Welcome Bonus $100 dari ForexChief

BERAPA KALI SEHARI SEBAIKNYA TRADING FOREX?


Tingginya volatilitas pasar forex memang menjadi penyebab banyaknya peluang yang tercipta yang bisa dimanfaatkan oleh para trader forex.

Peluang bisa muncul kapan saja, entah itu pagi, siang, sore, malam, atau bahkan dini hari.

Tak heran forex trading kian menjadi salah satu bisnis alternatif yang semakin hari semakin banyak peminat.

Kali ini kita justru akan menyoroti tingginya frekuensi peluang keuntungan yang tercipta.

Apakah seorang trader forex benar-benar harus melakukan ‘sikat habis’ atas semua peluang yang ada?

Ataukah justru harus bersikap ‘pilih-pilih’?

Mana yang benar?

Peluang Profit Berbanding Lurus dengan Risiko

Kita sudah sama-sama maklum bahwa dalam dunia bisnis (termasuk investasi) berlaku hukum “peluang berbanding lurus dengan risiko”.

Artinya semakin besar peluang yang tercipta, secara otomatis akan membuat risiko yang dihadapi pun menjadi semakin besar.

High risk-high return.

Dengan demikian, peluang yang sangat besar di pasar valas tentu juga di iringi oleh potensi resiko yang besarnya sebanding.

Jangan sampai ada pemikiran bahwa setiap transaksi yang Anda lakukan – atau disarankan oleh konsultan Anda – memiliki jaminan bahwa pasti akan memperoleh keuntungan.

Tidak ada jaminan seperti itu.

Perlu mengantisipasi dan membatasi resiko dengan menerapkan risk management yang baik dan tepat, salah satunya adalah cut loss.

Jangan Mewajibkan Trading Tiap Hari

Kembali kepada peluang yang memang sangat besar, Anda juga sebaiknya tidak menjadikan aktivitas trading sebagai ‘kewajiban’ yang harus dilakukan tiap hari.

Meskipun misalnya Anda adalah seorang full-time trader yang menjadikan trading forex sebagai satu-satunya mata pencaharian, tetap saja tidak boleh melakukan trading dengan membabi-buta.

Tetaplah mencari peluang yang terbaik berdasarkan analisa yang telah Anda lakukan.

Sebagai day trader misalnya, Anda tetap harus mencermati pasar dan mencari tahu kapan waktu yang tepat untuk membuka posisi.

Jangan Balas Dendam

Sering juga seorang trader merasa perlu melakukan transaksi hanya demi membalas kekalahan yang terjadi sebelumnya.

Ia merasa perlu segera menutupi kerugian yang diakibatkan oleh transaksi sebelumnya dengan membuka transaksi baru secepat mungkin dan seringkali mengabaikan analisa yang baik dan benar.

Keinginan untuk segera menebus kerugian yang sebelumnya diderita menjadi motivasi yang melatarbelakangi tindakan tersebut.

Itu yang disebut dengan “trading balas dendam”.

Jangan salah, sikap seperti ini tidak hanya melanda para pemula namun juga para “veteran” yang sudah lama malang melintang di jagad forex trading.

Ketika mengalami loss, para ‘veteran’ justru mendapatkan beban psikologis lebih besar daripada pemula karena biasanya mereka dijadikan panutan.

Cukup banyak ‘veteran’ yang merasa malu jika mereka diketahui mengalami kerugian.

Apalagi jika ternyata mereka menyarankan ‘pengikut’ mereka untuk turut mengikuti mereka membuka posisi yang sama.

Itu akan mencederai ego mereka, sehingga mereka terpicu untuk segera ‘menebus’ rasa malu itu dan dengan bernafsu memburu setiap pergerakan harga. Mereka menjadi emosional.

Dalam kondisi psikologis seperti itu seringkali para trader mengabaikan perlunya berhati-hati dalam mengambil keputusan; atau setidaknya kadar kehati-hatian mereka jauh berkurang.

Tingkat ketelitian dalam mencermati pergerakan harga juga menurun dan seringkali drastis.

Maka tidaklah mengherankan apabila keputusan yang diambil selanjutnya memiliki kualitas yang rendah ditinjau dari sisi analisa.

Selain itu, mereka juga akan cenderung overtrade, yaitu membuka posisi dengan kuantitas yang terlalu besar melampaui toleransi resiko yang telah ditetapkan dalam trading plan.

Atau, transaksi yang dilakukan bertubi-tubi dengan harapan agar bisa cepat menutupi kerugian yang diderita sebelumnya.

Ini tidak baik.
Ingat kembali bahwa peluang berbanding lurus dengan resiko.

Semakin besar, atau semakin sering Anda melakukan transaksi, selain memang membuat peluang untuk mendapatkan untung akan menjadi lebih besar namun juga mengekspos modal Anda untuk menghadapi resiko yang lebih besar.

Pikirkan lagi hal tersebut.

Jadi, Sebaiknya Trading Berapa Kali dalam Sehari?

Meksipun biasanya seorang day trader melakukan transaksi sekali dalam sehari, sebenarnya tidak ada batasan minimal atau maksimal.

Anda sebaiknya membuka posisi jika sudah bisa melihat dengan jelas ada sinyal trading yang valid yang telah disediakan oleh sistem trading yang Anda miliki.

Jika tidak ada sinyal valid, saya sarankan untuk tidak melakukan transaksi. Seringkali bahkan seharian penuh Anda tidak menemukan sinyal trading yang valid.

Jika Anda merasa harus trading hari itu niscaya keputusan trading yang Anda ambil tidak akan memiliki dasar analisa yang cukup kuat.

Ingatlah bahwa meskipun telah melakukan analisa dengan baik, belum tentu transaksi yang Anda lakukan akan berakhir profit.

Maka jika Anda memaksakan diri untuk tetap melakukan transaksi di saat itu sebenarnya Anda telah melakukan DILARANG KERAS.

Keputusan yang Anda ambil itu merupakan keputusan yang emosional lantaran Anda galau karena khawatir tidak akan merndapatkan keuntungan di hari itu.

Jika Anda tidak bisa melakukan transaksi di hari ini karena memang tidak ada peluang yang bagus, Anda masih bisa mencoba untuk mencari peluang lain di lain hari.

Pasar telah cukup berbaik hati untuk tetap buka selama 24 jam sehari, 5 hari dalam seminggu.

Jadi jika saat ini Anda menggunakan sistem trading yang telah Anda yakini kualitasnya, lakukanlah transaksi hanya jika sistem tersebut memberikan signal trading forex yang jelas dan valid.

Sinyal seperti itu bisa muncul sekali sehari, dua kali sehari, atau bahkan tidak muncul sama sekali.

Ikuti saja sinyalnya tiap kali Anda melihatnya dan jangan memaksakan diri untuk bertransaksi jika tidak ada sinyal yang Anda lihat. Sesederhana itu.


Berpikir positif dan memiliki harapan yang positif adalah sangat penting jika Anda menginginkan profit dalam jangka panjang. Jika banyak trader yang bisa memperoleh profit dengan konsisten, kenapa Anda tidak? Ya, mungkin Anda kurang percaya diri, atau bahkan tidak percaya akan kemampuan trading Anda. Mungkin hasil trading Anda tidak sesuai harapan, atau metode trading yang Anda gunakan tidak selalu berjalan baik. Hal itu memang sangat mungkin terjadi, apa lagi dalam trading yang tidak seorangpun bisa memprediksi pergerakan pasar dengan selalu tepat. Tetapi kuncinya tetap pada pikiran Anda. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, jika Anda selalu berpikir positif maka semua tindakan Anda akan positif, atau menuju pada perbaikan. Anda bisa memperbaiki metode atau strategi trading untuk memperoleh hasil yang lebih baik, Anda juga bisa belajar jika ternyata memang merasa masih kurang. Tindakan yang positif tersebut tentu akan berujung pada hasil yang positif pula. Pada point ini yang penting diketahui adalah dengan tindakan positif tersebut Anda akan lebih percaya diri. Percaya pada kemampuan trading dan rencana yang telah Anda buat akan memperbaiki kinerja trading anda.

 

Mengapa Pasar Forex Dibuka 24 Jam Sehari.

Pasar forex adalah pasar keuangan terbesar di dunia. Perdagangan di forex tidak dilakukan di satu lokasi pusat tetapi dilakukan antara peserta melalui telepon dan jaringan komunikasi elektronik (ECN) di berbagai pasar di seluruh dunia.

Pasar ini buka 24 jam sehari di berbagai belahan dunia, mulai jam 5 malam. EST pada hari Minggu hingga jam 4 sore EST pada hari Jumat. Kapan saja, setidaknya ada satu pasar terbuka, dan ada beberapa jam tumpang tindih antara penutupan pasar satu wilayah dan pembukaan lainnya. Lingkup perdagangan mata uang internasional berarti selalu ada pedagang di seluruh dunia yang membuat dan memenuhi permintaan untuk mata uang tertentu.

Mata uang juga dibutuhkan di seluruh dunia untuk perdagangan internasional, oleh bank sentral, dan bisnis global. Bank-bank sentral terutama mengandalkan pasar valuta asing sejak 1971 ketika pasar mata uang tetap tidak ada lagi karena standar emasnya turun. Sejak saat itu, sebagian besar mata uang internasional telah “mengambang” daripada terikat dengan nilai emas.

Poin Utama

Pasar forex buka 24 jam sehari di berbagai belahan dunia, mulai jam 5 malam. EST pada hari Minggu hingga jam 4 sore EST pada hari Jumat.

Kemampuan forex untuk berdagang selama periode 24 jam sebagian disebabkan oleh zona waktu internasional yang berbeda.

Perdagangan valas dibuka setiap hari dengan area Australasia, diikuti oleh Eropa, dan kemudian Amerika Utara.
Ketika pasar satu wilayah ditutup, pasar lain terbuka, atau sudah dibuka, dan terus berdagang di pasar valas.

Alasan Di Balik Perdagangan Siang Hari

Kemampuan pasar forex untuk berdagang selama periode 24 jam sebagian disebabkan oleh zona waktu internasional yang berbeda, dan perdagangan fakta dilakukan melalui jaringan komputer daripada pertukaran fisik apa pun yang ditutup pada waktu tertentu. Misalnya, ketika Anda mendengar bahwa dolar AS ditutup pada tingkat tertentu, itu berarti tingkat pada penutupan pasar di New York. Itu karena mata uang terus diperdagangkan di seluruh dunia lama setelah penutupan New York, tidak seperti sekuritas.

Sekuritas seperti saham dalam negeri, obligasi, dan komoditas tidak relevan atau membutuhkan pada tahap internasional dan dengan demikian tidak diharuskan untuk berdagang di luar hari kerja standar di negara asal penerbit. Permintaan untuk perdagangan di pasar-pasar ini tidak cukup tinggi untuk membenarkan pembukaan 24 jam sehari karena fokus pada pasar domestik, yang berarti bahwa ada kemungkinan beberapa saham akan diperdagangkan pada pukul 3 pagi di AS.

Eropa terdiri dari pusat keuangan utama seperti London, Paris, Frankfurt, dan Zurich. Bank, institusi, dan dealer semua melakukan perdagangan valas untuk diri mereka sendiri dan klien mereka di masing-masing pasar ini.

Setiap hari perdagangan valas dimulai dengan pembukaan wilayah Australasia, diikuti oleh Eropa, dan kemudian Amerika Utara. Ketika pasar satu wilayah ditutup, pasar lain terbuka, atau sudah dibuka, dan terus berdagang di pasar valas. Pasar-pasar ini akan sering tumpang tindih selama beberapa jam, memberikan beberapa periode perdagangan forex paling aktif.

Misalnya, jika seorang pedagang valas di Australia bangun jam 3 pagi dan ingin berdagang mata uang, mereka tidak akan dapat melakukannya melalui dealer valas yang berlokasi di Australasia, tetapi mereka dapat melakukan sebanyak mungkin perdagangan yang mereka inginkan melalui dealer Eropa atau Amerika Utara .

Pasar forex dapat dibagi menjadi tiga wilayah utama: Australasia, Eropa, dan Amerika Utara, dengan beberapa pusat keuangan utama di masing-masing wilayah utama ini.

Memahami Jam Pasar Forex

Pasar mata uang internasional terdiri dari bank, perusahaan komersial, bank sentral, perusahaan manajemen investasi, dana lindung nilai, serta broker forex ritel dan investor di seluruh dunia. Karena pasar ini beroperasi di berbagai zona waktu, pasar ini dapat diakses kapan saja kecuali untuk istirahat akhir pekan.

Pasar mata uang internasional tidak didominasi oleh pertukaran pasar tunggal tetapi melibatkan jaringan global pertukaran dan broker di seluruh dunia. Jam perdagangan forex didasarkan pada kapan perdagangan terbuka di setiap negara yang berpartisipasi. Sementara zona waktu tumpang tindih, zona waktu yang diterima secara umum untuk setiap wilayah adalah sebagai berikut:

New York 08: 00-17: 00 EST (13: 00-10: 00 UTC)
Tokyo 19.00 – 04.00 EST (12.00 – 09.00 UTC)
Sydney 17:00 – 02:00 EST (22:00 – 19:00 UTC)
London 3 pagi hingga 12 siang EST (8:00 hingga 5:00 UTC)

Mengapa-Pasar-Forex-Dibuka-24-Jam-Sehari.png

Mengapa Pasar Forex Dibuka 24 Jam Sehari

Dua zona waktu tersibuk adalah London dan New York. Periode ketika dua sesi perdagangan ini tumpang tindih (London sore dan pagi New York) adalah periode tersibuk dan menyumbang mayoritas volume yang diperdagangkan di pasar $ 5 triliun sehari. Selama periode inilah kurs nilai tukar spot Reuters / WMR ditentukan. Kurs, yang ditetapkan pada pukul 4 sore waktu London digunakan untuk penilaian harian dan penetapan harga untuk banyak manajer uang dan dana pensiun.

Sementara pasar forex adalah pasar 24 jam, beberapa mata uang di beberapa pasar negara berkembang, tidak diperdagangkan 24 jam sehari. Tujuh mata uang yang paling diperdagangkan di dunia adalah dolar AS, Euro, yen Jepang, pound Inggris, dan dolar Australia, Dolar Kanada, dan Dolar Selandia Baru, yang semuanya diperdagangkan terus menerus sementara pasar valas Buka.

Spekulan biasanya berdagang berpasangan yang melintasi antara tujuh mata uang ini dari negara mana pun di dunia, meskipun mereka menyukai waktu dengan volume yang lebih berat. Ketika volume perdagangan adalah broker forex terberat akan memberikan spread yang lebih ketat (menawar dan meminta harga lebih dekat satu sama lain), yang mengurangi biaya transaksi untuk pedagang. Pedagang institusional juga menyukai waktu dengan volume perdagangan yang lebih tinggi, meskipun mereka dapat menerima spread yang lebih luas untuk kesempatan berdagang sedini mungkin sebagai reaksi terhadap informasi baru yang mereka miliki.

Terlepas dari sifat pasar valas yang sangat terdesentralisasi, ia tetap merupakan mekanisme transfer yang efisien untuk semua peserta dan mekanisme akses yang luas bagi mereka yang ingin berspekulasi dari mana saja di dunia.

Ayunan Harga dalam FOREX

Ketidakstabilan ekonomi dan politik dan perubahan abadi lainnya yang tak terbatas juga memengaruhi pasar mata uang. Bank-bank sentral berupaya menstabilkan mata uang negara mereka dengan memperdagangkannya di pasar terbuka dan mempertahankan nilai relatif dibandingkan dengan mata uang dunia lainnya. Bisnis yang beroperasi di berbagai negara berupaya mengurangi risiko melakukan bisnis di pasar luar negeri dan melindungi risiko mata uang.

Bisnis masuk ke swap mata uang untuk melindungi risiko, yang memberi mereka hak tetapi tidak harus kewajiban untuk membeli sejumlah mata uang asing untuk harga yang ditentukan dalam mata uang lain pada tanggal di masa depan. Mereka membatasi paparan terhadap fluktuasi besar dalam penilaian mata uang melalui strategi ini.

Kesimpulan

Mata uang adalah kebutuhan global untuk bank sentral, perdagangan internasional, dan bisnis global, dan oleh karena itu membutuhkan pasar 24 jam untuk memenuhi kebutuhan transaksi di berbagai zona waktu. Singkatnya, aman untuk mengasumsikan bahwa tidak ada gunanya selama minggu perdagangan bahwa seorang peserta di pasar valas tidak akan berpotensi untuk dapat melakukan perdagangan mata uang.sumber

Sumber : forexindonesia.org

 

HINDARI BERBAGAI MACAM RASA TAKUT TRADING

Ketakutan adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman. Takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Beberapa ahli psikologi juga telah menyebutkan bahwa takut adalah salah satu dari emosi dasar, selain kebahagiaan, kesedihan, dan kemarahan. Ketakutan harus dibedakan dari kondisi emosi lain, yaitu kegelisahan, yang umumnya terjadi tanpa adanya ancaman eksternal. Ketakutan juga terkait dengan suatu perilaku spesifik untuk melarikan diri dan menghindar, sedangkan kegelisahan adalah hasil dari persepsi ancaman yang tak dapat dikendalikan atau dihindarkan.

Namun, untuk dapat meraih profit dan meningkatkan skill Anda, tentu Anda harus mencari cara trading terbaik dan mengatasi rasa takut tersebut. Apa saja rasa takut dalam trading tersebut? Baca dan pahami penjelasan di bawah ini

Takut Sekali dengan Merugi

Gambar_Artikel_191123_0074.jpg

Setiap orang pasti takut mengalami rugi. Namun, ketakutan yang berlebihan dapat membuat Anda menjadi ragu-ragu dan kehilangan kesempatan. Dalam trading, takut rugi dapat membuat Anda ragu dalam membuka sebuah posisi. Biasanya, saat keraguan akhirnya hilang, kesempatan meraih profit pun telah lewat.

Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya mulailah membuat strategi trading dengan analisis yang kuat dan dapat Anda ikuti. Saat peluang muncul, segera ikuti strategi yang telah Anda buat. Sadari bahwa ketakutan hanya akan membuat Anda semakin jauh dari target profit yang sudah Anda tetapkan. Dengan begitu, perlahan-lahan, rasa takut ini akan hilang.

Takut Ketinggalan Momen

Gambar_Artikel_191123_0128.jpg

Ketakutan trader berikutnya adalah ketinggalan momen. Trader semacam ini biasanya selalu terburu-buru dalam trading, karena khawatir ketinggalan momen. Saat sebuah tren pair tertentu baru naik, saat itu pula trader mulai open posisi. Namun seringkali, alih-alih tren itu berlanjut, harga justru berbalik arah (Reversal) dan malah menyebabkan kerugian. Sikap yang terlalu terburu-buru dalam trading ini disebabkan trader kurang percaya atas analisa yang dibuatnya, sehingga timbul keragu-raguan saat hendak mengambil keputusan. Ketika pair yang dianalisa bergerak sesuai prediksi, maka ia segera memasang order, tak peduli apakah sinyal tradingnya sudah terkonfirmasi atau belum.

Takut Melepas Profit

Gambar_Artikel_191123_0077.jpg

Saat perdagangan mulai meraih profit, banyak trader yang terlalu cepat menutup posisinya. Hal ini didasari pada rasa takut pergerakan tiba-tiba berbalik arah dan profit yang belum sempat diambil ikut menghilang. Namun, saat posisi berada dalam posisi rugi, trader tersebut justru terlalu lama menunggu untuk menutup posisi. Hal ini jelas berkebalikan dengan prinsip utama dalam trading yaitu "tutup kerugianmu secepatnya, dan biarkan keuntunganmu terus berjalan".

Sifat manusia memang selalu diliputi oleh rasa ingin menang sendiri, termasuk ketika melakukan trading Forex; trader tersebut pasti ingin selalu mendapat profit. Tidak ada yang menginginkan loss berada di dalam transaksinya. Hal itu sebenarnya wajar-wajar saja dan tidak ada keanehan pada diri trader. Tapi kalau sampai keterlaluan dan berubah menjadi obsesi, malah akan jadi tanda tanya.

Sumber : astronacci.com

 
DARI 3 TIPE TRADER INI, MANA YANG PALING SESUAI DENGAN ANDA?


Saya yakin, Anda dan sekian banyak trader lain di dunia ini telah mengetahui dengan pasti bahwa pasar forex menyimpan potensi keuntungan yang luar biasa.

Banyaknya orang yang mencoba untuk mencari peruntungan menyebabkan banyak broker forex terpercaya atau tidak, legal maupun ilegal bermunculan bagai cendawan di musim penghujan.

Sayangnya banyak trader forex yang tidak mengetahui dengan baik kapan sebaiknya mereka melakukan transaksi; buy atau sell karena tidak tahu tipe trader seperti apa mereka sebenarnya.

Ketidaktahuan ini menyebabkan mereka dengan “buta” menuruti/meng-copy saja apa yang dilakukan trader lain yang lebih senior dari mereka.

Tipe trading erat kaitannya dengan karakter seorang trader forex. Tentu kita sepakat bahwa karakter orang berbeda-beda.

Nah, karena trader juga manusia, tentu karakter masing-masing trader berbeda-beda. Itulah sebabnya tipe trading pun berbeda-beda.

Bagi trader forex, khususnya pemula – sangat penting mengetahui tipe trading agar bisa mengetahui metode seperti apa yang cocok.

Jadi, kalaupun Anda ingin mengikuti gaya trading trader lain, Anda tidak akan merasa terjebak karena memang trader tersebut memiliki tipe trading yang sama dengan Anda.

1. Fundamental Trader

Trader yang menggunakan analisa fundamental sebagai metode analisanya akan memusatkan perhatiannya pada data atau berita ekonomi sebelum memutuskan untuk trading.

Ia akan melihat berita yang terkait dengan mata uang tertentu sebelum melakukan transaksi.

Pada dasarnya analisa fundamental lebih cocok untuk dipergunakan untuk trading jangka panjang.

Memang ada beberapa data ekonomi yang bisa dimanfaatkan untuk trading jangka pendek, namun sifatnya insidental semisal efek data US Non-farm Payrolls atau keputusan suku bunga dari bank sentral.

Jika beberapa metode trading berdasar pada analisa yang dilakukan secara singkat, maka analisa fundamental bisa saja tidak mengalami perubahan hingga berhari-hari, atau berbulan-bulan, bahkan mungkin juga dalam hitungan tahun.

Jadi jangan heran jika ada trader fundamental (asli) bisa menahan posisi mereka selama berhari-hari, berbulan-bulan, atau bahkan mungkin bertahun-tahun.

2. Technical Trader

Berbeda dengan Fundamental Trader, para Technical Trader (atau sering disebut technician) tidak memedulikan data atau berita ekonomi apa pun sebagai dasar pengambilan keputusan.

Mereka mempergunakan analisa teknikal dalam melakukan analisa pasar yang pada umumnya (namun tidak terbatas pada) mempergunakan grafik pergerakan harga (chart).

Analisa teknikal forex juga bisa diterapkan pada trading jangka pendek hingga jangka panjang. Meksipun demikian, para technician pada umumnya lebih suka melakukan trading jangka pendek hingga menengah.

Fleksibilitas seperti ini kurang dimiliki oleh analisa fundamental yang lebih condong kepada trading jangka panjang.

Dalam analisa teknikal berlaku kaidah “market action discounts everything”, yang secara bebas bisa diterjemahkan menjadi “perilaku pergerakan harga mencerminkan sentimen yang beredar di pasar”.

Menurut para technician “totok”, pergerakan harga sudah bisa memberikan petunjuk mengenai ke mana pasar akan bergerak sehingga mereka tak lagi membutuhkan informasi dari data atau berita ekonomi.

Anda yang masih memanfaatkan data ekonomi sebagai acuan dalam trading forex mungkin tidak akan nyaman jika mengikuti langkah para technician ini.

Sebab, seringkali mereka – terutama para day trader, mengambil posisi trading yang berlawanan dengan prediksi data ekonomi yang akan dirilis.

3. Sentiment Trader

Tipe ini sebenarnya merupakan kombinasi Fundamental Trader dengan Technical Trader. Mereka menggabungkan analisa fundamental dan teknikal untuk mengidentifikasi potensi pergerakan harga.

Sentiment Trader mengacu pada trend utama pergerakan harga dan mencoba untuk mencari peluang dari currency pair yang bergerak searah dengan momentum pasar.

Misalnya begini, ketika analisa teknikal menyatakan bahwa saat itu pasar berada dalam uptrend, maka para sentiment trader akan mencoba untuk mencari momentum atau alasan fundamental yang tepat yang mendukung pergerakan harga ke atas.

Jika misalnya EUR/USD berada dalam uptrend, maka mereka akan menunggu konfirmasi data fundamental yang memperkuat sentimen positif bagi euro.

Sentiment trader juga biasanya adalah technician yang lurus. Prinsip “the trend is your friend” benar-benar dipegang teguh.

Mereka tidak akan membuka posisi sell pada saat uptrend (meskipun misalnya indikator teknikal telah mengkonfirmasi ada peluang koreksi), atau membuka posisi buy pada saat downtrend.

Kesimpulan

Mungkin beberapa contoh tipe trading di atas bisa menjadi panduan bagi Anda – terutama pemula – untuk menemukan strategi atau role model yang tepat.

Sebenarnya masih ada banyak tipe trading yang belum dijelaskan dalam artikel ini, namun tiga tipe di atas merupakan dasar bagi berbagai tipe yang lain.

 
Last edited:
DARI 3 TIPE TRADER INI, MANA YANG PALING SESUAI DENGAN ANDA?


Saya yakin, Anda dan sekian banyak trader lain di dunia ini telah mengetahui dengan pasti bahwa pasar forex menyimpan potensi keuntungan yang luar biasa.

Banyaknya orang yang mencoba untuk mencari peruntungan menyebabkan banyak broker forex terpercaya atau tidak, legal maupun ilegal bermunculan bagai cendawan di musim penghujan.

Sayangnya banyak trader forex yang tidak mengetahui dengan baik kapan sebaiknya mereka melakukan transaksi; buy atau sell karena tidak tahu tipe trader seperti apa mereka sebenarnya.

Ketidaktahuan ini menyebabkan mereka dengan “buta” menuruti/meng-copy saja apa yang dilakukan trader lain yang lebih senior dari mereka.

Tipe trading erat kaitannya dengan karakter seorang trader forex. Tentu kita sepakat bahwa karakter orang berbeda-beda.

Nah, karena trader juga manusia, tentu karakter masing-masing trader berbeda-beda. Itulah sebabnya tipe trading pun berbeda-beda.

Bagi trader forex, khususnya pemula – sangat penting mengetahui tipe trading agar bisa mengetahui metode seperti apa yang cocok.

Jadi, kalaupun Anda ingin mengikuti gaya trading trader lain, Anda tidak akan merasa terjebak karena memang trader tersebut memiliki tipe trading yang sama dengan Anda.

1. Fundamental Trader

Trader yang menggunakan analisa fundamental sebagai metode analisanya akan memusatkan perhatiannya pada data atau berita ekonomi sebelum memutuskan untuk trading.

Ia akan melihat berita yang terkait dengan mata uang tertentu sebelum melakukan transaksi.

Pada dasarnya analisa fundamental lebih cocok untuk dipergunakan untuk trading jangka panjang.

Memang ada beberapa data ekonomi yang bisa dimanfaatkan untuk trading jangka pendek, namun sifatnya insidental semisal efek data US Non-farm Payrolls atau keputusan suku bunga dari bank sentral.

Jika beberapa metode trading berdasar pada analisa yang dilakukan secara singkat, maka analisa fundamental bisa saja tidak mengalami perubahan hingga berhari-hari, atau berbulan-bulan, bahkan mungkin juga dalam hitungan tahun.

Jadi jangan heran jika ada trader fundamental (asli) bisa menahan posisi mereka selama berhari-hari, berbulan-bulan, atau bahkan mungkin bertahun-tahun.

2. Technical Trader

Berbeda dengan Fundamental Trader, para Technical Trader (atau sering disebut technician) tidak memedulikan data atau berita ekonomi apa pun sebagai dasar pengambilan keputusan.

Mereka mempergunakan analisa teknikal dalam melakukan analisa pasar yang pada umumnya (namun tidak terbatas pada) mempergunakan grafik pergerakan harga (chart).

Analisa teknikal forex juga bisa diterapkan pada trading jangka pendek hingga jangka panjang. Meksipun demikian, para technician pada umumnya lebih suka melakukan trading jangka pendek hingga menengah.

Fleksibilitas seperti ini kurang dimiliki oleh analisa fundamental yang lebih condong kepada trading jangka panjang.

Dalam analisa teknikal berlaku kaidah “market action discounts everything”, yang secara bebas bisa diterjemahkan menjadi “perilaku pergerakan harga mencerminkan sentimen yang beredar di pasar”.

Menurut para technician “totok”, pergerakan harga sudah bisa memberikan petunjuk mengenai ke mana pasar akan bergerak sehingga mereka tak lagi membutuhkan informasi dari data atau berita ekonomi.

Anda yang masih memanfaatkan data ekonomi sebagai acuan dalam trading forex mungkin tidak akan nyaman jika mengikuti langkah para technician ini.

Sebab, seringkali mereka – terutama para day trader, mengambil posisi trading yang berlawanan dengan prediksi data ekonomi yang akan dirilis.

3. Sentiment Trader

Tipe ini sebenarnya merupakan kombinasi Fundamental Trader dengan Technical Trader. Mereka menggabungkan analisa fundamental dan teknikal untuk mengidentifikasi potensi pergerakan harga.

Sentiment Trader mengacu pada trend utama pergerakan harga dan mencoba untuk mencari peluang dari currency pair yang bergerak searah dengan momentum pasar.

Misalnya begini, ketika analisa teknikal menyatakan bahwa saat itu pasar berada dalam uptrend, maka para sentiment trader akan mencoba untuk mencari momentum atau alasan fundamental yang tepat yang mendukung pergerakan harga ke atas.

Jika misalnya EUR/USD berada dalam uptrend, maka mereka akan menunggu konfirmasi data fundamental yang memperkuat sentimen positif bagi euro.

Sentiment trader juga biasanya adalah technician yang lurus. Prinsip “the trend is your friend” benar-benar dipegang teguh.

Mereka tidak akan membuka posisi sell pada saat uptrend (meskipun misalnya indikator teknikal telah mengkonfirmasi ada peluang koreksi), atau membuka posisi buy pada saat downtrend.

Kesimpulan

Mungkin beberapa contoh tipe trading di atas bisa menjadi panduan bagi Anda – terutama pemula – untuk menemukan strategi atau role model yang tepat.

Sebenarnya masih ada banyak tipe trading yang belum dijelaskan dalam artikel ini, namun tiga tipe di atas merupakan dasar bagi berbagai tipe yang lain.


Dalam melakukan trading forex, ada berbagai tipe trader yang dapat kita jumpai. Ada berbagai macam tipe dan karakter trader dalam mengambil keputusan jual dan beli. Ada pula berbagai macam trader yang memiliki jangka waktu trading yang berbeda.

Trader–trader tersebut memiliki dasar analisis masing-masing dalam menentukan langkah untuk mengejar keuntungan, dan memiliki pertimbangan yang berbeda pula dalam memandang jangka waktu tradingnya.

Tipe trading erat kaitannya dengan karakter seorang trader forex. Karakter masing-masing trader forex sendiri juga berbeda satu sama lain, Itulah sebabnya tipe trading-nya pun juga berbeda-beda.

 

Faktor ekonomi yang mempengaruhi pasar forex

201906211.jpg

Faktor ekonomi yang mempengaruhi pasar forex. Forex adalah pasar global sejati, dengan pembeli dan penjual dari seluruh penjuru dunia berpartisipasi dalam triliunan dolar perdagangan setiap hari. Fakta bahwa perdagangan valuta asing telah menjadi kegiatan yang terglobalisasi berarti bahwa peristiwa makroekonomi memainkan peran yang lebih besar dalam valas daripada sebelumnya. Di bawah ini, kita akan membahas beberapa tren dan acara ekonomi yang akan menguntungkan mereka yang baru mengenal pasar valas. (Untuk membaca latar belakang tentang forex, lihat “Mata Uang Forex Populer” dan “Bagaimana Cara Menjadi Trader Forex yang Sukses.”)

Peran Ekonomi Makro dalam Forex
Pasar forex terutama didorong oleh faktor ekonomi makro yang menyeluruh. Faktor-faktor ini memengaruhi keputusan pedagang dan pada akhirnya menentukan nilai mata uang pada suatu titik waktu tertentu. Kesehatan ekonomi ekonomi suatu negara merupakan faktor penting dalam nilai mata uangnya. Namun, kesehatan ekonomi secara keseluruhan dibentuk oleh berbagai peristiwa dan informasi yang dapat berubah setiap hari, berkontribusi pada sifat 24/7 pasar valuta internasional internasional. Mari kita lihat lebih dekat beberapa faktor yang memengaruhi posisi ekonomi dan mendorong perubahan nilai mata uangnya.

Baca Juga : Apa itu Akun Forex Yang Terkelola ?

Pasar Modal dan Forex
Pasar modal global mungkin merupakan indikator kesehatan perekonomian yang paling terlihat, sementara pasar saham dan obligasi adalah pasar yang paling mencolok di dunia. Sulit untuk melewatkan rilis informasi publik di pasar modal, karena ada aliran liputan media yang mantap dan informasi terkini tentang transaksi korporasi, institusi, dan entitas pemerintah. Rally atau jual-beli sekuritas yang luas yang berasal dari satu negara atau negara lain harus menjadi sinyal yang jelas bahwa prospek masa depan (jangka pendek atau jangka panjang) untuk ekonomi tersebut telah berubah di mata investor.

Demikian pula, banyak ekonomi didorong oleh sektor, seperti pasar berbasis komoditas Kanada. Dalam hal ini, dolar Kanada sangat berkorelasi dengan pergerakan komoditas seperti minyak mentah dan logam. Rally harga minyak kemungkinan akan mengarah pada apresiasi loonie relatif terhadap mata uang lainnya. Pedagang komoditas, seperti pedagang valas, sangat bergantung pada data ekonomi untuk perdagangan mereka, sehingga dalam banyak kasus data ekonomi yang sama akan memiliki dampak langsung pada kedua pasar. (Untuk informasi lebih lanjut tentang korelasi ini, lihat “Cara Berdagang Mata Uang dan Korelasi Komoditas.”)

Pasar obligasi sama pentingnya dengan apa yang terjadi di pasar valas, karena sekuritas pendapatan tetap dan mata uang sangat bergantung pada suku bunga. Faktor fluktuasi harga pada pergerakan mata uang, yang berarti bahwa perubahan dalam imbal hasil akan secara langsung mempengaruhi nilai mata uang. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana obligasi – obligasi pemerintah khususnya – dinilai untuk menjadi trader forex yang unggul.

Perdagangan Internasional dan Forex
Faktor kunci lainnya adalah keseimbangan tingkat perdagangan dan tren antar negara. Tingkat perdagangan antar negara berfungsi sebagai proxy untuk permintaan relatif barang dari suatu negara. Negara dengan barang atau jasa yang banyak diminati secara internasional biasanya akan melihat apresiasi terhadap mata uangnya. Misalnya, untuk membeli barang dari Australia, pembeli harus mengubah mata uang mereka ke dalam dolar Australia (AUD) untuk melakukan pembelian. Meningkatnya permintaan untuk AUD akan memberi tekanan pada nilainya.

Surplus dan defisit perdagangan juga menunjukkan posisi kompetitif suatu negara dalam perdagangan internasional. Negara-negara dengan defisit perdagangan yang besar adalah pembeli / importir bersih barang-barang internasional, yang mengakibatkan lebih banyak mata uang mereka dijual untuk membeli mata uang negara-negara lain untuk membayar barang-barang internasional. Jenis situasi ini cenderung berdampak negatif pada nilai mata uang negara pengimpor.

Dampak Politik terhadap Pasar Forex
Lanskap politik suatu negara memainkan peran utama dalam prospek ekonomi untuk negara itu dan, akibatnya, nilai mata uang yang dirasakannya. Pedagang valas terus-menerus memantau berita dan acara politik untuk mengukur gerakan apa, jika ada, yang mungkin dilakukan oleh suatu negara dalam perekonomian. Ini dapat mencakup langkah-langkah dari meningkatkan pengeluaran pemerintah hingga memperketat pembatasan pada sektor atau industri tertentu.

Misalnya, pemilihan umum yang akan datang selalu menjadi peristiwa besar bagi pasar mata uang, karena nilai tukar sering akan bereaksi lebih baik terhadap partai-partai dengan platform yang bertanggung jawab secara fiskal dan pemerintah yang ingin mengejar pertumbuhan ekonomi. Contoh yang baik adalah pemilihan Brexit, yang memiliki dampak besar pada pound Inggris (GBP) ketika Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa. Mata uang mencapai level terendah sejak 1985 setelah pemungutan suara karena prospek ekonomi Inggris tiba-tiba sangat tidak pasti.

Kebijakan fiskal dan moneter pemerintah mana pun adalah faktor terpenting dalam pengambilan keputusan ekonominya. Keputusan bank sentral yang berdampak pada suku bunga sangat dipantau oleh pasar valas untuk setiap perubahan suku bunga utama atau pandangan masa depan. (Untuk melihat lebih dekat ke dalam kebijakan moneter, lihat “Bagaimana Pemerintah AS Merumuskan Kebijakan Moneter.”)

Rilis Laporan Ekonomi dan Forex
Laporan ekonomi adalah tulang punggung dari buku pedoman pedagang valas. Mempertahankan kalender laporan ekonomi sangat penting untuk tetap terkini di pasar yang serba cepat ini. PDB mungkin merupakan laporan ekonomi yang paling jelas, karena merupakan dasar dari kinerja dan kekuatan ekonomi suatu negara. GDP mengukur total output barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu ekonomi. Satu hal penting untuk diingat, bagaimanapun, adalah bahwa PDB adalah indikator yang tertinggal, yang berarti bahwa ia melaporkan peristiwa dan tren yang telah terjadi.

Inflasi juga merupakan indikator yang sangat penting, karena mengirimkan sinyal kenaikan tingkat harga dan penurunan daya beli. Namun, inflasi adalah pedang bermata dua, karena banyak yang melihatnya menempatkan tekanan pada mata uang karena melemahnya daya beli. Di sisi lain, itu juga dapat menyebabkan apresiasi mata uang, karena hal itu dapat memaksa bank sentral untuk menaikkan suku bunga untuk membatasi kenaikan tingkat inflasi. Inflasi adalah masalah yang hangat diperdebatkan di antara para ekonom, dan pengaruhnya terhadap mata uang jarang langsung.

Tingkat pekerjaan, penjualan ritel, indeks manufaktur, dan pemanfaatan kapasitas juga membawa informasi penting tentang kekuatan ekonomi dan mata uangnya saat ini dan yang diperkirakan, berfungsi sebagai pelengkap yang sesuai dengan faktor-faktor yang telah kami uraikan di atas.

Garis bawah
Pasar forex pada akhirnya didorong oleh faktor ekonomi yang memengaruhi nilai dan kekuatan mata uang suatu negara. Prospek ekonomi suatu negara adalah penentu paling penting dari nilai mata uangnya, jadi mengetahui faktor-faktor dan indikator yang harus diperhatikan akan membantu Anda mengimbangi dunia valas yang kompetitif dan bergerak cepat.

Sumber : forexindonesia.org

 

8 Dosa Trading Ini Bisa Bikin Dana Ludes Seketika

Setiap trader pasti pernah melakukan dosa trading, tak peduli apakah ia baru terjun di dunia trading atau sudah kenyang merasakan pengalaman selama berpuluh-puluh tahun. iklan iklan Yang akan kita bahas di sini adalah kesalahan fatal berujung perbuatan dosa trading. Begitu ngerinya dampak yang diakibatkan, Anda sampai tak bisa tidur nyenyak. Yang paling buruk, dana Anda ludes seketika karena perbuatan tersebut.

Lantas, apa saja sih kesalahan trading yang menyebabkan dosa mengerikan seperti itu? Berdasarkan pengalaman yang dibagikan beberapa trader, ini dia hal-hal fatal yang sebaiknya Anda hindari agar tidak terjebak skenario mengenaskan:

8-dosa-trading-ini-bisa-bikin-dana-ludes-seketika-291308-24860.jpg

1. Terburu-buru Trading Di Akun Live
Chris (bukan nama sebenarnya) pertama kali mendengar tentang trading forex melalui socmed teman-temannya. Karena langsung tertarik, tanpa ba bi bu ia mencoba ikut-ikutan menjadi trader forex.

Seperti trader baru pada umumnya, ia mula-mula melakukan langkah yang tepat dengan membuka akun demo dulu. Dan untuk membiasakan diri dengan platform trading, ia pun mulai banyak membaca serta mengikuti saran trader-trader expert.

"Saya mulai mengikuti rekomendasi para ahli tentang pair apa yang sebaiknya ditradingkan dan hal lainnya, tapi saya sebenarnya belum benar-benar paham," demikian ujar Chris.

Setelah sebulan trading di akun demo dan balance-nya naik terus, ia langsung memutuskan untuk membuka akun live. Ia percaya jika saran-saran para expert sebelumnya bisa diandalkan untuk mendapat pertumbuhan balance yang menggiurkan secara real.

Yang tidak Chris sadari, trading di akun demo itu sama sekali tidak seperti di akun live. "Saya tidak memiliki strategi yang solid, manajemen risiko, apalagi siap secara psikologis. Jadi ketika akun live saya mulai terus-terusan merugi, saya tidak tahu apa yang harus dilakukan," kenang Chris.

Pada akhirnya, akun Chris langsung amblas setelah dua hari trading. Di situlah ia baru sadar jika ia masih perlu banyak belajar untuk mengetahui bagaimana pasar berkerja dan tidak begitu saja percaya dengan opini expert.

"Pelajaran terpenting yang saya dapatkan dari pengalaman rugi itu adalah saya perlu memahami market lebih dalam. Saya perlu menyusun strategi entry dan exit, juga memperbaiki fokus dan menyiapkan keadaan psikologi, terutama ketika menghadapi loss... Saya masih harus mempelajari market, dan itulah yang saya lakukan sekarang," tutur Chris.

2. Trading Tanpa Fokus
Dosa trading yang satu ini terjadi pada LI (bukan nama sebenarnya). Ia awalnya berencana scalping XAU/USD setelah melihat peluang trading yang mendukung. Namun karena tidak fokus, ia malah open posisi GBP/USD.

Ia baru mengetahui kesalahan itu setelah posisi berjalan selama 10 menit. Pada saat itu, kerugian yang terkumpul telah menghanguskan 10% modalnya. Masih tak percaya dengan kelalaiannya, LI yang panik kemudian mencoba buka posisi lagi dan berharap jika transaksi ini bisa menanggulangi kesalahannya. Yang ada, ia justru memperdalam kerugian dan kehilangan 25% dari total kapitalnya.

8-dosa-trading-ini-bisa-bikin-dana-ludes-seketika-291308-38102.jpg


"Itu adalah kesalahan yang sangat fatal dan menyadarkan saya untuk tidak kehilangan fokus saat trading. Saya harus benar-benar mengenali platform dan instrumen trading dulu untuk memastikan segalanya... Saya juga perlu lebih tak kenal ampun dan percaya diri ketika Cut Loss," kata Li.

3. Trading Tanpa Stop Loss
Stop Loss yang dapat diatur manual bisa membantu Anda menentukan level exit sesuai kehendak. Namun entah mengapa, tak semua trader memanfaatkan fasilitas ini.

Seorang trader beralias David W adalah salah satunya. Tak lama setelah dana di akun tradingnya tersapu bersih dalam waktu semalam, ia pun akhirnya sadar mengenai arti penting Stop Loss.

"Saya open posisi berdasarkan sinyal Pin Bar dan kemudian tidur. Keesokannya, saya bangun dengan perasaan tidak enak karena ternyata saya lupa memasang Stop Loss," ujar David W.

4. Mengabaikan Event Berdampak Tinggi
Baik tensi geopolitik, gejolak politik, pengumuman bank sentral, ataupun rilis data ekonomi, event fundamental berdampak tinggi wajib diperhatikan karena bisa memicu pergerakan harga dalam skala masif. Jika Anda tidak menyadari peristiwa-peristiwa tersebut, maka transaksi Anda berpotensi menderita kerugian besar.

Itulah yang terjadi pada JJ, seorang trader yang baru saja memulai karirnya di pasar forex. Tak sadar jika ada breaking news yang mempengaruhi pergerakan harga, ia buka posisi sell EUR/USD di sesi New York. Dengan yakinnya ia memprediksi bahwa harga akan turun setelah menyentuh resistance.

Padahal faktanya, harga sempat naik turun tak terkendali di area resistance, kemudian melesat naik dari kisaran tersebut. Yang lebih memprihatinkan, ia tak segera Cut Loss meski tahu posisinya sedang rugi, karena masih yakin jika harga tak lama lagi akun turun. Padahal, loss-nya sudah mencapai $120.

"Apa yang saya pelajari adalah saya perlu lebih disiplin sebelum open posisi. Saya perlu tahu apa yang sedang terjadi di pasar, terutama sebelum ada high-impact event yang bisa mempengaruhi trading saya," kata JJ saat berbagi ceritanya dengan pewarta AxiTrader.

5. Tak Bisa Mandiri
Layaknya aktivitas atau tujuan lain dalam hidup, trading bukanlah hal yang bisa dilakukan semua orang dengan cara serupa. Mayoritas trader profesional yang sudah malang melintang di dunia trading selalu menekankan pentingnya menemukan gaya trading sendiri. Sebabnya, satu gaya trading tak selalu cocok untuk semua trader.

Sayang, YPC (nama samaran) sempat terjebak dosa trading ini. Alih-alih menyusun strateginya sendiri, ia justru menyalin punya temannya. Menjiplak atau mengikuti strategi trader sukses boleh jadi efektif selama periode waktu tertentu, tapi tak bisa terus-menerus dijadikan sebagai acuan ideal, terutama bila si trader tak benar-benar mengerti dasar pemahaman di balik strategi tersebut.

8-dosa-trading-ini-bisa-bikin-dana-ludes-seketika-291308-29923.jpg

"Saya mencoba strategi yang direkomendasikan teman saya. Setelah sekitar seminggu, saya memperbesar ukuran transaksi, dan hanya dalam waktu 3 hari, semua transaksi itu merugi dan strateginya tidak bekerja," kenang YPC.

Dari penuturan YPC, jelas bahwa ia tak hanya sekedar menyalin strategi tanpa paham betul bagaimana idenya, tapi juga asal memperbesar ukuran trading hanya karena ia merasa sedang di atas angin.

"Itu semua berujung pada mimpi buruk karena semua Stop Loss saya kena di semua sisi, semua profit saya ludes, dan balance saya menyusut 30%," sesal YPC.

Sumber : seputarforex.com

 
RAHASIA SUKSES TRADING FOREX: STRATEGI BELAJAR ATAU BAKAT?


Suatu ketika mungkin Anda pernah merasa bahwa waktu Anda terbuang sia-sia karena mencoba peruntungan Anda dalam trading forex.

Strategi yang telah Anda pelajari tak mampu memberikan keuntungan sebagaimana yang Anda harapkan.

Padahal Anda merasa sudah berupaya semaksimal mungkin untuk belajar menguasai ilmu analisa teknikal forex maupun fundamental.

Di titik itu, mungkin Anda berpikir, “Ah, saya memang tidak berbakat trading.”

Tapi, tunggu dulu! Benarkah ada relevansi antara bakat dengan keberhasilan seseorang dalam trading?

Benarkah sekeras apa pun upaya seseorang untuk berhasil dalam trading, tak ada gunanya jika ia tak memiliki bakat?

Sebesar apa sih sebenarnya peran bakat dalam trading?

Berbakat vs Tidak Berbakat

Kebetulan beberapa bulan terakhir ini saya lagi getol mempelajari salah satu olahraga pernafasan asal Tiongkok. Namanya Chi-kung.

Namun kita tidak akan membahas Chi-kung di sini. Saya hanya ingin mengutip ucapan pelatih Chi-kung tersebut.

Ia berujar, “Kemampuan seseorang meningkatkan kemampuan mengolah Chi-nya bergantung pada dua hal: bakat, atau ngotot.

Artinya, ngotot untuk bisa meningkatkan kemampuannya.

Tentu yang berbakat akan lebih mudah meningkatkan kemampuannya daripada yang tidak berbakat, namun yang ngotot pun bisa saja melampaui kemampuan yang berbakat.

Masuk akal. Kita tidak bisa memungkiri bahwa bakat akan mempermudah seseorang menguasai suatu keahlian.

Namun, seperti yang dikatakan pelatih Chi-kung tadi, orang yang tak berbakat pun berpeluang untuk mencapai derajat yang sama asal dia bersedia berlatih dengan kadar yang lebih besar daripada orang yang berbakat.

Jadi, intinya ada di niat dan tekad.

The Turtle Traders

Anda pernah mendengar tentang turtle trader?

Dalam dunia trading – termasuk trading forex – nama itu cukup populer, setidaknya bagi mereka yang serius mendalami strategi trading.

Di sekitar tahun 1983, ada seorang trader yang bernama Richard Dennis. Ia lahir di Chicago bulan Januari 1949.

Ia mengawali karirnya sebagai pesuruh di Chicago Merchantile Exchange ketika berusia 17 tahun.

Di awal tahun 1970-an, ia meminjam uang sejumlah $1,600 dan berhasil mengembangkan modal itu menjadi $3,000. Di tahun 1973, modalnya sudah lebih dari $100,000.

Di akhir tahun 1974, ia berhasil meraih profit dari transaksi komoditi kedelai sebesar setengah juta dollar, dan di akhir tahun tersebut ia sudah menjadi milyuner. Kala itu usianya baru sekitar 26 tahun.

Ia percaya bahwa siapa pun bisa menjadi trader yang hebat jika diajari dengan cara belajar forex yang benar. Rekannya, William Eckhardt, mulanya tidak setuju dengan pendapat tersebut.

Perdebatan mereka berujung pada sebuah eksperimen atas sekelompok orang yang direkrut untuk menjadi trader komoditi. Itulah awal perjalanan Turtle trader.

Dennis merekrut 21 pria dan 2 wanita dan dimasukkan ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama mulai di bulan Desember 1983, sedangkan kelompok kedua mulai Desember 1984.

Dennis memberi julukan Turtles (kura-kura) kepada murid-muridnya ini.

Ia mengajari mereka cara menganalisa dan bertransaksi hanya dalam waktu dua minggu.

Januari 1984, dua minggu setelah kursus dimulai, Dennis memberikan tiap Turtle akun trading (real), dan menyuruh mereka mempraktekkan strategi trading forex yang telah mereka pelajari.

Dalam satu bulan, mereka hanya boleh melakukan maksimal 12 transaksi per market. Mereka trading di berbagai market, termasuk forex.

Setelah periode praktek selesai, Dennis memberikan para Turtles tersebut sebagian keuntungan yang mereka peroleh dari transaksi yang mereka lakukan.

Ya, para Turtles berhasil mendapatkan keuntungan.

Ingat bahwa, sebelumnya mereka tak tahu apa-apa tentang trading, sebelum diajari oleh Dennis.

Eksperimen berakhir lima tahun kemudian.

Tahukah Anda berapa banyak uang yang diperoleh para Turtles?

Rata-rata sekitar $175 Juta!

Bakat?

William Eckhardt sendiri – yang perdebatannya dengan Dennis melatarbelakangi kelahiran Turtle traders – tetap berpendapat bahwa bakat tetap berperan penting.

Begitupun, Eckhardt tetap percaya bahwa underdog pun mampu menjadi trader yang hebat.

Bagaimana dengan Richard Dennis?

Richard Dennis sendiri percaya bahwa kemampuan tradingnya bukanlah bakat alamiah.

Ia melihat pasar seperti halnya ia melihat permainan Monopoli. Disitu ada strategi, ada aturan main, juga ada target yang ingin dicapai.

Ia menganggap semua itu bisa dipelajari. Maka dari itu, dalam bukunya ia menyatakan bahwa semua hal tentang pasar bisa dipelajari.

Kesimpulan

Dennis berhasil membuktikan bahwa siapa pun bisa menjadi trader yang hebat, asal mempelajari teknik dan strategi trading dengan cara yang benar, kendatipun Eckhardt berpendapat sebaliknya.

Turtle traders menjadi bukti nyata teori Dennis tersebut, bahkan menjadi fenomena di Wall Street.

Dalam salah satu headline-nya, The Wall Street Journal meliput fenomena ini dengan headline: “Winning Commodity Traders May Be Made, Not Born” (edisi tanggal 5 September 1989).

 
RAHASIA SUKSES TRADING FOREX: STRATEGI BELAJAR ATAU BAKAT?


Suatu ketika mungkin Anda pernah merasa bahwa waktu Anda terbuang sia-sia karena mencoba peruntungan Anda dalam trading forex.

Strategi yang telah Anda pelajari tak mampu memberikan keuntungan sebagaimana yang Anda harapkan.

Padahal Anda merasa sudah berupaya semaksimal mungkin untuk belajar menguasai ilmu analisa teknikal forex maupun fundamental.

Di titik itu, mungkin Anda berpikir, “Ah, saya memang tidak berbakat trading.”

Tapi, tunggu dulu! Benarkah ada relevansi antara bakat dengan keberhasilan seseorang dalam trading?

Benarkah sekeras apa pun upaya seseorang untuk berhasil dalam trading, tak ada gunanya jika ia tak memiliki bakat?

Sebesar apa sih sebenarnya peran bakat dalam trading?

Berbakat vs Tidak Berbakat

Kebetulan beberapa bulan terakhir ini saya lagi getol mempelajari salah satu olahraga pernafasan asal Tiongkok. Namanya Chi-kung.

Namun kita tidak akan membahas Chi-kung di sini. Saya hanya ingin mengutip ucapan pelatih Chi-kung tersebut.

Ia berujar, “Kemampuan seseorang meningkatkan kemampuan mengolah Chi-nya bergantung pada dua hal: bakat, atau ngotot.

Artinya, ngotot untuk bisa meningkatkan kemampuannya.

Tentu yang berbakat akan lebih mudah meningkatkan kemampuannya daripada yang tidak berbakat, namun yang ngotot pun bisa saja melampaui kemampuan yang berbakat.

Masuk akal. Kita tidak bisa memungkiri bahwa bakat akan mempermudah seseorang menguasai suatu keahlian.

Namun, seperti yang dikatakan pelatih Chi-kung tadi, orang yang tak berbakat pun berpeluang untuk mencapai derajat yang sama asal dia bersedia berlatih dengan kadar yang lebih besar daripada orang yang berbakat.

Jadi, intinya ada di niat dan tekad.

The Turtle Traders

Anda pernah mendengar tentang turtle trader?

Dalam dunia trading – termasuk trading forex – nama itu cukup populer, setidaknya bagi mereka yang serius mendalami strategi trading.

Di sekitar tahun 1983, ada seorang trader yang bernama Richard Dennis. Ia lahir di Chicago bulan Januari 1949.

Ia mengawali karirnya sebagai pesuruh di Chicago Merchantile Exchange ketika berusia 17 tahun.

Di awal tahun 1970-an, ia meminjam uang sejumlah $1,600 dan berhasil mengembangkan modal itu menjadi $3,000. Di tahun 1973, modalnya sudah lebih dari $100,000.

Di akhir tahun 1974, ia berhasil meraih profit dari transaksi komoditi kedelai sebesar setengah juta dollar, dan di akhir tahun tersebut ia sudah menjadi milyuner. Kala itu usianya baru sekitar 26 tahun.

Ia percaya bahwa siapa pun bisa menjadi trader yang hebat jika diajari dengan cara belajar forex yang benar. Rekannya, William Eckhardt, mulanya tidak setuju dengan pendapat tersebut.

Perdebatan mereka berujung pada sebuah eksperimen atas sekelompok orang yang direkrut untuk menjadi trader komoditi. Itulah awal perjalanan Turtle trader.

Dennis merekrut 21 pria dan 2 wanita dan dimasukkan ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama mulai di bulan Desember 1983, sedangkan kelompok kedua mulai Desember 1984.

Dennis memberi julukan Turtles (kura-kura) kepada murid-muridnya ini.

Ia mengajari mereka cara menganalisa dan bertransaksi hanya dalam waktu dua minggu.

Januari 1984, dua minggu setelah kursus dimulai, Dennis memberikan tiap Turtle akun trading (real), dan menyuruh mereka mempraktekkan strategi trading forex yang telah mereka pelajari.

Dalam satu bulan, mereka hanya boleh melakukan maksimal 12 transaksi per market. Mereka trading di berbagai market, termasuk forex.

Setelah periode praktek selesai, Dennis memberikan para Turtles tersebut sebagian keuntungan yang mereka peroleh dari transaksi yang mereka lakukan.

Ya, para Turtles berhasil mendapatkan keuntungan.

Ingat bahwa, sebelumnya mereka tak tahu apa-apa tentang trading, sebelum diajari oleh Dennis.

Eksperimen berakhir lima tahun kemudian.

Tahukah Anda berapa banyak uang yang diperoleh para Turtles?

Rata-rata sekitar $175 Juta!

Bakat?

William Eckhardt sendiri – yang perdebatannya dengan Dennis melatarbelakangi kelahiran Turtle traders – tetap berpendapat bahwa bakat tetap berperan penting.

Begitupun, Eckhardt tetap percaya bahwa underdog pun mampu menjadi trader yang hebat.

Bagaimana dengan Richard Dennis?

Richard Dennis sendiri percaya bahwa kemampuan tradingnya bukanlah bakat alamiah.

Ia melihat pasar seperti halnya ia melihat permainan Monopoli. Disitu ada strategi, ada aturan main, juga ada target yang ingin dicapai.

Ia menganggap semua itu bisa dipelajari. Maka dari itu, dalam bukunya ia menyatakan bahwa semua hal tentang pasar bisa dipelajari.

Kesimpulan

Dennis berhasil membuktikan bahwa siapa pun bisa menjadi trader yang hebat, asal mempelajari teknik dan strategi trading dengan cara yang benar, kendatipun Eckhardt berpendapat sebaliknya.

Turtle traders menjadi bukti nyata teori Dennis tersebut, bahkan menjadi fenomena di Wall Street.

Dalam salah satu headline-nya, The Wall Street Journal meliput fenomena ini dengan headline: “Winning Commodity Traders May Be Made, Not Born” (edisi tanggal 5 September 1989).


Bakat maupun kerja keras sama sama bisa memiliki peluang untuk sukses dalam menjalankan bisnis trading forex ini. namun tetap yang harus menjadi faktir dominan adalah keja keras. itu disebabkan karena kita melakukannya dengan kerja keras maka hal yang terjadi dan sesautu itu memang sudah kita persiapkan dari awal dan kita jalankan sesuai dengan cara yang sudah ditentukan dan pasti hasilnya akan relistis sehingga ini tentu akan bertahan lama.

 

6. Terlalu Percaya Diri
Di bagian sebelumnya, telah disinggung bahwa Stop Loss memiliki peranan vital yang dapat mengeliminasi dampak negatif emosi trading. Memasang Stop Loss otomatis sebelum membuka posisi adalah cara efektif untuk mengakhiri transaksi yang sedang floating loss. Sekalipun tak sedang memantau chart, trader bisa tenang karena Stop Loss akan bertindak apabila harga bergerak di level yang tidak diinginkan.

Trader berinisial BG pernah punya pengalaman pahit terkait Stop Loss karena ia merasa terlalu percaya diri. Saat itu, ia memiliki 3 open posisi dan yakin bila EUR/JPY akan bergerak naik. BG memasang Take Profit, tapi ia tak mengatur Stop Loss sebelum menutup layar monitornya.

Ketika ia memeriksa posisi-posisi tradingnya di pagi hari, BG begitu terkejut karena bukannya kena Take Profit sesuai ekspektasi, semua transaksinya justru rugi dan ia kehilangan 75% dari seluruh balance di akun tradingnya. Ia pun langsung Cut Loss dan mencoba memulihkan diri dari kejutan traumatis tersebut.

8-dosa-trading-ini-bisa-bikin-dana-ludes-seketika-291308-38566.jpg


"Saya tak tahu harus bagaimana saat melihat hasil transaksi saya.. itu merupakan pengalaman yang benar-benar mengerikan dan mengajarkan saya untuk selalu menggunakan Stop Loss. Tak peduli seyakin apapun saya, harga tetap bisa bergerak melawan prediksi...," ujar BG sebagaimana dikutip AxiTrader.

Seperti kebanyakan trader, ia juga menyadari pentingnya mengontrol emosi trading; baik itu keserakahan, antusiasme, ataupun rasa percaya diri yang bisa mempengaruhi keputusan trading

"Saya sudah merehabilitasi diri saya agar tak terlalu serakah. Dorongan emosi dan percaya diri bisa memudarkan fokus dan disiplin trading," demikian katanya.

7. Trading Tanpa Memahami Dinamika Pasar
Seorang trader veteran pernah berkata pada seorang newbie, "Saya harap trading pertamamu berakhir dengan kegagalan." Pernyataan itu agak sulit dicerna karena sama sekali tidak mendukung dan memberikan inspirasi pada seorang trader yang baru saja mencicipi dunia trading. Padahal, ujaran itu mengandung banyak sekali pesan bermanfaat.

Memang tidak ada trader yang ingin gagal. Namun, kegagalan itu bisa memaksa seorang trader untuk berhenti sejenak, berpikir, dan menganalisa kesalahannya. Jika tidak pernah gagal, maka trader tak akan mendapat pelajaran berharga untuk memperbaiki performa tradingnya.

Hal itu pernah dirasakan oleh SMM, seorang trader yang mendapat dua kemenangan beruntun saat ia masih pemula. "Saya mulai trading tanpa melakukan analisa apapun. Saya mengabaikan akun demo karena sudah percaya diri jika saya akan terus menang," begitulah ungkapnya.

Namun ketika sebuah transaksi mulai berbalik arah dan membuatnya merugi, ia kelabakan dan tak tahu bagaimana cara mengatasinya. SMM sama sekali tak paham mengenai Stop Loss ataupun langkah Cut Loss yang sebaiknya diambil jika harga sudah tak mungkin kembali ke arah prediksinya.

"Saya terus menahan posisi tersebut dan terpaku mengawasi chart hingga akhirnya akun saya jebol. Itu merupakan pelajaran yang sangat menghentak buat saya," tutur SMM.

Mulai saat itu, ia pun berjanji pada dirinya sendiri agar tak pernah membiarkan kerugian sampai seluruh dananya habis. SMM juga memetik hikmah paling penting, yaitu belajar dari kesalahan bisa menjadi cara paling efektif untuk menyadarkannya dari kepongahan.

8. Terlalu Mengandalkan Trading Otomatis
Di era modern ini, bahkan mereka yang tak tahu sama sekali tentang trading ataupun market bisa memanfaatkan Expert Advisors (EA) untuk menjadi trader. Walaupun memang efektif dan bisa membantu kesuksesan sebagian trader, EA juga punya beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan.

RV pernah merasakan sendiri bagaimana penggunaan EA yang terlalu berlebihan bisa merugikan dirinya. Perkenalannya dengan EA dimulai ketika ia baru mengenal trading selama seminggu. Karena yakin jika EA adalah tool ajaib yang bisa membantunya, RV pun membeli EA dan mengikuti instruksi developer-nya.

8-dosa-trading-ini-bisa-bikin-dana-ludes-seketika-291308-59073.jpg

Segera setelah EA terpasang, ia membuka 6 posisi. Awalnya, tidak ada yang salah karena tradingnya berakhir dengan profit sesuai ekspektasi. RV pun membiarkan EA-nya terus beroperasi selama semalam tanpa pengawasan.

Apa yang terjadi kemudian sungguh membuatnya shock. Bukannya terus mengumpulkan keuntungan, transaksinya justru menghimpun drawdown yang terus berakselerasi. Ia juga tak bisa berbuat apa-apa karena EA yang mengendalikan transaksinya justru terus membuka posisi-posisi baru yang berlawanan dengan arah harga.

"Karena tidak tahu harus bagaimana, saya membiarkan EA bekerja begitu saja. Saat saya memantau MT4 Mobile tak lama kemudian, drawdown saya sudah 30 persen dan EA terus membuka posisi baru di pair yang tidak menguntungkan dengan lot yang semakin membesar. Keesokan paginya, balance saya sudah nol. EA itu telah melibas seluruh dana trading saya dalam semalam," ungkap RV.

Rupanya, masalah koneksi internet membuat kinerja EA-nya kurang optimal. Selain itu, terdapat berita berdampak tinggi di malam naas tersebut. "Saya dapat tiga pelajaran tak ternilai dari pengalaman ini. Pertama, trading manual selalu lebih baik dari trading otomatis. Kedua, selalu perhatikan berita dan peristiwa berdampak tinggi. Ketiga, saat membeli EA, jangan mudah terbujuk oleh hasil trading yang diiklankan. Selalu minta breakdown hasil profit dan drawdown-nya. Incarlah track record yang solid dan pastikan pengalaman EA tersebut," pesan RV.

Kesimpulan
Anda mungkin sudah pernah melakukan salah satu atau bahkan beberapa dosa trading di atas. Namun jangan menyerah, karena dari pengalaman kerugian, seluruh akun ludes, was-was hingga tak bisa tidur, hingga situasi penuh stres lainnya, akan selalu terselip pelajaran berharga yang membuat Anda merasa kapok untuk mengulangi dosa trading yang sama. Jadi, usahakan untuk tak pernah mengulangi kesalahan-kesalahan di atas ya, traders!

Sumber : seputarforex.com

 

Di pasar forex, bagaimana harga penutupan pasangan mata uang ditentukan

20180323-pengaruh-neraca-perdagangan-di-pasar-forex-2.jpg

Di pasar forex, bagaimana harga penutupan pasangan mata uang ditentukan. Pasar valuta asing, atau forex, adalah pasar di mana mata uang dunia diperdagangkan oleh pemerintah, bank, investor institusi, dan spekulan. Valas adalah pasar terbesar di dunia dan dianggap sebagai pasar 24 jam karena mata uang diperdagangkan di seluruh dunia di berbagai pasar, memberikan para pedagang kemampuan konstan untuk berdagang mata uang. Valas dibuka pada 17:00 EST pada hari Minggu dan berjalan sampai 17:00 EST pada hari Jumat, berjalan 24 jam sehari selama waktu ini. Tetapi antara penutupan Jumat dan pembukaan Minggu, pasar forex tidak berdagang.

Harga pembukaan untuk minggu ini adalah harga perdagangan awal pada hari Minggu dan harga penutupan untuk minggu ini adalah dari perdagangan terakhir pada hari Jumat. Namun, selama minggu ini, benar-benar tidak ada harga penutupan untuk forex karena ada setidaknya satu pasar terbuka di suatu tempat di dunia setiap saat.

Namun, kita sering mendengar penawaran harga pembukaan dan penutupan untuk pasangan mata uang di media keuangan. Misalnya, artikel berita mungkin menyatakan bagaimana dolar AS ditutup terhadap dolar Kanada selama perdagangan pada hari Rabu.

Harga yang dikutip adalah harga penutupan untuk pasar individu dalam pasar forex. Ada tiga wilayah utama – Amerika Utara, Asia dan Eropa – dan di dalamnya masing-masing ada beberapa pasar valas. Di Amerika Utara, pasar utamanya adalah di New York, di Asia di Tokyo dan di Eropa di London. Ada banyak pasar individu lain di wilayah ini yang merupakan bagian dari pasar valas, dan setiap pasar individu memiliki buka dan tutup (mis. Tidak berdagang 24 jam sehari). Pasar New York, misalnya, berdagang dari jam 8 pagi EST sampai jam 3 sore EST. Di media Amerika Utara, harga penutupan sering merujuk pada harga penutupan pasar valas New York.

Sementara kuotasi ini memberi pengguna media keuangan rasa pasar saat ini, kuotasi tersebut tidak seakurat harga pasar aktual saat ini. Untuk setiap pedagang valas, harga penutupan valas terbaik yang digunakan adalah harga penutupan transaksinya.

Sumber : forexindonesia.org

 
4 STRATEGI TRADING FOREX KURANGI RESIKO LOSS BESAR


Dalam trading forex, tidak selamanya transaksi yang Anda buat berbuah profit yang manis. Ada kalanya kerugian datang menghampiri Anda. Banyak penyebab terjadinya kerugian, karena memang tidak ada sistem atau strategi forex yang sempurna. Namun kadangkala kerugian yang terjadi menjadi terlalu besar.

Nah, dalam kasus seperti itu, biasanya ada faktor human error disitu. Anda mungkin melupakan beberapa hal yang penting yang berkaitan dengan manajemen modal dan manajemen risiko, misalnya stop loss. Ujung-ujungnya risiko menjadi tak terkendali dan kerugian yang Anda alami menjadi terlalu besar.

Anda tentu tidak mau ini terjadi kan?

Nah, untuk menghindari hal seperti itu dalam aktivitas trading forex Anda, berikut empat cara mengurangi risiko loss yang terlalu besar.

1. Check & Re-check

Melakukan transaksi sangatlah mudah. Anda tinggal menekan tombol di mouse Anda dan… klik! Transaksi pun terjadi. Sekali transaksi tersebut dilakukan, tidak akan bisa Anda batalkan (kecuali untuk pending order).

Tetapi ingat! Sebagaimana yang disampaikan di awal tulisan ini, Anda tentu sudah paham bahwa, “bisa jadi pasar bergerak melawan keinginan Anda.”

Oleh sebab itu, Anda harus selalu membatasi risiko dalam setiap transaksi yang Anda lakukan dengan cara menempatkan stop loss yang benar. Jangan pernah lupa mengecek apakah Anda telah memasang stop loss tiap kali Anda melakukan transaksi.

Membatasi resiko tidak hanya terbatas pada menempatkan level stop loss saja, namun juga erat kaitannya dengan membatasi volume transaksi yang Anda buat, dalam hal ini adalah jumlah lot. Besaran lot dan level stop loss tergantung pada seberapa besar modal Anda dan seberapa besar risiko yang siap Anda tanggung.

Contoh:
Katakanlah Anda memiliki uang sebesar USD 100,000 (seratus ribu) dalam akun trading forex Anda. Dari USD 100,000 tersebut, tetapkan berapa besar risiko yang siap Anda tanggung untuk tiap transaksi, misalnya 10%. Itu artinya, risiko kerugian maksimal yang Anda hadapi hanya sebesar USD 1,000 (seribu) tiap kali Anda melakukan transaksi.

Lalu lakukanlah analisa teknikal forex untuk bisa menemukan level support atau resistance. Level-level support atau resistance tersebut bisa Anda jadikan sebagai patokan stop loss.

Jika Anda mengambil posisi buy, maka patokan stop loss-nya adalah area support. Sebaliknya jika posisi Anda sell, maka patokan stop loss-nya adalah area resistance.

Dalam melakukan analisa pun Anda harus melakukan check & re-check juga. Pastikan sinyal yang muncul telah benar-benar sesuai dengan aturan trading Anda.

Kembali ke pembatasan risiko…

Misalkan Anda melihat bahwa level stop loss saat itu berada dalam jarak 500 pips (asumsi harga menggunakan 5 desimal) dari level entry, yang artinya sebesar USD 500. Jika batasan risiko Anda adalah USD 1,000 maka itu artinya Anda hanya boleh melakukan transaksi maksimal sebesar 2 (dua) lot, tak lebih.

Periksa lagi, apakah Anda benar-benar memasukkan angka 2 (dua), atau 20 (dua puluh)?

Di tahun 2010, ada seorang trader futures di bursa New York yang salah memasukkan besaran transaksinya. Niatnya mau bertransaksi sebesar USD 16 million (juta) saja, namun ia justru memasukkan USD 16 billion (milyar)! Seribu kali lipatnya!

Anda juga perlu memeriksa kembali apakah Anda melakukan transaksi di currency pair yang benar?

Pernah terjadi pada rekan saya, Ia bermaksud membuka posisi pada pair USD/CHF, namun ternyata ia mengeksekusi transaksi tersebut di pair AUD/USD. Konyol kan?

Nah, dengan demikian setidaknya ada empat hal yang perlu Anda periksa dan periksa lagi, seperti:

  1. Menempatkan stop loss,
  2. Besaran lot,
  3. Aturan strategi trading, dan
  4. Currency pair-nya.
2. Selalu Setia Pada Trading Plan Anda

Strategi forex secanggih apa pun tak akan berhasil jika Anda tak mematuhi aturan-aturan yang ada di dalamnya. Sebaliknya seringkali trader yang menggunakan strategi forex sederhana bisa secara konsisten meraih keuntungan karena ia konsisten pada trading plan-nya. Trading plan dalam trading forex mencakup setidaknya tiga hal, seperti:

  • Money management (kaitannya dengan penggunaan modal per transaksi),
  • Risk management (pembatasan resiko), dan
  • Strategi trading.
Jika Anda sudah menyusun dan menetapkan trading plan, maka jalankanlah dengan sungguh-sungguh. Jika sistem trading Anda belum memperbolehkan untuk membuka posisi, jangan memaksakan harus membuka posisi. Jangan pula memperbesar batasan resiko Anda, dan sialnya inilah “penyakit” yang hingga kini masih menjangkiti mayoritas trader.

3. Ambil Waktu Rehat

Terkadang ada waktunya Anda tak bisa mengikuti pergerakan pasar dan kerugian beruntun pun terjadi. Pada saat seperti itu seringkali Anda menjadi sangat emosional dan kondisi psikologi seperti itu bisa berujung pada setidaknya dua hal berikut ini;

  • Anda menjadi takut untuk melakukan transaksi lagi, atau
  • Anda justru menjadi semakin kalap dan melakukan transaksi yang tidak sejalan dengan trading plan Anda.
Jika suatu saat Anda merasakan setidaknya satu dari dua perasaan di atas, saya sarankan untuk berhenti dahulu untuk beberapa waktu. Menepilah sebentar dari hiruk-pikuk trading forex dan pergunakan waktu tersebut untuk mengevaluasi hasil trading forex Anda.

Ada kalanya Anda harus merevisi strategi forex Anda, atau setidaknya menemukan bahwa pasar memang sedang tidak sesuai bagi Anda untuk menerapkan strategi tersebut. Jika kondisi mental Anda sudah pulih, yaitu ketika tak lagi ada perasaan takut atau “dendam” karena telah loss, barulah Anda boleh kembali terjun ke pasar.

4. Cairkan Keuntungan Anda

Apa tujuan Anda trading?
Tentu untuk memperoleh uang kan?

Maka petiklah buah kerja keras Anda itu.
Tariklah keuntungan dari akun trading Anda secara berkala, misalnya sebulan sekali.

Tariklah keuntungan tersebut jika balance Anda telah bertambah dari USD 10,000 menjadi USD 10,100; meskipun seandainya target bulanan Anda adalah USD 1,000.

Ada kalanya target Anda tidak tercapai.
Tidak apa-apa.

Nikmati saja dulu hasil jerih payah Anda tersebut. Belilah barang-barang yang telah lama Anda incar, atau pergunakan untuk mentraktir teman-teman Anda makan dan katakanlah dengan bangga, “Ini hasil trading gue!” ??????

Jika keuntungan itu tidak Anda ambil, dikhawatirkan Anda akan terlena ketika suatu saat transaksi Anda terseret oleh pasar. Ada kemungkinan Anda akan berpikir, “Ah, profit yang kemarin masih ada. Hajar lagi.” Ini berbahaya!

 
Last edited:
4 STRATEGI TRADING FOREX KURANGI RESIKO LOSS BESAR


Dalam trading forex, tidak selamanya transaksi yang Anda buat berbuah profit yang manis. Ada kalanya kerugian datang menghampiri Anda. Banyak penyebab terjadinya kerugian, karena memang tidak ada sistem atau strategi forex yang sempurna. Namun kadangkala kerugian yang terjadi menjadi terlalu besar.

Nah, dalam kasus seperti itu, biasanya ada faktor human error disitu. Anda mungkin melupakan beberapa hal yang penting yang berkaitan dengan manajemen modal dan manajemen risiko, misalnya stop loss. Ujung-ujungnya risiko menjadi tak terkendali dan kerugian yang Anda alami menjadi terlalu besar.

Anda tentu tidak mau ini terjadi kan?

Nah, untuk menghindari hal seperti itu dalam aktivitas trading forex Anda, berikut empat cara mengurangi risiko loss yang terlalu besar.

1. Check & Re-check

Melakukan transaksi sangatlah mudah. Anda tinggal menekan tombol di mouse Anda dan… klik! Transaksi pun terjadi. Sekali transaksi tersebut dilakukan, tidak akan bisa Anda batalkan (kecuali untuk pending order).

Tetapi ingat! Sebagaimana yang disampaikan di awal tulisan ini, Anda tentu sudah paham bahwa, “bisa jadi pasar bergerak melawan keinginan Anda.”

Oleh sebab itu, Anda harus selalu membatasi risiko dalam setiap transaksi yang Anda lakukan dengan cara menempatkan stop loss yang benar. Jangan pernah lupa mengecek apakah Anda telah memasang stop loss tiap kali Anda melakukan transaksi.

Membatasi resiko tidak hanya terbatas pada menempatkan level stop loss saja, namun juga erat kaitannya dengan membatasi volume transaksi yang Anda buat, dalam hal ini adalah jumlah lot. Besaran lot dan level stop loss tergantung pada seberapa besar modal Anda dan seberapa besar risiko yang siap Anda tanggung.

Contoh:
Katakanlah Anda memiliki uang sebesar USD 100,000 (seratus ribu) dalam akun trading forex Anda. Dari USD 100,000 tersebut, tetapkan berapa besar risiko yang siap Anda tanggung untuk tiap transaksi, misalnya 10%. Itu artinya, risiko kerugian maksimal yang Anda hadapi hanya sebesar USD 1,000 (seribu) tiap kali Anda melakukan transaksi.

Lalu lakukanlah analisa teknikal forex untuk bisa menemukan level support atau resistance. Level-level support atau resistance tersebut bisa Anda jadikan sebagai patokan stop loss.

Jika Anda mengambil posisi buy, maka patokan stop loss-nya adalah area support. Sebaliknya jika posisi Anda sell, maka patokan stop loss-nya adalah area resistance.

Dalam melakukan analisa pun Anda harus melakukan check & re-check juga. Pastikan sinyal yang muncul telah benar-benar sesuai dengan aturan trading Anda.

Kembali ke pembatasan risiko…

Misalkan Anda melihat bahwa level stop loss saat itu berada dalam jarak 500 pips (asumsi harga menggunakan 5 desimal) dari level entry, yang artinya sebesar USD 500. Jika batasan risiko Anda adalah USD 1,000 maka itu artinya Anda hanya boleh melakukan transaksi maksimal sebesar 2 (dua) lot, tak lebih.

Periksa lagi, apakah Anda benar-benar memasukkan angka 2 (dua), atau 20 (dua puluh)?

Di tahun 2010, ada seorang trader futures di bursa New York yang salah memasukkan besaran transaksinya. Niatnya mau bertransaksi sebesar USD 16 million (juta) saja, namun ia justru memasukkan USD 16 billion (milyar)! Seribu kali lipatnya!

Anda juga perlu memeriksa kembali apakah Anda melakukan transaksi di currency pair yang benar?

Pernah terjadi pada rekan saya, Ia bermaksud membuka posisi pada pair USD/CHF, namun ternyata ia mengeksekusi transaksi tersebut di pair AUD/USD. Konyol kan?

Nah, dengan demikian setidaknya ada empat hal yang perlu Anda periksa dan periksa lagi, seperti:

  1. Menempatkan stop loss,
  2. Besaran lot,
  3. Aturan strategi trading, dan
  4. Currency pair-nya.
2. Selalu Setia Pada Trading Plan Anda

Strategi forex secanggih apa pun tak akan berhasil jika Anda tak mematuhi aturan-aturan yang ada di dalamnya. Sebaliknya seringkali trader yang menggunakan strategi forex sederhana bisa secara konsisten meraih keuntungan karena ia konsisten pada trading plan-nya. Trading plan dalam trading forex mencakup setidaknya tiga hal, seperti:

  • Money management (kaitannya dengan penggunaan modal per transaksi),
  • Risk management (pembatasan resiko), dan
  • Strategi trading.
Jika Anda sudah menyusun dan menetapkan trading plan, maka jalankanlah dengan sungguh-sungguh. Jika sistem trading Anda belum memperbolehkan untuk membuka posisi, jangan memaksakan harus membuka posisi. Jangan pula memperbesar batasan resiko Anda, dan sialnya inilah “penyakit” yang hingga kini masih menjangkiti mayoritas trader.

3. Ambil Waktu Rehat

Terkadang ada waktunya Anda tak bisa mengikuti pergerakan pasar dan kerugian beruntun pun terjadi. Pada saat seperti itu seringkali Anda menjadi sangat emosional dan kondisi psikologi seperti itu bisa berujung pada setidaknya dua hal berikut ini;

  • Anda menjadi takut untuk melakukan transaksi lagi, atau
  • Anda justru menjadi semakin kalap dan melakukan transaksi yang tidak sejalan dengan trading plan Anda.
Jika suatu saat Anda merasakan setidaknya satu dari dua perasaan di atas, saya sarankan untuk berhenti dahulu untuk beberapa waktu. Menepilah sebentar dari hiruk-pikuk trading forex dan pergunakan waktu tersebut untuk mengevaluasi hasil trading forex Anda.

Ada kalanya Anda harus merevisi strategi forex Anda, atau setidaknya menemukan bahwa pasar memang sedang tidak sesuai bagi Anda untuk menerapkan strategi tersebut. Jika kondisi mental Anda sudah pulih, yaitu ketika tak lagi ada perasaan takut atau “dendam” karena telah loss, barulah Anda boleh kembali terjun ke pasar.

4. Cairkan Keuntungan Anda

Apa tujuan Anda trading?
Tentu untuk memperoleh uang kan?

Maka petiklah buah kerja keras Anda itu.
Tariklah keuntungan dari akun trading Anda secara berkala, misalnya sebulan sekali.

Tariklah keuntungan tersebut jika balance Anda telah bertambah dari USD 10,000 menjadi USD 10,100; meskipun seandainya target bulanan Anda adalah USD 1,000.

Ada kalanya target Anda tidak tercapai.
Tidak apa-apa.

Nikmati saja dulu hasil jerih payah Anda tersebut. Belilah barang-barang yang telah lama Anda incar, atau pergunakan untuk mentraktir teman-teman Anda makan dan katakanlah dengan bangga, “Ini hasil trading gue!” ������

Jika keuntungan itu tidak Anda ambil, dikhawatirkan Anda akan terlena ketika suatu saat transaksi Anda terseret oleh pasar. Ada kemungkinan Anda akan berpikir, “Ah, profit yang kemarin masih ada. Hajar lagi.” Ini berbahaya!


Sangat jelas, bahwa tak mungkin mendapat profit hingga jutaan di saat baru mulai berkarir di forex. Satu fakta yang umum diketahui, hanya satu dari 100 trader pemula yang langsung bisa membuat profit besar. Sisanya, butuh waktu bertahun untuk sekedar membaca dan beradaptasi dengan market.

Itu sebabnya, saat memulai karir trading, sebaiknya gunakan sistem trading tanpa loss. Ini bisa menjadi semacam asisten untuk trader dalam usahanya meraih sukses di trading. Sistem ini biasa bekerja dengan memakai prinsip algoritma untuk mencari peluang profit tertinggi.

Sistem otomatis secara ‘otomatis’ akan mempelajari berbagai sumber yang sesuai dengan kriteria investasi. Dan saat risiko trading terdeteksi, sistem otomatis menghentikan trading sebelum loss terjadi sehingga mengurangi risiko kalah hingga mendekati nol.

 

Mereview Kegiatan Trading Di Akhir Tahun

Review trading akhir tahun sangat penting untuk dilakukan. Dengannya, Anda bisa menyusun rencana mendulang profit lebih besar lagi di tahun berikutnya. Tanpa terasa, kita sudah memasuki sepuluh hari terakhir di tahun 2010. Apa yang biasa Anda lakukan di akhir tahun? Me-review kegiatan dan pencapaian di tahun yang bersangkutan? Bagaimana dengan kegiatan trading Anda? Mungkin, hari-hari inilah saat yang tepat bagi kita untuk mencoba menilai efektifitas kegiatan trading kita.

Berapa persen keuntungan yang telah Anda dapatkan dalan tahun ini? Berapa-rata-rata perbulannya? Berapa persen dari posisi yang Anda ambil, telah menghasilkan keuntungan, dan berapa persen yang mengakibatkan kerugian? Berapa banyak loss tahun ini? Atau malahan, berapa kali kena Margin Call (MC)? Secara umum, sudahkan Trading Plan yang Anda tetapkan bisa berjalan? Syukurlan kalau pencapaian Anda sudah sesuai dengan rencana. Kalau belum, mengapa?

mereview-kegiatan-trading-di-akhir-tahun-62149-1.jpg


Pentingnya Review Akhir Tahun Bagi Trader
Dalam ilmu manajemen, kita mengenal proses manajemen yang terdiri dari fungsi-fungsi: planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan) dan controlling (pengendalian/pengawasan). Dalam trading forex, ilmu dasar manajemen juga bisa kita terapkan dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.

mereview-kegiatan-trading-di-akhir-tahun-62149-21574.jpeg


Di akhir tahun ini, Trading Plan sudah kita tetapkan, pelaksanaan sudah kita lakukan, nah, sekarang waktunya melakukan pengendalian. Pengendalian secara teoritis kita lakukan dengan membandingkan antara rencana dengan pelaksanaan. Apabila telah sesuai, bisa dikatakan "segala sesuatu ada dalam kendali". Apabila belum atau tidak sesuai, maka perlu dilakukan tindakan korektif.

Dengan mengambil langkah-langkah korektif untuk memperbaiki kekurangan di tahun sebelumnya, maka kita bisa mentargetkan perbaikan di tahun depan. Sedangkan tanpa adanya perbaikan, maka boleh jadi kita akan mengulangi kembali kekeliruan-kekeliruan lama yang mengakibatkan hasil trading tidak sesuai dengan target yang dipatok dalam Trading Plan. Atau sebaliknya, kita bisa juga gagal melanjutkan performa baik yang sudah diraih, karena melupakan poin-poin penting yang sudah mensukseskan aktivitas trading kita.

Perbaikan Untuk Tahun Depan
Tindakan korektif berdasarkan evaluasi atas kinerja trading tahun lalu bisa dilakukan dalam dua alternatif:
melakukan perbaikan dalam pelaksanaan (aktivitas trading), atau
melakukan penyesuaian dalam perencanaan (Trading Plan untuk periode selanjutnya).

Perbaikan dalam pelaksanaan dilakukan, apabila memang ditemukan penyimpangan dalam pelaksanaan dibandingkan dengan rencana trading yang mengakibatkan target tidak tercapai. Sedangkan penyesuaian dalam perencanaan dilakukan apabila tidak ditemukan penyimpangan dalam pelaksanaan, tetapi target tidak tercapai.

Dalam kasus terakhir, berarti yang bermasalah bukan pada pelaksanaannya, tetapi ada pada penetapan targetnya. Sedangkan apabila masalahnya ada di poin pertama, berarti ada cela dalam sistem trading atau eksekusi rencana yang diterapkan untuk mencapai target.

mereview-kegiatan-trading-di-akhir-tahun-62149-381.jpeg


Ingat, Target Harus Realistis
Nah, bagaimana hasil review kegiatan trading Anda tahun ini? Sudahkah sesuai dengan Trading Plan yang telah Anda tetapkan sebelumnya? Kalau sudah sesuai, saya ucapkan "selamat" dan "lanjutkan".

Akan tetapi, kalau belum sesuai, apalagi kalau jauh di bawah target? Saatnya melakukan review atas apa-apa yang telah Anda lakukan dalam setahun ini.

Mungkin Anda kurang disiplin dalam pelaksanaan Trading Plan? Atau mungkin target dalam Plan yang Anda tetapkan terlalu tinggi? Cobalah ukur kembali kemampuan anda. Berapa target yang rasional? Dalam teori motivasi, target yang baik (dalam artian yang bisa membangkitkan semangat dan motivasi) adalah target yang tinggi sekaligus realistis untuk dicapai.

Anda sendirilah yang tahu, berapa target yang sesuai untuk Anda. Tidak usahlah terpancing oleh target trader lain. Terus terang, dulu saya suka panas kalau tahu ada teman trader yang bisa mencapai rata-rata pencapaian jauh lebih tinggi dari yang saya peroleh. Akibatnya? Open Position yang saya lakukan cenderung dipengaruhi oleh nafsu dengan semangat untuk pamer. Kalau sudah seperti itu, bukan profit yang konsisten yang di dapat, tapi profit yang naik turunnya nggak kalah dengan gerakan pair di saat news release.

Jangan Lupa Untuk Terus Belajar
Bagi Anda yang masih dalam proses belajar menjadi trader, penilaian mungkin dilakukan berdasarkan pada berapa banyak tambahan pengetahuan yang telah Anda dapatkan tahun ini? Masihkah Anda bersemangat dan berketetapan untuk terus belajar? Bagaimana dengan efek positif dan negatif dari kegiatan trading yang Anda lakukan selama ini?

Sudahkah Anda mulai menikmati dan menemukan passion dalam kegiatan trading? Syukurlah kalau Anda sudah bisa menikmati kegiatan trading ini. Namun, kalau Anda menemukan lebih banyak efek negatif dari pada positifnya, yah, apa boleh buat sih.

Anda sendiri yang harus memutuskan apakah akan terus belajar trading forex atau sebaliknya, berhenti trading. Review atas kegiatan trading yang saya usulkan ini bukannya harus bikin Anda stress. Lakukan saja di sela-sela waktu trading. Toh, hari-hari terakhir di satu tahun biasanya gerakan pair juga cenderung sideways. Dari pada bosan melihat gerakan pair jagoan yang nggak ke mana-mana, lebih baik sambil review aja deh.

Oke deh, semoga hasil review yang Anda lakukan positif, dan Anda berketetapan untuk terus belajar, sehingga kita masih ketemu lagi tahun depan.

Sumber : seputarforex.com

 
(CARA PROFIT) MEMILIH PAIR MATA UANG DALAM TRADING FOREX


Sudah pernah merasakan susahnya mencari pasangan hidup? Mungkin itu juga yang Anda rasakan ketika memilih pasangan mata uang apa yang cocok untuk trading Anda. Apalagi setiap pasangan mata uang memiliki karakternya masing-masing. Penting bagi kita untuk mengetahui karakter-karakter ini.

Bagaimana mungkin kita mengharapkan profit dalam forex trading, sementara kita tidak mengenali karakter dari pasangan mata uang yang diperdagangkan.

Untuk Anda yang masih pemula dalam trading forex, mungkin Anda bisa mencoba pasangan mata uang EUR/USD. Pasangan mata uang ini sifat dasarnya tenang, resikonya pun relatif rendah.

Bagaimana dengan profitnya?

Tenang saja, profit EUR/USD cukup lumayan dengan spread yang cukup rendah.

Ingin pasangan mata uang yang lebih dinamis?

Cobalah GBP/USD yang spread-nya berkisar antara 2 pips. Anda bisa memanfaatkan retrace dari major trend-nya. Ingin tantangan yang lebih lagi? Kami rekomendasikan GBP/JPY dengan spread sekitar 8-9 pips. Pastinya GBP/JPY ini sangat dinamis pergerakannya.

Jika Anda jeli dengan masuk pada saat yang tepat, bukan mustahil Anda akan mendapatkan profit yang sangat besar. Menemukan pasangan mata uang yang cocok untuk kita perdagangkan memanglah tidak gampang. Ketekunan akan membawa Anda menemukan yang mana yang pas untuk Anda.

Sedikit tips yang bisa Anda pakai..

Pelajarilah pergerakan pasangan mata uang ini dengan time frame yang berbeda-beda, Anda bisa mengkaji history pergerakannya, termasuk juga mengamati waktu-waktu dimana pasangan mata uang tersebut bergerak aktif. Hal tersebut juga akan membantu Anda untuk mengetahui saat yang tepat untuk open position.

Cobalah beberapa pilihan pasangan mata uang yang Anda anggap cocok untuk gaya trading Anda melalui fasilitas demo account. Nantinya Anda akan bisa mengurangi pilihan pasangan mata uang yang Anda transaksikan untuk fokus pada pasangan mata uang yang sesuai dengan gaya trading Anda.

 
(CARA PROFIT) MEMILIH PAIR MATA UANG DALAM TRADING FOREX


Sudah pernah merasakan susahnya mencari pasangan hidup? Mungkin itu juga yang Anda rasakan ketika memilih pasangan mata uang apa yang cocok untuk trading Anda. Apalagi setiap pasangan mata uang memiliki karakternya masing-masing. Penting bagi kita untuk mengetahui karakter-karakter ini.

Bagaimana mungkin kita mengharapkan profit dalam forex trading, sementara kita tidak mengenali karakter dari pasangan mata uang yang diperdagangkan.

Untuk Anda yang masih pemula dalam trading forex, mungkin Anda bisa mencoba pasangan mata uang EUR/USD. Pasangan mata uang ini sifat dasarnya tenang, resikonya pun relatif rendah.

Bagaimana dengan profitnya?

Tenang saja, profit EUR/USD cukup lumayan dengan spread yang cukup rendah.

Ingin pasangan mata uang yang lebih dinamis?

Cobalah GBP/USD yang spread-nya berkisar antara 2 pips. Anda bisa memanfaatkan retrace dari major trend-nya. Ingin tantangan yang lebih lagi? Kami rekomendasikan GBP/JPY dengan spread sekitar 8-9 pips. Pastinya GBP/JPY ini sangat dinamis pergerakannya.

Jika Anda jeli dengan masuk pada saat yang tepat, bukan mustahil Anda akan mendapatkan profit yang sangat besar. Menemukan pasangan mata uang yang cocok untuk kita perdagangkan memanglah tidak gampang. Ketekunan akan membawa Anda menemukan yang mana yang pas untuk Anda.

Sedikit tips yang bisa Anda pakai..

Pelajarilah pergerakan pasangan mata uang ini dengan time frame yang berbeda-beda, Anda bisa mengkaji history pergerakannya, termasuk juga mengamati waktu-waktu dimana pasangan mata uang tersebut bergerak aktif. Hal tersebut juga akan membantu Anda untuk mengetahui saat yang tepat untuk open position.

Cobalah beberapa pilihan pasangan mata uang yang Anda anggap cocok untuk gaya trading Anda melalui fasilitas demo account. Nantinya Anda akan bisa mengurangi pilihan pasangan mata uang yang Anda transaksikan untuk fokus pada pasangan mata uang yang sesuai dengan gaya trading Anda.


Memilih mata uang yang tepat untuk ditransaksikan dalam trading akan sangat membantu anda dalam meraih profit maksimal. Terutama bagi anda yang masih pemula, hal ini tentunya juga penting. Seperti yang kita tahu, jika setiap mata uang memiliki karakter yang berbeda. Untuk itulah, pastikan anda benar-benar mengenal karakter dari masing-masing mata uang tersebut, sehingga anda bisa melakukan trading dengan baik.

 

Berhentilah Over-Transaksi

Trader pemula sering kali masih melakukan over-transaksi. Tak hanya itu, mereka sering memaksakan diri untuk mengambil peluang yang potensi profitnya kecil. Trader baru kadang masih saja terjebak untuk melakukan over-transaksi, atau terus-menerus melakukan order hingga dalam waktu yang bersamaan harus memonitor terlalu banyak posisi. Mereka berharap semoga harga dapat berbalik arah tetapi akhirnya rugi akibat harga terus mengambang (floating). Trader semacam itu disebut sebagai trader dengan mental pecundang. Sebenarnya perhitungan mereka sudah bagus dan tepat. Namun terkadang mereka sering memaksa diri untuk mengambil peluang yang potensi keuntungannya kecil. Contohnya, mereka akan sering melakukan Take Profit hanya beberapa pip saja, sedangkan waktu floatingnya sangat lama. Nah, di situlah kekeliruannya.

berhentilah-overtransaksi-101317-1.jpg

Hal yang membedakan antara trader yang sudah berpengalaman dengan yang pemula adalah pada saat melihat market. Kalau trader pengalaman, mereka tahu arah mana yang akan ditempuh supaya tidak terjadi kerugian yang besar. Sedangkan pemula, mereka akan menunggu market akan bereaksi kemana. Nah, sudah jauh berbeda bukan? Perbedaan inilah yang menyebabkan trader pemula sering mendapatkan kerugian dibandingkan mendapatkan hasil keuntungan.

Lebih parah lagi, trader pemula sering membiarkan saja posisi yang melawan trend. Membiarkan kerugian dalam akunnya bahkan sampai mendekati MC. Pada akhirnya, perdagangan yang dilakukannya sering membawa dampak negatif secara psikologis trading. Semakin harga melawan trend, semakin enggan trader pemula untuk menutup transaksi. Seperti bola salju, ketika kerugian kecil, maka transaksi dianggap enteng, tapi saat kerugian sudah membesar, trader akan kebingungan dan pasrah terhadap apa yang akan didapatkan.

Akhir dari kejadian tersebut pastinya sudah dapat diketahui bahwa transaksi akan tidak mampu menahan floating yang terlalu besar, hal ini disebut sebagai margin call atau dana tak cukup menahan transaksi yang floating. Margin Call inilah yang memaksa trader keluar dari perdagangan.

Setiap transaksi pasti dihadapkan pada risiko yang di pada market itu sendiri. Terlepas Anda mahir atau tidak, pasti selalu dibayangi oleh risiko. Dengan mengetahui hal ini, Anda akan mengerti pentingnya memanfaatkan harga di market dengan melakukan manajemen risiko yang baik dan bisa melindungi akun saat melakukan trading di market. Membatasi kerugian adalah langkah terpenting dari seluruh transaksi Anda dimasa depan. Lakukan trading jika benar-benar akan profit, dan jangan lakukan apapun bila signal tidak muncul.

Jika Anda menganggap rugi adalah sebuah kekalahan, maka Anda akan menjadi seorang pecundang. Kerugian adalah bentuk dari pola transaksi. Dalam trading forex, akan selalu ada sedikit kerugian dan banyak keuntungan. Bila Anda rugi saat ini, itu pertanda bahwa Anda bakal mendapatkan keuntungan yang sangat besar dimasa mendatang. Seandainya akun adalah sebuah kendaraan, maka stop loss adalah remnya. Jadi manfaatkan rem demi keselamatan akun Anda. Anda harus menilai keberhasilan yang Anda dapatkan bukan sekedar soal mendapatkan profit saja. Namun Anda juga harus mampu mengatasi kerugian, karena membatasi kerugian adalah keberhasilan yang jauh lebih luar biasa dibanding sebatas mendapat profit semata.

Sumber : seputarforex.com

 

Mengulangi Posisi Yang Salah Dalam Forex Trading

Maksudnya di sini, kita melakukan open position dengan posisi yang sama: searah dan di pair yang sama dengan posisi yang masih terfloating negatif. Apakah ini bagus atau buruk? Saya pernah sharing chart di salah satu forum yang memperlihatkan bagaimana posisi yang masih terfloating negatif kita ulang beberapa kali. Rata-rata temen-temen bilang, itu tindakan yang "nekad. Kalau dilihat sepintas memang rada-rada nekad sih, karena kita justru mengulangi posisi yang "salah".

Maksudnya di sini, kita melakukan open position dengan posisi yang sama: searah dan di pair yang sama dengan posisi yang masih terfloating negatif. Coba kita liat chart yang di share oleh mentor saya, oom Wison, berikut ini:

mengulangi-posisi-yang-salah-dalam-forex-trading-62098-1.jpg
​​

Bagaimana komentar anda? Nekad? Lihatlah bagaimana beliau mengulangi posisi searah yang jelas-jelas masih terfloating. Pada akhirnya memang (sebagian)posisi tersebut terclosed setelah harga bergerak sesuai prediksi.

Banyak temen yang berkomentar kalau teknik trading seperti di atas itu sejenis averaging, meskipun contoh di atas tidak bener-bener menunjukkan teknik averaging murni sih, karena biasanya kalau kita melakukan averaging, kita pasang TP dan SL di nilai yang sama dengan posisi pertama. Saya pribadi, kadang melakukan pengulangan untuk posisi yang “salah” tetapi dengan TP yang tidak seragam.

Biasanya sih TP untuk posisi yang kedua adalah harga open dari posisi yang pertama. TP untuk posisi yang ketiga adalah harga open untuk posisi yang kedua, dst. Maksud dari melakukan open position kedua dan ketiga (dan selanjutnya, kalau ada) adalah memanfaatkan trend yang ada untuk mengurangi minus sekaligus mengambil profit. Yah, namanya juga trading, variasi posisi yang kita lakukan kan suka-suka kita lah.

Bagaimanapun tetap ada yang berpendapat bahwa melakukan averaging itu seakan-akan kita mengulangi kesalahan posisi. Banyak yang beranggapan, kalau bisa memanfaatkan pergerakan chart dengan mengikuti saja trend yang berjalan, mengapa harus melakukan pengulangan posisi yang salah? Semuanya tergantung sudut pandang sih. Pengulangan posisi ini memang biasa dilakukan oleh swinger trader yang mencari TP minimal 50 atau bahkan mungkin 100 pips.

Iyalah, untuk scalper yang menggunakan margin lebih dari 20%, terfloating negatif satu posisi aja udah bikin jantung deg-degan. Apalagi mengulang posisi yang sama. Mending cepet-cepet ganti posisi dan mengikuti trend yang sedang terjadi. Yah, semua itu pilihan masing-masing trader. Suka-suka kok mau pilih gaya trading seperti apa, asalkan kita paham bener semua resikonya.

Yang perlu kita ingat saat melakukan averaging, selalu perhatikan ketahanan margin kita. Margin Management harus dijaga ketat. Paling aman sih memang kita menggunakan margin kecil di setiap posisi. Namun ini juga perlu mempertimbangkan fee per transaksi yang dikenakan oleh broker tempat kita bertrading. Pertimbangkan, apakah lebih untung apabila kita menggunakan margin relatif besar per posisi tetapi hanya meng-hold sedikit running position, ataukah kita menggunakan margin kecil untuk setiap posisi tapi meng-hold relatif banyak running position. Semua kembali ke gaya trading masing-masing trader sih.

Ada temen trader yang cuma mau meng-hold maksimum 3 running position. Tapi ada juga temen trader yang rata-rata running positionnya 30 posisi. Bagaimanapun, sesuaikanlah keputusan trading yang kita lakukan dengan kenyamanan kita. Gak usah maksain meniru cara trading yang kurang sesuai dengan kondisi account dan kondisi jantung kita. Kalau belum yakin dan pengen coba satu teknik baru, silahkan pakai account virtual dulu deh.. Kalau udah cocok dan yakin, barulah kita terjun ke live account. Janganlah kita trading dengan hanya modal nekad dan akhirnya meramaikan kuburan para trader! Sayangi account dan jantung anda.

Sumber : seputarforex.com

 

Mengapa Anda Tidak Harus “Memprediksi” Aksi Harga Forex

Mengapa Anda Tidak Harus “Memprediksi” Aksi Harga Forex Belajar forex kali ini dengan pengalaman yang cukup di pasar forex ini juga dapat menipu beberapa pedagang untuk percaya bahwa mereka dapat sepenuhnya memprediksi dari tindakan harga.

Fotolia_71938310_Subscription_Monthly_M-300x217-300x217.jpg

Lagi pula, jika Anda memiliki waktu selama bertahun-tahun di bawah ikat pinggang dan Anda telah menghabiskan 10.000 jam dalam mengembangkan keterampilan analitis Anda, mungkin Anda akan berasumsi bahwa Anda mengetahui tentang pasar.

Asumsi semacam ini berbahaya karena pada akhirnya dapat berubah menjadi apa yang saya suka sebut sebagai “trader god kompleks,” di mana seseorang memiliki keyakinan yang tak tergoyahkan akan infalibilitasnya dalam memprediksi pergerakan harga di masa depan.

Ini biasanya dimanifestasikan ketika seorang trader forex terlalu percaya diri dengan idenya dimana ia menolak untuk mengakui kemungkinan kesalahan.

Tetapi, seperti yang sudah dibuktikan yang memiliki andil besar dalam kehilanganperdagangan (dan itu praktis setiap pedagang di luar sana!), Ketidakpastian adalah bagian dari karakter pasar forex.

Tidak seorang pun – bahkan hotshots keuangan terbesar yang memiliki akses ke banyak informasi ekonomi – dapat menghasilkan prediksi yang akurat 100% untuk aksi harga.

Anda memiliki beberapa kemampuan khusus untuk memperkirakan dengan tepat bagaimana suatu pasangan mata uang akan berperilaku pada akhirnya dapat menyebabkan kejatuhan Anda sebagai seorang trader.

Tentu saja, ini berbeda dengan perilaku pasar yang baik melalui praktik yang disengaja secara konstan. Apa yang ingin dicapai maka ini adalah proses kemampuan untuk secara aktif belajar dan meningkatkan sepanjang karier perdagangan Anda.

Ini mencakup kemampuan untuk menerima kerugian Anda, mengakui kesalahan Anda, mengevaluasi kembali strategi perdagangan forex Anda, dan membuat perubahan yang diperlukan. Faktanya, tujuan dari praktik yang disengaja adalah kebalikan dari berpikir tentang Anda adalah seorang trader yang serba tahu dan sangat kuat!

Alih-alih membuat prediksi, belajarlah untuk mengembangkan bias. Yang pertama mewakili ekspektasi hasil tertentu (dan biasanya spesifik) sementara yang terakhir lebih fleksibel karena terbuka untuk konfirmasi atau negasi dari pasar.

Setelah Anda menerima bahwa TIDAK MUNGKIN untuk sepenuhnya dapat memprediksi perilaku pasar, Anda akan memiliki waktu yang lebih mudah untuk melakukan penyesuaian terhadap strategi Anda.

Fokus pada pengelolaan risiko Anda dengan baik dan mengendalikan apa yang Anda bisa. Ini termasuk meneliti katalis potensial dan probabilitas reaksi harga dan memantau ukuran posisi Anda, berhenti, dan periode holding.

Pada akhirnya, Anda harus ingat bahwa pasar adalah segalanya. Tidak dapat diprediksi tentang aksi harga.

Untuk menjadi menguntungkan secara konsisten, Anda harus belajar berdagang apa yang Anda lihat dan bukan apa yang Anda pikirkan.
profit jauh lebih tinggi dari itu?

Sumber : forexindonesia.org

 
MERASA JAGOAN PREDIKSI PASAR FOREX? HATI-HATI!


Ketika seorang trader merasa telah cukup berpengalaman di dunia trading forex, ia akan rentan terserang “penyakit sombong”. Ia mulai percaya bahwa ia memang benar-benar bisa memprediksi dengan tepat ke mana harga akan bergerak. Ia merasa jumawa, merasa berada di puncak dunia.

“Penyakit” ini sungguh sangat rentan menyerang siapa pun yang telah berkecimpung di dunia trading forex selama bertahun-tahun. Apalagi ternyata mayoritas analisa yang ia buat ternyata valid, sehingga ada beberapa institusi seperti broker forex dan/atau penyedia layanan analisa trading tertarik untuk memanfaatkan jasa analisa darinya.

Jangankan yang “veteran forex” dan sukses, yang pemula dan remuk redam pun sering terserang “penyakit” ini; bahkan lebih parah. Ironis memang.

Penyakit “merasa hebat” seperti ini kerap menggiring seorang trader untuk berpikir bahwa ia telah benar-benar mengetahui setiap inci dari pergerakan pasar. Asumsi seperti ini – celakanya – justru berbahaya karena bisa membuat seorang trader forex merasa seperti “Dewa Trading”.

Pengidap “Sindrom Dewa Trading” memiliki semacam keyakinan bahwa ia bisa benar-benar memprediksi ke mana harga bergerak tanpa pernah meleset. Dalam pikirannya ia PASTI AKAN UNTUNG. Dalam keadaan seperti ini, ia telah benar-benar merasa bisa menihilkan kemungkinan bahwa ia bisa saja melakukan kesalahan.

Tetapi sayangnya pada kenyataannya tidak seorang trader pun bisa menghilangkan unsur ketidakpastian di pasar forex. Ketidakpastian telah menjadi karakter setiap bentuk bisnis; itulah yang disebut dengan resiko. Tidak ada seorang pun yang bisa memberikan prediksi yang 100% akurat mengenai apa yang akan terjadi di pasar selanjutnya.

Sekali lagi: TIDAK ADA.

Prediksi 100% Akurat? Ah, Jangan Mimpi!

Berupaya memprediksi pergerakan pasar ibarat berusaha memprediksi masa depan. Saya yakin Anda akan sepakat dengan saya: tidak ada seorang pun yang bisa TAHU PERSIS apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, even in the next five minutes.

Masih segar dalam ingatan saya, ketika saya berbicara di sebuah forum tentang ketidakmampuan manusia memprediksi dengan tepat apa yang akan terjadi selanjutnya. Beberapa menit kemudian “kecelakaan kecil” terjadi: segelas air menumpahi laptop saya. Jelas, saya sebelumnya tidak tahu hal itu akan terjadi. Seperti itulah resiko.

Sebagai trader, jika Anda bersikeras memiliki “bakat supranatural” yang bisa memprediksi arah pasar selanjutnya dan dengan keras kepala mengesampingkan setiap kemungkinan yang ada, maka bersiaplah untuk menghadapi keterpurukan.

Tentu saja kita tidak sedang membicarakan mengenai kemampuan seorang trader berpengalaman dalam mengenali tingkah laku pasar. Dalam analisa teknikal kita mempercayai bahwa “history repeats itself”. Sejarah selalu berulang, dalam arti perilaku pasar telah terbukti secara historis selalu berulang.

Itulah sebabnya kita bisa mempelajari dan memanfaatkan – misalnya – pola-pola candlestick, price action dan perilaku indikator teknikal. Dari studi dan pengamatan seperti itu kita kemudian bisa memperkirakan ke mana kemungkinan harga akan bergerak.

Kemungkinan Bukan Kepastian

Nah, ini kata kuncinya: “kemungkinan”. Memperkirakan potensi pergerakan harga BERBEDA dengan merasa jumawa bisa meramal ke mana harga akan bergerak. Pendekatan model “kemungkinan” ini kemudian yang membuat seorang trader forex mengambil langkah hati-hati dan antisipasi dengan memasang stop loss. Ia juga akan mengatur modalnya dengan position sizing.

Kalaupun ia mengalami loss, ia akan menerimanya dengan lapang dada dan kemudian akan mengevaluasi strategi trading yang dipergunakannya. Ini yang tidak pernah akan dilakukan oleh seorang trader yang mengidap “Sindrom Dewa Trading”.

Pengidap “Sindrom Dewa Trading” sangat mungkin tidak akan melakukan tindakan antisipasi resiko. Untuk apa, jika ia merasa akan selalu benar? Kalaupun ternyata ia mengalami kerugian, ia akan dengan keras kepala menyalahkan pasar (bagian ini yang selalu paling menggelikan) dan tidak mau melakukan evaluasi pada strategi trading yang ia miliki.

Fokus Pada Proses

Sebagai trader, sebaiknya Anda tidak berupaya untuk meramal, melainkan “membaca”. Apa yang dibaca? Tentu adalah perilaku dan situasi pasar terkini, untuk kemudian mengambil langkah strategis dan antisipasi yang perlu.

Ibarat menyetir mobil, ketika Anda ingin menyalip mobil di depan, sebaiknya Anda tidak berasumsi “pasti tidak ada kendaraan dari arah berlawanan”. Sebaliknya, yang harusnya Anda lakukan adalah mengamati apakah dari arah berlawanan ada kendaraan yang sedang berjalan?

Jika tidak, silakan pacu mobil Anda untuk mendahului. Jika ternyata ada, amati lagi: apakah kendaraan itu melaju kencang? Jika ya, sebaiknya tunda dulu niat untuk menyalip. Konyol dan pandir jika Anda bersikeras “tidak akan terjadi apa-apa” lalu nekat menyalip, sementara banyak faktor yang sangat memungkinkan untuk “terjadi apa-apa”.

Dalam trading, pola berpikir seperti di atas merupakan proses meminimalisir resiko. Apakah sudah ada sinyal trading yang valid? Apakah posisi yang akan diambil sudah sesuai dengan trend? Apakah lot yang akan ditransaksikan sesuai dengan kekuatan modal? Apakah batasan stop loss tidak terlalu besar? Apakah target profit sudah realistis? Dan sebagainya.

Proses seperti ini, kemungkinan besar diabaikan oleh pengidap Sindrom Dewa Trading. “Ah, tak perlu, nanti juga pasti akan untung,” begitu mungkin yang ada dalam pikirannya. Jika Anda sudah berpikir seperti itu – sorry to say – karir trading forex Anda sepertinya tak akan lama.

Mungkin saat ini di luar sana ada seorang pengidap “Sindrom Dewa Trading” sedang menertawakan tulisan ini dan melontarkan segala macam apologi dan justifikasi. Tidak apa-apa. Tugas saya hanya mengingatkan. Mudah-mudahan diterima.

 
Back
Top