Berita dan Fundamental

Meski Output Meningkat, Pasar Minyak Global 2018 Diyakini Seimbang: IEA

Meski Output Meningkat, Pasar Minyak Global 2018 Diyakini Seimbang: IEA

mr0vyJPnRSerMmT0oKgScA.png


Pasokan dan permintaan minyak mentah global diyakini akan stabil tahun depan, karena pertumbuhan konsumsi membantu mengikis penetrasi bahan bakar yang tidak digunakan selama tiga tahun dan akan mengimbangi kenaikan output yang tajam, kata Badan Energi Internasional, Kamis.


Dalam laporan pasar minyak bulanannya, IEA mengatakan pihaknya terus melihat permintaan minyak mentah global tumbuh 1,6 juta barel per hari (bpd) pada 2017, sebelum turun 1,4 juta barel per hari di 2018.

"Memantau 2018, kita melihat tiga dari empat kuartal secara kasar akan seimbang, menggunakan asumsi produksi OPEC yang tidak berubah, dan berdasarkan kondisi cuaca normal," kata IEA.

"2018 secara keseluruhan, permintaan minyak dan produksi non-OPEC akan tumbuh sekitar volume yang sama dan pandangan saat ini mungkin bertindak sebagai plafon aspirasi kenaikan harga minyak."

Stok minyak komersial kemungkinan turun di kuartal ketiga tahun ini, hanya kuartal kedua sejak harga minyak mentah jatuh pada 2014, berkat penurunan jumlah minyak yang berada di floating storage atau saat transit, kata IEA. Stok komersial di negara-negara industri turun pada Agustus sebesar 14,2 juta barel menjadi 3,015 miliar barel, menyebabkan surplus 170 juta barel di atas rata-rata lima tahun, IEA menambahkan.

Namun, IEA mengatakan bahwa jumlah tersebut menyiratkan peningkatan hingga 800.000 bpd dapat terjadi pada kuartal pertama tahun depan, yang berarti Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan mitranya tidak dapat melakukan kesalahan dalam mematuhi kesepakatan pembatasan pasokan mereka.

Pasokan OPEC sedikit berubah pada bulan September di 32,65 juta bpd, namun turun 400.000 bpd dari tahun sebelumnya, yang berarti kepatuhan kelompok terhadap penurunan produksi 1,2 juta bpd yang dipaksakan mencapai 88 persen bulan lalu dan 86 persen untuk tahun ini. , kata IEA.

Bersama dengan mitranya, termasuk Rusia, Oman dan Kazakhstan, kelompok tersebut telah sepakat untuk menahan produksi sebesar 1,8 juta bph sampai Maret tahun depan.

IEA mengatakan bahwa mereka memperkirakan permintaan minyak mentah OPEC akan meningkat menjadi 32,98 juta barel per hari pada kuartal keempat tahun ini, di atas output September, dan kemudian turun menjadi 31,87 juta barel per hari dalam tiga bulan pertama tahun 2018. IEA juga mengatakan bahwa pihaknya melihat pasokan minyak non-OPEC naik 700.000 bpd pada 2017, dan 1,5 juta pada 2018 mencapai 59,6 juta bpd, dengan Amerika Serikat menjadi penyumbang terbesar.

Produksi minyak mentah AS, yang sebagian besar dibantu oleh produksi minyak serpih yang tumbuh kembali, meningkat sebesar 550.000 barel per hari pada bulan Juli dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi 9,24 juta bph, tertinggi sejak November 2015.

Dampak Badai Harvey, yang melanda Pantai Teluk AS pada akhir Agustus, diperkirakan telah membatasi produksi di Agustus dan September. Namun untuk tahun 2017 secara keseluruhan, IEA memperkirakan produksi minyak mentah AS tumbuh sebesar 470.000 bph dan 1,1 juta barel per hari pada tahun 2018.
 
Pasar saham Asia Melambung Menjelang Data AS Dan Kongres China

Pasar saham Asia Melambung Menjelang Data AS Dan Kongres China

cCCIsSKrS3uFVdXSwnb4Ow.jpeg


Pasar saham Asia beringsut naik ke level tertinggi 10 tahun pada hari Jumat berkat ekspektasi pertumbuhan global yang cepat, meskipun investor menahan kenaikan saham lebih tinggi menjelang data ekonomi AS dan Kongres Partai Komunis China minggu depan.


Indeks saham terbesar Asia Pasifik MSCI di luar Jepang naik 0,15 persen, setelah naik 3,6 persen sepanjang bulan ini. Nikkei Jepang naik tipis 0,2 persen ke level tertinggi 21 tahun lainnya.

Saham Wall Street sedikit melemah pada hari Kamis, terseret oleh penurunan saham AT&T setelah perusahaan telekomunikasi tersebut melaporkan kerugian pelanggan di bisnis TV kabelnya. Namun, indeks MSCI yang paling luas dari bursa saham dunia yang mencakup 47 pasar juga mencapai tingkat rekor, memperpanjang kenaikannya sejauh ini hingga 17 persen.

Data perdagangan China menunjukkan pertumbuhan ekspor dan impor meningkat pada bulan September, dengan impor runtuhkan ekspektasi, menambah bukti ketahanan baru-baru ini dalam ekonomi China.

Di atas konsensus luas bahwa ekonomi global dalam kondisi terbaiknya dalam beberapa tahun terakhir, harapan bahwa Presiden AS Donald Trump akan mendorong melalui pemotongan pajak juga mendorong investor.

Dalam mata uang, dolar kehilangan beberapa tekanan dalam beberapa hari terakhir karena imbal hasil obligasi AS tampaknya telah mencapai puncaknya untuk saat ini, dengan risalah pertemuan terakhir Federal Reserve AS yang menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan tetap terbagi atas prospek inflasi AS.

Tes besar berikutnya untuk dolar adalah angka inflasi konsumen AS yang akan dirilis di hari ini. Investor juga mencari siapa yang akan ditunjuk Trump sebagai penerus ketua Fed Chair Janet Yellen, yang masa jabatannya akan berakhir Februari mendatang.

Fokus utama lainnya adalah Kongres Partai Komunis China ke 19 yang dimulai pada 18 Oktober, di mana Presiden Xi Jinping diharapkan dapat menyusun prakarsa kebijakan baru dan mengkonsolidasikan kekuasaannya untuk masa jabatan lima tahun kedua.

Sementara itu, euro diperdagangkan pada level $1,1849, tergelincir dari level tertinggi hari Kamis di level $1,1880 namun mempertahankan kenaikan mingguan hampir 1 persen, meskipun mata uangnya tetap terjaga oleh krisis seputar kampanye gerakan independen Katalonia untuk memisahkan diri dari Spanyol.

Terhadap yen, dollar bergerak tipis pada level 112,10, dan berada pada jalur kenaikan ringan pada minggu ini, yang akan menjadi kenaikan mingguan pertama dalam lima minggu terakhir.
 
Dollar Masih Bertahan Di Dekat Level 2 Minggu

Dollar Masih Bertahan Di Dekat Level 2 Minggu

4ShVetASTPWGIJVGa7OvKQ.jpeg


Dolar AS bertahan stabil di dekat posisi terendah dua minggu terhadap mata uang utama pada hari Jumat, karena investor masih berhati-hati menjelang laporan inflasi AS yang sangat diantisipasi yang akan dirilis hari ini.


Greenback menguat setelah Departemen Tenaga Kerja AS Kamis melaporkan klaim pengangguran awal turun melampaui perkiraan menjadi 243.000 minggu lalu. Sementara laporan terpisah menunjukkan inflasi harga produsen meningkat 0,4% di bulan September, sejalan dengan ekspektasi. Harga produsen inti, tidak termasuk pangan dan energi juga naik 0,4%, runtuhkan ekspektasi kenaikan 0,2%.

Data tersebut dirilis sehari setelah risalah rapat kebijakan Federal Reserve September yang menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan masih terpecah pada inflasi. Pelaku pasar menantikan data inflasi harga konsumen AS, serta laporan penjualan ritel AS yang akan dirilis pada Jumat hari ini.

Dolar tergelincir terhadap yen dengan USD/JPY turun 0,14% ke level 112,12, sementara USD/CHF stabil di level 0,9751. Dolar Kanada bergerak tipis, dengan USD/CAD diperdagangkan di level 1,2472. EUR/USD stabil di level 1,1831, sementara GBP/USD naik 0,32% diperdagangkan di level tertinggi dua minggu di level 1,3303.

Pound didorong oleh laporan oleh surat kabar Jerman Handelsblatt pada hari Kamis bahwa Inggris masih dapat berada di Uni Eropa selama dua tahun lagi. Surat kabar tersebut mengindikasikan bahwa tawaran Uni Eropa terkait dengan kesepakatan memenuhi seluruh kewajibannya sebagai negara anggota, namun menyerahkan hak pilihnya.

Sterling awalnya turun setelah negosiator Uni Eropa Michel Barnier mengumumkan pada hari Kamis bahwa perundingan Brexit berada pada "jalan buntu".

Sementara itu, Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengulangi dalam sebuah pidato pada hari Kamis bahwa pembelian aset ECB akan berlanjut sampai pejabat melihat peningkatan prospek inflasi yang berkelanjutan. Draghi menambahkan bahwa suku bunga akan tetap pada level saat ini.

Smeentara itu dolar Australia dan Selandia Baru menguat, dengan AUD/USD naik 0,19% di level 0,7836 dan NZD/USD naik 0,22% diperdagangkan di level 0,7142 setelah data sebelumnya menunjukkan bahwa impor China meningkat sebesar 18,7% bulan lalu, mengalahkan ekspektasi, sementara ekspor naik namun masih di bawah ekspektasi sebesar 8,1%.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, stabil di level 92,89, tidak jauh dari level bawah dua minggu yang dicapai pada sesi sebelumnya di level 92,64.
 
Euro Tertahan Kekhawatiran Politik, Inflasi Hantam dolar

Euro Tertahan Kekhawatiran Politik, Inflasi Hantam dolar

oL0QOWF2SJujXyoQbuu98g.jpeg


Euro berada pada posisi defensif di awal sesi Senin setelah pemilihan Austria dan kekhawatiran terhadap konfrontasi Catalonia dengan Madrid, meskipun dolar juga masih tidak memiliki momentum setelah data inflasi AS yang lembut.


Bintang konservatif muda Sebastian Kurz berada berpeluang untuk menjadi pemimpin Austria berikutnya setelah pada pemilihan hari Minggu. Dia kemungkinan akan mencari koalisi dengan kebangkitan kembali sayap kanan karena partainya jauh dari suara mayoritas.

Investor juga mengawasi Spanyol, di mana pemimpin Katalan Carles Puigdemont memiliki waktu sampai pukul 10:00 pagi waktu setempat atau pukul 0800 GMT pada hari Senin untuk mengklarifikasi apakah dia meminta kemerdekaan wilayah tersebut.

Perdana Menteri Mariano Rajoy telah memberinya batas waktu hingga Senin untuk mengklarifikasi posisinya - dan sampai Kamis untuk mengubah pikirannya jika dia bersikeras untuk berpisah - dan mengatakan bahwa Madrid akan menunda otonomi Catalonia jika dia memilih kemerdekaan.

Euro turun sebanyak 0,25 persen pada awal perdagangan dan terakhir berada di level $1,1806, turun 0,2 persen, menjauh dari level atas di 2 setengah minggu di level $1,1880 yang dicapai pada Kamis lalu. Namun, penurunan mata uang bersama tersebut dibatasi oleh ekspektasi investor terhadap Bank Sentral Eropa untuk mengungkap sebuah rencana akhir bulan ini untuk memulai pengetatan skema pembelian obligasi.

Investor tidak tertarik terhadap dolar, setelah data harga konsumen AS pada hari Jumat menggarisbawahi inflasi yang rendah. Meskipun harga konsumen AS catat kenaikan paling tinggi dalam delapan bulan di bulan September karena lonjakan harga bahan bakar kenderaan pasca gangguan pengilangan akibat badai, inflasi yang mendasarinya tetap diredam.

Terhadap yen, dolar diperdagangkan pada level 111,96 yen, bergerak tipis pada hari ini, meskipun telah bangkit kembali dari level terendah di level 111,69 yang dicapai Jumat, dan merupakan level terendah sejak akhir September.

Korelasi dolar/yen telah turun seiring ekspektasi kenaikan suku bunga Fed untuk tahun ini sejak akhir September, menunjukkan pasar lebih fokus pada prospek kebijakan jangka panjang Fed.

Indeks dolar (DXY) bergerak tipis pada level 93,16, kehilangan momentum setelah mencatat penurunan mingguan pertamanya pekan lalu pasca pulih sejak pertengahan September, didorong oleh ekspektasi kenaikan suku bunga Fed pada bulan Desember dan harapan pemotongan pajak oleh Presiden AS Donald Trump.
 
Harga Emas Tembus Level $ 1,300

Harga Emas Tembus Level $ 1,300

3ZykE9WaRPGksLs8ooPexw.jpeg


Harga emas memulai perdagnagan pekan ini dengan catatan optimis, didukung oleh permintaan safe haven karena konflik antara pasukan Irak dan Kurdi pecah di dekat kota kaya minyak Kirkuk.


Pertikaian tersebut menyusul sebuah referendum di mana orang Kurdi, yang menjalankan wilayah semi-otonom mereka sendiri di Irak utara, memilih sangat mendukung kemerdekaan, menentang Baghdad, kekuatan regional dan AS.

Emas berjangka Comex tipis $3,50 atau sekitar 0,3% menjadi $1,308.08 per troy ounce, level terkuatnya sejak 26 September. Logam kuning tersebut berhasil mencatat kenaikan mingguan sekitar 2,1% di pekan lalu, setelah laporan inflasi AS kurang memuaskan pasar, sehingga meningkatkan ketidakpastian tentang laju kenaikan suku bunga AS oleh Federal Reserve.

Meskipun angka tersebut lebih rendah dari perkiraan, Ketua Federal Reserve Janet Yellen menilai prospek inflasi di bulan depan cukup positif dalam sebuah pidato di hari Minggu, mengulangi pendiriannya untuk kenaikan suku bunga yang terus berlanjut.

Beberapa pidato Fed akan mendapat perhatian pasar di sepanjang minggu ini, karena para pelaku pasar memantau petunjuk lebih lanjut mengenai suku bunga.

Pada perdagangan lainnya di Comex, perak diperdagangkan naik 3.0 sen atau sekitar 0,2% menjadi $17,44 per troy ounce. Di antara logam mulia lainnya, platina naik 0,1% menjadi $948,70, sementara paladium naik 1,5% menjadi $1.000,67 per ounce.

Sementara itu, harga tembaga berjangka menguat 7,0 sen atau 2,3% ke tingkat terbaik sejak Agustus 2014 pada level $ 3,205 per pon, didorong oleh data ekonomi kuat dari China sebagai pengguna logam merah terbesar di dunia.
 
Inflasi Inggris Meroket Di September

Inflasi Inggris Meroket Di September

g6FIS483QXWogy9mth18cg.jpeg


Inflasi Inggris naik ke tingkat tertinggi di lebih dari lima tahun di bulan September, menurut data resmi yang semakin memungkinkan Bank of England menaikkan suku bunga bulan depan.


Harga konsumen bulan lalu 3,0 persen lebih tinggi dari tahun lalu, Kantor Statistik Nasional mengatakan pada hari Selasa, sesuai dengan perkiraan rata-rata ekonom dalam sebuah jajak pendapat Reuters dan menandai kenaikan tercepat sejak April 2012.

Kenaikan inflasi - yang sebagian besar didorong oleh anjloknya pound sejak voting Brexit tahun lalu - telah mempengaruhi pendapatan rumah tangga tahun ini, sehingga pertumbuhan ekonomi melambat, karena rendahnya upah tidak dapat mengimbangi kenaikan biaya hidup.

Meskipun demikian, bulan lalu BoE mengatakan akan menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang, selama tekanan ekonomi dan harga terus menguat. Mayoritas ekonom dalam survei Reuters memperkirakan BoE akan bergerak pada pertemuan berikutnya di bulan November - namun sebagian besar juga mengatakan akan menjadi kesalahan untuk bertindak sekarang.

Bulan lalu BoE memperkirakan inflasi Inggris akan mencapai 3 persen di bulan Oktober, lebih tinggi dari yang diperkirakan satu bulan sebelumnya, ketika memperkirakan inflasi akan memakan waktu lebih dari tiga tahun untuk kembali mencapai target 2 persen.

Gubernur BoE Mark Carney pada pekan lalu mengatakan bank sentral akan menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang namun dia menolak untuk menggambarkan apakah akan segera selesai bulan depan, atau jika serangkaian kenaikan direncanakan.

Inflasi harga konsumen inti - yang tidak termasuk perubahan harga pada energi, pangan, alkohol dan tembakau yang biasanya berfluktuasi - stabil di 2,7 persen, seperti yang diperkirakan dalam jajak pendapat Reuters.
 
Pasar saham Asia Dekati Puncak, Pasar Cerna Pidato Xi

Pasar saham Asia Dekati Puncak, Pasar Cerna Pidato Xi

AOBRclWDTXGxAUs3y6X2jQ.jpeg


Pasar saham Asia konsolidasikan kenaikan dan pergerakan mata uang terus ketat pada hari Rabu karena investor menunggu untuk melihat kebijakan apa yang mungkin muncul dari konferensi Partai Komunis China.


Kongres yang berlangsung dua kali dalam satu dekade ini diharapkan dapat memperkokoh kekuatan Presiden Xi Jinping, yang memulai acara selama seminggu ini dengan pidato yang luas dimana dia mengatakan bahwa pasar akan dibolehkan memainkan peran yang menentukan dalam mengalokasikan sumber daya.

Investor tertarik pada arah reformasi pasar ekonomi dan keuangan selama lima tahun ke depan, meskipun sejarah menunjukkan bahwa peristiwa ini dapat disoroti secara detail.

Pada Selasa, Amerika Serikat kembali menolak menyebut China sebagai manipulator mata uang meskipun AS masih tetap mengkritik kebijakan ekonomi pemerintah China menjelang kunjungan Presiden Donald Trump yang direncanakan ke Beijing. Indeks CSI300 blue-chip naik 0,3 persen, sementara saham Shanghai menguat 0,1 persen.

Data ekonomi terbaru dari raksasa Asia tersebut umumnya menunjukkan hasil yang positif, sehingga memicu gelombang optimisme terhadap pertumbuhan global yang mendapat keuntungan dari saham di seluruh wilayah.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik, di luar Jepang, naik tipis 0,1 persen, mendekati level tertinggi sejak akhir 2007, sementara indeks saham Australia naik 0,2 persen. Indeks Nikkei Jepang menguat 0,1 persen dan mencoba merangkai sesi penguatan beruntun dalam ke 12.

Sementara dari Jepang, sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Kyodo menunjukkan koalisi Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menuju sekitar dua pertiga suara mayoritas dalam pemilihan umum hari Minggu.
 
Dolar Menguat Menjelang Data AS

Dolar Menguat Menjelang Data AS

jizh7I-NTgq_StDGxiygPw.jpeg


Dolar AS terdorong menguat terhadap mata uang utama pada hari Rabu, karena investor menantikan data ekonomi AS yang akan dirilis hari ini dan di tengah meningkatnya spekulasi atas kandidat ketua Federal Reserve berikutnya.


Menyusul laporan pada hari Senin bahwa Presiden AS Donald Trump lebih memilih ekonom Stanford John Taylor untuk menggantikan Ketua Federal Reserve Janet Yellen tahun depan, greenback masih terus mendapat dukungan. Taylor dipandang lebih hawkish dibanding Yellen saat ini.

Trump diperkirakan akan bertemu dengan Yellen hari ini sebagai bagian dari pencarian kandidat baru untuk menggantikan posisinya. Pelaku pasar juga mengawasi Gubernur Fed Jerome Powell dan mantan pejabat Fed Kevin Warsh sebagai kandidat potensial untuk menggantikan Yellen saat masa jabatannya berakhir pada bulan Februari.

Para pelaku pasar menantikan laporan izin bangunan AS dan data pembangunan perumahan, yang akan dirilis pada hari ini.

EUR/USD turun 0,29% ke level 1,1731, sementara GBP/USD turun 0,36% diperdagangkan pada level 1,3143 setelah data menunjukkan bahwa tingkat pengangguran Inggris stabil di bulan Agustus, sementara inflasi upah naik melampaui perkiraan.

Pound mendapat tekanan setelah gubernur baru Bank of England mengindikasikan pada hari Selasa bahwa dia tidak mendukung pandangan bahwa suku bunga mungkin perlu segera naik, sementara pejabat lainnya mengatakan bahwa dukungannya untuk kenaikan suku bunga "sangat bergantung pada data".

Yen dan franc Swiss melemah, dengan USD/JPY naik 0,46% pada level 112,72 dan dengan USD/CHF menguat 0,30% ke level 0,9812. Dolar Australia dan Selandia Baru melemah, dengan AUD/USD turun 0,31% pada level 0,7821 dan NZD/USD turun 0,68% diperdagangkan pada level 0,7122. Sementara itu, dolar Kanada stabil, dengan USD/CAD di level 1,2528.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,30% pada 93,64, level tertinggi sejak 9 Oktober.
 
Pasar Saham Asia Semakin Mendekati Puncak 10 Tahun

Pasar Saham Asia Semakin Mendekati Puncak 10 Tahun

ZLMIzEKKTiinsYgmToDkJA.jpeg


Pasar saham Asia naik ke level tertinggi dalam satu dekade terakhir pada hari Kamis, terus naik atas rally saham global, sementara dolar kembali menguat di balik lonjakan yield AS.


Ada sedikit reaksi pasar terhadap data China yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonominya sedikit mendingin hingga 6,8 persen pada kuartal ketiga pada basis tahunan dari kuartal kedua sebesar 6,9 persen, yang telah diprediksi secara luas. Hilang momentum pertumbuhan yang sederhana ini telah diperkirakan saat pemerintah menguasai pasar properti yang dipanaskan dan mengurangi pinjaman berisiko.

Data lain menunjukkan output industri China naik melampaui perkiraan 6,6 persen di September, sementara penjualan ritel juga menunjukkan hasil mengagumkan, meskipun pertumbuhan investasi turun melampaui perkiraan dan penjualan properti turun untuk pertama kalinya dalam dua tahun.

Indeks saham Asia Pasifik terbesar MSCI di luar Jepang naik 0,2 persen, mendekati puncak 10 tahun pada sesi Selasa.

Indeks Nikkei Jepang naik 0,6 persen ke level tertinggi 21 tahun, sementara KOSPI Korea Selatan, yang sempat memecahkan rekor selama seminggu terakhir, naik ke posisi tertinggi sepanjang sejarah sementara pasar saham Australia naik 0,2 persen. Indeks Shanghai melawan tren dan tergelincir 0,3 persen.

Di sesi kemarin, indeks Dow ditutup di atas level 23.000 untuk pertama kalinya pada hari Rabu, didorong oleh penguatan saham IBM setelah mengisyaratkan kembalinya pertumbuhan pendapatan perusahaan.

Kongres kongres dua kali dalam satu dekade di China dimulai pada hari Rabu. Fokusnya adalah pada seberapa besar kekuatan yang dapat ditempa oleh Presiden Xi Jinping, dan apakah dia akan menggunakan kekuatan ekstra untuk terus melangkah melalui reformasi pasar ekonomi dan keuangan yang lebih luas namun berpotensi berisiko.

Sementara itu, indeks dolar terhadap enam mata uang utama melemah ke level 93,393. Indeks tersebut mengakhiri kenaikan di empat sesi yang terjadi pada sesi perdagangan kemarin akibat lesunya data ekonomi AS namun masih mempu melanjutkan kenaikannya setelah yield Treasury 10-tahun AS melonjak 4 basis poin dengan harga obligasi safe haven jatuh akibat risk appetite investor yang lebih baik.

Terhadap yen, dolar menguat 0,05 persen ke level 113.000 yen setelah naik 0,6 persen di sesi kemarin. Smenetara terhadap euro, dolar bergerak naik 0,1 persen ke level $1,1800.
 
Ada Apa Dengan Emas

Ada Apa Dengan Emas

x7cwjfoiRICkhloiSCRkDw.jpeg


Kondisi pasar yang masih bergulat dengan ketidakpastian siapa yang akan menjadi ketua Federal Reserve berikutnya dan korelasi pengaruh terhadap prospek suku bunga membuat emas semakin terpuruk dan mencatat penurunan keempat berturut-turut pada hari Kamis, sehingga kian meluncur ke tingkat terendah di lebih dari satu minggu karena.


Pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan ketua Fed saat ini Janet Yellen hari ini merupakan sebagai bagian dari pencarian kandidat baru untuk menggantikan posisinya. Yellen sebenarnya saat ini masih menjadi pertimbangan Trump untuk kembali menjabat atau dengan kata lain meneruskan jabatannya.

Sementara menurut laporan media, John Taylor dianggap oleh para pengamat pasar sebagai sosok yang lebih hawkish dibandingkan Yellen, saat ini terlihat lebih diunggulkan. Ekonom Universitas Stanford itu diketahui sebagai pendukung kebijakan moneter berbasis aturan dan sesuai dengan rumusnya, yang dikenal dengan ‘Taylor Rule’, suku bunga the Fed harus jauh lebih tinggi dari tingkat saat ini.

Selain taylor, pelaku pasar juga melirik pandangan kepada Gubernur Fed Jerome Powell dan mantan pejabat Fed Kevin Warsh sebagai kandidat potensial untuk menggantikan Yellen saat masa jabatannya berakhir pada Februari mendatang. Presiden Donald Trump akan umumkan keputusan pemangku jabatan Fed berikutnya dalam beberapa "hari-hari mendatang," ungkap juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, pada hari Rabu.

Selain masalah kandidat ketua the Fed selanjutnya, penyebab turunnya minat pelaku pasar terhadap emas juga dipengaruhi oleh dolar AS yang masih bertahan di dekat level tertinggi dua minggu terhadap mata uang utama lainnya, sementara imbal hasil obligasi berada di dekat level tertinggi baru-baru ini, sehingga mengurangi daya tarik bullion.

Emas berjangka Comex turun $2,50 atau sekitar 0,2% di $1,280.50 per troy ounce setelah sempat sentuh level terburuk sejak 9 Oktober di $1,277.60 di awal sesi. Pada perdagangan sesi rabu, logam kuning tersebut turun sekitar 0,3%.

Perdagangan lainnya di Comex, perak berjangka diperdagangkan datar pada harga $17,00 per troy ounce. Di antara logam mulia lainnya, platinum turun 0,2% menjadi $923,40, sementara paladium naik 0,6% di harga $959,00 per ounce.

Sementara itu, tembaga berjangka stabil di $3,177 per pon karena investor mencerna rentetan data ekonomi yang dikeluarkan dari China, sebagai pengguna logam merah terbesar di dunia.

Lapran PDB kuartal ketiga China menunjukkan ekonomi negeri tirai bambu tersebut hanya tumbuh 6,8% dibandingkan tahun lalu, dan sesuai dengan ekspektasi analis. Namun angka tersebut lebih lembut dari pertumbuhan 6,9% yang terlihat pada kuartal kedua tahun ini.
 
Senat AS Luluskan Rencana Anggaran Pasar Ekuitas Asia Menguat

Senat AS Luluskan Rencana Anggaran Pasar Ekuitas Asia Menguat

21XgZbyOSPaUMYxmTp7rhA.jpeg


Saham Asia abaikan pelemahan sebelumnya dan catat kenaikan pada hari Jumat, dan dolar menguat setelah Senat AS menyetujui rancangan anggaran untuk tahun fiskal 2018 yang akan membuka jalan bagi Partai Republik untuk mengejar paket pemotongan pajak tanpa dukungan Demokrat.


Dengan suara 51 berbanding 49, Senat yang dikendalikan Partai Republik memilih langkah anggaran pada hari Kamis, yang akan menambahkan hingga $1,5 triliun ke defisit pemerintahan selama dekade berikutnya untuk membayar pemotongan pajak yang diajukan.

Indeks terluas di Asia-Pasifik MSCI di luar Jepang, yang mencapai level atas 10 tahun pada hari Selasa, naik 0,3 persen, namun masih sedikit melemah selama seminggu ini.

Saham berjangka AS pada hari Kamis naik 0,4 persen, dan imbal hasil Treasury 10-tahun AS naik menjadi 2,346 persen dari penutupan AS di 2,321 persen.

Sementara pasar saham Selandia Baru diperdagangkan datar setelah menguat dalam 13 sesi, pasca Partai New Zealand First yang nasionalis sepakat untuk membentuk sebuah pemerintahan baru dengan Partai Buruh beberapa minggu setelah negosiasi politik, mengakhiri kekuasaan Partai Nasional dari sayap kanan tengah dalam satu dekade.

Di Jepang, Nikkei beringsut naik 0,1 persen, dan menuju kenaikan mingguan yang kuat sebesar 1,5 persen. Nikkei berhasil mencatat kenaian dalam 13 sesi pada hari Kamis, kenaikan beruntun terpanjang sejak tahun 1988. Dan jika berhasil mencatat kenaikan ke-14 hari, maka indeks Nikkei akan bukukan rangkaian kenaikan terpanjang sejak 1961.

Pasar saham AS pada hari Kamis hampir flat, akibat saham Apple Inc yang turun 2,4 persen karena tanda-tanda melemahnya permintaan untuk iPhone 8 yang menyebabkan analis dan investor mempertanyakan strategi rilis perusahaan untuk ponsel terbarunya.

Dolar melemah dan imbal hasil obligasi AS turun pada hari Kamis setelah sebuah laporan bahwa Presiden Donald Trump lebih condong pada Jerome Powell sebagai ketua berikutnya dari Federal Reserve.

Powell merupakan yang paling dovish di antara tiga calon Republikan lainnya. Incumbent Janet Yellen, yang seorang Demokrat dan kebijakannya dipandang dovish, juga ada dalam daftar Trump, meskipun beberapa investor memperkirakan Trump untuk menunjuk seorang dari kubu Demokrat untuk menjabat.
 
Kuroda Peringatkan Lemahnya Profitabilitas Bank-Bank Regional

Kuroda Peringatkan Lemahnya Profitabilitas Bank-Bank Regional

w_27wW1zSYSxxhd8npjtoA.jpeg


Gubernur Bank of Japan, Haruhiko Kuroda pada hari Jum'at memperingatkan bahwa profitabilitas perbankan di kawasan regional mengalami penurunan, hal ini dikatakan dalam pengakuan yang jarang terjadi atas meningkatnya biaya pengenduran moneter bank sentral berkepanjangan.


Kuroda menyatakan kepercayaannya pada ekonomi Jepang, dengan mengatakan ekonomi Jepang berkembang cukup moderat berkat seimbangnya peningkatan baik permintaan eksternal maupun dalam negeri.

Dia juga mengatakan bahwa rumah tangga menjadi lebih menerima kenaikan harga karena mereka mendapati kenaikan upah dan pekerjaan yang cukup stabil.

"Jika kenaikan harga melebar, ekspektasi inflasi jangka menengah dan panjang akan terus meningkat," ungkap Kuroda. "BOJ memperkirakan inflasi akan meningkat mencapai target inflasi 2 persen," katanya dalam sebuah pertemuan tahunan asosiasi perwalian.

Namun, Kuroda mengatakan jatuhnya biaya pinjaman, yang menguntungkan perusahaan tapi mempengaruhi margin bank, mengikis profitabilitas institusi keuangan di wilayah regional Jepang.

"Tekanan struktural pada profitabilitas mereka akan berlanjut karena berkurangnya populasi dan menyusutnya peluang bisnis di kawasan Jepang," Kuroda menambahkan.

Berdasarkan kebijakan yang diberlakukan tahun lalu, BOJ mengarahkan suku bunga jangka pendek di minus 0,1 persen dan yield obligasi 10 tahun sekitar nol persen melalui pencetakan uang untuk mencapai target inflasi 2 persen. Tapi sikap itu telah menghancurkan margin di lembaga keuangan.

Namun, Kuroda mengulangi janji BOJ untuk mempertahankan pelonggaran moneternya yang "kuat" guna mencapai target harga secepat mungkin. Regulator keuangan Jepang, cemaskan beberapa bank daerah mengabaikan operasi pinjaman inti mereka, berencana untuk mempertanyakan bank daerah yang dianggap memiliki model bisnis yang buruk, ungkap beberapa sumber.
 
Penguatan Dolar Terhadap Yen Pasca Kemenangan Abe

Penguatan Dolar Terhadap Yen Pasca Kemenangan Abe

HJZj_XvsTqC86MFGfykKAw.jpeg


Dolar pada perdagangan awal pekan ini sempat menyentuh level tertinggi tiga bulan terhadap yen. Kenaika dolar ini atas kemenangan partai penguasa Jepang pada pemilu kemarin sehingga menjaga langkah stimulus dengan pelemahan yen pada kebijakan pemerintah.


Partai berkuasa Perdana Menteri Shinzo Abe mencetak kemenangan besar dalam pemilihan hari Minggu dengan koalisinya mempertahankan dua pertiga "mayoritas super" di majelis rendah, ungkap media lokal. Kemenangan Abe ini mengurangi kekhawatiran bahwa langkah ekonomi yang diimplementasikan di bawah kepemimpinannya - seperti kebijakan moneter pengengenduran super Bank of Japan - akan terganggu dan menghentikan depresiasi yen terhadap dolar.

Dolar AS naik 0,25 persen terhadap yen dan berada pada level 113,79, kehilangan sedikit momentum setelah sebelumnya sempat menyentuh level 114,10, tertinggi sejak 11 Juli. Masashi Murata, ahli strategi mata uang senior di Brown Brothers Harriman di Tokyo, mengatakan bahwa pemilihan yang mendukung dolar/yen tersebut kemungkinan akan mereda lebih cepat, dengan fokus pasar kembali ke faktor AS seperti upaya reformasi pajak.

Greenback telah menguat sekitar 0,9 persen pada hari Jumat setelah Senat AS menyetujui cetak biru anggaran untuk tahun fiskal 2018, menyelesaikan rintangan penting bagi Partai Republik untuk mengejar paket pemotongan pajak tanpa dukungan Demokrat.

Dolar juga didukung oleh imbal hasil AS naik, dengan yield 2 tahun mencapai level sembilan tahun, setelah perkembangan reformasi pajak mendorong ekspektasi kenaikan pinjaman Pemerintah AS dan inflasi kemungkinan juga mengalami kenaikan.

Titik fokus dolar lainnya adalah siapa yang akan ditunjuk oleh Presiden AS Donald Trump sebagai ketua Federal Reserve berikutnya. Investor berharap siapapun yang dinominasikan mengejar kebijakan moneter yang sama yang telah mendukung kenaikan harga saham selama sembilan tahun terakhir.
 
Penguatan Dolar Runtuhkan Emas

Penguatan Dolar Runtuhkan Emas

NEztH6mKQXKhqyJzohWsDA.jpeg


Harga emas mencapai level terendah di lebih dari dua minggu pada hari Senin karena penguatan dolar terus memberi tekanan pada logam mulia tersebut.


Pada perdagangan di divisi Comex New York Mercantile Exchange, emas untuk pengiriman Desember anjlok $2,94, atau sekitar 0,2% menjadi $1.277,56 per ons. Emas berada di bawah level terendah intraday di level $1.275,58 yang dicapai pada sesi sebelumnya, dan menjadi level terendah sejak 6 Oktober.

Indeks dolar AS naik 0,19% pada level 93,75. Emas sangat sensitif terhadap kenaikan dolar karena penguatan dolar membuat logam mulia lebih mahal bagi pemegang mata uang asing.

Dolar menemukan topangan atas harapan reformasi pajak AS yang meningkat pekan lalu setelah Senat menyetujui rancangan anggaran yang akan memungkinkan Partai Republik untuk mengejar pemotongan pajak tanpa dukungan Demokrat.

Greenback akhiri pekan lalu dengan penguatan 0,69%, kenaikan mingguan kelima dalam enam minggu terakhir. Investor memperkirakan dorongan fiskal untuk mendorong inflasi, yang pada gilirannya akan menambah tekanan pada Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunga, yang dikenal sebagai perdagangan "Trumpflasi".

Perdagangan logam lainnya, perak turun 0,50% pada level $16,993 per troy ounce. Platinum turun 0,62% pada $921,05 per troy ounce, sementara paladium turun 0,44% menjadi $965,60 per troy ounce dan kedua logam tersebut menyentuh posisi terendah satu minggu dalam semalam.

Sementara yang mencatat kenaikan, tembaga naik 0,24% menjadi $3,173 per pon setelah pemerintah China menegaskan kembali bahwa ekonomi negara tersebut berada di jalur yang tepat untuk mencapai target pertumbuhan resmi meskipun pasar perumahan melambat.
 
Penguatan Dolar Runtuhkan Emas

Penguatan Dolar Runtuhkan Emas

NEztH6mKQXKhqyJzohWsDA.jpeg


Harga emas mencapai level terendah di lebih dari dua minggu pada hari Senin karena penguatan dolar terus memberi tekanan pada logam mulia tersebut.


Pada perdagangan di divisi Comex New York Mercantile Exchange, emas untuk pengiriman Desember anjlok $2,94, atau sekitar 0,2% menjadi $1.277,56 per ons. Emas berada di bawah level terendah intraday di level $1.275,58 yang dicapai pada sesi sebelumnya, dan menjadi level terendah sejak 6 Oktober.

Indeks dolar AS naik 0,19% pada level 93,75. Emas sangat sensitif terhadap kenaikan dolar karena penguatan dolar membuat logam mulia lebih mahal bagi pemegang mata uang asing.

Dolar menemukan topangan atas harapan reformasi pajak AS yang meningkat pekan lalu setelah Senat menyetujui rancangan anggaran yang akan memungkinkan Partai Republik untuk mengejar pemotongan pajak tanpa dukungan Demokrat.

Greenback akhiri pekan lalu dengan penguatan 0,69%, kenaikan mingguan kelima dalam enam minggu terakhir. Investor memperkirakan dorongan fiskal untuk mendorong inflasi, yang pada gilirannya akan menambah tekanan pada Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunga, yang dikenal sebagai perdagangan "Trumpflasi".

Perdagangan logam lainnya, perak turun 0,50% pada level $16,993 per troy ounce. Platinum turun 0,62% pada $921,05 per troy ounce, sementara paladium turun 0,44% menjadi $965,60 per troy ounce dan kedua logam tersebut menyentuh posisi terendah satu minggu dalam semalam.

Sementara yang mencatat kenaikan, tembaga naik 0,24% menjadi $3,173 per pon setelah pemerintah China menegaskan kembali bahwa ekonomi negara tersebut berada di jalur yang tepat untuk mencapai target pertumbuhan resmi meskipun pasar perumahan melambat.
 
Catat Kenaikan di Asia, Emas Bangkit Dari Penurunan Kemarin

vVcY3cikTyWxplsWcW5JRw.jpeg


Catat Kenaikan di Asia, Emas Bangkit Dari Penurunan Kemarin

Harga emas menguat di Asia pada sesi perdagangan Selasa ditopang oleh sentimen aksi beli di pasar fisik berkat melemahnya dolar karena beralihnya perhatianpasar pada siapa yang akan menjadi kepala bank sentral AS berikutnya.


Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa dia "sangat, sangat dekat" untuk menentukan siapa yang harus memimpin Federal Reserve setelah melakukan interview pada kelima kandidat untuk menduduki jabatan tersebut.

Kelima kandidat yang disebutkan Trump juga termasuk Ketua Fed saat ini Janet Yellen, yang masa jabatannya akan berakhir pada bulan Februari. Kandidat lainnya adalah Gubernur Fed Jerome Powell, ekonom Universitas Stanford John Taylor, penasihat ekonomi utama Trump Gary Cohn, dan mantan Gubernur Fed Kevin Warsh.

Di samping penunjukan kandidat yang lebih hawkish yang dipercaya akan menopang dolar, para pelaku pasar juga sedang memantau perkembangan reformasi pajak AS. Persetujuan Senat mengenai resolusi anggaran pada hari Jumat lalu meningkatkan harapan bahwa rencana pajak Trump akan semakin terealisasi di tahun ini.

Kondisi-kondisi inilah yang dimanfaatkan logam mulia tersebut untuk mengurangi penurunan yang terlah terjadi sejak jatuh di bawah tingkat harga kunci $1300 di tengah tanda-tanda perkembangan reformasi pajak dan ekspektasi yang berkembang bahwa bank sentral AS akan menaikkan suku bunga akhir tahun ini.

Indeks dolar turun 0,16% ke level 93,57. Emas sangat sensitif terhadap kenaikan imbal hasil obligasi dan dolar AS membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang asing ketika dolar AS menguat. Kontrak emas untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Mercantile Exchange naik 0,27% menjadi $1.284,36 per troy ounce.

Pada sesi kemarin, harga emas relative tidak berubah pada hari Senin akibat dibayangi penguatan dolar sehingga terus membebani momentum kenaikan logam mulia. Pada hari perdagangan yang sepi dari data ekonomi tingkat atas, harga emas cenderung berada di bawah tekanan atas tanda-tanda bahwa sentimen pada dolar berbalik positif setelah data menunjukkan para pelaku pasar terus melepas taruhan bearish mereka di greenback.

Namun, para spekulan menurunkan taruhan bearish bersih pada dolar ke tingkat terendah di lebih dari sebulan, data Commodity Futures Trading Commission menunjukkan pada hari Jumat.
 
Dolar Kokoh Di Tengah Spekulasi Ketua Fed

vpcVwrEiQnOFbp2SdsaiJg.jpeg


Dolar Kokoh Di Tengah Spekulasi Ketua Fed

Dolar mendekati level tertinggi dua minggu terhadap mata uang utama pada perdagangan sesi Selasa meski spekulasi terhadap siapa yang akan menjabat ketua Federal Reserve selanjutnya masih cukup kuat.


Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, bergerak tipis pada level 93,75. Dolar pada hari Senin menguat berkat ekspektasi terhadap reformasi pajak AS setelah Presiden Trump pada hari Minggu mengatakan dia optimis Kongres akan melewati rencana pajak yang bisa dia tanda tangani pada akhir tahun.

Presiden Donald Trump mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa dia "sangat, sangat dekat" untuk menentukan siapa yang harus memimpin The Fed setelah interview pada lima kandidat. Kelima kandidat tersebut termasuk diantara petahana Ketua Fed Janet Yellen, yang masa jabatannya akan berakhir pada bulan Februari, serta Gubernur Fed Jerome Powell, ekonom Universitas Stanford John Taylor, penasihat ekonomi utama Trump Gary Cohn, dan mantan Gubernur Fed Kevin Warsh.

Dolar menguat terhadap yen, USD/JPY naik 0,22% ke level 113,68, mendekati level tertinggi di tiga bulan di 114,09 yang dicapai pada sesi Senin.

Euro stabil, dengan EUR/USD bertahan di level 1.1756. Data pada hari Selasa menunjukkan bahwa aktivitas sektor swasta zona euro terus berkembang dengan mantap pada bulan Oktober.

Sterling diperdagangan melemah, dengan GBP/USD diperdagangkan di level 1,3186 setelah Deputi Gubernur Bank of England Sir Jon Cunliffe memperingatkan bahwa dengan ekonomi Inggris yang menderita pertumbuhan lemah, ini adalah "pertanyaan terbuka" apakah bank akan menaikkan biaya pinjaman pada bulan November.

Di tempat lain, dolar Selandia Baru sempat turun ke level terendah dalam lima bulan dalam sesi kemarin, dan terakhir terpantau NZD/USD turun 0,55% ke level 0,6926. Kiwi melemah secara luas dalam beberapa sesi terakhir di tengah kekhawatiran bahwa perlambatan investasi asing di bawah pemerintahan koalisi partai buruh mendatang bisa mencapai pertumbuhan dan meminta Reserve Bank of New Zealand untuk mempertahankan suku bunga pada rekor terendah saat ini lebih lama lagi.
 
Pasar Saham Asia Naik Tipis, Nikkei Menuju Kenaikan ke-17

0lNrZrKCTQaZG1z4BtNXaQ.jpeg


Pasar Saham Asia Naik Tipis, Nikkei Menuju Kenaikan ke-17

Pasar saham Asia naik tipis pada hari Rabu, sementara yield Treasury AS dan dolar mendapat kenaikan menyusul sebuah laporan bahwa senator Partai Republik terlihat lebih memilih John Taylor sebagai suksesor Yellen.


Indeks saham terbesar Asia Pasifik di luar Jepang, MSCI acuhkan penurunan di awal sesi dan naik 0,2 persen.

Sementara indeks Nikkei Jepang naik 0,1 persen di penutupan sesi pagi, turun dari level tertinggi sesi namun masih menuju ke kenaikan ke17 berturut-turut yang belum pernah terjadi sebelumnya pasca kemenangan koalisi Perdana Menteri Shinzo Abe dalam pemilihan hari Minggu sehingga meningkatkan harapan investor untuk terus melakukan stimulus dan kemungkinan pelemahan yen.

Di China, Indeks blue-chip CSI300 naik 0,3 persen, sementara indeks komposit Shanghai naik 0,1 persen di awal sesi. Partai Komunis China yang berkuasa akan mengungkapkan jajaran kepemimpinan barunya pada hari Rabu ketika Presiden Xi Jinping memperkenalkan Komite Tetap Politburo-nya.

Di Wall Street pada hari Selasa, hasil yang lebih kuat dari ekspektasi dan perkiraan dari perusahaan termasuk 3M dan Caterpillar juga memicu optimisme mengenai kekuatan ekonomi, dengan Dow Jones Industrial Average ditutup pada rekor tertinggi.

Pada Selasa kemarin, Presiden AS Donald Trump menggunakan makan siang dengan anggota Partai Republik Senat untuk mendapatkan pandangan mereka tentang siapa yang pantas di”sentuh” untuk menjadi ketua Federal Reserve berikutnya, menurut senator yang hadir.

Sebuah sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan Trump melakukan poling di partai Republikan mengenai apakah mereka lebih memilih John Taylor atau Gubernur Fed saat ini Jerome Powell untuk posisi tersebut, dan lebih banyak senator memilih Taylor. Taylor dipandang sebagai seseorang yang mungkin menempatkan bank sentral pada jalur knaikan suku bunga yang lebih cepat.

Berita tersebut menopang yield Treasury AS 10 tahun ke level tertinggi sejak Maret. Imbal hasil treasury 10 tahun AS mencapai 2,417 persen di perdagangan Asia, naik dari penutupan AS di 2,406 persen pada hari Selasa, saat naik hingga 2,428 persen.

Dolar secara singkat melemah pada hari Selasa setelah sebuah laporan CNBC, dengan mengutip seorang ajudan pemimpin senat Mitch McConnell, bahwa tiga Senator GOP tidak boleh mengembalikan tagihan pajak Republikan. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,2 persen pada 93,962.

Dolar stabil terhadap yen di level 113,89 yen, meski sedikit di bawah level tertinggi tiga bulan pada level 114,10 yen pada hari Senin. Euro sedikit melemah terhadap dolar di level $ 1.1758.
 
Data PDB Topang Sterling Sentuh Level Tertinggi Harian

8nMxn1GoRWyPpULbQtAccw.png


Data PDB Topang Sterling Sentuh Level Tertinggi Harian

Sterling melaju naik ke level tertinggi harian pada sesi perdagangan Rabu setelah data menunjukkan pertumbuhan ekonomi Inggris mencatat kenaikan pada kuartal ketiga dan pertumbuhan ini dipandang sebagai peluang kenaikan suku bunga oleh Bank of England pada bulan depan.


Biro Statistik Nasional Inggris melaporkan produk domestik bruto tumbuh sebesar 0,4% dalam tiga bulan hingga September, naik dari pertumbuhan 0,3% pada kuartal sebelumnya. Laporan ini llebih baik dari ekspektasi ekonom yang memperkirakan PDB Inggris stabil di 0,3%.

Pada basis tahunan, perekonomian Inggris mencatat pertumbuhan 1,5%. Sebauh hasil yang sama dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya dan juga melampaui perkiraan untuk ekspansi sebesar 1,4%.

Pada laporan ONS itu disebutkan output sektor jasa memberikan sebagian besar kontribusi pertumbuhan, yang meningkat sebesar 0,4% selama kuartal tersebut. Sektor manufaktur juga kembali tumbuh, dengan output meningkat sebesar 1,0%, namun aktivitas konstruksi mengalami kontraksi sebesar 0,7% pada kuartal tersebut.

Kenaikan pertumbuhan ekonomi ini semakin memperkuat harapan bahwa BoE akan menaikkan suku bunganya pada bulan depan, meskipun pertumbuhan 0,4% ini masih jauh di bawah tingkat pertumbuhan jangka panjang Inggris.

Hasil positif pada PDB di kuartal ini menopang nilai tukar sterling terhadap dolar AS dan euro. GBP/USD terpantau sempat menyentuh level 1,3176 atau mencatat kenaikan naik 0,31% dari sekitar level 1,3122 menjelang laporan tersebut. Sementara Euro jatuh ke posisi terendah hari ini terhadap pound pasca laporan tersebut, dengan EUR/GBP terakhir terpantau turun 0,38% ke level 0,8922 dari sekitar level 0,8966 sebelum laporan dirilis.
 
Flat, Pasar Saham Asia Terpengaruh Penurunan Wall Street?

B9MhStP-RZ2xGukfMjEWOg.jpeg


Flat, Pasar Saham Asia Terpengaruh Penurunan Wall Street?

Perdagangan di pasar saham Asia hampir tidak berubah pada hari Kamis, tertahan oleh penurunan saham Wall Street dari level rekor tertinggi, sementara di sektor mata uang, euro meluaskan penguatan menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa dimana BOE bisa saja mengambil langkah besar atas kebijakan akomodatifnya.


Indeks terluas saham Asia Pasifik MSCI di luar Jepang diperdagangkan datar. Saham Australia dan KOSPI Korea Selatan keduanya malah mencatat penurunan 0,1 persen. Sementara, indeks Nikkei Jepang, yang harus menghentikan penguatan beruntunnya dalam 16 hari, acuhkan penurunan Wall Street dan naik 0,2 persen, terangkat oleh saham yang didukung oleh pendapatan yang kuat. Indeks saham Shanghai juga mencatat penguatan dan naik 0,4 persen.

Indeks saham AS jatuh pada hari Rabu atas laporan pendapatan kuartalan yang relative lemah, dengan Dow Jones Industrial Average hadapi hari terburuk dalam tujuh minggu setelah sempat mencatat rekor puncak di sesi sebelumnya. Diantara saham yag mengalami penurunan termasuk diantaranya produsen chip AMD, yang sahamnya jatuh 13,5 persen setelah menghadapi tekanan kompetitif dengan perkiraan yang menunjukkan penurunan pendapatan kuartal keempat dari kuartal ketiga.

Di pasar mata uang, euro lanjutkan penguatan kemarin dan mencapai level tertinggi enam hari di$1,1833, menyertai kenaikan yield obligasi 10 tahun Jerman ke level tertinggi 3 minggu sebesar 0,50 persen. Kenaikan yield obligasi Jerman dan euro tersebut didorong oleh ekspektasi ECB akan mengurangi stimulus pembelian obligasi dan mengambil langkah terbesar dalam melepaskan pengenduran kebijakan moneter.

Sementara itu, dolar melemah terhadap yen dengan penurunan 0,2 persen pada level 113,520 yen meski greenback berhasil naik ke level tertinggi tiga bulan di level 114.245 yen pada sesi kemarin karena imbal hasil Treasury 10-tahun acuan AS melonjak ke puncak tujuh bulan sebesar 2,475 persen.

Tetapi dolar kembali melemah mengikuti imbal hasil Treasury yg juga kembali turun di tengah penurunan saham Wall Street. Hasil Treasury 10-tahun terakhir bertahan di 2,429 persen. Indeks dolar terhadap enam mata utama turun 0,15 persen pada level 93,565, terendah dalam enam hari.

Mengikuti jejak euro, sterling juga meneruskan penguatannya semalam dan terpantau berada di level $1,3278, level tertingginya dalam 10 hari. Sterling naik hampir 1 persen pada hari sebelumnya setelah data pertumbuhan ekonomi Inggris yang melampaui perkiraan memperkuat ekspektasi Bank of England akan menaikkan suku bunganya minggu depan.

Juga mencatat kenaikan besar, dolar Kanada yang pada sesi kemarin turun 1 persen ke level terendah tiga bulan di C$1,2816 per dolar setelah Bank of Canada kembali mempertahankan suku bunga seperti yang diharapkan, berhasil rebound ke level C$ 1,2789 per dolar karena pernyataan dovish dari bank sentral Kanada terdengar oleh pelaku para pelaku pasar.
 
Back
Top