhitungkan dengan sebaik mungkin, bukan keberhasilan instan berbekal coba-coba. Jadi, untuk dapat menentukan berapa angka persentase profit yang menghasilkan keuntungan, Anda dapat melakukannya terlebih dahulu di akun demo. Jika hasilnya menunjukkan profitabilitas yang positif, angka tersebut dapat Anda terapkan pada akun riil.


2. Pahami Risk And Reward Ratio
Hal pertama yang seharusnya dilakukan trader dalam mengatur strategi tradingnya adalah menghitung risiko yang berani untuk ditanggung. Ketika menghitung Risk And Reward, trader sering melakukan kesalahan dengan menentukan Reward terlebih dahulu, atau setting level Stop Loss yang terlalu dekat jaraknya dengan Level Entry. Hal ini menyebabkan strategi tidak bisa berjalan dengan baik.

Berpatokan pada probabilitas harga pasar dalam menentukan Risk dan Reward, yang perlu ditentukan terlebih dahulu adalah risikonya, baru kemudian Reward yang dihitung sebagai kelipatan dari risiko. Dengan menentukan risiko terlebih dahulu, kita akan lebih memperhitungkan Risk daripada Reward yang akan diperoleh. Risk And Reward Ratio yang biasa dipakai adalah 1:2 dan disesuaikan dengan besarnya modal yang ada. Artinya, untuk setiap 1 kali kerugian yang didapatkan, maka saat 1 kali untung, Anda bisa mendapatkan keuntungan yang besarnya 2 kali lipat dari satu kerugian tersebut.

angka-persentase-profit-yang-bagus-285800-25532.jpg

3. Selalu Disiplin Dengan Money Management
Pada trader pemula, seringkali terjadi kasus di mana mereka hanya mengekor angka persentase profit trader lain, dengan harapan mendapatkan hasil yang sama. Padahal, kemampuan modal, gaya trading, keadaan pasar, akun yang digunakan, serta banyak faktor yang lainnya, sangat mempengaruhi nilai profit yang diperoleh.

Beberapa orang sering merasa minder saat mendengar rekannya mendapatkan profit 90% dalam waktu sebulan. Padahal, belum tentu persentase profit 90% itu membawa keuntungan dengan jumlah pips yang besar juga. Tetaplah miliki kedisiplinan dengan Money Management yang baik. Selain itu, kita juga perlu membaca kondisi pasar sebelum melakukan entry dengan aturan Risk And Reward Ratio. Bagaimanapun juga, kita tidak bisa memaksakan Reward harus selalu lebih besar dari Risk jika kondisi pasar tidak memungkinkan.

draft-revisi-angka-persentase-profit-yang-bagus-285800-24175.jpg

4. Perhatikan Leverage Yang Dipakai
Hal yang sering membuat trader kehilangan arah adalah besarnya Leverage. Sudah merupakan rahasia umum bahwa Leverage membuat trader cenderung membuka lot yang melebihi rasio kekuatan normal modal. Penggunaan Leverage juga berpotensi mengaburkan pertimbangan objektif saat mengambil keputusan trading. Walaupun Anda mendapatkan angka persentase profit yang besar dan telah menerapkan Risk And Reward Ratio 1:2, jumlah pips yang didapatkan tentu saja akan lebih sedikit jika menggunakan leverage terlalu tinggi.

Dari artikel ini, dapat disimpulkan bahwa angka persentase profit dalam forex (Win Ratio) bukanlah patokan utama dalam melakukan trading. Yang lebih penting adalah kemampuan trader dalam mengendalikan diri sendiri agar tetap berdisiplin dengan Money Management, terutama dalam menerapkan Risk And Reward Ratio.

Untuk mengetahui kinerja sebuah strategi trading, biasanya dilakukan dengan cara Backtest. Dengan melakukan Backtest, trader bisa memeriksa apakah bahwa suatu sistem trading telah bekerja sesuai ekspektasi atau belum.

Sumber : seputarforex.com

 

3 Kesalahan Fatal Saat Mengatur Money Management

Sudah menjadi rahasia umum jika money management merupakan salah satu komponen terpenting dalam trading forex. Tidak mempunyai money management bahkan bisa dikatakan sebagai dosa terbesar trader.

Tanpa pengelolaan dana trading, strategi sebaik apapun tak akan menjamin kelangsungan trading Anda. Probabilitas keuntungan tinggi tak menjamin besar keuntungan dan tak bisa meminimalisir risiko. Jika tak percaya, coba pelajari masalah ini di artikel Untuk Bisa Profit, Tidak Harus Benar.

Dalam penggunaannya, money management bisa diterapkan dengan beragam aturan dan dalam berbagai cara. Setiap trader bebas memilih metode mana yang terbaik dan paling sesuai dengan gaya, preferensi, juga pengaturan risikonya. Ada yang cukup mengikuti aturan 1% rule, menggunakan rasio Risk/Reward, hingga mengaplikasikan teknik Position Sizing. Apapun pilihan Anda, tak ada metode money management yang lebih baik atau lebih buruk, karena semua bergantung pada kondisi penggunanya.

3-kesalahan-fatal-saat-mengatur-money-management-280984-29230.jpeg

Selain itu, Anda sebaiknya menghindari 3 kesalahan fatal berikut saat mengatur money management:


1. Mengatur Money Management Dengan Target
Memiliki target ada kalanya bagus, tapi dalam trading forex, terlalu fokus pada target justru cenderung berbahaya. Beberapa contoh target yang biasa dibuat trader amatir adalah:

Keuntungan sekian persen dalam sebulan.
Berapa banyak profit yang dihasilkan dalam sekian kali trading.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai sekian Dolar.

Meski berbeda-beda, ketiga target di atas sebenarnya didasari hal yang sama: keinginan menghasilkan uang dalam waktu singkat. Padahal kenyataannya, dalam trading tak ada jawaban definitif yang bisa menjamin tercapainya target-target tersebut secara konsisten.

Mengapa demikian? Coba lihat chart trading Anda, lalu perhatikan betapa fluktuatifnya pergerakan harga yang terbentuk. Selain dinamis, harga tak bisa diprediksikan secara pasti.

3-kesalahan-fatal-saat-mengatur-money-management-280984-39135.png

Para teknikalis boleh saja mengatakan bahwa pola harga akan selalu berulang. Tapi kenyataannya, harga tidak hanya digerakkan oleh faktor teknikal, tapi juga isu fundamental yang mempengaruhi sentimen pasar.

Karena itu, adalah hal yang mustahil untuk mematok target keuntungan sekian persen dalam satu bulan dan berharap agar standard tersebut bisa selalu terpenuhi. Sayangnya, hal tersebut masih saja dilakukan banyak trader.

Tuntutan kejar target sebenarnya bermula dari kesalahan dalam mengatur money management. Sebelum memilih metode yang sesuai, banyak trader menetapkan target yang diinginkan lebih dulu. Akibatnya, mereka akan menjalankan strategi dan metodenya untuk mengejar target tersebut, yang pada akhirnya bisa mengarah pada pelanggaran aturan trading hingga menyebabkan overtrading.

Saat mengatur money management, sebaiknya jangan tetapkan target di awal trading. Gunakan skala pertumbuhan profit yang dihitung di akhir periode trading sebagai indikator kesuksesan. Sebagai contoh, setelah 6 bulan trading Anda mampu menghasilkan pertumbuhan 15%, dan di 6 bulan berikutnya, pertumbuhan meningkat jadi 20%.

Dengan demikian, Anda tidak dituntut untuk memenuhi target yang ditetapkan di awal, tapi hanya mengevaluasi performa di akhir periode trading. Jika dirasa kurang baik, maka Anda bisa memperbaiki kesalahan untuk meningkatkan pertumbuhan profit di periode trading berikutnya.

Cara di atas akan menghindarkan Anda dari gaya trading kejar target, karena dari awal tak ada standard keuntungan yang ditentukan.

3-kesalahan-fatal-saat-mengatur-money-management-280984-48945.jpeg

Teknik seperti itu juga sesuai dengan prinsip para trader berpengalaman yang tak memaksakan trading saat kondisi pasar tidak mendukung. Saat tak ada target yang dikejar, Anda tak akan mencari-cari peluang di pasar yang sebenarnya tidak kondusif. Penerapan strategi bisa lebih maksimal, jerat overtrading pun dapat dihindari.


2. Menggunakan Satuan Pips
"Sinyal Sell EUR/USD, Dapatkan Peluang Profit 100 Pips!"

"Ikuti Strategi Trading Penghasil 1000 Pips Ini!"

"Trader A Loss 200 Pips Dalam Semalam"

"Trader B Cetak Keuntungan 300 Pips Pasca Berita XXX"


Pernahkah Anda mendengar kalimat-kalimat di atas? Jika ya, maka jangan mudah termakan dengan banyaknya pips yang disebutkan, karena profit dan loss masih bersifat sangat relatif jika diukur dalam satuan pips.

Hanya karena Anda terbiasa mendengar analis atau trader lain mengutarakan profit dan loss dalam satuan pips, bukan berarti Anda juga disarankan untuk menggunakannya ketika mengatur money management. Faktanya, pips hanya merefleksikan besar pergerakan harga, bukan jumlah keuntungan yang sebenarnya.

3-kesalahan-fatal-saat-mengatur-money-management-280984-54644.jpeg

Satu pip bagi seorang pengguna lot standard tentu berbeda dengan satu pip trader micro. Trader yang mengklaim bisa profit 500 pips tanpa menyebut besar keuntungan dalam Dolar tidak benar-benar bisa diperhitungkan kredibilitasnya, karena bisa jadi ia hanya menggunakan lot kecil. Jika benar, maka konteksnya tidak bisa disetarakan dengan trader yang bisa profit 500 pips dengan lot besar.

Bagaimanapun juga, volume trading sangat berpengaruh pada aspek psikologis. Trader lot kecil bisa dengan mudah mengambil risiko 500 pips, tapi pengguna lot besar butuh keberanian luar biasa untuk menanggungnya.

Belajar dari perbedaan tersebut, ada baiknya Anda mulai meninggalkan satuan pips saat mengatur money management. Sebaliknya, biasakanlah untuk menghitung profit dan loss langsung dalam satuan Dolar. Ketika Anda merencanakan Rasio Risk/Reward misalnya, jangan hanya memperhatikan berapa pips yang ditentukan, tapi perhitungkan juga berapa jumlahnya jika dikonversikan dalam Dolar.

Mengetahui secara langsung besar profit dan loss tersebut juga mempermudah Anda menerapkan aturan 1%. Misalnya modal Anda $5000, berarti setiap posisi seharusnya tidak dibebani dengan risiko loss lebih dari $50. Untuk memenuhi aturan tersebut, jelas Anda tak bisa memperhitungkan Stop Loss dalam bentuk pips saja. Harus ada konversi ke dalam satuan Dolar agar Anda dapat merealisasikan aturan 1%.

Menghitung nilai Dolar per pips cukup rumit karena melibatkan lot, jenis pair, dan mata uang dasar (base currency) yang digunakan. Anda bisa mempelajari rumus konversinya di sini, atau memanfaatkan kalkulator pips untuk mendapatkan hasil perhitungan secara otomatis.


3. Sesuaikan Dengan Kemampuan Modal
Trading forex memang bisa dimulai dengan $10 saja. Namun realistiskah jika Anda menggunakannya untuk trading dengan lot standard? Bahkan dengan leverage 1:1000, uang tersebut masih kurang dari margin yang diperlukan untuk membuka satu posisi EUR/USD.

Agar tidak keliru menentukan lot dan membatasi kesempatan, maka sesuaikanlah besar lot dengan ukuran modal Anda. Hal itu penting untuk memastikan ketahanan dana yang cukup. Jangan sampai free margin yang tersisa begitu minim hingga MC bisa terpicu saat harga baru bergerak sedikit melawan trading Anda.

Jika modal Anda masih kecil, gunakan lot kecil seperti mini, micro, atau bahkan nano (di broker yang menyediakan) untuk mendapatkan ketahanan dana yang cukup. Bila Anda nantinya berhasil mengumpulkan pengalaman dan profit konsisten, maka lot bisa mulai ditingkatkan sedikit demi sedikit untuk menumbuhkan keuntungan.


3-kesalahan-fatal-saat-mengatur-money-management-280984-64917.jpeg

Kebanyakan trader berpengalaman yang menggunakan lot standard saat ini juga memulai trading dengan risiko kecil. Jika risiko berhasil diminimalisir, maka kelangsungan dana jadi lebih terjamin dan membuka peluang bagi mereka untuk menumbuhkan profit secara bertahap. Seperti kata-kata bijak di luar sana, trading itu seperti lari marathon, bukan lari sprint.


Tips Penting: Utamakan Disiplin
Apapun metode money management yang Anda gunakan, hindari 3 kesalahan di atas saat mengaturnya. Prioritaskan disiplin saat menerapkan money management, karena tanpa konsistensi semuanya tak akan berarti.

Untuk apa merencanakan Stop Loss dan Take Profit sesuai Rasio Risk/Reward jika pada akhirnya Anda masih sering menutup posisi lebih awal? Apa gunanya merencanakan ukuran lot sesuai 1% rule jika nantinya masih tergoda untuk memperbesar posisi saat melihat harga 'sedang bagus'?

Jelas, kurangnya disiplin trading membuat Anda mudah melalaikan aturan money management. Agar tetap sesuai pedoman, budayakanlah sikap disiplin dalam trading. Untuk mempermudah hal tersebut, belajarlah mengontrol emosi dengan lebih baik. Bagaimanapun juga, keingininan menutup posisi lebih awal atau mengubah ukuran trading di luar rencana timbul karena ketakutan dan keserakahan. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang cara mengendalikan emosi trading, ikuti ulasan selengkapnya di artikel Sistem Manajemen Emosi.

Sumber : seputarforex.com

 

Sistem Manajemen Emosi

Seperti diketahui, emosi sangat berperan dalam menentukan hasil trading kita. Ketidakmampuan mengendalikan dan mengatur emosi bisa berakibat fatal, karena emosi seseorang cenderung berubah-ubah. Diperlukan sebuah sistem untuk mengatur dan mengendalikannya. Sistem Manajemen emosi (SME) atau emotion management system adalah salah satu dari 3 pilar utama dalam rencana trading, di samping sistem trading dan sistem money management.

sistem-manajemen-emosi-130509-21986.jpg

Pengaturan dan pengendalian emosi adalah sebuah sub-system yang mesti Anda rencanakan. Perencanaan yang utama adalah harus bisa meredam sekuat mungkin emosi-emosi destruktif (destructive emotions) yang bisa membuat Anda menyimpang dari sistem, dan memperkuat emosi-emosi yang menguntungkan (beneficial emotions) yang bisa membuat Anda tetap berpegang pada sistem.

Jadi, emosi yang sangat mungkin akan membuat Anda keluar dari sistem trading dan sistem money management harus Anda redam, meski tidak bisa dihilangkan sama sekali. Di lain pihak, emosi yang membuat Anda selalu cenderung mengikuti kedua sistem tersebut mesti Anda perkuat. Hendaknya Anda selalu berlatih untuk menonjolkan emosi yang menguntungkan ini ketika trading.

Dasar dari Sistem Manajemen Emosi adalah: tiap jenis emosi menggunakan cadangan energi mental yang jumlahnya terbatas sehingga seharusnya tidak dihamburkan untuk hal-hal yang merugikan. Emosi adalah transformasi secara mental dari ide ke tindakan, oleh sebab itu diperlukan energi mental. Sebenarnya, hasil trading Anda tidak berhubungan langsung dengan mental, hanya emosi akibat trading bisa melukai Anda secara mental.

Energi mental sangat diperlukan untuk mewujudkan sistem trading dan sistem money management, dan semestinya tidak dihamburkan untuk menanggapi emosi-emosi destruktif yang tidak bermanfaat bagi trading. Jika kita telah tahu kenyataan bahwa pergerakan harga pasar didistribusikan secara acak, maka kita tidak perlu risau pada hasil trading, selama kita tetap berpegang pada sistem trading dan sistem money management yang telah teruji.

Sumber : seputarforex.com

 
Besarnya Spread, Dan Apakah Ada Biaya Tambahan Lainnya

Pada umumnya saat ini broker menawarkan spread tetap (fixed spread) pada semua pasangan mata uang yang ditawarkan, dengan kecenderungan spread yang kecil untuk pasangan yang likuid, seperti EUR/USD dan USD/JPY. Untuk pasangan mata uang yang kurang likuid seperti EUR/CAD atau GBP/CHF, maka spread-nya cenderung besar.

Semakin kecil spread yang ditawarkan, maka secara hipotetis semakin besar peluang Anda memperoleh profit. Anda bisa memilih broker yang memberikan penawaran spread yang paling kecil.

Namun demikian, jika volatilitas pasar sangat tinggi, maka spread bisa membesar, kemudian kembali kecil setelah volatilitas normal kembali. Ini biasa terjadi pada saat rilis data fundamental penting yang berdampak pada pasangan mata uang tertentu.

Menjelang atau sesaat setelah rilis data, jumlah trader yang masuk pada pasangan mata uang tersebut bisa berlipat, sehingga menyebabkan likuiditas dan volatilitas pasar naik tajam. Jika pada keadaan normal spread hanya sebesar 2 pip, maka pada saat rilis data penting bisa naik hingga 7 sampai 8 pip.

Pada umumnya, broker-broker forex papan atas dengan reputasi yang telah diakui dunia biasanya tidak memungut biaya transaksi per trade (transaction fee), kecuali broker jenis ECN dan dealer-dealer tertentu. Dalam hal ini, Anda harus jeli dalam membandingkan dan memilih broker sebelum membuka account riil. Jika ada biaya tambahan, pastikan manfaat yang akan Anda peroleh.

Swap atau bunga rollover.

Banyak broker yang memberlakukan Swap, atau bunga akibat menginapnya posisi terbuka hingga hari trading berikutnya, yang disebut juga rollover. Nilai Swap bisa positif atau negatif tergantung dari perbedaan suku bunga dari negara-negara yang mata uangnya diperdagangkan. Swap yang ditambahkan ke account Anda (jika nilainya positif), atau dikurangkan dari account Anda (jika nilainya negatif), akan dihitung dari posisi terbuka Anda setiap melewati jam penutupan pasar berdasarkan peraturan dari broker.

Contoh: jika misalkan suku bunga USD 1.0% dan suku bunga JPY 0.25%. Dalam hal ini, jika Anda punya posisi buy USD/JPY, berarti Anda meminjam JPY untuk membeli USD, dan Anda akan memperoleh bunga sebesar (-0.25+1.0)% = +0.75%. Sebaliknya, jika posisi Anda sell USD/JPY, maka Anda akan dikenakan biaya Swap sebesar (-1.0+0.25)% = -0.75%.

Swap dihitung per hari selewat waktu penutupan pasar berdasarkan jumlah nilai volume lot (quantity contract size), bukan dari modal Anda. Besarnya Swap bisa berubah-ubah, dan Anda bisa melihat tabel bunga per hari yang disediakan oleh broker Anda. Kadang-kadang, Swap juga mencakup komisi broker untuk mentransfer posisi terbuka Anda pada hari trading berikutnya.

 
Besarnya Spread, Dan Apakah Ada Biaya Tambahan Lainnya

Pada umumnya saat ini broker menawarkan spread tetap (fixed spread) pada semua pasangan mata uang yang ditawarkan, dengan kecenderungan spread yang kecil untuk pasangan yang likuid, seperti EUR/USD dan USD/JPY. Untuk pasangan mata uang yang kurang likuid seperti EUR/CAD atau GBP/CHF, maka spread-nya cenderung besar.

Semakin kecil spread yang ditawarkan, maka secara hipotetis semakin besar peluang Anda memperoleh profit. Anda bisa memilih broker yang memberikan penawaran spread yang paling kecil.

Namun demikian, jika volatilitas pasar sangat tinggi, maka spread bisa membesar, kemudian kembali kecil setelah volatilitas normal kembali. Ini biasa terjadi pada saat rilis data fundamental penting yang berdampak pada pasangan mata uang tertentu.

Menjelang atau sesaat setelah rilis data, jumlah trader yang masuk pada pasangan mata uang tersebut bisa berlipat, sehingga menyebabkan likuiditas dan volatilitas pasar naik tajam. Jika pada keadaan normal spread hanya sebesar 2 pip, maka pada saat rilis data penting bisa naik hingga 7 sampai 8 pip.

Pada umumnya, broker-broker forex papan atas dengan reputasi yang telah diakui dunia biasanya tidak memungut biaya transaksi per trade (transaction fee), kecuali broker jenis ECN dan dealer-dealer tertentu. Dalam hal ini, Anda harus jeli dalam membandingkan dan memilih broker sebelum membuka account riil. Jika ada biaya tambahan, pastikan manfaat yang akan Anda peroleh.

Swap atau bunga rollover.

Banyak broker yang memberlakukan Swap, atau bunga akibat menginapnya posisi terbuka hingga hari trading berikutnya, yang disebut juga rollover. Nilai Swap bisa positif atau negatif tergantung dari perbedaan suku bunga dari negara-negara yang mata uangnya diperdagangkan. Swap yang ditambahkan ke account Anda (jika nilainya positif), atau dikurangkan dari account Anda (jika nilainya negatif), akan dihitung dari posisi terbuka Anda setiap melewati jam penutupan pasar berdasarkan peraturan dari broker.

Contoh: jika misalkan suku bunga USD 1.0% dan suku bunga JPY 0.25%. Dalam hal ini, jika Anda punya posisi buy USD/JPY, berarti Anda meminjam JPY untuk membeli USD, dan Anda akan memperoleh bunga sebesar (-0.25+1.0)% = +0.75%. Sebaliknya, jika posisi Anda sell USD/JPY, maka Anda akan dikenakan biaya Swap sebesar (-1.0+0.25)% = -0.75%.

Swap dihitung per hari selewat waktu penutupan pasar berdasarkan jumlah nilai volume lot (quantity contract size), bukan dari modal Anda. Besarnya Swap bisa berubah-ubah, dan Anda bisa melihat tabel bunga per hari yang disediakan oleh broker Anda. Kadang-kadang, Swap juga mencakup komisi broker untuk mentransfer posisi terbuka Anda pada hari trading berikutnya.


Salah satu keunggulan Forex dibanding aset investasi lainnya adalah kemudahan bisa bertransaksi dimana saja dan kapan saja. Dalam hal ini, peran broker forex tak tergantikan. Broker menghubungkan masyarakat dengan pasar forex dan menyediakan perangkat yang dibutuhkan untuk bertransaksi secara online, dengan imbalan berupa biaya komisi dan spread yang dibayarkan trader dari tiap transaksi. Namun, aturan tentang komisi berbeda-beda bagi setiap broker.

Berapa sebenarnya biaya komisi trading forex yang wajar? Komisi trading adalah kutipan biaya transaksi yang dibayarkan trader kepada broker untuk setiap lot yang ditradingkan. Bagi trader, potongan biaya komisi trading sesungguhnya merupakan pengeluaran normal, sebagaimana halnya bisnis yang tentunya perlu menanggung beban biaya overhead dan lain-lain. Sedangkan bagi broker, selain sebagai bagian dari pendapatan juga untuk membayar komisi trading ke penyedia likuiditas dan penyedia teknologi.

 

Emosi Destruktif
Emosi destruktif yang paling kuat dan berbahaya adalah takut kehilangan uang. Rasa takut ini berasal dari kesadaran yang telah terprogram bahwa uang bagi kita terbatas dan merupakan komoditi yang sangat berarti. Tak bisa dipungkiri hampir semua orang menganggap uang sebagai simbol kehidupan dan kemerdekaan.

Asosiasi tersebut secara mental sangat kuat sehingga kita cenderung mempunyai mekanisme otomatis untuk bertahan mati-matian guna melindungi komoditi yang sangat berharga ini. Ketakutan inilah yang menyebabkan trader menutup posisi sebelum waktunya (premature exit), atau memperkecil position size dari yang seharusnya direkomendasikan oleh sistem money management-nya, karena takut rugi. Biasanya, hal ini terjadi setelah mengalami kerugian beruntun.

sistem-manajemen-emosi-130509-33405.jpg

Emosi destruktif lainnya adalah serakah. Ini juga berasal dari kesadaran yang telah terprogram tentang begitu pentingnya memperoleh uang. Banyak trader yang mengubah level target profitnya di tengah jalan, atau membiarkan posisi yang sedang profit terbuka dan tidak mematuhi aturan sistem trading yang digunakan.

Yang agak ekstrem, trader takut kehilangan kesempatan masuk pasar hingga ia membuka posisi trading tanpa adanya sinyal, atau dengan tiba-tiba memperbesar position size dari yang seharusnya karena mengharapkan keuntungan lebih besar. Biasanya, hal ini terjadi setelah trader memperoleh keuntungan berturut-turut.

Untuk mengatasi kedua jenis emosi destruktif tersebut, Anda seharusnya:

  • Mengetahui bahwa kedua jenis emosi itu memang ada pada diri Anda, sehingga Anda bisa mengantisipasi setiap kali salah satu dari keduanya muncul ke permukaan.
  • Mengetahui bahwa pergerakan harga pasar didistribusikan secara acak sehingga Anda tidak akan pernah bisa memastikan trade mana yang akan profit dan mana yang akan loss.
  • Percaya bahwa sistem trading dan sistem money management yang Anda gunakan adalah yang terbaik. Jika Anda tidak mematuhi sistem tersebut, berarti Anda tidak mempercayai diri Anda sendiri. Dan bila Anda kehilangan kepercayaan diri, Anda semestinya berhenti trading hingga kepercayaan Anda kembali pulih.

Sumber : seputarforex.com

 
Trading Itu Mudah (Jika Anda Tahu Bagaimana Harus Memulai)


Judul di atas saya ambil dari mentor saya, yang telah meletakkan dasar-dasar pemahaman bagi saya tentang apa dan bagaimana cara trading yang "semestinya". Berikut ini adalah kunci-kunci untuk membuat belajar trading forex mudah. Catat baik-baik dan praktikkan dalam keseharian Anda, agar membawa manfaat yang maksimal.

Trading Itu Mudah Jika Pantang Menyerah

Sedikit saya ingin sharing di sini ya. Kurang lebih dua tahun yang lalu, dengan semangat menggebu, saya pun nyemplung ke dunia forex trading ini. Jangan kira trading forex berjalan mudah, seperti yang saya (atau mungkin anda juga) bayangkan. Pengorbanan yang diperlukan dalam proses belajar memang tidak sedikit, baik pengorbanan waktu, tenaga, maupun tentu saja, modal. Terus terang, saya yang biasanya menyombongkan diri sebagai fast learner, di forex trading ini ternyata bener-bener ketemu batunya.

Diawali dengan kesombongan yang mengakibatkan Margin Call (MC) dalam waktu 2 minggu. Untungnya, kemudian timbul kesadaran akan perlunya pemahaman yang benar dan perlunya mengabaikan keinginan balas dendam.

Dari rasa tertantang dan pengakuan bahwa ternyata forex tidak semudah yang saya bayangkan, mulailah timbul pencerahan yang konsekuensinya menuntut hari-hari penuh "perjuangan": membaca seabreg e-book, googling sana-sini, nanya (dan dicuekin) sana-sini. Hiks! Hasilnya? Nah, itu dia, yang jelas sih, tampang jadi kusut abis, karena kurang tidur. Tapi, semua proses belajar itu saya lalui dengan semangat pantang menyerah dan justru saya anggap suatu tantangan tersendiri.

Belajar Trading Forex Perlu Persiapan

Nah, bagi anda yang sudah bertekad ingin belajar trading, ada beberapa hal yang perlu anda pahami dan persiapkan terlebih dahulu, supaya tidak mengikuti jalan saya belajar yang terlalu berliku-liku.

Pertama, siapkan mental. Lah, kok mental duluan? Iyalah, kalo mental sudah tahan banting, apapun kondisi yang bakalan dihadapi, kita sudah akan siap. Menjadi seorang trader itu harus punya mental yang tahan banting. Seorang teman saya bilang, dalam belajar trading, bersiap aja setahun awal untuk babak belur dulu. Makanya, siapkan mental (dan modal secukupnya saja) untuk babak belur di tahun pertama.

Kedua, persiapkan dan rencanakan cash flow (aliran dana) yang diperlukan. Hal yang perlu anda ingat adalah, jaga cash flow anda. Jangan terburu nafsu untuk melakukan invest (deposit) besar di tahun pertama. trading forex itu mudah

Biasanya nih… seorang (calon) trader merasa sudah menguasai teknik trading hanya dengan beberapa kali "kebetulan" melakukan open position yang menghasilkan profit dan kemudian memutuskan untuk melakukan deposit yang relatif besar. Eits, tunggu dulu, kalo anda tidak ingin pensiun dini sebagai trader, tahan keinginan untuk deposit besar-besaran di tahun pertama, apalagi di bulan pertama.

Dari sharing pengalaman teman-teman trader lain, biasanya hasil yang konsisten baru akan tercapai setelah seseorang berpengalaman trading lebih dari setahun. Jadi, kalau anda baru belajar trading selama beberapa bulan dan merasa sudah menguasai cara trading yang benar kemudian memutuskan untuk melakukan deposit, sebaiknya lakukan deposit dalam jumlah yang tidak terlalu besar terlebih dahulu.

Ketiga, cari mentor (pembimbing) anda dalam proses belajar trading ini dan bergabunglah dengan komunitas trader yang bisa saling memberikan dorongan,semangat serta sharing teknik maupun pengalaman dalam ber-trading.

Dimana kita bisa cari mentor dan komunitas trader? Mudah saja kok. Aktiflah di forum-forum trader dan carilah trader yang sudah lebih senior dan mau memberikan bimbingan. Atau setidaknya, carilah partner diskusi yang bisa memberikan semangat dan masukan yang positif. Terus terang nih, saya tetep bisa bertahan melalui tahun awal karena dukungan semangat dari temen-temen trader yang lain, terutama temen-temen trader di MV.

Keempat, lakukan proses belajar trading forex dengan penuh kecintaan. Halahh… kok jadi mellow gini ya? Maksud saya gini loh…, biasanya nih… kalau dasarnya sudah cinta, maka pengorbanan pun akan terasa sebagai kenikmatan. Iya, nggak?

Nah, sehubungan dengan belajar trading ini, kalau anda memang sudah cinta dengan trading, maka pengorbanan seperti misalnya begadang sampai jam 3 pagi buat melototin chart atau dalam rangka belajar satu indikator teknikal, nggak akan kerasa sebagai suatu yang berat.

Percaya deh, orang yang sukses itu orang yang mencintai apa yang dia kerjakan. Belajar atau bekerjalah dengan passion, maka anda akan jadi orang yang penuh semangat dan sukses. Oke, hal-hal di atas sekedar saran buat anda yang berminat untuk nyemplung di dunia trading ini. Saya ucapkan: Welcome to the jungle, enter at your own risk! But don’t worry, it’s fun!



 
Trading Itu Mudah (Jika Anda Tahu Bagaimana Harus Memulai)


Judul di atas saya ambil dari mentor saya, yang telah meletakkan dasar-dasar pemahaman bagi saya tentang apa dan bagaimana cara trading yang "semestinya". Berikut ini adalah kunci-kunci untuk membuat belajar trading forex mudah. Catat baik-baik dan praktikkan dalam keseharian Anda, agar membawa manfaat yang maksimal.

Trading Itu Mudah Jika Pantang Menyerah

Sedikit saya ingin sharing di sini ya. Kurang lebih dua tahun yang lalu, dengan semangat menggebu, saya pun nyemplung ke dunia forex trading ini. Jangan kira trading forex berjalan mudah, seperti yang saya (atau mungkin anda juga) bayangkan. Pengorbanan yang diperlukan dalam proses belajar memang tidak sedikit, baik pengorbanan waktu, tenaga, maupun tentu saja, modal. Terus terang, saya yang biasanya menyombongkan diri sebagai fast learner, di forex trading ini ternyata bener-bener ketemu batunya.

Diawali dengan kesombongan yang mengakibatkan Margin Call (MC) dalam waktu 2 minggu. Untungnya, kemudian timbul kesadaran akan perlunya pemahaman yang benar dan perlunya mengabaikan keinginan balas dendam.

Dari rasa tertantang dan pengakuan bahwa ternyata forex tidak semudah yang saya bayangkan, mulailah timbul pencerahan yang konsekuensinya menuntut hari-hari penuh "perjuangan": membaca seabreg e-book, googling sana-sini, nanya (dan dicuekin) sana-sini. Hiks! Hasilnya? Nah, itu dia, yang jelas sih, tampang jadi kusut abis, karena kurang tidur. Tapi, semua proses belajar itu saya lalui dengan semangat pantang menyerah dan justru saya anggap suatu tantangan tersendiri.

Belajar Trading Forex Perlu Persiapan

Nah, bagi anda yang sudah bertekad ingin belajar trading, ada beberapa hal yang perlu anda pahami dan persiapkan terlebih dahulu, supaya tidak mengikuti jalan saya belajar yang terlalu berliku-liku.

Pertama, siapkan mental. Lah, kok mental duluan? Iyalah, kalo mental sudah tahan banting, apapun kondisi yang bakalan dihadapi, kita sudah akan siap. Menjadi seorang trader itu harus punya mental yang tahan banting. Seorang teman saya bilang, dalam belajar trading, bersiap aja setahun awal untuk babak belur dulu. Makanya, siapkan mental (dan modal secukupnya saja) untuk babak belur di tahun pertama.

Kedua, persiapkan dan rencanakan cash flow (aliran dana) yang diperlukan. Hal yang perlu anda ingat adalah, jaga cash flow anda. Jangan terburu nafsu untuk melakukan invest (deposit) besar di tahun pertama. trading forex itu mudah

Biasanya nih… seorang (calon) trader merasa sudah menguasai teknik trading hanya dengan beberapa kali "kebetulan" melakukan open position yang menghasilkan profit dan kemudian memutuskan untuk melakukan deposit yang relatif besar. Eits, tunggu dulu, kalo anda tidak ingin pensiun dini sebagai trader, tahan keinginan untuk deposit besar-besaran di tahun pertama, apalagi di bulan pertama.

Dari sharing pengalaman teman-teman trader lain, biasanya hasil yang konsisten baru akan tercapai setelah seseorang berpengalaman trading lebih dari setahun. Jadi, kalau anda baru belajar trading selama beberapa bulan dan merasa sudah menguasai cara trading yang benar kemudian memutuskan untuk melakukan deposit, sebaiknya lakukan deposit dalam jumlah yang tidak terlalu besar terlebih dahulu.

Ketiga, cari mentor (pembimbing) anda dalam proses belajar trading ini dan bergabunglah dengan komunitas trader yang bisa saling memberikan dorongan,semangat serta sharing teknik maupun pengalaman dalam ber-trading.

Dimana kita bisa cari mentor dan komunitas trader? Mudah saja kok. Aktiflah di forum-forum trader dan carilah trader yang sudah lebih senior dan mau memberikan bimbingan. Atau setidaknya, carilah partner diskusi yang bisa memberikan semangat dan masukan yang positif. Terus terang nih, saya tetep bisa bertahan melalui tahun awal karena dukungan semangat dari temen-temen trader yang lain, terutama temen-temen trader di MV.

Keempat, lakukan proses belajar trading forex dengan penuh kecintaan. Halahh… kok jadi mellow gini ya? Maksud saya gini loh…, biasanya nih… kalau dasarnya sudah cinta, maka pengorbanan pun akan terasa sebagai kenikmatan. Iya, nggak?

Nah, sehubungan dengan belajar trading ini, kalau anda memang sudah cinta dengan trading, maka pengorbanan seperti misalnya begadang sampai jam 3 pagi buat melototin chart atau dalam rangka belajar satu indikator teknikal, nggak akan kerasa sebagai suatu yang berat.

Percaya deh, orang yang sukses itu orang yang mencintai apa yang dia kerjakan. Belajar atau bekerjalah dengan passion, maka anda akan jadi orang yang penuh semangat dan sukses. Oke, hal-hal di atas sekedar saran buat anda yang berminat untuk nyemplung di dunia trading ini. Saya ucapkan: Welcome to the jungle, enter at your own risk! But don’t worry, it’s fun!




Banyak trader menganggap trading itu mudah. Ikuti saja sistem trading yang telah ditentukan sebelumnya, tunggu beberapa saat, lalu menghasilkan profit. Faktanya adalah: Trading itu sederhana, tapi tidak mudah. Sederhana dan mudah sering digunakan secara bergantian. Tapi sederhana dan mudah adalah kata yang berbeda dengan makna yang berbeda. Trader harus memahami perbedaan antara sederhana dan mudah. Ini penting bagi trader, karena pemahaman ini akan menentukan pola pikir tentang bagaimana Anda melihat trading.

TRADING ITU MEMANG SEDERHANA
Proses trading memang sederhana. Apa yang dilakukan trader adalah tugas yang cukup sederhana. Cukup analisa pasar, siapkan order, dan berpegang pada sistem trading sampai menghasilkan keuntungan atau cut loss. Sederhananya: trading pada dasarnya adalah kedisiplinan dalam mengikuti rencana trading.

 

Emosi Yang Menguntungkan
Selalu percaya pada sistem trading dan sistem money management yang digunakan adalah emosi yang sangat menguntungkan. Anda akan selalu mengikuti sistem tersebut sehingga eksekusi trading yang Anda lakukan benar-benar akurat sesuai dengan aturan sistem yang telah Anda buat. Emosi inilah yang seharusnya Anda latih sebelum benar-benar terjun ke pasar riil. Sebaliknya, kurang percaya pada sistem trading akan menyebabkan eksekusi yang Anda lakukan selalu menyimpang dari aturan sistem, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi kestabilan emosi Anda.

Faktor disiplin sangat penting dalam trading, dan ini bisa diukur dari kualitas eksekusi yang sesuai dengan aturan sistem trading. Jika dibuat rumusan, disiplin adalah: (kepercayaan pada metode trading) atau (eksekusi sesuai sinyal trading yang tidak dilakukan). Semakin banyak sinyal trading yang Anda abaikan, maka akan semakin kurang kepercayaan Anda pada sistem trading yang telah Anda buat, yang berarti Anda semakin tidak disiplin.

sistem-manajemen-emosi-130509-46430.jpg

Jika ini terus berlanjut, maka Anda akan kehilangan kepercayaan terhadap sistem trading dan sistem money management yang telah Anda uji. Disiplin untuk selalu berpegang pada sistem trading sangat diperlukan, terutama saat Anda mengalami kerugian berturut-turut (losing streaks).

Untuk memperkuat jenis emosi yang menguntungkan ini, Anda harus bisa menghindari keterlibatan emosi pada setiap trade yang Anda lakukan. Secara emosional, Anda harus bisa bersikap sama baik pada saat profit maupun pada saat loss. Dalam jangka panjang, sistem trading dan sistem money management yang Anda gunakan dan telah teruji tentu akan menghasilkan profit.

Sumber : seputarforex.com

 

Metode Manajemen Emosi
Agar bisa memperkuat emosi yang menguntungkan, Anda harus memprogram kembali pikiran bawah sadar Anda untuk selalu berpegang pada sistem trading yang telah Anda buat. Salah satu cara adalah dengan menanamkan orientasi pada sistem trading, bukan pada posisi trading. Tidak peduli apakah pergerakan harga sekarang sedang akan break high atau break low, jika sistem trading Anda tidak menunjukkan sinyal buy atau sell, maka seharusnya Anda tidak bereaksi. Selain itu, selalu tanamkan bahwa sistem trading dan sistem money management yang Anda gunakan hasilnya akan Anda peroleh dalam jangka panjang.

Pergeseran cara berpikir tersebut bisa Anda lakukan dengan:

  • Anda lebih puas jika trade sesuai sinyal trading daripada puas karena sekedar profit.
  • Anda akan selalu melihat pada perkembangan Balance Account dalam jangka panjang daripada melihat hasil tiap trade.
  • Anda akan takut kehilangan kesempatan trade sesuai sinyal trading daripada takut rugi pada setiap trade
.

Jika Anda selalu berpikiran negatif, dengan sistem trading apapun Anda akan sulit menghasilkan profit dalam jangka panjang. Selain itu, diperlukan latihan dan waktu yang tidak sebentar untuk bisa mengatur dan mengendalikan emosi Anda dalam trading.

Untuk mempermudah pemahaman Anda mengenai bahasan Sistem Manajemen Emosi di atas, berikut adalah pokok-pokok penting yang telah kami rangkum dalam sebuah infografi menarik:

sistem-manajemen-emosi-130509-58851.jpg

Sumber : seputarforex.com

 

Setelah Membuka Posisi, Apa Langkah Berikutnya ?

Tulisan ini mengenai trade management, aspek yang cukup penting dalam trading forex. Dengan pengetahuan dan penerapan trade management, profit yang kita dapatkan akan benar-benar maksimum. Bahkan secanggih apapun setup strategi trading kita, jika tidak dikelola dengan cerdas, maka hasilnya bisa kurang memadai atau bahkan bisa berbalik merugi.



Kesalahan dalam Mengelola Trading Forex
Kebanyakan kesalahan dalam mengelola trading forex diakibatkan oleh keputusan yang emosional, misalnya seorang trader menambah posisi baru hanya karena posisi sekarang sedang profit, atau memindahkan level Stop Loss lebih jauh karena posisi tradingnya sekarang sedang merugi. Kasus lainnya, trader yang merubah Risk/Reward Ratio yang telah ditentukan sebelumnya, hanya karena melihat pergerakan harga yang tampaknya tidak sesuai lagi dengan perkiraan; mungkin dengan exit pada level breakeven atau memperkecil resiko dengan keluar dalam keadaan merugi.

Beberapa contoh di atas adalah kesalahan yang biasa dilakukan seorang trader dengan trading plan yang kurang matang, sehingga pada akhirnya mengambil keputusan berdasar emosi belaka. Oleh karena itu, seorang trader perlu memetakan dulu langkah-langkah lanjutan setelah buka posisi trading (entry/open position), bisa dengan melakukan Averaging atau menerapkan Trailing Stop.



Averaging
Sebenarnya, trade management adalah hal sederhana dan tidak berisi rumus-rumus yang kompleks. Salah satu cara yang lazim diterapkan dalam trading forex adalah Averaging.

Averaging adalah langkah menambah (membuka) posisi trading baru ketika kita telah mempunyai satu atau beberapa posisi yang sedang open. Dengan analisa kondisi market terkini, kita bisa memutuskan strategi exit yang paling logis, dan apakah masih memungkinkan untuk membuka posisi trading baru dengan level exit yang sama pada kondisi pasar tersebut.



Averaging-In
Cara yang paling aman untuk menambah posisi baru jika kondisi pasar sesuai prediksi adalah dengan menggunakan profit yang telah kita peroleh pada posisi yang masih open untuk "membayar" resiko posisi yang akan kita tambahkan. Dengan cara ini, kemungkinan terburuk adalah kita keluar pada level breakeven dengan tanpa resiko. Cara ini bisa diterapkan dengan baik pada kondisi pasar yang trending.

Jika kita biasa trading dengan metode price action, maka entry point pertama ketika terbentuk formasi bar yang valid. Jika setelah koreksi harga terbentuk formasi bar lagi, kita bisa menambahkan posisi baru. Level Stop Loss posisi sebelumnya digeser (metode Trailing Stop) dan dalam prakteknya sering disamakan dengan level Stop posisi yang baru. Perhatikan: Hendaknya kita membuka posisi tambahan bukan karena kita sedang profit, tetapi karena price action yang terbentuk memang benar-benar memungkinkan.

Contoh penerapan:

setelah-membuka-posisi-apa-langkah-berikutnya-99994-1.JPG

  • Sell EUR/USD 1 lot pada 1.4500 ketika sinyal formasi bar cukup kuat, dengan level Stop Loss pada 1.4600
  • Setelah profit 100 pip dan terbentuk formasi bar yang valid, kita sell 1 lot lagi pada 1.4400 dan Stop Loss pada 1.4450 (50 pip).
  • Pindahkan level Stop Loss posisi pertama pada 1.4450 juga, sehingga kedua posisi mempunyai level Stop sama.

Jika pergerakan harga pasar berbalik arah dan level Stop Loss kita kena, maka posisi kedua rugi 50 pip, tetapi posisi pertama akan profit 50 pip, sehingga breakeven. Bilamana kondisi downtrend berlanjut, kita bisa pindahkan level Stop kedua posisi tersebut untuk memperoleh profit maksimum pada 2 lot trading kita itu.

"Averaging-in" berarti membuat harga rata-rata posisi open kita lebih dekat dengan harga pasar sekarang. Karenanya, jika kita tidak memindahkan level Stop Loss (Trailing Stop) posisi yang sedang profit, berarti kita malah akan menambah resiko dengan membuka posisi baru.



Averaging-Out (Scale-Out)
Prinsip Averaging-out sama dengan averaging-in, tetapi ukuran lot untuk posisi yang ditambahkan lebih kecil, biasanya setengah dari posisi pertama untuk mengurangi faktor resiko. Ada yang kurang setuju dengan metode ini karena dianggap ragu-ragu dan kurang memaksimalkan profit jika kondisi pasar masih memungkinkan.

setelah-membuka-posisi-apa-langkah-berikutnya-99994-2.JPG

Trailing Stop dan Breakeven Stop
Trailing Stop sebaiknya hanya digunakan untuk kondisi pasar yang trending. Metode ini lazim digunakan untuk membatasi kerugian dalam trading forex sekaligus mendapatkan hasil maksimum.

Berikut beberapa cara menerapkan Trailing Stop:

  • Pindahkan level Stop jika harga telah bergerak sesuai prediksi sebesar 1 kali faktor resiko kita, dan kunci profit kita setiap kelipatan 1 kali resiko.
  • Pindahkan level Stop pada 50% dari jarak entry kita ke level tertinggi atau terendah yang baru terjadi. Ini biasa dipakai oleh trader yang tidak terlalu agresif.
  • Pindahkan Stop Loss di atas atau di bawah garis Moving Average (misal EMA 8 Daily atau EMA 21 Daily).

Di sisi lain, Breakeven Stop merupakan suatu metode menggeser Trailing Stop ke level breakeven jika arah pergerakan harga meleset dari prediksi kita, atau ketika volatilitas pasar sangat tinggi dengan arah yang tidak menentu. Jika masih memungkinkan, untuk mencegah resiko yang bisa terjadi, metode ini bisa diterapkan.

Sumber : seputarforex.com

 
Tiga Hal Yang Membatasi Profit Anda


Anggaplah Anda telah lulus sebagai "breakeven trader" dan Anda telah bisa menghasilkan profit yang konsisten. Sekarang Anda sedang berusaha untuk meningkatkan profit Anda karena Anda tahu sebenarnya bisa berbuat lebih dari yang kini telah Anda lakukan. Namun, dalam kenyataannya, ada tiga hal yang bisa membatasi profit Anda, yaitu:

1. Position Size Yang Tidak Sesuai

Position sizing adalah elemen kunci management resiko yang bisa membedakan antara memperoleh profit besar dan hanya mendapatkan profit yang kecil. Dalam hal ini selain pengaturan risk/reward, Anda juga harus mengetahui kapan mesti trading dengan ukuran lot yang besar dan kapan harus trading dengan ukuran lot kecil, atau Anda harus bisa mengatur position size.

Jika pasar bergerak sesuai dengan arah prediksi Anda dan sistem trading Anda mengisyaratkan sinyal dengan probabilitas yang tinggi dengan potensi reward yang besar, maka adalah saat yang tepat untuk meningkatkan resiko Anda. Dalam permainan blackjack, hal ini seperti Anda bertaruh dengan nilai besar saat kartu berpihak pada Anda. Sebaliknya jika Anda melihat ketidak-pastian seperti jika Anda trading pada saat rilis berita fundamental, dan juga potensi reward yang tidak pasti, Anda bisa mengurangi resiko dengan memperkecil ukuran lot trading.

2. Ketidakmampuan Beradaptasi Dengan Kondisi Pasar

Untuk memaksimalkan perolehan Anda dari perubahan harga pasar, Anda harus fleksibel dan mengetahui bagaimana mengatur posisi Anda pada saat terjadi perubahan pergerakan harga. Anda tidak bisa mengharapkan pergerakan yang besar ketika volatilitas sedang rendah dan kondisi pasar sedang sideways (ranging). Hal ini tidak akan berjalan baik.

Anda harus mempunyai alasan yang kuat pada apa yang Anda harapkan dan selalu merencanakan trading Anda dengan kondisi pasar yang ada. Dalam hal ini Anda harus bisa beradaptasi dengan kondisi pasar dan tidak melawan kondisi tersebut.

3. Rasa Takut

Masuk posisi buy pada saat harga telah naik atau masuk sell saat harga telah turun akan membuat trading Anda sesuai dengan momentum yang tengah terjadi, tetapi ada kekurangannya. Yang pasti Anda tidak memperoleh harga buy atau sell yang bagus, apalagi jika pergerakan naik atau turunnya harganya cukup kuat. Biasanya Anda akan masuk pada level harga yang rawan berbalik arah (pull back).

Dalam kondisi yang demikian Anda akan cenderung takut dan ragu, sehingga posisi Anda bisa tidak optimal, atau Anda masuk setelah pasar bergerak cukup jauh. Cara trading yang demikian sering disebut dengan memburu pasar (chasing the market).

Ketiga hal di atas perlu diperhatikan trader. Sekalipun mungkin Anda telah bisa menghasilkan profit secara rutin bukan berarti Anda harus berhenti melakukan perbaikan-perbaikan. Sebaliknya, apabila Anda sendiri tak pernah memperbaiki diri, maka hasil trading yang diperoleh takkan mengalami peningkatan.

 
Tiga Hal Yang Membatasi Profit Anda


Anggaplah Anda telah lulus sebagai "breakeven trader" dan Anda telah bisa menghasilkan profit yang konsisten. Sekarang Anda sedang berusaha untuk meningkatkan profit Anda karena Anda tahu sebenarnya bisa berbuat lebih dari yang kini telah Anda lakukan. Namun, dalam kenyataannya, ada tiga hal yang bisa membatasi profit Anda, yaitu:

1. Position Size Yang Tidak Sesuai

Position sizing adalah elemen kunci management resiko yang bisa membedakan antara memperoleh profit besar dan hanya mendapatkan profit yang kecil. Dalam hal ini selain pengaturan risk/reward, Anda juga harus mengetahui kapan mesti trading dengan ukuran lot yang besar dan kapan harus trading dengan ukuran lot kecil, atau Anda harus bisa mengatur position size.

Jika pasar bergerak sesuai dengan arah prediksi Anda dan sistem trading Anda mengisyaratkan sinyal dengan probabilitas yang tinggi dengan potensi reward yang besar, maka adalah saat yang tepat untuk meningkatkan resiko Anda. Dalam permainan blackjack, hal ini seperti Anda bertaruh dengan nilai besar saat kartu berpihak pada Anda. Sebaliknya jika Anda melihat ketidak-pastian seperti jika Anda trading pada saat rilis berita fundamental, dan juga potensi reward yang tidak pasti, Anda bisa mengurangi resiko dengan memperkecil ukuran lot trading.

2. Ketidakmampuan Beradaptasi Dengan Kondisi Pasar

Untuk memaksimalkan perolehan Anda dari perubahan harga pasar, Anda harus fleksibel dan mengetahui bagaimana mengatur posisi Anda pada saat terjadi perubahan pergerakan harga. Anda tidak bisa mengharapkan pergerakan yang besar ketika volatilitas sedang rendah dan kondisi pasar sedang sideways (ranging). Hal ini tidak akan berjalan baik.

Anda harus mempunyai alasan yang kuat pada apa yang Anda harapkan dan selalu merencanakan trading Anda dengan kondisi pasar yang ada. Dalam hal ini Anda harus bisa beradaptasi dengan kondisi pasar dan tidak melawan kondisi tersebut.

3. Rasa Takut

Masuk posisi buy pada saat harga telah naik atau masuk sell saat harga telah turun akan membuat trading Anda sesuai dengan momentum yang tengah terjadi, tetapi ada kekurangannya. Yang pasti Anda tidak memperoleh harga buy atau sell yang bagus, apalagi jika pergerakan naik atau turunnya harganya cukup kuat. Biasanya Anda akan masuk pada level harga yang rawan berbalik arah (pull back).

Dalam kondisi yang demikian Anda akan cenderung takut dan ragu, sehingga posisi Anda bisa tidak optimal, atau Anda masuk setelah pasar bergerak cukup jauh. Cara trading yang demikian sering disebut dengan memburu pasar (chasing the market).

Ketiga hal di atas perlu diperhatikan trader. Sekalipun mungkin Anda telah bisa menghasilkan profit secara rutin bukan berarti Anda harus berhenti melakukan perbaikan-perbaikan. Sebaliknya, apabila Anda sendiri tak pernah memperbaiki diri, maka hasil trading yang diperoleh takkan mengalami peningkatan.


Selain itu untuk mendapatkan profit yang konsisten tentu Anda harus memiliki aturan yang jelas dan tegas untuk mengantisipasi, apabila kondisi nilai mata uang tidak menunjukkan pergerakan sesuai dengan perkiraan Anda. Selain hal-hal yang dijelaskan diatas, masih ada beberapa tips sederhana untuk mendapatkan profit atau keuntungan yang konsisten dalam trading forex.


 

Antisipasi Dan Reaksi Dalam Trading Forex


Trading adalah permainan antisipasi, bukan reaksi. Setiap trader tentu ingin memperoleh hasil maksimum, atau profit yang sebesar-besarnya sebagai hasil dari waktu, energi dan pikiran yang telah dikorbankan demi trading. Sayangnya banyak juga trader yang kehilangan uang atau rugi karena kurang maksimal dalam memanfaatkan waktu tradingnya.

Bagi sebagian trader, adalah normal dan sudah seharusnya jika semakin sering berada di pasar atau memonitor pasar maka akan semakin besar kesempatan untuk memperoleh profit. Sementara sebagian trader lainnya yang lebih berpengalaman menganjurkan agar kita seharusnya tidak bereaksi terhadap setiap perubahan kecil dari pergerakan bar yang terjadi, melainkan berusaha untuk melakukan antisipasi terhadap dinamika pasar secara keseluruhan, dan untuk itu tidak perlu terlalu sering memonitor pasar.

Temukan probabilitas yang paling tinggi sesuai dengan skenario trading, dan dalam jangka panjang probabilitas profit Anda juga akan tinggi. Abraham Lincoln, presiden legendaris AS pernah berucap:
"Give me six hours to chop down a tree and I will spend the first four sharpening the axe."

Jika Anda secara rutin membuat ringkasan analisa mingguan dan harian dengan sistematis, maka Anda tidak perlu sering-sering memonitor pasar untuk mencari peluang entry dengan bereaksi terhadap hampir setiap bar pergerakan harga. Ketika melihat ke pasar, Anda seharusnya telah mempunyai ide tentang sinyal trading yang ingin Anda temukan, dan Anda bisa mengantisipasinya dengan baik sesuai dengan analisa yang telah Anda lakukan sebelumnya.

Sebagai contoh, pada chart USD/JPY berikut ini (yang telah kita analisa sebelumnya) kita telah menemukan sinyal trading yang terkonfirmasi oleh bertemunya faktor-faktor pendukung pada level harga tertentu (confluent level). Kita hanya perlu sabar menentukan timing yang paling tepat untuk entry.​

antisipasi-dan-reaksi-dalam-trading-forex-130208-1.JPG

Kita mengantisipasi sinyal untuk buy dari price action yang terbentuk, ketika pin bar mengalami penolakan (rejection) pada level support sehingga terjadi "tarikan keatas" (pullback). Mungkin kita telah menunggu selama satu atau dua minggu sampai terjadinya sinyal ini, tetapi tentunya hasil yang akan kita peroleh juga memadai. Seperti kita ketahui trading dengan time frame tinggi (daily) probabilitasnya lebih tinggi daripada time frame yang lebih rendah.

Adalah sangat penting memahami antisipasi dan reaksi dalam trading forex. Menurut pakar psikologi, antisipasi berhubungan dengan fungsi bagian otak manusia pada level tinggi, yaitu kemampuan untuk memperkirakan kejadian pada waktu yang akan datang. Inilah yang membedakan manusia dari jenis species lainnya. Sedang reaksi berhubungan dengan bagian otak yang lebih primitif. Trader seharusnya mengantisipasi, mengendalikan dirinya dan tidak dikendalikan oleh pasar.

antisipasi-dan-reaksi-dalam-trading-forex-130208-2.JPG

Dalam trading forex, antisipasi dimulai dari kesadaran (awareness), pengamatan (observation) dan kesabaran (patience). Ketiganya berhubungan erat dan saling mempengaruhi.

Contoh antisipasi sinyal trading
Berikut contoh chart daily indeks S&P 500 (Amerika Serikat). Dari analisa price action sebelumnya, area level resistance 1660 - 1670 adalah area probabilitas tinggi untuk entry sell. Kita juga bisa melihatnya dari 2 buah pin bar pada area tersebut yang mendahului penurunan harga.

antisipasi-dan-reaksi-dalam-trading-forex-130208-3.JPG
​​

Kita tahu bahwa telah terjadi sentimen jual pada area tersebut, dan jika pergerakan harga terkoreksi (retrace) dan kembali ke area tersebut maka kita bisa mengantisipasi terjadinya setup price action yang memperkuat sinyal sell. Jika hal itu benar terjadi maka probabilitasnya akan sangat tinggi.

Meski demikian pergerakan harga tidak akan selalu seperti apa yang kita inginkan atau yang kita antisipasi. Ada kemungkinan harga tidak bergerak ke area probabilitas tinggi atau area konfluensi (bertemunya faktor-faktor pendukung pada area tertentu). Kadang-kadang memang harga bergerak ke area tersebut, dan jika hal itu terjadi Anda telah siap dan percaya diri dengan apa yang akan Anda lakukan. Inilah point pentingnya.

Point penting dari antisipasi dalam trading forex adalah Anda telah mempunyai rencana untuk bertindak dan bagaimana Anda akan bereaksi jika terjadi hal yang telah Anda perkirakan sebelumnya. Tindakan ini lebih profesional daripada hanya sekedar bereaksi seketika tanpa antisipasi yang terencana.

Contoh lain adalah pada chart weekly GBP/USD berikut ini:

antisipasi-dan-reaksi-dalam-trading-forex-130208-4.JPG

Dengan melakukan analisa pada chart weekly kita bisa mengantisipasi pergerakan harga daily, 4-hour ataupun 1-hour. Pada gambar diatas pin bar yang berekor panjang bisa digunakan sebagai acuan untuk mengantisipasi pergerakan pada chart daily maupun 4-hour. Setelah terbentuk 2 pin bar yang meyakinkan, harga bergerak downtrend hingga 3 bulan kemudian.

Trader yang mengikuti pergerakan chart weekly ini akan segera tahu bahwa arah pergerakan harga kemungkinan besar sedang berubah dari bullish ke bearish, dan akan lebih mudah melakukan antisipasi pada chart daily ataupun 4-hour untuk entry.

Antisipasi sinyal trading juga bisa dilakukan ketika pergerakan harga telah mencapai level tertentu seperti pada chart daily indeks harga saham DAX 30 (Jerman) berikut ini:

antisipasi-dan-reaksi-dalam-trading-forex-130208-5.JPG

Kita bisa mengantisipasi untuk entry sell ketika harga telah retrace 50% dari level reversal pin bar yang menunjukkan sentimen bearish. Antisipasi dengan cara ini memerlukan kesabaran dan latihan.

Hampir semua trader besar melakukan antisipasi. Bahkan suksesnya almarhum Steve Jobs, pendiri Apple, adalah juga dari hasil antisipasinya terhadap apa yang sesungguhnya dibutuhkan dan diinginkan kebanyakan orang, sehingga produk-produk Apple menjadi terkenal dan disukai.

Sumber : seputarforex.com

 

Trading Di Akhir Pekan: Amankah?

Dulu, saat awal-awal belajar trading forex, ada teman trader yang memberi saran, sebaiknya jangan trading akhir pekan, atau tepatnya di hari Jumat. Dia begitu serius dalam memberikan saran tersebut, sampai-sampai kesan yang saya tangkap saat itu adalah: trading forex di hari Jumat adalah suatu hal yang "tabu".

Alhasil, selama beberapa minggu setiap hari Jumat, saya cuma buka platform dan asyik mengamati chart, kadang sampai berjam-jam, tanpa berani melakukan open position. Untunglah, kemudian saya coba mencari second opinion, bertanya kepada teman-teman trader yang lain, apakah trading akhir pekan itu benar berbahaya? Kenapa? Apa mereka juga tidak melakukan open position di hari Jumat?

trading-di-akhir-pekan-amankah-62481-25500.jpeg

3 Pandangan Trader Tentang Trading Akhir Pekan
Ada banyak jawaban yang saya terima saat itu. Mulai dari yang serius, seperti: iya, sebaiknya memang berhati-hati kalau trading di hari Jumat, apalagi di jam-jam akhir menjelang market tutup. Alasannya? Katanya sih karena hari Jumat untuk sebagian besar trader adalah hari terakhir untuk mengejar target mingguan, jadinya banyak yang agak nekat take profit.

Ada juga sih yang jawabannya lebih lugas. Katanya, baginya nggak ada bedanya antara hari Jumat dengan hari-hari yang lain, asal sistem trading yang dia anut mendukung untuk open position, ya open position-lah dia. Yah, bahkan katanya, seringkali satu posisi ada yang dia biarkan ter-floating selama berminggu-minggu!

Atau yang lebih konyol lagi malahan menjawab: owh… iya, bener… hari Jumat itu bukan "hari yang baik" untuk trading, terutama Jumat Kliwon. Kalau yang ini mah pakai indikator klenik mungkin. Hehehe!

Karena begitu beraneka jawaban yang muncul, akhirnya saya memutuskan: untuk tahu apa dan bagaimana efek trading di akhir pekan, saya harus mencobanya sendiri. Memang kurang mantap rasanya, kalau segala sesuatu tidak dialami sendiri. Termasuk juga mengalami sendiri loss atau profit, karena adanya gap yang kadang terjadi di akhir-awal pekan.



Fenomena Akhir Pekan: Gap
Jadilah akhirnya saya justru sering mencoba trading di hari Jumat. Hasilnya, terkadang nggak ada hal istimewa yang terjadi. Dalam artian, gerakan suatu pair tidak banyak melenceng dari sifat aslinya, dan di awal pekan kemudian juga tak ada gap yang terjadi. Yah, kalau gap cuma sekitar 5 pips mah masih wajarlah.

Tapi, terkadang juga terjadi gap yang lumayan besar di awal pekan. Saya bilang lumayan, karena bisa langsung melampaui TP (Target Profit) atau menyabet SL (Stop Loss) kita, hehehe…

Apa dan bagaimana sih sebenernya "gap" itu?

Secara umum, gap merupakan selisih yang besar antara harga penutupan akhir pekan dengan harga pembukaan di awal pekan berikutnya. Jadi, harga pembukaan di awal pekan berikutnya tidak sama persis dengan harga penutupan. Gap bisa sekecil beberapa pips saja, hingga tak terbatas jumlahnya.

Sebab mengapa terjadi gap, bisa dijelaskan karena nilai matauang suatu negara dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk tentunya faktor ekonomi, politik dan faktor-faktor lainnya yang terkait dengan kegiatan dan kejadian yang dialami oleh negara bersangkutan. Berbagai macam kejadian tersebut tentunya tidak kenal yang namanya "libur", sehingga mau tidak mau tetap berjalan dan terjadi, meskipun di akhir pekan, saat market tutup. Nah, terkadang kejadian atau peristiwa yang istimewa dapat membuat nilai mata uang sebuah negara melonjak ataupun anjlok, sehingga pada saat market buka di awal pekan, terjadi lonjakan atau anjlokan harga pada satu pair. Itulah yang sering kita sebut sebagai gap.

Lalu, bagaimana kita menyikapi kemungkinan adanya gap tersebut? Yah, itu kembali kepada gaya trading masing-masing trader sih. Ada yang memang lebih memilih menghindari gap tersebut sehingga cenderung menutup posisi sebelum market tutup.

Ada juga yang membiarkan sebuah posisi terbuka di akhir pekan, hanya saja dilindungi dengan Stop Loss atau hedging/locking. Ada bahkan yang justru mencari keuntungan dari gap yang diharapkan terjadi dengan memasang pending order sesaat menjelang market tutup.

Semuanya kembali ke selera masing-masing trader sih. Anda bebas memlih, apakah akan menghindari, menghadapi atau justru mencari gap ini. Jadi, trading akhir pekan? Yah, kenapa tidak. Asal kita tahu dan sadar segala resiko yang mungkin terjadi, semuanya tergantung kepada kita sendiri. Tak ada hari yang tabu kok untuk trading. Lah, kalau semua trader libur di hari Jumat, wah, bakalan nggak seru tuh. Ntar pair nggak ada yang gerak dong?

Sumber : seputarforex.com

 
Trading Dalam Twilight Hours Forex

Perkembangan teknologi yang kian canggih memungkinkan trader mengambil order Buy maupun Sell dalam jumlah banyak dengan kecepatan tinggi. Hanya saja likuiditas yang terbatas, khususnya dalam sesi Twilight Hours, ini dapat menyebabkan perubahan yang dramatis dalam pergerakan harga. Peluang terjadinya flash crash juga semakin besar.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, para profesional dan broker telah menerapkan beberapa strategi. Mereka menyusun strategi dengan tujuan memperkecil dampak negatif yang ditimbulkan. Contohnya, perusahaan siaran berita lebih memilih untuk mengatur jadwal rilis berita, dimajukan lebih awal sebelum sesi perdagangan Amerika ditutup atau ditunda hingga sesi perdagangan Asia sudah dibuka.

Beberapa broker juga melakukan pembatasan order selama Twilight Hours forex. Ada juga broker yang memecah order menjadi lebih kecil. Dengan begitu, stabilitas pasar forex tetap terjaga dengan baik. Meski berbagai strategi antisipasi sudah diupayakan, terjadinya volatilitas ekstrem pada Twilight Hours masih berpeluang terjadi hingga saat ini. Hal tersebut dikarenakan pasar forex yang memiliki cakupan sangat luas dan tidak dapat diprediksi secara pasti seperti hitung-hitungan matematika 1 + 1= 2.

Bagi trader, sebaiknya memanfaatkan Twilight Hours untuk mempersiapkan diri pada trading di sesi selanjutnya. Persiapan trading meliputi berbagai macam aspek, mulai dari menyusun strategi trading hingga catatan dalam jurnal trading. Dengan begitu, mereka dapat meraih target atau profit yang diinginkan, sebab Twilight Hours forex juga dapat dikatakan sebagai jeda waktu saat pasar "tidak beroperasi" dalam kapasitas normal.

 
Back
Top